Share

Dinikahi Tuan Mafia
Dinikahi Tuan Mafia
Author: Rumima

Bab 1

Sophia memasuki rumah sakit dengan guratan wajah khawatir. Baru saja dia mendapatkan kabar dari pihak rumah sakit perihal biaya pengobatan putranya sudah membengkak.

Jika tak segera melunasinya, maka pengobatan putranya akan dihentikan hari itu juga. Dimana putranya sedang mengidap kanker darah (leukemia).

"Dok, beri saya kesempatan selama seminggu. Saya janji akan segera melunasinya." Sophia terus memohon-mohon kepada dokter yang menangani putranya.

Sang dokter cuma menghela nafas berat sambil mengusap keningnya. Dia hanya menjalankan segala aturan dari rumah sakit, jika tak melaksanakannya maka konsekuensinya kembali pada dirinya sendiri.

"Hufff... baiklah, aku memberimu waktu dalam seminggu."

"Baik, dok. Terima kasih, dok" ucapnya penuh syukur. Sophia merasa lega setelah diberi waktu selama seminggu untuk melunasi biaya pengobatan putranya.

Sophia akan lebih giat lagi bekerja demi mendapatkan pundi-pundi uang untuk biaya pengobatan putranya, termasuk bekerja paruh waktu dan menjadi penari striptis di sebuah club malam ternama di kotanya.

_____

Suara dentuman keras musik DJ terus menggema di sebuah club malam ternama di kota xxx. Hampir semua pengunjung club malam meliuk-liukkan tubuhnya mengikuti irama musik DJ yang tengah menggema.

Tidak hanya itu, suara teriakan dan kehebohan yang berasal dari lantai tiga, khususnya para kaum elit begitu meriahnya saat pertunjukan spektakuler sedang berlangsung.

Dimana seorang penari striptis mengenakan topeng sedang menampilkan bakat menarinya yang sangat spektakulernya bagi para pengunjung club malam Diamond.

Diam-diam sepasang mata elang tampak tertarik melihat gaya menari sang penari striptis yang sangat luwes dan lentur dengan tubuh begitu menggoda bak gitar spanyol.

Sebuah seringai licik terpatri disudut bibir pria berwajah tampan nan kharismatik itu, manakala melihat sosok penari striptis yang mampu membuatnya tertarik hanya dalam hitungan beberapa menit saja.

"Jacobs, aku menginginkan gadis penari itu" pintanya sembari menunjuk kearah gadis penari striptis yang baru saja menyelesaikan tariannya.

"Tapi tuan, dia itu...."

Belum juga menyelesaikan ucapannya, pria yang disebut tuan langsung menimpali ucapannya.

"Aku siap membayarnya berapapun" ucap pria tampan itu dengan entengnya.

Pria yang dipanggil Jacobs seketika membulatkan kedua matanya mendengar ucapan dari lawan bicaranya. Baru kali ini sosok pria yang dia kenal kejam dan berdarah dingin kembali tertarik dengan seorang wanita.

"Maaf tuan Andreas, dia bukan jalang" balas Jacobs harap cemas.

"Ha ha ha, aku tertarik untuk membuktikan ucapanmu. Kita lihat saja, dia jalang atau bukan!"

Pria tampan yang bernama Andreas itu menyeringai licik sambil mengepalkan tangannya menatap kearah penari striptis yang mulai menuruni tangga panggung pertunjukan.

Andreas melangkah lebar menghampiri gadis penari striptis. Dia langsung mencekal tangan gadis penari striptis itu dengan mata diselimuti kabut gairah, seolah-olah sedang menelanjangi penampilan penari tersebut.

"Tuan! lepaskan!"

Sang Penari striptis mencoba melepaskan diri, namun Andreas malah menariknya kencang hingga tubuh mungil penari striptis itu langsung membentur dada bidangnya.

"Tuan! jangan kurang...emmpphh...."

Gadis Penari itu tidak melanjutkan ucapannya, karena mulutnya sudah dibungkam habis oleh bibir Andreas. Namun gadis penari itu tidak patah semangat untuk menghentikan aksi kurang ajar pria itu.

Tanpa aba-aba dia langsung menendang aset berharga Andreas, hingga membuat Andreas meringis kesakitan. Tidak hanya itu, gadis penari striptis itu juga melayangkan tamparan keras di wajah tampan Andreas.

"Aku tidak menyangka kau seorang tuan mesum!" ketusnya sebelum berlalu pergi.

"Sial, awas kau!" teriaknya dengan amarah menggebu-gebu sambil membungkuk kesakitan. Seketika dia langsung menaruh dendam pada gadis penari striptis.

Andreas langsung menandai wajah gadis itu, namun tidak sepenuhnya dia melihat dengan jelas seperti apa rupa gadis itu, karena sebagian wajahnya tertutupi oleh topeng berwarna keemasan.

______

Gedung perkantoran dengan puluhan lantai berdiri kokoh di tengah-tengah pusat kota dan menjadi jantung perekonomian negara X. Dari banyaknya gedung perkantoran, Perusahaan Paxton Group yang menjadi salah satu perusahaan bergengsi di negara tersebut.

Perusahaan yang bergerak di bidang real estate, perhotelan, ekspor impor, hiburan, market place dan masih banyak lainnya. Hingga investor asing berlomba-lomba menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Selain itu, Perusahaan Paxton Group sudah merambah di berbagai negara dan pusatnya berada di negara X.

