Share

VIII

Author: missingty
last update Last Updated: 2021-09-23 16:04:10

Perhelatan besar untuk menyambut sang tuan rumah digelar di kediaman Pangeran Hitam. Tapi sebelum ke kediamannya, Illarion Black atau yang lebih dikenal dengan Pangeran Hitam memberi hormat terlebih dahulu pada sang Raja Abraham di ruang peristirahatan pribadinya. Raja tua itu masih terbujur lemah di atas ranjang yang tertutup oleh kelambu mewah berwarna merah maron. Pangeran Hitam berlutut memberi hormat pada sang Raja.

“Kali ini Exilas?” tanya Raja sedikit parau tapi tak sedikit pun mengurangi karisma yang dimiliki penguasa Anarka itu.

“Ya,” jawab Pangeran Hitam singkat.

Raja tua itu terkekeh. “Sebuah kemenangan besar kau dapatkan, tapi kenapa nada suaramu seperti kau kalah perang, Rion?”

“Maaf,” jawab Pangeran Hitam singkat sekali lagi. Tak berminat sedikit pun menjawab panjang lebar pertanyaan sang Raja.

Sedikit bangkit dari sandaran kepala kasurnya, Raja tersenyum sinis. “Ah rupanya kau masih membenciku, Rion.”

Pangeran Hitam masih bergeming dari tempatnya, hanya menatap tajam ke Raja tanpa memperlihatkan emosi sedikit pun di wajahnya. Raja Abraham benar, Illarion Black sangat membenci ayahnya. Jika kebenciannya pada Ratu Minerva dapat dengan mudah ia tunjukkan kepermukaan, maka kebenciannya pada Raja Abraham selalu Pangeran Hitam kubur dalam-dalam. Illarion Black memiliki alasan tersendiri bersikap seperti itu.

“Terima kasih atas hadiah yang kau berikan” ujar Raja Abraham sambil melirik kubah kaca kecil berisi jari manis Raja Exilas lengkap dengan cincin naga tanda kekuasaan yang telah diawetkan. “Hanya saja hadiahmu tak bisa menutupi pengkhianatan kecil dari perintah yang telah kuberikan, Rion.”

Pangeran Hitam menautkan kedua alisnya. “Maksud baginda Raja?”

“Istrimu, ia tak pernah sekalipun memberi salam hormat untukku. Hal ini bukan karena kau meninggalkannya sendiri ‘kan?” tegas sang Raja ketimbang bertanya. “Aku memberimu perintah menikah dengan keluarga Ratu bukan untuk menghinanya, Rion.”

“Sial!” batin Pangeran Hitam, tiba-tiba bayangan gadis berkulit seputih salju dengan manik secantik batu ametyst melintas di kepalanya. “Sa-saya akan memberi hormat bersamanya, segera!” ujar Pangeran Hitam sedikit gugup.

Mendengar kepanikan di nada suara Pangeran Hitam, Raja tersenyum. “Baiklah, kali ini kuanggap itu bukan masalah besar. Lanjutkanlah pestamu, kau berhak menikmatinya.

Pangeran Hitam hanya mengangguk sebagai balasan, tapi sebelum ia pamit undur diri sang Raja bergumam pelan. “Aku harap kau bahagia dengan pernikahanmu, Rion.”

Hingar bingar lantunan musik terdengar hingga luar istana, rakyat di luar istana kerajaan pun ikut serta menikmati jamuan hasil perang dengan suka cita. Saat Pangeran Hitam masuk ke aula pesta, semua bangsawan hingga prajurit menangkat gelas-gelas mereka bersorak dengan menyebut bangga nama pria tampan itu.

“Kejayaan untuk Pangeran Hitam!” teriak Jendral Andreas yang diikuti seluruh tamu yang hadir. Gemuruh suara terdengar hingga luar, rakyat pun turut mengumandangkan hal yang sama.

Ratu tersenyum kecut mendengar itu. Sebagai kepala pemerintahan sementara, Ratu mau tak mau harus menghadiri acara itu mewakili sang Raja. Ratu Minerva semakin geram saat melihat tingkah laku anak tunggalnya di acara itu, Pangeran Alexander yang mabuk berat tampak menari-nari bersama para wanita dan para tamu yang hadir terlihat menertawakannya.

“Si ‘domba’ itu hanya mampu mempermalukanku saja!” rutuk sang Ratu.

