Share

Kaulah Orangnya

Author: Kaiwen77
last update Last Updated: 2023-07-09 16:08:55

"Bagaimana bisa kau hidup kembali?"

Wajah Yuksel nampak begitu terkejut setengah mati. Serta rasa penasaran yang menyelimuti, hingga tubuh mulai turun ke kuburan yang digali sendiri. Dengan tangan yang masih memegang cangkul, membuat tubuh Kimberly beringsut. Yuksel ... tidak akan melanjutkan pemakaman dengan mencincang tubuhnya menggunakan cangkul tersebut kan.

"Tolong jangan mendekat Grand Duke," pinta Kimberly masih memiliki rasa takut.

Namun, Yuksel terus saja mendekat hingga menyudutkan Kimberly di galian kuburan. "Kenapa kau bisa hidup lagi? Apa tadi kau pura-pura mati?"

Kimberly menatap netra hazel milik Yuksel yang dipenuhi kepanikan. Wajah yang dikabarkan begitu dingin, tak pernah terjamah ekspresi. Di hadapannya, Grand Duke ini seperti bukan Yuksel saja. Cangkul baru saja terjatuh dari tangan Yuksel, lantas jemari yang dibalut sarung tangan mulai menyentuh nadi karotis Kimberly.

"Bagaimana ...."

Tubuh Yuksel perlahan mundur usai memastikan sesuatu. Hal yang tak mungkin itu baru saja Yuksel saksikan. Istri yang disentuh harusnya meninggal, tapi Kimberly justru hidup kembali. Meski heran dengan reaksi Yuksel, tapi kepala Kimberly langsung terangkat dan mata menatap ke atas, langit telah menurunkan hujan pada kulit bumi.

Seketika Kimberly menjadi panik. "Kita harus segera keluar Grand Duke! Bila tidak galian ini akan menjadi kolam dan kita akan mati!"

Sorot mata Yuksel menatap serius. "Kau lebih takut mati tenggelam, dari pada mati di tanganku?"

Kimberly tertegun. Pria yang dirinya sebut suami ini, tak akan mencoba membunuhnya dengan membiarkan Kimberly mati tenggelam karena air hujan kan? Itu hal yang cukup memalukan jika menjadi buah bibir di masyarakat kota Lefan. Mata Yuksel masih menatap serius, kemudian berjalan mendekat.

"Di sini tidak ada siapa pun," ujar Yuksel sembari menyeringai.

Wajah Kimberly menunjukkan ketakutan. "Apa maksudmu Grand Duke? Apa kau tidak takut tidurmu dihantui oleh istri-istri yang kau bunuh!"

Yuksel telah menyudutkan Kimberly kembali, jemari tersebut menyentuh pipinya. "Roh para istriku pun, berpikir ribuan kali untuk menghantuiku."

Mata birunya melotot mendapati Yuksel yang sedang melepaskan kancing piyama tidurnya. Terburu Kimberly menangkap tangan suaminya ini. Matanya saling bertatapan dengan Yuksel, mata yang kembali menyorot dingin serta tajam.

"Grand Duke, apa kau akan menyentuh istrimu di galian kuburan? Terlebih tempat ini akan segera tergenang air hujan!"

Yuksel menyeringai dan berbisik, "hujan apa yang membuat kuburan tergenang dalam waktu singkat? 15 menit juga cukup bagiku untuk mencicipimu, istriku."

Ketika kepala Kimberly menoleh, tanpa penuh pertimbangan Yuksel langsung mencium bibirnya. Menyesap cukup rakus dan tangan kiri mengukung kedua lengannya, sementara jemari lain sibuk melepaskan kancing baju tidurnya. Ini pemaksaan!

"Ugh!"

Yuksel yang semula menyesap kulit leher Kimberly, sempat berhenti dan menyeringai. "Kenapa? Apa rasa sakitnya mulai hinggap lagi? Rasa sakit seperti menuju ajal."

Tubuh Kimberly menjadi lemas. Mulutnya ingin memaki namun sama sekali tidak bisa bergerak. Seluruh otot tubuhnya melumpuh. Dalam keadaan seperti ini, Yuksel justru memanfaatkan untuk melucuti seluruh pakaian Kimberly dengan cepat.

Mata Kimberly berusaha tetap terjaga, hanya demi memastikan tato di dada Yuksel itu! Tapi nyatanya. Jangankan mata, seluruh nadi di tubuh Kimberly pun berhenti berfungsi. Yuksel menatap pada Kimberly yang sepenuhnya telah mati.

