แชร์

3. Mempermalukan Keluarga

ผู้เขียน: Adinasya Mahila
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-01-10 12:29:20

Semua orang membeku.

Monica menatap Lily dengan kaget. "Lily, Sayang, kamu bercanda, ‘kan?" Dia mencoba tetap tenang meski jelas keterkejutan tergambar di wajahnya.

“Tidak. Aku serius.” Mata Lily tajam, suaranya tenang, tetapi ada getaran dalam nada bicaranya. “Aku tidak ingin menikah dengan Bryan.”

Keheningan menyelimuti ruangan.

Tatapan tamu undangan tertuju pada Lily, sebagian besar penuh keterkejutan, sementara sisanya mengandung ketidakpercayaan.

Bryan, yang berdiri di sampingnya, menegang. Ekspresinya berubah drastis, panik dan waspada. Seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Dia tampak ingin mengatakan sesuatu, tetapi sebelum sempat berbicara, Adhitama—sang ayah—sudah lebih dulu menarik tangan Lily dengan erat.

“Maaf, Arya. Aku dan keluargaku pamit terlebih dahulu,” ujar Adhitama singkat, suaranya datar tetapi sarat dengan ketegangan.

Tanpa menunggu tanggapan, pria itu menyeret putrinya keluar dari aula pesta, melewati tatapan tamu yang berbisik penuh rasa ingin tahu.

Melihat ini, Arsen mengangkat alis.

Menarik.

Tatapannya mengikuti Lily yang dipaksa pergi oleh sang ayah. Dengan tenang, ia menyesap winenya, sudut bibirnya terangkat samar.

“Mungkin Lily sedang kurang sehat, jadi bicaranya agak aneh.” Arya, ayah Bryan, tertawa sumbang, berusaha meredam ketegangan di dalam ruangan. “Kamu nikmati saja pestanya, ya.”

Arsen mengangguk kecil, tetapi tidak berkata apa-apa. Dia melihat kecemasan dalam mata Arya dan Monica, tetapi memilih untuk tidak bereaksi.

Thomas—asisten pribadinya—mendekat dan berbisik, “Tuan, apa rencananya gagal?”

Arsen tidak segera menjawab. Dia hanya menghabiskan winenya dalam satu tegukan, kemudian melangkah perlahan mendekati Arya, Monica, dan Bryan.

Saat itu, telinganya menangkap percakapan antara Bryan dan ayahnya.

“Apa yang kamu lakukan sampai Lily berani membatalkan pertunangan kalian di depan semua orang?”

Bryan menunduk, tampak gelisah. “Begini, Pa…” suaranya melemah. “Sebenarnya… Lily memergokiku sedang bersama wanita lain di apartemennya.”

Arsen berhenti.

Mata elangnya menyipit.

Begitu rupanya.

**

Di kediaman keluarga Mahesa…

“Bagaimana bisa kamu membatalkan pertunanganmu dengan Bryan secara tiba-tiba?!” suara Adhitama menggelegar di ruang keluarga.

Dada Lily terasa sesak. Ia tahu keputusannya mengguncang hubungan dua keluarga, tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang tahu apa yang sebenarnya terjadi.

“Bryan bukan pria baik-baik seperti yang Papa kira. Jadi, aku tidak akan pernah menikahinya!”

“Tidak baik?” Adhitama menyipitkan matanya. “Lalu bagaimana denganmu?”

Lily terdiam.

Apa maksud papanya?

“Aku? Aku kenapa?” tanyanya, berusaha memahami arah pembicaraan ini.

Adhitama merogoh ponselnya, lalu memperlihatkan layar yang menampilkan beberapa foto.

Lily menahan napas.

Foto dirinya di bar.

Saat dia duduk dengan gelas alkohol di tangannya, saat dia mabuk, saat dia…

Darahnya berdesir cepat.

Jadi, inilah alasan papanya beberapa hari ini begitu dingin padanya?