“Adikku! Kau semakin tampan!” ujar Pangeran Alexander sambil memeluk Pangeran Hitam. Pria dengan manik hitam itu hanya berdiri kaku tanpa niat membalas pelukkan hangat itu.

“Ah adikku yang manja tak seperti dulu lagi, ia selalu menangis saat aku tak ada di sisinya,” lanjut Pangeran Alexander sambil tertawa masih merangkul Pangeran Hitam. Para bangsawan kebingungan menanggapi candaan Pangeran Alexander, mereka takut kehilangan nyawa jika harus menertawai Pangeran Hitam.

“Hei! Ku dengar kau telah menikah, kenapa tak mengundangku?” ujar Pangeran Alexander sambil menepuk-nepuk pipi Pangeran Hitam, bau alkohol menguar dari mulut pria itu. Pangeran Hitam membalas perlakuan itu dengan tatapan dingin dan rahang yang mengeras.

“Bawa pulang Pangeran Alexander!” perintah Ratu Minerva yang tiba-tiba berdiri di hadapan mereka. Sedikit keributan terjadi saat Pangeran Alexander yang mabuk berat tak ingin pergi dari sana dan enggan melepas pelukannya dari Pangeran Hitam.

“Selamat atas kemenanganmu, Pangeran Illarion,” ujar Ratu Minerva dengan senyuman yang tampak dipaksakan. “Aku akan undur diri sekarang, begitupun dengan Pangeran Alexander-“ terdengar teriakan Pangeran Alexander yang ingin balik ke tempat pesta, “yang sudah sangat ingin pulang,” lanjutnya.

Pangeran Hitam yang malam itu mengenakan pakaian serba hitam dengan ornamen singa emas di dadanya tampak tersenyum sinis sambil menelengkan kepala. “Seekor domba.”

“Domba! Kau menyebut Pangeran Alexander seekor domba?!” pekik Ratu Minerva sambil membelalakan matanya. “Bocah busuk ini berani-beraninya menghina putraku!” umpat Ratu Anarka itu dalam hatinya. Para tamu tampak tegang melihat perdebatan itu dan mulai mencuri-curi dengar. 

Pangeran Hitam menaikkan sebelah alisnya. “Aku hanya menawari domba guling, Ratu. Bukankah malah kau yang mengatakan ‘Pangeran Alexander seekor domba’?” tanyanya balik sembari tertawa licik.

Ratu Minerva mengepalkan kedua tangannya dengan kuat hingga buku-buku jarinya memutih kemudian berbalik pergi meninggalkan kediaman Pangeran Hitam. Ia tak ingin berdebat lebih panjang dengan Pangeran Hitam di acara yang dipenuhi kaki tangan dan para kolega pria tampan itu. Suasana pesta yang tadi sempat memanas sudah kembali meriah seperti semula.

Pangeran Hitam merasa bosan, ia tampak menyelinap ke balkon menghindari keramaian pesta. Dan Andreas yang melihat hal itu ikut menyusul ke luar ruangan.

“Ah! Tuan di sini!” seru Andreas.

Pangeran Hitam berbalik sambil memperlihatkan sorot mata malas. “Kenapa kau kesini? Tak bisakah kau diam saja di dalam sana?” tukas Illarion Black kesal.

Andreas tersenyum. “Apa acaranya tak menyenangkan, Tuan? Atau kau ingin beberapa gadis di tempat tidur menemanimu?” Pengawal setia Pangeran Hitam itu masih ngotot untuk membuat Tuannya bahagia malam ini. Mereka sudah berperang empat bulan dan meraih kemenangan besar, itu hal yang harus dirayakan bukan dengan berdiam sendirian di balkon, bukan?

Mendengar kata ‘gadis’ tiba-tiba Rion mengingat sosok yang membebani pikirannya sedari tadi. “Mana gadis itu? Aku tak melihatnya sedari tadi.”

Andreas menautkan alisnya telihat bingung. “Siapa?”

“Ck, gadis itu siapa sih namanya? White? Sesuatu White? Ah! Aku lupa!” tanya Rion lebih kepada dirinya sendiri.

Andreas masih tak mengerti, gadis mana yang tiba-tiba diingat Tuannya. Hal ini sangat langka bahkan ia sendiri sebagai orang yang selalu berada di samping Pangeran Hitam, tak mengingat seorang gadis pun yang dekat dengan pria bersurai gelap itu.