Meski begitu, sama sekali tak menyurutkan niat Yuksel untuk menyetubuhi Kimberly. Di tengah-tengah galian kuburan, untuk kali pertama, Kimberly diterobos. Tanpa jeritan rasa sakit atau tangisan, sama sekali tak ada meski Yuksel terus saja bergerak liar. Karena Kimberly telah mati!

Hingga rintik hujan tak lagi memberi berkah pada bumi. Saat itu mata Kimberly mulai mengerjap. Samar-samar telinga mendengar suara berbagai jenis binatang saling bersahutan.

"Tiga, dua, satu."

Kepala Kimberly menoleh mendengar suara itu. Segera, tubuh beringsut begitu mendapati Yuksel duduk di sebelahnya. Namun, Kimberly meringis ketika tubuh di bawah sana terasa sakit dan perih. Mata Kimberly terbelalak menyadari sesuatu telah terjadi, sampai netra birunya melotot pada Yuksel.

"Sudah kuduga," ujar Yuksel sembari menyeringai, "kaulah orangnya."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dinikahi Grand Duke Beracun   Tamat

    Kabar mengenai perjodohan antara putri tangan kanan Raja dengan Pangeran Noah menyebar dengan cepat di telinga para warga ibukota Kairi. Terdengar juga gosip lainnya. Bahwa banyak yang patah hati atas perjodohan itu. Tentu saja dari pihak yang menyukai Noah juga Prisa. Namun, tak sedikit juga orang yang memberi selamat atas perjodohan itu. Karena merasa memang mereka berdua sangat cocok.Sementara Noah berdiri di hadapan gerbang rumah Prisa dengan kereta kuda terparkir. Nampak menanti sosok Prisa yang keluar kediaman dengan mengenakan dress berwarna peach dengan corak bunga sederhana. Bibir Prisa tersenyum malu saat Noah berjalan mendekat dan menawarkan tangan."Padahal saya bisa jalan sendiri Pangeran," ujar Prisa sangat pelan."Tidak, biarkan aku yang membantumu berjalan hingga menaiki kereta," sahut Noah terdengar ramah.Noah sudah berjanji membawa Prisa mengelilingi ibukota Kairi lewat jalur sungai. Kejernihan warna sungai dengan sekitar dihuni para pedagang sepanjang perjalanan.

  • Dinikahi Grand Duke Beracun   Apakah Boleh Seperti Ini?

    Malam harinya. Kimberly mendudukkan diri di sudut ranjang. Mata membingkai sosok Yuksel yang membawa pekerjaan ke kamar. Rasa kesal membuatnya menampar dokumen dari tangan suaminya.Hingga mata Yuksel melirik. "Sayang.""Apa ini ruang kerjamu?" Nada suaranya terdengar mengeluh.Yuksel yang mengerti langsung menutup dokumen dan meletakkan di meja samping ranjang. Lantas merentangkan tangan dengan tubuh masih menyender pada board ranjang. Kimberly menjadi tersenyum dan mulai menempatkan diri di pelukan suaminya."Ingin membicarakan sesuatu?" tanya Yuksel.Kepala Kimberly pun mengangguk. "Iya, aku ingin bicara.""Soal Noah dan Prisa?" tanya Yuksel lagi mulai mengerti.Lagi, kepalanya mengangguk. "Iya, suamiku."Jemari Yuksel mengusap kepalanya. "Ayo bicara padaku."Kimberly menggerakkan tubuhnya, mencari tempat yang paling nyaman. Yuksel tersenyum atas kelakuan darinya. "Aku benar-benar ingin Prisa dan Noah bisa bersama," ujarnya."Bukankah ayah sudah menyarankan soal perjodohan?" singg

  • Dinikahi Grand Duke Beracun   Menyatukan Kedua Anak

    Setelah beberapa hari berlalu, Kimberly selalu saja mendapat kabar. Kalau ketiga putri sangat akur satu dengan lainnya. Hal yang selalu membuat Kimberly tersenyum senang.Kimberly sendiri dalam perjalanan menuruni anak tangga. Setelah mendengar kalau Emma akan berkunjung. Dengan membawakan buah yang baru saja dipanen."Emma," sebutnya dengan senang begitu melihat istri dari Aiden ini.Emma sendiri sempat ikut tersenyum, namun sedetik kemudian menunjukkan wajah heran. "Tumben hari ini Ratu saya bisa tersenyum lebar begini."Mendengarnya Kimberly langsung tertawa. "Aku merasa sangat senang."Mata Emma membulat terkejut. "Apa Yang Mulia mengandung anak kelima?"Anak kelima, kata yang selalu Yuksel bicarakan padanya. Saking bosannya, Kimberly langsung menghela napas. Emma yang merasa tebakan salah, menjadi lebih penasaran."Memangnya bukan ya?""Bukan itu, tapi akhirnya ada hari di mana ketiga putriku itu akur. Aku merasa sangat bahagia," ujarnya dengan tersenyum lebar.Setelah tahu apa y

