Share

Bab 44

Author: GadihJambi
last update Last Updated: 2025-08-08 14:31:22

Pagi harinya...

Avin turun ke lantai bawah dengan wajah segar, meskipun kantung matanya masih sedikit kelihatan. Pikiran mulai tenang setelah mengguyur kepalanya dengan air dingin saat mandi tadi.

Ia memasuki ruang makan dan di sana semua keluarganya sudah berkumpul untuk sarapan.

“Bik, Tolong bikinkan bubur hangat yang gampang dicerna untuk istriku! Nanti aku bawa ke atas setelah aku sarapan! Assalamualaikum cantiknya, Baba?”

Avin memberikan perintah pada Bik Ira yang lagi menata makanan di atas meja makan, lalu menyapa hangat putri cantiknya yang sudah siap duduk di kursi bayinya.

Pria tampan itu melabuhkan kecupan hangat di kedua pipi gembul bayi cantik dan menggemaskan itu. Si kecil yang dicium Babanya mengeluarkan bahasanya sambil mengangkat kedua tangannya seolah-olah minta d angkat.

Avin yang memang merindukan putrinya, langsung mengangkat bayi itu keluar dari kursinya. Ia memeluk hangat dan mencium aroma minyak telon yang menenangkan hatinya saat ini.

“Sayangnya,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 48

    Beberapa menit sebelumnya... Alatas yang tidak ada kelas pagi ini memutuskan untuk pergi ke rumah mertua kakaknya saat itu juga. Padahal kemarin ia berkata pada tetua keluarga itu saat menghubunginya jika ia akan datang menjelang makan siang tepat setelah kelasnya selesai. Nyatanya kelas paginya diundur jadi jam satu siang, sehingga ia memutuskan untuk ke sana pagi ini saja. “Kira-kira Opa Manggala mau bicara apa ya? Sampai-sampai meminta aku datang ke rumah mereka? Apa Kak Dea tahu aku dipanggil Opa mertuanya?” gumam Alatas bertanya-tanya sendiri selama mengendarai motor ke tempat kakaknya. Rasa penasaran pemuda itu hanya bisa ia simpan dalam hati dan dari raut mukanya saja. Begitu ia datang, ia diantarkan oleh pelayan karena ini pertama kalinya dirinya menginjak rumah mewah milik keluarga suami sang kakak. Samar-samar saat mendekati sebuah ruangan, ia mendengar suara orang-orang yang membicarakan kakaknya. Terlebih lagi ia juga mendengar suara iparnya yang sangat ia kenal

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 47

    Seorang wanita paruh baya yang sebagian rambutnya sudah memutih bagian depan, berjalan dengan kening berkerut dengan suasana rumah besar yang begitu sunyi, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. “Oh, Helen, akhirnya kamu datang juga! Ayo, duduk sini!” seru Mami Berliana begitu melihat mantan asistennya memasuki ruang keluarga. “Nyonya, Tuan, Nyonya besar, Tuan besar! Maaf, baru bisa datang sekarang!” sapa wanita paruh baya itu dengan membungkuk sopan sebelum duduk di sofa single samping Mami Berliana. “Tidak usah terlalu kaku begitu Helen, kamu kan bukan orang asing di rumah ini! Santai saja,” ucap Opa Manggala dengan santai sambil meraih cangkir tehnya. “Baik, Tuan besar!” sahut Helen dengan tersenyum kecil. Mami Berliana meraih tangan Helen dan menggenggamnya dengan hangat. Ia menatap mantan asistennya itu dengan tatapan menyesal, sehingga membuat Helen bingung dan bertanya-tanya dalam hatinya. “Nyonya, apa yang terjadi? Kenapa ekspresi Anda seperti menanggung beban ya

