Sepanjang hari sebelum berangkat, Shen Qi tidak sekali pun meninggalkan Xue Ningyan. Dan selalu melakukan berbagai hal bersamanya. Sehari sebelum keberangkatan, ia duduk di paviliun bersama Xue Ningyan sambil mengajarinya bermain Qin. “Aku dulu pernah menjadi guru musik Yang Mulia Pangeran Pertama,” sekarang Shen Qi juga tertarik membicarakan banyak hal tentang masa lalunya. “Tuan Muda kelihatannya dekat sekali dengan Yang Mulia Pangeran Pertama, ya,” jawab Xue Ningyan. “Di luar perintah Baginda untuk menjadi teman bermainnya saat kecil dulu, kami sebenarnya tidak sedekat itu. Hanya saling memanfaatkan saja.” Xue Ningyan terdiam mendengar jawaban Shen Qi. Sepertinya hubungan setiap pejabat dengan Keluarga Kekaisaran tidak pernah benar-benar tulus dari hati. Semuanya demi uang atau kekuasaan, kehormatan, jabatan dan hal-hal duniawi lainnya. Meski begitu, masih ada sedikit rasa kecewa karena suaminya tak ada bedanya dengan pejabat-pejabat lain yang sudah seperti itu. “Tapi yang k
Saat mendengar kicauan burung pagi dan merasakan kehangatan cahaya matahari, Xue Ningyan membuka matanya yang masih terasa berat. Ia beringsut duduk dari posisi tidurnya. Matanya mengerjap perlahan, menoleh ke sisi kiri tempat tidurnya yang kosong. “Apakah Tuan Muda sudah lebih dulu pergi ke meja makan?” ia bertanya dalam hati. “Selamat pagi, Nyonya Muda.” Xiao Ci berjalan memasuki kamar membawa wadah air untuk mencuci muka. “Ah, selamat pagi. Apakah kau melihat Tuan Muda saat melewati ruang makan?” Xiao Ci tidak langsung menjawab, ia terus berjalan dan meletakkan baskom itu di atas meja. “Silakan Nyonya Muda mencuci wajah terlebih dahulu sebelum sarapan.” Xue Ningyan terdiam dan hanya menuruti kalimatnya saja. Setelah Xue Ningyan mencuci wajahnya, ekspresi wajah Xiao Ci yang sebelumnya masih cukup santai berubah menjadi sedikit tegang. Ketika mata Xue Ningyan menatapnya, Xiao Ci langsung tersenyum dan berkata, “Kata Kepala Pelayan, Tuan Muda sudah berangkat ke
“Ada keperluan apa Anda berdua mengunjungi Kediaman Tuan Muda Keempat, Tuan Putri?” tanya Xue Ningyan tanpa mengurangi kesopanannya. Sepasang pengantin baru itu saling menatap, lalu Tuan Muda Kelima membantu memberikan jawabannya. “Awalnya kami datang untuk berterima kasih pada Kakak Keempat. Tapi baru saja kami mendengar dari Kepala Pelayan bahwa beliau baru saja berangkat untuk melaksanakan tugas dari Yang Mulia Pangeran Pertama.” “Karena terlanjur datang, jadi saya dengan lancang meminta bertemu dengan Kakak Ipar saja. Apakah Kakak Ipar bersedia meluangkan waktu sebentar untuk minum teh dan berbincang dengan kami?” ‘Dia sopan sekali …,’ Xue Ningyan bergumam dalam hati. Selama tinggal di sini, dia memang belum pernah bertemu dengan kakak dan adik Shen Qi secara langsung kecuali saat menghadiri acara resmi seperti perjamuan atau pesta pernikahan. Dia bahkan juga tidak pernah menyapa mereka dengan benar. Tapi begitu berhadapan dengan satu-satunya adik laki-laki Shen Qi seperti i