“Keluarga Ratu Minerva yang ku nikahi,” jelas Pangeran Hitam.

“Maksud Tuan wanita dengan penampilan aneh itu?” tanya Andreas keheranan. Mereka sudah empat bulan di medan perang, dan sekarang Rion bisa meniduri wanita manapun yang ia mau. Tapi kenapa ia tiba-tiba mengingat wanita dengan kulit pucat itu?

“Mana dia? Kenapa ia tak pernah sekalipun memberi salam pada Baginda Raja. Apa ia tak pernah diajarkan sopan santun menjadi seorang Lady?” tanya Illarion balik tak mempedulikan Andreas yang keheranan.

“Kurasa karena ia tak memiliki akses ke kerajaan. Dia masih di kediamannya semula, rumah Duke Broke.”

Rion tampak terkejut. “Tunggu ... maksudmu ia masih di sana?”

“Bukankah anda sendiri yang mengatakan bunuh siapapun mata-mata yang tinggal di kastil Black? Dan gadis itu sudah pasti mata-mata. Tuan tak mungkin meninggalkannya di istana sementara kita pergi berperang, kan?” ujar Andreas meyakinkan kalau keputusan meninggalkan gadis itu di rumah orang tuanya adalah tindakan yang benar.

“Jadi dia masih di rumah Duke- ah siapa namanya tadi, yang di Sulli?”

Andreas mengangguk, masih keheranan. “Jika Anda mau, aku akan memintanya menghadap Tuan, besok,” tawar Jenderal pasukan berkuda itu. Jarak Sulli dan ibu kota kerajaan Anarka memang tak begitu jauh, hanya saja Andreas masih tak ingin tuannya menghabiskan waktunya dengan perempuan penyakitan itu.

“Ah sial! Pantas saja Raja berkata seperti itu,” seru Rion. “Kau besok susul aku dengan kereta kuda, kita harus menjemput gadis itu. Segera!” perintah Pangeran Hitam sebelum meloncat dari balkon kemudian menghilang dari pandangan Andreas.

“Gadis itu merepotkan Tuanku saja,” geram Andreas yang tak sempat menahan kepergian Pangeran Hitam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
mush aidah
menarik....lnjut
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   Extra Chapter 3

    Awalnya aku selalu melihat ia seperti wanita yang dingin dan tak pernah tersenyum, ekspresinya selalu datar. Ia mirip sepertiku, kecuali satu hal. Gadis berkulit pucat itu selalu gemetar dan terlihat ketakutan. Manik matanya tak pernah benar-benar menatapku, ia selalu menatap kakiku. Entahlah mungkin sepatu kulitku lebih menarik ketimbang parasku, menurutnya. Tapi penampilan yang tak biasa itu cukup menarik perhatianku. Selanjutnya, kupikir untuk membunuh gadis itu secara perlahan. Menyiksanya dulu mungkin? Bagaimanapun ia adalah keluarga wanita iblis itu. “Ma-maaf.” “Maaf, Tuan…” “Maaf.” Itu ucapan yang sering ia lontarkan dari bibir merah cherry dengan tangan gemetar dan tubuh membungkuk. Hanya puncak kepalanya saja ya

  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   Extra Chapter 2

    “Aku hanya mengundang orang-orang yang terpilih saja untuk datang ke pesta ulang tahunku,” seru seorang anak gendut dengan leher berlipat. Nyaris seluruh anak di sekolah itu berharap diundang ke pesta cucu Duke Serafin, kakek Samuel yang terkenal kaya itu sangat memanjakan bocah gendut yang sekarang sedang berkacak pinggang dengan sombong. Tapi perhatian anak-anak di kantin dengan interior mewah itu langsung terpecah begitu melihat Maximiliam memasuki cafetaria yang menghubungkan asrama laki-laki dan perempuan itu. Beberapa gadis sedikit menjerit melihat kedatangannya. “Ck!” decak Samuel dengan raut muka tak suka. “Kau tak akan kuundang,” ujarnya sambil menunjuk Max yang melintas di depannya. “Aku juga tidak mengharapkannya,” jawab Max yang duduk meletakkan nampannya di sebelah Niana. Tawa pelan berbisik me