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 46

    “Bu, berapa lama lagi kita harus jalan kaki seperti ini? Kakiku rasanya mau copot berjalan terus? Mana perutku juga lapar sekali,” tanya Siska sambil mengeluh dan berjalan terseok-seok di belakang pasangan suami-istri, Ghufron dan Raisa. Tiga jam yang lalu, Bu Maisarah mulai berpikir jernih dengan mengajak anak menantunya pergi dari tempat itu dengan berjalan kaki. Sesekali mereka berhenti untuk beristirahat dan mulai mencari apa pun yang bisa dimakan untuk mengganjal perut, terutama untuk Ghufron dan Raisa yang sudah hampir sekarat karena habis muntah-muntah. Selama setengah jam berjalan, mereka menemukan lubang kecil pinggir jalan sedikit mirip selokan, tetapi hanya satu lubang dengan ukuran tidak terlalu dalam ataupun dangkal, yang berisi air yang lumayan jernih. Bu Maisarah memekik riang karena berhasil menemukan air yang bisa menghilangkan dahaga mereka untuk sejenak. Meskipun awalnya sempat jijik karena tidak tahu itu air bersih atau bukan, atas desakan mertuanya, Sisk

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 45

    Kaivan tertawa terbahak-bahak tatkala memutar video yang dikirim orang suruhannya. Kaisar yang sedang membalas email di macbooknya menjadi kesal karena merasa sangat terganggu dengar suara tawa tersebut. Bugh! Ia menendang kaki Kaivan hingga pria itu berhenti tertawa karena ponselnya jatuh di antara pahanya. Melihat wajah dingin dan tidak bersahabat kakaknya, Kaivan langsung diam dan memalingkan muka seraya mengambil kembali ponselnya yang jatuh. Kaisar kembali melanjutkan pekerjaannya, tetapi itu semua hanya berlangsung beberapa menit karena konsentrasinya terganggu meskipun tawa Kaivan tidak terdengar lagi. “Apa yang kau tertawakan tadi? Sekarang aku tidak bisa fokus lagi karena suara tawamu masih terngiang di telingaku!” tanya Kaisar dengan wajah dinginnya. Ia menutup kasar pelindung macbooknya dan menoleh ke kanan, melihat Kaivan yang masih diam tidak bersuara. “Kaivan,” desis Kaisar dengan suara berat tertahan pertanda ia sedang menahan emosi. Kaivan tanpa berkata

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 44

    Pagi harinya... Avin turun ke lantai bawah dengan wajah segar, meskipun kantung matanya masih sedikit kelihatan. Pikiran mulai tenang setelah mengguyur kepalanya dengan air dingin saat mandi tadi. Ia memasuki ruang makan dan di sana semua keluarganya sudah berkumpul untuk sarapan. “Bik, Tolong bikinkan bubur hangat yang gampang dicerna untuk istriku! Nanti aku bawa ke atas setelah aku sarapan! Assalamualaikum cantiknya, Baba?” Avin memberikan perintah pada Bik Ira yang lagi menata makanan di atas meja makan, lalu menyapa hangat putri cantiknya yang sudah siap duduk di kursi bayinya. Pria tampan itu melabuhkan kecupan hangat di kedua pipi gembul bayi cantik dan menggemaskan itu. Si kecil yang dicium Babanya mengeluarkan bahasanya sambil mengangkat kedua tangannya seolah-olah minta d angkat. Avin yang memang merindukan putrinya, langsung mengangkat bayi itu keluar dari kursinya. Ia memeluk hangat dan mencium aroma minyak telon yang menenangkan hatinya saat ini. “Sayangnya,

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 43

    Raisa dan Ghufron tersadar dari wajah bengong mereka tatkala mendengar teriakan memekakkan telinga dari Siska. Bu Maisarah sampai terduduk di tanah saking syoknya. Ia tidak menghiraukan bau busuk yang menyengat dari tumpukan sampah-sampah tersebut karena masih belum percaya dirinya dibuang ke tempat ini. Pikirannya linglung dengan kenyataan jika mereka bukan dibawa ke kantor polisi, tetapi dibuang ke tempat pembuangan sampah. “Huek..., Huek..., Huek....,” Pasangan suami istri itu kompak muntah di dekat kedua kakinya berdiri. Bau busuk yang begitu menyengat menusuk hidung mereka dan langsung membuat isi perut mau keluar serta disertai pusing. “Aaaa!!! Bajingan sialan! Aku bunuh kalian semua! Aku bunuh!” teriak Siska meracau-racau dengan melompat-lompat disertai tangisan. “Aku tidak terima di perlakuan seperti ini! Aku mau pulang! Aku perempuan yang bermartabat, tidak sepantasnya diperlakukan seperti ini! Aku mau pulang! Aku mau pulang!” teriaknya lagi yang sudah terduduk di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status