Share

2. Terus Membujuk

"Tidak, Mas, aku tidak mau foto tanpa busana seperti ini! Apa kamu sudah tidak waras? Aku istrimu, Mas! Hanya lelaki tidak punya akal panjang yang meminta istrinya foto tanpa busana. Untuk apa? Mau diberikan pada siapa? Ada apa sebenarnya dengan kamu, Mas?" Luisa berteriak histeris sambil mencoba membungkus tubuhnya yang polos dengan seprei. Ya, mau tidak mau, ia harus gerak cepat untuk mencabut karet sudut seprei agar terlepas dan lain berwarna putih itu bisa menutupi tubuhnya. 

"Luisa, sedikit saja! Ayolah, aku mohon sekali padamu, Sayang! Sini, berikan kain ini, aku janji nanti akan aku blur  bagian penting." Edmun menarik ujung kain yang tersisa. 

"Tidak! Jangan, Mas! Aku gak mau!" Luisa menahan seprei yang berhasil ia kenakan sembarangan di tubuhnya. Ponsel Edmun masih mengarah padanya. Tarik-menarik terus terjadi dengan is akan ketakutan Luisa. Sadar ini bukan saat yang tepat, Edmun pun mengalah. Karena semakin ia memaksa, Luisa akan semakin takut padanya. Hal ini tidak boleh karena masih sangat membutuhkan istrinya.

Pria itu terduduk di pinggir tempat tidur dengan kepala menunduk. 

"Maafkan aku, Luisa! Kamu mandilah!" Titah Edmun dengan suara lemah tanpa menoleh ke arah istrinya yang masih sesegukan di belakangnya. 

"Mas, kita akan cari jalan keluar bersama-sama, tetapi tidak begini. Tolong jangan melakukan hal mengerikan seperti tadi." Wanita itu menyentuh bahu suaminya. Lalu ia turun untuk masuk ke kamar mandi. 

Edmun meremas rambutnya kasar. Satu sisi ia menyesal karena telah berbuat hal senekat ini pada wanita yang ia cintai, tetapi di sisi lain, ia harus melakukannya. Jika tidak, maka ia pun bisa dipenjara. Utang dua milyar dan belum bunganya yang hampir menyentuh angka tujuh ratus juta yang membuatnya tercekik seperti ini. 

Kring! Kring! 

Edmun menelan ludah saat melihat nama kontak pria yang menghubunginya. Lekas ia berjalan keluar kamar untuk mengangkat panggilan itu. Ia tidak mau Luisa mendengar dan salah paham dengan apa yang ia bicarakan di telepon. 

["Halo, Pak."]

["Halo, Edmun. Bagaimana? Apa sudah dapat foto istri kamu?"]

["Mm ... Maaf, Pak, Luisa masih menolak dengan tegas. Tapi Bapak gak perlu khawatir karena saya akan mencobanya lagi. Saya mohon beri saya waktu dua hari, Pak. Saya yakin akan bisa mendapatkan foto yang Bapak inginkan."]

["Oke, dua hari lagi saya tunggu ya. Ingat, dua pose hanya untuk membayar bunganya saja. Pinjaman inti belum terhitung."]

["Pak, bagaimana kalau pinjaman inti sekalian? Apa yang harus saya lakukan terhadap istri saya."]

Suara Edmun sembari berbisik. Ia menelepon di pinggir kolam renang, karena tidak mau ada siapapun yang mendengar percakapannya dengan pria dewasa yang biasa ia panggil Pak Dipta. 

Suara tawa pria di seberang telepon sana membuat Edmun cemas. Ia khawatir akan ada hal lebih nekat lagi yang diminta lelaki itu padanya. 

"Luisa tidur denganku satu kali, utang kamu tuntas lima ratus juta. Luisa tidur denganku dua kali, utang kamu tuntas satu milyar. Luisa tidur denganku empat kali, utang kamu benar-benar lunas semuanya. Oh, iya, jangan lupa! Foto naked Luisa untuk bayar bunga pinjaman."

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fransisko Vitalis
nayar bunga utang dengan foto telanjang istri,bayar pokok utang dengan istri ditiduri irang lain
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status