Share

Bab 54

Author: GadihJambi
last update Last Updated: 2025-08-13 16:00:44

Ghufron sudah sadar terlebih dahulu dari istrinya saat tengah malam tadi. Sedangkan istrinya baru saja sadar beberapa menit yang lalu sebelum petugas rumah sakit membawakan mereka makanan untuk sarapan.

Saat ini mereka berdua berada di ruangan yang sama menggunakan fasilitas kesehatan milik Ghufron selaku seorang pejabat daerah.

Keduanya memakan sarapan rumah sakit dengan wajah terpaksa karena makanan tersebut hambar dan tidak ada rasanya dilidah mereka.

Suara ketukan pintu kamar rawat terdengar jelas dan Ghufron yang masih belum kuat untuk turun dari ranjang pasien, langsung berteriak untuk langsung masuk.

“Pak Barata, Pak Doni!” seru Ghufron dengan wajah terkejut dan senang secara bersamaan.

Dua orang itu adalah ajudan Bapak Bupati dan satunya adalah Sekda di tempat ia bekerja. Ghufron merasa senang bukan kepalang akan kedatangan keduanya untuk mengunjunginya di rumah sakit.

“Pak Ghufron! Kami berdua turut prihatin atas keadaan Bapak saat ini! Kami datang karena perintah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 56

    Alatas menangis tersedu-sedu tatkala dokter mengatakan jika kondisi ayahnya dalam keadaan genting. Para dokter akan mengamati keadaan sang Ayah selama dua puluh empat jam ke depan tanpa henti. Jika sang Ayah masih tidak ada perubahan dalam dua puluh empat jam ke depan, para dokter angkat tangan karena tidak bisa lagi melakukan apa-apa selain mukjizat dari Tuhan. “Ayo, ke Musala, Ayah tidak butuh tangisan kita, Ayah butuh doa kita anak-anaknya. Kita salat malam dan merayu Allah agar memberikan kesembuhan untuk Ayah, dan minta hajat agar Ayah bisa berkumpul lagi bersama kita,” ucap Avin mengajak sang adik ipar sambil merangkul tubuh pemuda itu. “Abangmu benar, Ayahmu butuh doa anaknya! Ayo, kita ke sana karena tetap di sini juga percuma,” sahut Kaisar membenarkan ucapan sang adik. Alatas hanya mengangguk kecil dan dengan sedikit tenaganya, ia ikut melangkahkan kaki menuju Musala rumah sakit bersama dua Abang iparnya. Ketika pria itu mengambil air wudu, dan saat menginjakkan ka

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 55

    Bu Maisarah langsung memasukkan amplop sumbangan tersebut ke dalam saku bajunya sebelum diambil lagi oleh anak menantunya. Raisa mencibir dalam hati sikap serakah Ibu mertuanya yang hijau matanya jika melihat uang. “Bu, minta sedikit uangnya? Aku juga mau? Masa semuanya Ibu yang ambil?” pinta Siska dengan sedikit protes. “Tidak! Uang ini adalah bagian Ibu! Kalau mau uang, minta sama suami kamu!” jawab Bu Maisarah sewot. Siska merengut mendengarnya, wanita itu balik badan keluar dari kamar rawat itu tanpa pamit. Bu Maisarah tidak peduli dengan sikap tidak sopannya Siska, ia mulai bermanis-manis di depan Ghufron mengambil hati anaknya itu. Raisa diam-diam rebahan dengan memunggungi ranjang suaminya yang fokus mendengarkan celoteh wanita tua itu yang menyanjung Ghufron bak seorang bos besar. ‘Punya suami jadi pejabat daerah, tapi gobloknya kebangetan, mau aja diprovokasi Ibu yang cuma bisa janji-janji muluk tanpa bukti,’ cibir Raisa dalam hatinya. Siska yang baru saja kem