“Apa maksudmu pergi ke klub malam?” suara Adhitama semakin rendah, tetapi ada kemarahan yang tersirat jelas. “Kamu pikir Papa tidak tahu?”

Lily mengepalkan tangan.

“Aku memang salah karena pergi ke sana, Pa, tapi itu semua karena—”

“Apa pun alasannya, cukup kuatkah sampai kamu tega mempermalukan keluarga kita?!” Adhitama memotong tajam. “Kamu pikir kelakuanmu ini bisa diterima?”

Lily terperangah. Sang papa sama sekali tidak berniat mendengarkannya!

“Kalau begitu, apa Papa lebih memilih membiarkan aku menikah dengan pria yang tidak setia?” suaranya bergetar karena emosi.

Adhitama tampak terkejut, tapi pria itu kembali keras. “Kalau memang itu harus dilakukan untuk mempertahankan reputasi keluarga, maka ya!”

Hening.

Lily merasa hatinya hancur kala mendengar jawaban sang ayah. Sulit untuk dia percaya pria yang selama ini adalah pegangan hidupnya … ternyata rela mengorbankannya demi reputasi semata!

Lily kecewa, Lily marah!

“Kalau memang iya, maka lebih baik buang saja aku dari keluarga Mahesa! Aku lebih sudi hidup sendiri daripada mengorbankan masa depanku untuk pria seperti Bryan!”

Adhitama terkejut mendengar kata-kata putrinya.

Ruangan terasa semakin tegang.

Sejenak, pria itu hanya menatap Lily tanpa berkata apa-apa.

Lalu, dengan ekspresi yang sulit ditebak, Adhitama akhirnya berbicara dengan nada penuh amarah.

“Seharusnya kamu berpikir sebelum berbicara di depan semua orang.”

Lily menarik napas panjang, berusaha mengendalikan emosinya.

Dia sadar, malam ini papanya tidak akan mendengarkannya.

Sebaliknya, dia juga tidak berniat untuk mengalah.

“Aku tahu keputusan dan sikapku mungkin dianggap memalukan oleh orang lain.” Suaranya kembali stabil. “Tapi aku tidak peduli. Jika Papa dan Bunda tidak mau mendukungku, maka aku akan menemukan jalanku sendiri.”

Risha terkejut. Dia tidak pernah membayangkan putrinya akan bersikap seperti ini. Tetapi sebagai seorang ibu, dia juga bisa merasakan Lily sedang tertekan.

Alhasil, Risha berusaha menenangkan keduanya. “Sudah, jangan seperti ini. Nanti kita bicarakan lagi, ya.”

Lily menatap ibunya, lalu menoleh ke arah Adhitama yang menghela napas kasar sebelum pergi dengan wajah kesal.

Sakit.

Rasanya seperti ditikam dari dua arah—oleh Bryan dan oleh ayahnya sendiri.

**

Keesokan Harinya…

Lily berjalan masuk ke gedung perusahaan dengan langkah kosong.

Setelah pertengkarannya dengan papanya, mereka sama-sama memilih diam dan tidak menyelesaikan masalah.

Dia pikir kembali bekerja bisa mengalihkan pikirannya, tetapi sebelum sempat masuk ke ruangannya, seorang staf HRD menghampirinya.

“Maaf, Nona Lily…” wanita itu tampak canggung. “Sesuai perintah Pak Adhitama, mulai hari ini Anda dipecat dari perusahaan.”

Dunia Lily seperti runtuh.

Dia menatap surat pemecatan yang diberikan kepadanya. Tangannya sedikit gemetar saat menerimanya.

Dipecat?

Tidak ada diskusi?

Tidak ada kesempatan menjelaskan?

Papanya… benar-benar tega membuangnya begitu saja?

Lily menatap surat itu, menahan perasaan terluka yang mengoyak hatinya. Tetapi, dia tetap menunjukkan ketenangan, mengangguk kecil, dan berkata, “Terima kasih.”