Wilayah Xinan. Musim gugur datang lebih awal di Xinan karena cuacanya yang lebih sejuk dari wilayah-wilayah lain. Kaki-kaki kuda berlari seolah tidak menapak tanah, menunjukkan bahwa kuda itu berlari sangat kencang. Shen Qi menghentikan kudanya di tepi tebing ke enam. Sudah separuh perjalanan ia lalui di Xinan yang dingin dan terjal ini. Ia turun dari kuda dan duduk bersandar pada batang pohon yang telah hampir lapuk. Uhuk! Darah menyembur keluar dari mulutnya. Zhong Li yang baru berhenti langsung mendekatinya dan menyodorkan air minum. “Lebih baik kita beristirahat di sini, Tuan Muda. Anda sudah tidak bisa berkendara lebih jauh lagi.” Zhong Li memberi saran yang sama ke sekian kali. “Baiklah, keluarkan perbekalan terakhir kita.” Shen Qi menyeka ujung bibir dengan kasar. Ia mendongak, menatap matahari yang tertutup awan gelap. Xinan sungguh memiliki cuaca yang buruk. Beberapa jam yang lalu saat masih mendaki gunung terjal, hujan deras datang disertai guntur dan petir. Kuda y
Dua hari setelahnya, Zhong Li membuka mata. Cahaya lembut matahari senja mulai beradaptasi dengan matanya.“Komandan Zhong Li, Anda sudah bangun?” seorang pria tua menyapanya. “Tuan Muda …, Tuan Muda! Bagaimana dengan Tuan Muda?” Zhong Li yang sudah tahu bahwa dirinya diselamatkan oleh orang dari markas cabang Xinan setelah nyaris mati karena bertarung habis-habisan di lereng gunung itu, segera menanyakan kabar Shen Qi yang terakhir kali jatuh ke jurang. Pria tua itu saling tatap dengan rekan yang lain—yang berusia lebih muda. Pria yang lebih muda menjawab dengan suara penuh penyesalan, “Senior Zhong Li, Anda sudah tidur selama dua hari. Sementara kami baru saja menemukan Tuan Muda pagi ini.”“Beliau tidak memiliki luka luar yang parah. Tapi, beliau …, beliau sedikit aneh, karena tidak ingat kenapa bisa berada di jurang, dan kenapa bisa berada di Xinan. Seolah-olah hal yang baru saja menimpanya itu tidak pernah terjadi, beliau juga mengaku baru berusia dua puluh tahun.”Pria tua di
Kediaman Tuan Muda Keempat. Atas saran Tuan Putri Yinyue, Xue Ningyan memeriksakan dirinya kepada tabib kediaman. Ia merasa akan ada hal yang baik dari pemeriksaan ini. “Aku sudah tidak datang bulan sejak bulan lalu.” Tabib itu awalnya tertawa, “Tapi, Nyonya Muda. Bukankah ini terlalu cepat untuk memikirkan bahwa Anda sedang hamil? Memangnya sudah berapa kali Anda melakukan ‘itu’ dengan Tuan Muda?” Xue Ningyan terdiam dengan wajah malu-malu, “Apakah aku juga harus menjawab pertanyaan yang sangat rahasia itu?”“Tentu saja, supaya saya juga tidak terlanjur memberikan harapan yang kosong pada Nyonya Muda. Bagaimana pun ini masih terlalu awal. Usia pernikahan Anda saja baru empat bulan, tidak mungkin Anda melakukan ‘itu’ setiap malam sampai-sampai bisa hamil secepat itu, kan?” “Aku pikir sudah lebih dari tiga kali kami melakukannya ….” Xue Ningyan mencoba berpikir dan menghitung lebih akuran. Tabib itu terdiam dengan raut tak percaya.“Kenapa? Kau mau bilang itu tetap tidak mungkin
Zhong Li menepati janjinya setelah mengantar Shen Qi ke kamar dan menitipkannya pada Kepala Pelayan. Sedangkan Xue Ningyan sudah menunggu di tempat pertemuan sejak satu jam yang lalu. “Saya merasa bersalah karena membuat Anda menunggu selama ini, Nyonya Muda,” itulah kalimat yang pertama kali dikatakan Zhong Li saat menemuinya. Xue Ningyan tersenyum tipis tanpa ekspresi, “Aku ingin tahu kenapa suamiku jadi seperti itu, tentu saja harus sedikit bersabar.” Saat baru datang, Xue Ningyan sangat mengharapkan pertemuan dengannya. Ia ingin memeluknya dan tersenyum padanya lagi. Tapi begitu melihat dan merasakan seperti apa pandangan Shen Qi saat menatapnya begitu ia turun dari gerbong, suasana hati Xue Ningyan menjadi tidak karuan. Ia tahu ada sesuatu yang besar telah terjadi pada Shen Qi sepanjang pergi ke tempat yang jauh selama satu bulan ini. “Aku sudah menyiapkan hatiku untuk mendengar penjelasanmu, Zhong Li. Bisakah kau cepat-cepat jelaskan?” Zhong Li mengangguk ragu. “Tuan Mud