Hari ini merupakan rapat tahunan perusahaan Paxton Group. Seluruh formasi dari setiap kepala divisi dan para petinggi perusahaan sudah berkumpul di ruang rapat menempati kursinya masing-masing. Mereka semua sedang menunggu kedatangan sang Presdir.

"Danial, kau sudah menghubungi tuan Andreas?" ucap Pria paruh baya yang terlihat cemas menanyakan atasannya.

"Sudah ayah! tapi...."

"Aku sudah katakan agar kau menjemputnya pagi ini, karena itu salah satu tugasmu menjadi sekretarisnya. Tapi, kau sama sekali tidak mendengarkan perintahku! dasar anak bodoh!" tegasnya sampai memarahi putranya. Pria paruh baya itu bernama Thomas William.

"Ayah, aku sudah mencobanya. Bukankah tugasku setiap hari menjemput tuan Andreas? Tapi pagi ini terjadi drama kecil dirumahnya. Tuan Andreas dan tuan muda sedang berdebat." jelasnya membela diri.

Thomas hanya mampu memijit keningnya.

"Cepat hubungi kembali tuan Andreas!" perintah Thomas kepada putranya.

"Baik ayah" ucapnya patuh, lalu menghubungi kembali atasannya.

Sebuah mobil Lamborghini Aventador melaju kencang membelah jalan raya yang tampak lenggang. Tak henti-hentinya sang pengendara melirik jam tangan mewah yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

Kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya semakin menambah ketampanan wajah sang pengendara mobil dengan rahang kokoh yang dipenuhi bulu-bulu halus di wajahnya.

Entah kesekian kalinya ponselnya berbunyi di atas dasboard. Dengan kesalnya dia langsung mengangkat panggilan masuk di ponselnya.

"Tuan Andreas, rapat....."

"Batalkan rapatnya!. Karena anakku jauh lebih penting dari segalanya!" ucapnya dengan suara berat.

"Ba-baik tuan" sahut seseorang di ujung telepon dan tak lain adalah Danial.

"Tuan muda, berhenti!" Teriak secara serempak segerombolan pria berpakaian serba hitam mengejar anak laki-laki berusia lima tahun.

Sementara anak laki-laki yang dipanggil tuan muda semakin mempercepat langkah kaki mungilnya agar tidak tertangkap oleh para bodyguardnya.

"Aku tidak boleh tertangkap" gumamnya sambil berlari kencang hingga tas ransel dibalik punggungnya ikut bergoyang seirama dengan langkah kakinya.

Bulir keringat mulai membanjiri keningnya, namun anak berusia lima tahun itu tidak pernah gencar menjalankan misinya untuk kabur dari rumah.

"Tuan muda, tolong berhenti!" teriak mereka serempak.

Dimana segerombolan pria berpakaian serba hitam masih terus mengejar tuan mudanya, namun mereka tidak ingin gegabah dan masih perlu melakukan pengawasan demi keselamatan tuan mudanya.

Dengan cerdiknya anak laki-laki itu memilih bersembunyi di dalam kardus dekat tong sampah. Dimana di sekitaran pinggir jalan berjejer mobil kontainer pengangkut barang. Otomatis para bodyguard yang mengejarnya langsung kehilangan jejaknya.

"Tuan muda, tuan muda!" teriak mereka sambil berlarian terus mencari tuan mudanya. Sedangkan anak laki-laki yang bernama lengkap Kenzo Julian Paxton sedang tersenyum penuh kemenangan di dalam tempat persembunyiannya.

Sementara para bodyguardnya mulai menyebar, menghadang para pejalan kaki yang melewati area tersebut untuk mempertanyakan tuan mudanya.

"Hei kau, berhenti!" ucap Lucas yang merupakan ketua bodyguard dari kelompoknya.

Tampak wanita cantik yang tengah berjalan tergesa-gesa memilih untuk menghentikan langkahnya. Kemudian Lucas menghampirinya.

"Apa kau melihat anak kecil lewat disekitar sini? tingginya kira-kira seperti..." ucap Lucas sembari menggantung ucapannya melihat wanita cantik dihadapannya. Dia pun terpesona melihat kecantikan wanita itu.

"Maaf, saya tidak melihat anak kecil lewat disekitaran sini" jawab wanita cantik itu, lalu melanjutkan kembali langkahnya.

"Tunggu sebentar nona, saya mau menunjukkan foto...." Lucas mencoba menghentikan wanita cantik itu, namun sayang sekali wanita itu keburu pergi.

Lucas hanya mampu menghembuskan nafasnya, kemudian melanjutkan kembali mencari keberadaan tuan mudanya.

Hal itu, sudah menjadi kesekian kalinya sang tuan muda kabur ketika berangkat ataupun pulang dari sekolah. Terkadang dia dan lainnya selalu saja di kelabui oleh tuan mudanya yang genius itu.

Sementara itu, Kenzo yang merasa yakin bahwa para bodyguard yang selalu melakukan pengawalan terhadapnya sudah pergi jauh. Dia pun lekas keluar dari tempat persembunyiannya.

Perlahan mata bulatnya mulai melihat disekelilingnya, terdapat persimpangan jalan di depan sana, namun tidak mungkin juga jika dia harus kembali melewati jalan yang dilewati oleh para bodyguardnya.

“Aah, mendingan aku mengunjungi rumah mommy. Setelah itu, aku akan berpetualang menikmati udara bebas” ucapnya kegirangan dengan idenya. Pasalnya Kenzo sangat merindukan mommy nya, sehingga dia ingin mengunjungi tempat peristirahatan terakhir mommy nya.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status