Tanpa berkata apa-apa lagi, dia melangkah keluar dari gedung dengan kepala tegak.

Kalau memang ini bayarannya untuk sebuah kebebasan, maka … Lily bersedia membayarnya.

Hanya saja … apa ini berarti dia masih bisa kembali juga ke rumah?

Langkah Lily melambat.

Pikirannya kosong, tubuhnya terasa ringan—seakan melayang tanpa arah.

Satu per satu kejadian yang menimpanya terputar ulang dalam benaknya.

Bryan. Pengkhianatannya.

Papanya. Ketidakpercayaannya.

Sekarang, dia bahkan tidak memiliki pekerjaan.

Tanpa sadar, air matanya jatuh.

Dia terus berjalan tanpa memperhatikan sekitar.

Sampai—

TIIIN!

Suara klakson memekakkan telinga.

Lily menoleh, tetapi terlambat.

Mobil hitam melaju ke arahnya.

Dia membeku.

Namun, dalam sekejap, sebuah tangan kuat menariknya ke belakang.

Tubuhnya tersentak, dadanya menghantam sesuatu yang keras.

“Mati di bawah mobil bukan cara yang baik untuk menyelesaikan masalahmu, Nona!”

Mendengar suara itu, Lily mendongak.

Matanya membulat kaget.

“Ka-kamu…?”

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (8)
goodnovel comment avatar
Novita Sari
aditama kayak gak kenal anaknya
goodnovel comment avatar
🍁Mam 2R🍁
Adhitama kok gitu sih sikap nya ke Lily
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
harus nya papa lily bisa tau gimana calon mantu nya masak gk percaya anak sendiri
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   4. Kehilangan Segalanya

    Lily menatap pria di hadapannya.Wajahnya tampak familier, seolah dia pernah melihatnya di suatu tempat.Namun, pikirannya masih terlalu kacau untuk mengingat dengan jelas. Jantungnya yang berdetak kencang karena nyaris tertabrak mobil pun belum kembali normal.“Anda baik-baik saja, Nona?” Suara pria yang khawatir itu menyadarkan Lily dari lamunannya.“Oh… ya. Aku baik-baik saja,” jawabnya cepat.Dia berusaha berdiri, tetapi begitu sedikit menggerakkan kakinya, rasa nyeri langsung menjalar dari lututnya. Lily mengerutkan dahi, lalu menurunkan pandangan ke arah kaki.“Lutut Anda berdarah,” ucap sang pria, terdengar semakin prihatin.Sepertinya, tarikan sang pria tidak cukup cepat dan mobil tadi sempat menyerempet kaki Lily.Namun, anehnya, rasa sakit dari luka itu tidak terasa. Mungkin … karena luka di hati Lily lebih besar.Dikhianati tunangannya.Diusir oleh ayahnya sendiri.Dikeluarkan dari perusahaan keluarganya.Dibandingkan itu semua, luka di lututnya sama sekali bukan apa-apa.Li

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-10
  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   5. Pria Pertama Yang Tidur Denganmu

    Beberapa karyawan di lobi yang sejak tadi diam-diam mengamati pertengkaran Lily dan Sonia langsung menoleh bersamaan ketika sosok Arsen muncul. Thomas, sang asisten pribadi, ada di belakangnya.Mereka menyapa pemimpin perusahaan mereka dengan penuh hormat, tetapi sebagian besar karyawati tidak bisa menyembunyikan kekaguman mereka.CEO mereka, yang jarang terlihat di kantor, kini berdiri di tengah lobi—tinggi, berkarisma, dan memancarkan aura dominasi yang mengintimidasi.Sonia, yang menyadari keberadaan Arsen, segera mengubah ekspresinya. Senyumnya melebar, seolah tidak terjadi apa-apa.“Maaf, Pak. Saya tidak bermaksud membuat keributan, hanya saja saya sedang memperingatkannya karena sepertinya dia tidak tahu aturan saat masuk ke sini,” ucap Sonia dengan nada manis, tetapi matanya melirik Lily dengan penuh penghinaan.Arsen tidak memberikan reaksi.Sejak pertama kali menginjakkan kaki di lobi, tatapannya hanya terfokus pada satu orang—Lily.Mata pria itu mengamati Lily dengan dalam, s