Xiao Ci masuk ke kamar Xue Ningyan sambil membawa semangkuk obat. “Nyonya Muda, Anda harus minum obat dulu sebelum beranjak tidur.”“Xiao Ci. Sudah berapa lama aku tidak minum obat lagi?” Xiao Ci terdiam sejenak sambil berpikir, “Sepertinya sudah lama sejak sebelum Tuan Muda pergi ….” “Selama itu, apa kau merasa kondisi tubuhku sudah membaik?” “Saya bahkan sampai lupa kalau dulu Nyonya Muda hampir tidak bisa hidup tanpa obat.” Xiao Ci menjawab pelan. Xue Ningyan mengulas senyum tipis, “Tapi pada akhirnya, kan. Aku tetap wanita yang bertubuh lemah.”“Apakah Anda ingin saya memanggilkan tabib?” “Tidak perlu. Aku sudah memeriksakan diri bulan lalu. Hasilnya sama saja, kok.” “Tapi bulan lalu kan, Anda masih sangat sehat, tidak seperti sekarang.” Xue Ningyan menggeleng, “Aku hanya sudah tiba di titik terlemahku saja, Xiao Ci. Nanti juga akan baik-baik saja.” Xiao Ci menghela napas pendek, “Kalau begitu, saya permisi dulu.” Krieet …! Xiao Ci menghentikan langkahnya saat melihat Sh
Kediaman Tuan Muda Keempat. Shen Qi duduk di meja kerjanya tanpa melakukan apa pun padahal pekerjaannya banyak. Tumpukan dokumen berserakan di atas meja. Tinta terlihat kering dan kuas masih sangat bersih. Buku-buku catatan menumpuk di lantai. Zhong Li masuk ke dalam ruangan itu, raut wajahnya tidak terlihat baik. Terus tertunduk seolah berat untuk mengatakan sesuatu. Shen Qi menatap kosong ke arahnya, “Masih belum ditemukan juga?” Zhong Li menghela napas pelan, “Ya, Tuan Muda.”Sejak minggu lalu, Shen Qi disibukkan dengan pekerjaan seolah-olah tidak mengizinkannya ikut campur dalam percarian Xue Ningyan. Tang Yan semakin gencar menyelidiki masalah Aliansi Gelap setelah Lin Jingwei, Kepala Biro Informasi kembali mengirim surat tentang kasus yang berkaitan dengan mereka. Hari ini, pada jam ini, seharusnya Shen Qi pergi ke Gedung Quli untuk bertemu Yang Ye. Dan mencapai kesepakatan pekerjaan dengan Kanselir yang seharusnya tidak berkaitan dengan orang-orang pihak Pangeran Pertama
Setelah pembicaraan mereka selesai, Pangeran Pertama kembali ke Istana Selatan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Xue Ningyan duduk di paviliun sendirian dengan suasana canggung yang dibuatnya sendiri. Matanya sesekali melirik Ying Shi yang hanya berdiri di dekatnya tanpa mengatakan apa pun. Sebelum pergi, Pangeran Pertama memberi tugas pada Ying Shi untuk menjaga Xue Ningyan dari dekat. Jadi Ying Shi tidak mengikutinya kembali ke Istana Selatan. Saat itu, dia mengatakan, “Gu Wan selalu lama kalau pergi ke pasar karena banyak hal yang harus dibeli. Apalagi sekarang ada kau, jadi pasti harus membeli beberapa barang yang sebelumnya tidak ada.” “Kau pasti bosan kalau menunggunya sendirian. Jadi aku meninggalkan Ying Shi di sini untuk menjagamu. Ah …, aku juga akan mempekerjakan beberapa pelayan wanita untukmu.” Xue Ningyan menghela napas panjang. Sepi dan sunyi sekali. Tidak ada bedanya antara sendirian atau ada Ying Shi. Sama-sama membosankan. Dia menatap peralatan menyulamnya.