  • Dinikahi Grand Duke Beracun   Kelakuan Para Putri

    Beberapa saat kemudian. Yuksel terlihat duduk di ruang kerja, tak lama pintu diketuk dan dibuka oleh pelayan. Terlihat Noah berjalan masuk ditemani oleh Yoshi.Mata Yuksel menatap sang putra yang sudah berusia 14 tahun. Noah memiliki tubuh yang tinggi dan berisi, serta ketampanan dari Yuksel benar-benar menurun pada Noah. Hingga terkenal di kalangan bangsawan dan juga putri para menteri."Kau sudah dengar masalah bencana di kota sebelah?" singgung Yuksel.Noah duduk di kursi sekitar Yuksel. "Sudah, Ayah.""Apa kau memiliki solusi?"Dan Yuksel selalu bertanya pada sang putra. Setiap kali ada masalah yang melibatkan kerajaan. Karena, Yuksel ingin Noah lebih cepat memahami dan ketika mewarisi tahta tidak akan terkejut begitu beratnya tanggung jawab seorang raja."Jumlahnya cukup banyak, jika membantu maka banyak dana yang harus dikeluarkan. Alangkah baiknya menyediakan lahan dan bantuan medis saja. Untuk dana Ayah bisa berikan seperlunya saja."Yuksel langsung tersenyum. "Ayah juga beren

  • Dinikahi Grand Duke Beracun   Tujuh Tahun Berlalu

    Yuksel dan Kimberly terpaksa kembali ke kediaman dengan cepat. Karena malamnya akan menghadiri pernikahan dari Liliana dan Julian. Kemudian mereka menikmati pesta yang diadakan di istana dengan meriah.Meski di dalam pesta itu, ada seorang wanita yang hanya bisa menahan kemarahan di pojok ruangan. Tentunya dia adalah mantan Putri Mahkota yang hanya dijadikan selir. "Dia hanya anak ingusan, tapi berani sekali merebut Raja dari tangan Anda."Wanita itu menoleh ke arah Arabella. "Bukankah kau juga sama? Kau waktu itu kalah dari anak ingusan seperti Ratu Kimberly."Arabella menatap kesal pada selir Raja ini. Namun tak bisa berbuat apa pun, karena selain berada di pesta. Derajat Arabella juga tidak sebanding.Sementara Kimberly yang mulai lelah. Memutuskan duduk di kursi khusus yang disediakan untuknya. Yuksel yang semula berbicara dengan Yoshi dan Liliana, langsung melirik ke arahnya."Aku akan ke istriku," ujar Yuksel.Yoshi menatap sang adik yang sejak tadi sedang diawasi oleh Julian,

  • Dinikahi Grand Duke Beracun   Berciuman Saat Lonceng Berbunyi

    Pagi harinya, mereka semua sarapan bersama. Madam Ane pun mengulas senyum selama mengawasi suasana ruang makan yang dulu begitu sepi. Sekarang sangat ramai, apalagi Alesha yang selalu berteriak pada Isabella."Katanya rumah Kakek Aaron ada di kota ini juga?" Noah memulai kata setelah sarapan selesai.Mendengar hal itu, Aaron menoleh. "Benar, Nak.""Apa aku boleh berkunjung?" tanya Noah.Isabella menjadi bersemangat. "Aku juga! Aku ingin melihat kediaman Kakek!"Mendengar hal itu, Aaron langsung melirik ke arah Kimberly dan Yuksel. Meski sang kakek merasa tidak sedikit masalah. Tapi, ada pihak lain yang kemungkinan tidak akan setuju."Lebih baik tidak usah ya, tidak ada yang bisa dilihat dari kediaman kakek itu," tolak Aaron.Kimberly menatap pada sang ayah. Mungkin Aaron tidak ingin anak-anaknya tahu, kondisi seperti apa dirinya ketika tumbuh sewaktu dulu. Karena masa lalu yang buruk memang sebaiknya tidak diceritakan dan lebih baik dilupakan."Hanya melihat dari depan juga tidak bole

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status