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-10
  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   6. Sebuah Penghinaan

    Lily terkesiap. Kedua tangannya yang masih digenggam erat Arsen mengepal kuat. Lily kesal melihat Arsen meremehkannya. “Aku tidak peduli. Aku tidak akan menikah dengan pria manapun!”Arsen tersenyum samar, memandang Lily yang menatap penuh rasa kesal.Merasa cengkeraman Arsen di tangannya mengendur, Lily menyentak tangannya lalu meraih gagang pintu dan pergi meninggalkan Arsen.Sedang Arsen hanya tersenyum tipis ketika pintu ruangannya di tutup kencang. Gadis kecilnya itu ternyata kini telah berubah.Di luar ruangan, Lily seketika tampak bingung, dia memandang ke arah lift dengan sedikit gemetar. Lily mematung, lalu menoleh kembali menatap pintu ruangan Arsen.“Bagaimana ini?” gumam Lily sambil meremas sisi baju. Gadis itu tidak memiliki keberanian naik lift seorang diri.Lily masih mematung sampai melihat pria mendekat dan menyapanya. Lily melebarkan mata, Thomas berdiri memberi senyuman manis padanya.“Apa sudah selesai berbincang dengan Pak Arsen?” “Ah … itu. Iya sudah, aku suda

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-14
  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   7. Menikah Dadakan

    Meskipun agak gemetar, tapi Lily bisa bicara pada Arsen dengan sangat lancar. Gadis itu membeku di tempatnya saat Arsen memandang datar padanya.Lily tidak mengeluarkan suara lagi begitu juga dengan Arsen yang duduk tenang di belakang meja kerja.Hingga keheningan itu berakhir saat suara cemas seseorang terdengar di telinga Lily."Maaf Pak Arsen, saya tidak ... "Lily menoleh pada Thomas yang datang dari arah belakang, asisten Arsen itu tampak ketakutan karena tidak bisa mencegahnya masuk tanpa permisi. Lily melihat wajah Thomas pucat, memberikan ketegasan padanya bahwa posisi Arsen sangat terhormat dan disegani."Tinggalkan kami dan tutup pintunya."Lily mengalihkan pandangan pada Arsen yang berdiri bersamaan dengan Thomas yang melakukan perintah pergi meninggalkan mereka.Keberanian dan rasa percaya diri Lily memudar mendengar suara tegas Arsen. Lily menyadari baru saja memutuskan hal besar dengan berani menerima tawaran pernikahan dari pria yang belum lama dia temui."Baru sepuluh m

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-15
  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   8. Syarat

    Lily melihat Adhitama awalnya kaget mendengar ucapan Arsen, tapi sekejap kemudian papanya itu tersenyum miring.“Menikah? Hari ini juga? Lelucon apa yang sedang kalian pertontonkan padaku?”“Ini bukan lelucon Pak Adhitama, saya benar-benar ingin menikahi Lily,” balas Arsen.Lily menatap lekat wajah Arsen dari samping, dia melihat jelas betapa tegas pria itu saat bicara. Lily tidak mau menyela pembicaraan keduanya dan lebih mencemaskan sang bunda.Lily menoleh ke Risha, tapi hanya sesaat, lalu dia memalingkan wajahnya lagi untuk menghindari kontak mata dengan wanita yang melahirkannya ini.“Lily, apa Bunda bisa bicara berdua denganmu?” Suara Risha memecah keheningan yang terjadi di antara mereka.Lily mengangguk menjawab pemintaan Risha, kemudian berjalan mengikuti sang bunda pergi ke ruang keluarga.Sementara itu, tatapan Adhitama ke Arsen masih sama. Tajam dan penuh tanda tanya.‘Bukankah Arya bilang pria ini anak dari istri ke dua papanya? Dia jelas mendengar saat Lily memutuskan pe