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 54

    Ghufron sudah sadar terlebih dahulu dari istrinya saat tengah malam tadi. Sedangkan istrinya baru saja sadar beberapa menit yang lalu sebelum petugas rumah sakit membawakan mereka makanan untuk sarapan. Saat ini mereka berdua berada di ruangan yang sama menggunakan fasilitas kesehatan milik Ghufron selaku seorang pejabat daerah. Keduanya memakan sarapan rumah sakit dengan wajah terpaksa karena makanan tersebut hambar dan tidak ada rasanya dilidah mereka. Suara ketukan pintu kamar rawat terdengar jelas dan Ghufron yang masih belum kuat untuk turun dari ranjang pasien, langsung berteriak untuk langsung masuk. “Pak Barata, Pak Doni!” seru Ghufron dengan wajah terkejut dan senang secara bersamaan. Dua orang itu adalah ajudan Bapak Bupati dan satunya adalah Sekda di tempat ia bekerja. Ghufron merasa senang bukan kepalang akan kedatangan keduanya untuk mengunjunginya di rumah sakit. “Pak Ghufron! Kami berdua turut prihatin atas keadaan Bapak saat ini! Kami datang karena perintah

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   bab 53

    Alatas langsung berlari setelah mengatakan apa yang dikatakan perawat yang menghubunginya. Kaisar ikutan lari mengejar Alatas yang sedang dalam keadaan kacau dan tidak bisa berpikir jernih. “Woi! Kalian berdua mau ke mana? Ngapain main kejar-kejaran malam-malam gini!” teriak Kaivan saat keduanya melewati dirinya tanpa menoleh lagi. Alatas pun tidak sempat untuk pamit karena ia cemas dengan keadaan ayahnya saat ini. Ia bahkan gemetar saat mengambil kunci motor dari dalam kantong celananya sehingga kunci tersebut hampir jatuh jika tidak ditangkap Kaisar. “Duduk di belakang, biar Abang yang bawa!” perintah Kaisar sambil menaiki motor Alatas. Alatas naik di bangku belakang dengan wajah masih bingung dan linglung. Kaivan yang berlari mengejar mereka berdua, berdiri dengan kedua tangan berada di kedua lututnya dengan napas ngos-ngosan. “Gile, capek banget lari mengejar kalian berdua! Kalian mau ke mana malam-malam gini?!” ucap Kaivan sambil bertanya dengan napas terengah-engah.

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 52

    Semilir angin malam yang lumayan dingin membelai pipi Alatas yang sedang berayun di ayunan yang ada di taman samping ruang keluarga yang terbuka. Tubuhnya berayun-ayun seiring dengan gerakan ayunan yang maju mundur. Cukup lama ia duduk sendirian ditemani angin malam di atas ayunan tersebut. Bayangan seseorang mendekatinya dari samping dan berdiri di sampingnya. Alatas berhenti mengayunkan tubuhnya tatkala melihat bayangan gelap yang tinggi menjulang. “Bang Kaisar!” seru Al sambil menoleh ke samping kanannya. Kaisar yang dipanggil langsung mengambil posisi untuk duduk di ayunan sehingga Alatas bergeser memberikan tempat. “Ngapain malam-malam main ayunan?” tanya Kaisar yang tidak banyak omong itu pada Alatas. “Lagi nostalgia aja, Bang! Dulu Kak Dea sering diam-diam ke taman yang ada di kompleks perumahan yang letaknya di belakang gang kontrakan kami. Kak Dea bawa aku main ayunan ke sana tanpa sepengetahuan Ibu, Kak Dea juga sering ngajak aku jualan es di taman itu setiap h

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 51

    “Ah, menyusahkan sekali! Apa yang sebenarnya kalian lakukan sehingga menjadi seperti ini dan sampai dirawat di rumah sakit!” ucap Haidar dengan nada marah saat memasuki ruang rawat Siska dan Bu Maisarah. Pria itu begitu kusut dan kucel penampilannya malam itu. Ia bahkan tidak sempat mandi atau istirahat karena sibuk mengurus administrasi Ibu beserta istri dan adiknya yang sungguh membuatnya ingin marah. Ia juga tidak sempat makan dan saat ini perutnya benar-benar harus diisi sebelum ia pingsan karena kelaparan. Brak! Suara keras terdengar saat pria itu duduk di kursi khusus untuk penunggu pasien. Ia meletakkan kotak makanan yang ia beli dari kantin rumah sakit dengan kasar di atas meja yang ada di dekat kursi tersebut. Siska terbangun dan membuka matanya dengan perlahan. Matanya menyipit karena silau dengan cahaya lampu sehingga ia memejamkan lagi matanya untuk menyesuaikan diri. Tenggorokannya terasa kering dan ia sangat haus, tubuhnya masih sedikit lemah, tetapi tidak se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status