Brak!Pintu kamar sudah kembali terbuka dengan kencang. Xue Ningyan berdiri mematung saat benar-benar melihat Pangeran Pertama di depannya. Pangeran Pertama tersenyum, “Kau merindukanku, ya? Ningyan.”Xue Ningyan buru-buru merendahkan tubuhnya dan memberi salam, “Selamat datang, Yang Mulia ….” Matanya melirik Ying Shi, orang yang selalu ada di sisi yang Mulia itu seperti bayangan, berpakaian hitam dan hanya diam. “Terima kasih …, kenapa kau menungguku? Apakah ada hal yang ingin kamu bicarakan denganku?” Pangeran Pertama mendekat dan membantu Xue Ningyan kembali berdiri tegak. “Apakah Anda sibuk belakangan ini?” tanya Xue Ningyan. “Ah …, aku memang selalu sibuk setiap hari. Tapi sepertinya satu minggu terakhir aku benar-benar sibuk sampai sulit mengosongkan jadwal.” “Aku punya waktu untuk kembali sebentar karena pejabat yang akan menemuiku di jam ini membatalkan janji karena sesuatu yang mendesak.”“Haha …, rasanya sedikit menyebalkan, tapi aku tidak marah karena jadi punya waktu
Sudah satu minggu sejak Xue Ningyan mulai tinggal di vila pribadi milik Pangeran Pertama. Kesehatannya sudah jauh membaik dari sebelumnya. Dia mulai makan dengan lahap dan menghabiskan waktu tanpa rasa bosan. Seperti membantu Gu Wan memasak, waktu minum teh spesial bersama Gu Wan, mengobrol tentang cara mengasuh anak, dan hal-hal menyenangkan yang sederhana lainnya. Tapi, sudah satu minggu juga dia tidak bertemu Pangeran Pertama. Tampaknya dia benar-benar menepati janjinya untuk tidak mengganggu Xue Ningyan selama tinggal di sini. Atau mungkin memang karena kesibukan saja. Sudah satu minggu juga dia tidak bisa mendapatkan informasi apa pun tentang Kediaman Shen. Terakhir kali dia mendengarnya karena tidak sengaja mendengar pembicaraan Pangeran Pertama dengan bawahannya. Tapi itu sudah lama sekali. Sementara pernikahan itu sudah dilangsungkan seminggu yang lalu dan sekarang Liu Ling adalah istri sah Shen Qi yang baru. Kalau saja waktu itu kondisinya tidak begitu buruk, dia bisa
“Ya-Yang Mulia!” Gu Wan berseru, segera menyingkir dari tempat duduk di depan Xue Ningyan. “Sejak kapan Anda berdiri di sana? Kenapa tidak bilang apa-apa ….”“Sejak tadi. Aku bahkan mendengar semuanya dengan jelas.” “Ha ……”Pangeran Pertama menatap Xue Ningyan dengan hangat, “Kalau kau memutuskan untuk mempertahankan kandunganmu, kau tidak boleh meninggalkan vila ini sampai kondisimu benar-benar pulih. Jadi mungkin kau harus tetap tinggal di sini sampai tujuh bulan, atau bahkan sampai melahirkan.” Xue Ningyan menahan napas, “Ta-tapi bagaimana mungkin ….” “Pikirkanlah apa yang terjadi padamu jika kau pulang sekarang, Xue Ningyan. Tubuhmu tidak sehat, tabib mereka tidak jujur, Shen Qi akan menikah lagi …, kau tidak bisa menghindar dari perasaan kacau dan depresi. Itu sangat tidak baik untukmu dan kandunganmu. Jadi dengarkan saja apa yang kukatakan.” “Tapi …, kalau saya ingin bertemu suami saya …, apakah boleh?” Pangeran Pertama menatap kosong ke arahnya, “Tidak boleh.”Xue Ningyan