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-16
  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   9. Berubah Secepat Ini

    Lily diam menunggu reaksi Arsen atas syarat yang papanya berikan. Dia mengalihkan tatapan dari Adhitama ke Arsen, kemudian memandang iba Risha yang tampak memijat kening."Saya tahu Anda tidak bisa menerima begitu saja pernikahan kami.” Arsen membalas dengan tatapan. Matanya tidak menujukkan keraguan sedikit pun. “Jadi, saya akan menerima syarat Anda untuk membuktikan kesungguhan saya ke Lily.”Tanpa sadar Lily menahan napasnya menunggu respon Adhitama, lantas papanya mengangguk lalu tanpa bicara lagi mengajaknya dan Arsen pergi ke kantor urusan agama seperti apa yang sudah mereka bicarakan sebelumnya.Saat Lily dan Arsen berjalan keluar mendahului, Risha tiba-tiba mencekal pergelangan tangan Adhitama.Risha memandang punggung putrinya dan Arsen untuk memastikan mereka sudah jauh, lalu mengungkapkan isi hatinya ke sang suami."Mas Tama, kenapa Mas biarkan Lily menikah dengan pria asing? Apa yang sebenarnya Mas Tama pikirkan?" Risha sedikit emosi. Air matanya yang tertahan kini tumpah

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-20
  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   10. Satu Kamar

    Lily ingin menyangkal, dia hampir menjawab ucapan Arsen, tetapi para pelayan lebih dulu datang hingga dia mau tak mau kembali mengikuti langkah Arsen.Saat memasuki kamar, Lily terkesiap, matanya memindai kamar milik Arsen yang begitu besar, tetapi tidak banyak furniture di dalamnya.Kini, Lily bingung hendak melakukan apa terlebih setelah pelayan pergi meninggalkan dirinya dan Arsen."Aku akan meminta Bibi Jess membelikan satu lemari pakaian untukmu, meski kita tidur satu kamar, tapi kamu tidak boleh masuk ke kamar gantiku," ucap Arsen.Lily hanya diam mendengarkan, tatapannya tertuju pada Arsen yang berjalan menuju kamar ganti sambil melepas jas kemudian kancing kemeja."Apa jangan-jangan dia menyembunyikan senjata ilegal di sana?” Namun, Lily langsung menutup mulutnya ketika satu pikiran terlintas di otaknya. “Atau mungkin mayat?” Lily menggelengkan kepala keras, menghilangkan pikiran buruk di kepala.Lebih baik dirinya sadar dan membereskan barang bawaannya. Wanita itu menyeret sa

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-21
  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   11. Mendapat Pekerjaan

    Lily heran, dia hanya kaget mendengar Arsen bertanya dengan nada tinggi seperti itu.“Di sini dingin, jadi aku memakai baju menyesuaikan suhu,” jawab Lily.Lily tidak berani memandang Arsen, matanya menghindari tatapan pria itu yang sedang memindai penampilannya. Lily melirik Arsen yang tampak membuang napas kasar. Pria itu berjalan ke dekat ranjang lalu menyambar remote pendingin ruangan.“Lepas jaketmu atau kamu bisa mati kepanasan,” ucap Arsen dingin.Lily bergeming, dia masih berdiri di tempatnya lalu memainkan ujung lengan dan bulu-bulu di kerah jaket model parka yang biasa dia pakai saat liburan ke luar negeri.Lily terlihat sangat imut dan menggemaskan.“Sebenarnya aku takut tidur satu kamar denganmu.” Lily menunduk, menekan ujung jari kakinya ke lantai dan bicara tanpa menatap Arsen yang masih berada di dekat ranjang.“Malam itu mungkin kita sudah ….” Lily urung menyampaikan isi kepala, bibir mungilnya menghembuskan udara diikuti dengan pundak yang turun. “Aku bukan wanita sep

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-21

บทล่าสุด

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   141. Belum Memberi Restu?

