Share

Satu Ranjang

"Kamu mau saya antar ke kampus atau ke rumah Mama?" tanya Pak Alvin, dia melirikku sebentar. Lalu kembali fokus ke jalan.

"Ke rumah Mama aja dulu," balasku. Aku harus mengobatinya.

Sesampainya di rumah mertuaku, kondisi sepi. Sepertinya tidak ada orang di rumah ini, selain Bu Iffah.

"Emang selalu sepi gini ya rumah?" gumamku, ternyata masih bisa terdengar olehnya.

"Iya. Ayah sama Mama bekerja," balas Pak Alvin.

"Mama kerja apa?" tanyaku.

"Mama sekrretaris Ayah," balas Pak Alvin. Aku manggut-manggut saja. Tak ingin bertanya lebih.

Aku langsung ke dapur, sedangkan dia langsung naik ke lantai dua. Merebus air hanya membutuhkan waktu lima menit, setelahnya aku mengambil handuk kecil di lemari yang berada di dapur, dan bergegas ke kamar.

Ku lihat dia tengah main ponsel di sofa, belum melepas kemejanya, masih dalam kondisi wajah yang lumayan buruk, tapi masih ganteng kok.

"Biar saya kompres Pak," kataku dan ikut duduk di sofa. Menaruh baskom kecil di meja. Lalu, melihat wajahnya.

"Nggak usa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status