Siang hari Vila Selatan. Xue Ningyan duduk termenung di kamarnya. Memandangi halaman yang hijau yang seolah tidak terinjak satu kaki pun selama berbulan-bulan di samping kamarnya. Sepanjang hari, dia sepenuhnya memikirkan apa yang diucapkan Pangeran Pertama terakhir kali. Dan mengenai pilihan yang harus ditentukan sebelum bertemu dengannya kembali itu ….Xue Ningyan merasa itu terlalu sulit untuknya. Bagaimana bisa memikirkan hal yang begitu berat hanya dalam satu hari saja? Dia sangat menantikan buah hati. Dan Shen Qi juga sangat menginginkan anak itu. Dan ini adalah satu-satunya hal yang bisa menyelamatkan pernikahan mereka. Sekali saja Shen Qi tahu kalau dia sedang mengandung anaknya, pernikahan kedua dengan Liu Ling itu bisa saja dibatalkan, dan Baginda tidak akan memperpanjang urusan karena sudah sesuai aturan. Tapi dalam keadaan sekarang ini, posisi di mana dirinya tidak ada di dalam hati Shen Qi, dan Shen Qi yang telah mengumumkan kepada dunia bahwa Liu Ling adalah calon i
“Xue Ningyan.” Pangeran Pertama memanggil namanya. Xue Ningyan mendongak, mendapati Pangeran Pertama sudah berdiri di hadapannya entah sejak kapan. “Sa-salam untuk Yang Mulia Pangeran Pertama …, semoga kesejahteraan dan panjang umur senantiasa mengikuti Anda ….”Pangeran Pertama tertawa kecil, “Aku sudah memanggilmu lebih dari lima kali, tapi kau terlihat lebih terkejut dari pada saat pertama kali bangun semalam. Bahkan salammu sampai lengkap begitu …, lucu sekali.” Xue Ningyan memalingkan wajah karena merasa malu, “Sejak kapan Yang Mulia ada di sini?” “Sudah sangat lama sekali.” Xue Ningyan membulatkan mata “K-kalau begitu, Anda harus segera duduk. Ah …, saya juga sudah menyeduhkan teh untuk Anda, Yang Mulia …. Silakan diminum.” Xue Ningyan segera menuangkannya ke dalam cangkir. Asap lembut mengepul samar-samar. Pangeran Pertama menatap teh yang sudah tidak terlalu panas itu, “Kenapa kau tidak langsung antarkan ke kamarku saja?” “Itu karena …, saat itu Anda sedang membicarak
Kediaman Shen Qi. Ying Shi menyusup ke dalam setelah mencuri setelan seragam pelayan pria dan membawa sebuah keranjang berisi pakaian yang baru saja dicuci. Biasanya saat malam, para pelayan wanita akan meninggalkan keranjang berisi cucian itu di samping sumur. Lalu pelayan pria memindahkannya ke halaman belakang untuk kemudian dijemur esok harinya oleh pelayan wanita. Ying Shi cukup familier dengan kediaman ini dan sudah tahu secara lengkap kegiatan setiap orang yang menghuninya. Lalu pada waktu yang tepat, dia pergi ke ruang kerja Shen Qi untuk mengganti wadah tinta yang sudah habis. Setelah itu mengambil pakaian kotor di dalam kamar Shen Qi untuk ditaruh di samping sumur. “Hei kamu, mau ke mana?” Ying Shi bahkan dengan santai menyapa pelayan pria yang lain.“Mau ke belakang.” “Kalau begitu, bisakah sekalian membantuku meletakkan keranjang cucian ini samping sumur?” ia mengulurkan keranjang berisi cucian kotor yang memenuhi tangannya. “Kau mau ke mana?” “Entahlah, ada yang
Gu Wan terkekeh pelan, “Hehe …, Yang Mulia. Maaf, sepertinya saya sudah salah dengar, saya mengira Anda menyuruh saya untuk menyiapkan makanan Nona di ruang makan karena Anda ingin makan berdua dengannya …, saya minta maaf.” Pangeran Pertama memijat pelipisnya, merasa kesal dengan orang menyebalkan ini. “Pindahkan makanannya ke kamarnya sendiri. Aku sudah bilang kalau dia butuh istirahat total, kan?”Gu Wan tidak menyerah untuk membuat majikannya makan bersama kekasih yang baru dibawanya itu. “Ta-tapi beliau kan sudah berada di sini. Melelahkan sekali bagi tubuh lemahnya kalau harus kembali ke kamar sekarang, setidaknya kalau tidak mau makan bersama, Anda bisa menyuruhnya duduk sebentar untuk menemani Anda makan, kan?” Pangeran Pertama menghela napas kasar, “Kau yang harus bertanggung jawab memikirkan caranya. Jangan lupa ingatkan aku untuk menghukummu besok pagi.” “Yang Mulia ….” Gu Wan memasang wajah memelas. “Anu …, Yang Mulia,” Xue Ningyan bersuara untuk menghentikan perdebat