    Adhitama memindai ruang tengah rumah Arsen. Dia lantas mengambil cangkir yang ada di meja lalu menyesap teh di dalamnya. Adhitama meletakkan cangkir kembali lantas berkata," Sebagai sesama pengusaha, aku merasa salut padamu. Kamu bisa mengembangkan ARS yang dulunya hanya perusahaan buangan kakekmu dan nyaris bangkrut." Arsen diam dan hanya mendengarkan Adhitama bicara. "Aku heran kenapa Arya tidak pernah menceritakan punya adik sukses sepertimu padaku." Adhitama menekuk bibir dan mengedikkan bahu setelah bicara. "Jujur saja, orangku tidak bisa menemukan informasi mendalam tentangmu. Informasi hanya seperti apa yang kamu perbolehkan orang lain tahu," ucap Adhitama. Arsen masih diam mendengarkan. "Aku bisa saja bertanya pada Arya, tapi bayarannya terlalu mahal, dia pasti menginginkan kontrak kerjasama lagi dengan Mahesa." Arsen tersenyum miring. Dia senang Adhitama tahu bagaimana liciknya Arya. "Untuk pria yang terlalu misterius sepertimu, bukankah wajar kalau aku tidak

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   140. Kandungan Lily

    Arsen panik saat Lily meneleponnya dengan suara bergetar. Dia langsung meninggalkan pekerjaannya untuk segera menemui Lily. Arsen pergi ke ruang divisi pemasaran dan membuat semua staf istrinya kaget. "Mana Lily?" Arsen menatap para staf yang hanya mematung memandang ke arahnya. Di saat itu, Dini yang berada di luar berlari ke arah Arsen sambil menunjuk ke arah kamar mandi. "Pak, Lily di kamar mandi, dia menangis. Aku tidak tahu dia kena .... pa." Arsen tak menjawab Dini karena lebih dulu berlari ke arah kamar mandi. Dia masuk lalu mambuka semua bilik yang ada untuk menemukan Lily. Di salah satu bilik akhirnya Arsen melihat Lily duduk menggenggam ponsel sambil gemetaran. Hingga Lily berdiri perlahan keluar dan berkata," aku takut." Arsen tanpa bicara meraup tubuh Lily dan mempopongnya. Dia membawa Lily keluar lalu berjalan cepat menuju lift. "Tidak usah takut, ada aku. Semuanya pasti baik-baik saja," kata Arsen. Arsen berjalan keluar lobi, mengabaikan tatap

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   139. Menyimpan Kesedihan Sendiri

    Siang itu, dengan alasan ingin membicarakan masalah Sonia, Lily meminta bertemu dengan Thomas. Awalnya Lily mendapat penolakan dari Thomas, tapi akhirnya pria itu setuju setelah dia mengancam akan mengadu pada Arsen. Saat ini mereka sudah duduk berhadapan di meja sebuah restoran cepat saji. Hidangan juga sudah tersedia. Namun, belum ada satu pun dari mereka yang mulai makan. Lily diam menatap Thomas. Pria itu terlihat gugup sampai beberapa kali memalingkan muka darinya untuk menenggak air mineral dari botol. "Kamu kenapa? Aku ini bukan hantu," ucap Lily ketus. "Kamu bukan hantu tapi mengajakku bertemu di tempat seperti ini di siang bolong lebih nenyeramkan dari pada melihat hantu." Thomas meluapkan perasaan. "Bayangkan jika ada paparazi lalu mengirimkan foto kita ke pak Arsen." Thomas meremas udara di depan mukanya. "Anakku masih kecil dan bayi, kamu tahu itu," ucap Thomas. Lily berdecak lidah mendengar balasan Thomas. Dia mengambil sepotong ayam goreng lalu meletakk