  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   Extra Chapter 1

    “Berkemaslah, kita langsung balik ke Ibu Kota,” perintah Illarion pada para anak buahnya yang masih masih tergeletak horizontal setelah dua hari menggempur pemberontak di wilayah perbatasan. Sebenarnya Kaisar Hitam enggan keluar dari Ibu Kota, atau lebih tepatnya meninggalkan Amanda. Permaisurinya itu ia tinggalkan setelah nyaris sebulan pernikahan mereka diakui publik. Tapi pemimpin pemberontakan kali ini jauh lebih cerdas dan kuat dibanding sebelumnya, karena itu Illarion Black turun tangan. Setelah Illarion masuk ke dalam tenda hitamnya, erangan pelan keluar dari mulut para prajurit itu. “Astaga Kaisar benar-benar manusia apa seorang monster? Tuan ingin kita segera balik ke ibu kota tanpa membiarkan kita bernapas terlebih dahulu,” keluh seorang prajurit yang baru saja kehilangan tiga gigi depannya karena perkelahian semalam.

  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   Terima Kasih Pembaca ^^

    Hai, perkenalkan saya penulis cerita ini dengan nama pena missingty.Terima kasih sudah mengikuti kisah Amanda White dan Illarion Black sejauh ini, dan yah, kita sudah berada di chapter terakhir kisah ‘Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam’. Terima kasih untuk support teman-teman pembaca semua, di note ini juga missingty ingin meminta maaf jika tulisan yang missingty buat jauh dari ekspektasi dan keinginan para pembaca sekalian.Sebagai permintaan maaf, mungkin diantara para pembaca masih ada merasa plothole yang mengganjal di novel online ini, atau mungkin penasaran dengan beberapa kisah yang tidak disebutkan di cerita ini. Silahkan komentar di bawah ya, mungkin nanti missingty akan buatkan bab epilog untuk itu.Sekali lagi terima kasih kepada akak-akak pembaca sekalian, salam sayang dari missingty. I* inspirasikuh.

  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   CCXVIII. Kidung

    Ekspresi menyedihkan yang Illarion tampilkan setelah mendengar perkataan Amanda itu membuat Karak kembali menggaungkan tawanya di ruang bawah tanah itu. “Karma! Kau dengar! Itu Karmamu Illarion!” ucap pria tua itu di sela sela tawanya yang tampak mengerikan.“Jangan tinggalkan aku lagi Amanda,” pinta Illarion terdengar lemah mengikuti langkah gadis itu menuju pintu.Amanda mempercepat langkahnya sembari berurai air mata. Perpisahan dan pergi sejauh mungkin dari Illarion Black adalah pikiran Amanda saat ini.“Galela!” teriak lelaki bertubuh tinggi besar yang hanya beberapa langkah dibelakangnya itu.Amanda menghentikan langkahnya mendengar Illarion mengeluarkan nama lain dari mulutnya.“Kau tak ingin memaksanya memintamu untuk kembali padaku kan Amanda?” tanya Illarion dengan suara lirih seakan penuh kesedihan, tapi tatapan mata dari iris kelam itu terlihat sangat dingin.“Apa maksudmu?” tanya Amanda mengabaikan asas kesopanan den

  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   CCXVII. Orang Lama

    Mata ungu Amanda langsung terbelalak mendengar nama itu. Karak adalah nama pria yang meracuni Illarion saat pesta dansa di ulang tahun baginda Raja Abraham dahulu. Saat itulah mereka bertemu Galela dan Balton yang menyelamatkan Illarion dan memberikan penawar racun itu.‘Apa karena itu, Illarion menyiksa pria ini? Karena ia pernah diracuni olehnya?’“Kau sepertinya mengenalku?” tebak Karak sembari menyipitkan matanya. Rantai-rantai di punggungnya ikut berderak. “Ah kemampuanku memang luar biasa.”‘Aku tak perlu ikut campur hal ini, sebaiknya aku pergi saja.’“Hei, apa kau tak menyimpan dendam pada pria itu?”Amanda yang bersiap balik kembali menghentikan langkahnya. “Karena?”“Mengorbankanmu.”“Apa maksudmu?” tanya Amanda.Karak kembali terkekeh pelan sebelum menjawab pertanyaan Amanda. “Kau kira siapa yang meracuni Raja? Raja terdahulu.”“Ha?” gumam Amanda tampak bingung. ‘Selama ini aku memang penasar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status