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   138. Menepati Janji

    Lily menatap lekat Arsen yang hanya diam dan tak langsung menjawab pertanyaannya. Lily kaget saat suaminya itu mengangguk. Lily tak bisa berkata-kata, dia hanya bisa menatap Arsen penuh rasa iba. Lily buru-buru meletakkan ponselnya ke nakas. Dia lantas berbaring kemudian membuka lengannya lebar. "Malam ini aku mau tidur sambil memelukmu," ucap Lily seraya tersenyum. Arsen membalas senyuman Lily, dia mematikan lampu utama lalu mendekat dan membiarkan Lily memeluknya. "Kita sudah tidur saling berpelukan terus tiap malam," ucap Arsen. "Ini beda, biasanya aku yang manja," balas Lily. *** Hari berikutnya. Di ARS Company Pagi itu Lily berada di ruang kerja Arsen. Dia di sana bersama Arsen, Thomas, dan Jerry untuk membahas langkah selanjutnya menyelesaikan masalah Sonia. Lily sudah yakin memilih menempuh jalur hukum. Dia ingin Sonia mendapat pelajaran dan balasan yang setimpal. “Kamu tenang saja, timku akan segera membuat laporan ke polisi agar bisa segera diprose

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   137. Audrey

    Lily berjalan pelan menuju ruang kerja Arsen. Di belakang Lily, ada Thomas yang terus menatap punggung wanita itu. Thomas berharap Lily tidak membocorkan pada Arsen apa yang sudah dia katakan. Karena jika itu sampai terjadi, Arsen pasti marah dan tidak akan mau lagi mengenalnya. "Aurelia Dreyana, Aurelia Dreyana, Aurelia Dreyana." Lily mengulang-ulang nama ibunda Arsen yang Thomas sebutkan tadi. Lily tiba-tiba menghentikan langkah, dia meremas sisi bajunya karena baru saja mendapatkan petunjuk besar. "Au ... drey," lirih Lily. "Itu artinya .... " Thomas yang melihat Lily seperti itu menjadi ketakutan. Riwayatnya bisa saja tamat hari ini di tangan Arsen. "Hari ini dia hanya bertanya siapa nama ibu Pak Arsen, tapi besok bisa jadi dia bertanya hal lain," gumam Thomas. Thomas masih agak melamun, hingga matanya membola saat Lily sudah menjangkau ruang kerja Arsen. Thomas merasakan jantungnya hampir melompat keluar melihat langkah Lily yang lebar mendekat ke meja kerja

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   136. Mengancam Thomas

    Arsen menatap Lily dalam-dalam. Dia tak membalas pertanyaan wanita itu dan malah menarik sabuk pengaman untuk dipakaikan ke tubuh Lily. "Besok, kita temui dokter kandungan dulu." Lily kaget sampai menepis tangan Arsen. "Mau apa? Jangan melakukan hal buruk ke anakku." Lily memeluk perutnya menggunakan dua tangan. Dia ketakutan. Arsen tertegun, merasa bersalah melihat reaksi Lily yang seperti ini. "Jangan takut. Aku janji akan melindungi anak kita meski taruhannya nyawaku," ucap Arsen. "Kita harus ke dokter untuk memastikan kesehatanmu juga kandunganmu. Bukankah kamu ingin mendengar cerita tentang ibuku? Aku ingin mengajakmu langsung ke rumahnya, kita harus menggunakan pesawat ke sana." Lily membeku mendengar penjelasan Arsen. Apa maksud Arsen? Bukankah ibu Arsen sudah meninggal? Lily tak ingin Arsen curiga kalau Bryan sudah menceritakan beberapa hal padanya. Dia mengangguk mengiyakan ucapan Arsen. ** Hari berikutnya. Seperti kemarin Lily berangkat bekerja

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   135. Sedikit Cerita Tentang Ibumu

    Lily berjalan menuju mobil yang menunggu di depan lobi. Saat akan masuk ke pintu belakang, Lily terkejut melihat Arsen masuk dan duduk di belakang kemudi. “Ayo,” ajak Arsen setelah menurunkan kaca jendela. Lily diam menatap pada pria itu. Dia tidak bergerak sama sekali dari posisinya. Melihat Lily yang hanya diam. Arsen keluar dari mobil lalu berjalan memutar dan membuka pintu penumpang depan. “Masuklah,” perintah Arsen. Lily menuruti Arsen dan langsung duduk. Arsen masuk lagi dan segera mengemudikan mobil meninggalkan gedung ARS. Seperti yang sudah Arsen duga, Lily hanya diam sepanjang jalan. “Mau makan dulu?” tanya Arsen menawari. Lily diam memandang ke luar jendela, dia baru sadar kalau mereka tidak menuju arah pulang ke mansion Arsen. “Kita mau ke mana?” tanya Lily sambil menoleh pada Arsen. “Ikut saja,” jawab Arsen dengan senyum kecil. Lily mengamati jalanan yang mereka lewati, lalu dia menegakkan badan saat menyadari ke mana Arsen membawanya. Taman dek

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   134. Punya Jantung Tak Punya Hati

    Lily tersenyum miring, mengambil gelas minumannya lalu menyesapnya santai. "Kamu tahu, Bryan? Mendengar ceritamu tentang suamiku membuatku semakin yakin kalau suamiku punya alasan kuat untuk tidak memberitahuku." Lily meletakkan gelasnya ke meja lantas bicara lagi. "Kenapa setiap kali bertemu dan mengajak bicara kamu selalu menjelek-jelekkan pamanmu? Padahal dia sedikitpun tidak pernah menceritakan keburukan keluarga kalian." Lily benar-benar tak habis pikir. "Dia itu manipulatif dan munafik," balas Bryan. "Mungkin bagi keluargamu, tapi tidak bagiku." Lily mulai emosi. Nada bicaranya meninggi. "Pamanmu pria baik dan aku bisa merasakan itu." Bryan malah tertawa terbahak, sampai bahunya bergetar. "Lily ... Lily, dia hanya menjadikanmu alat untuk keberlangsungan bisnisnya. Jangan menutup mata, atau kamu akan buta betulan. Jika kamu bukan anak Adhitama Mahesa dan mantan tunanganku, apa dia mau mendekati bahkan sampai menikahimu?" Bryan bicara agak panjang. Lily diam. Untuk

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   133. Kamu Tidak Mengenal Suamimu

    Sonia tampak terkejut, tapi dia tetap bersikap biasa. “Aku tidak mau mengeluh. Aku hanya mau bersenang-senang saja denganmu,” balasnya. Bryan tidak merespon. Dia memilih pergi ke kamar sambil melepas dasi dan jasnya, setelah itu Bryan berbaring terlentang di ranjang. Sonia menyusul Bryan. Dia ikut naik ranjang, bahkan duduk di atas tubuh Bryan sambil meraba dada pria itu. “Apa kamu lelah?” tanya Sonia dengan tangan terus bergerilya di dada Bryan. Bryan melirik pada Sonia yang secara sengaja membuka sedikit pakaian bagian atasnya. “Bagaimana kalau kita bersenang-senang, hm? Apa kamu tidak mau?” tanya Sonia dengan suara lemah lembut untuk menggoda Bryan. Sonia melihat Bryan meneguk ludah. Dia membungkuk lalu mulai mencium bibir Bryan. Mereka bercumbu cukup lama, sampai Bryan membalik posisi mereka dan menindih tubuh Sonia. *** Sonia memeluk Bryan setelah mereka puas saling memuaskan. Dia memainkan jemari di dada Bryan. Sonia tiba-tiba kesal melihat plaster luka yang

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status