Home / Zaman Kuno / Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam / Bab 3 : Merebut Kembali Hak Yang Harus Direbut

Share

Bab 3 : Merebut Kembali Hak Yang Harus Direbut

Author: Xiao Chuhe
last update Last Updated: 2025-02-10 16:18:07

Ningyan termenung sepanjang perjalanan pulang. Apa maksudnya Shen Qi tidak akan menolak perjodohan itu? Tidak mungkin pria sepertinya tertarik pada Ningyan yang hanya putri pejabat tingkat empat.

“Nona, apakah ada yang mengganggumu?” Xiao Ci bertanya karena tak tahan melihat Ningyan melamun.

“Xiao Ci, maukah kau menyelidiki sesuatu untukku?”

“Katakan saja, Nona. Saya akan melakukannya.”

“Selidiki alasan di balik Shen Qi bersikeras tidak mau menolakku.”

“Baik, Nona.”

Setelah pertemuan singkat itu, Xue Ningyan tidak berhenti memikirkannya. Suara tegas Shen Qi yang menunjukkan wibawa tinggi itu selalu masuk ke telinganya dengan lembut.

Tatapan matanya yang senantiasa tajam juga tidak membuatnya takut atau terintimidasi. Ekspresi wajah yang datar itu juga membuat Ningyan merasa harus terus menatapnya dengan lekat.

Dari pertemuan singkat itu, dia juga menyadari, Shen Qi tidak begitu keras seperti rumor yang Xiao Ci dengar, tidak begitu kejam seperti yang Xiao Ci ketahui.

Ningyan merenung, apakah dia benar-benar bisa menilai perilaku seseorang hanya dari pertemuan pertama yang hanya berlangsung sepuluh menit itu?

Bagaimana pun, alasannya menerima pernikahan dengan gadis dari keluarga rendah jelas tidak bisa dianggap biasa saja. Apalagi, terakhir kali sebelum pergi, Shen Qi bahkan menekankannya dengan jelas.

Benarkah ini hanya permintaan Menteri Keuangan sebagai cara untuk menunjukkan kesetiaan terhadap faksi yang pernah menjadi musuh?

***

Setelah pulang ke rumah, Xue Yuan langsung memanggilnya ke ruang baca. Padahal sudah selarut ini, tapi dia tidak menunggu hingga esok hari baru berbincang.

“Ayah, apakah ada sesuatu yang ingin Ayah bicarakan denganku?”

Xue Yuan menatapnya yang sudah berdiri di depan meja kerjanya. “Duduklah, Ayah ingin bicara panjang denganmu.”

“Baik, Ayah.” Ningyan hanya bisa menurut dan menahan rasa kantuknya sebentar.

“Apakah ada yang ingin kau sampaikan padaku sebelum kita memulai perbincangan ini?” tanya Xue Yuan.

Ningyan terdiam, apakah ayahnya tahu kalau dia pergi semalaman untuk bertemu dengan Shen Qi?

“Aku tidak ingin menikah dengan Tuan Muda Keempat, Ayah.”

“Ningyan.” Xue Yuan menatap tajam.

Ningyan tahu ini tidak akan mudah.

“Pergi bertemu Shen Qi untuk memintanya menolakmu bukan keputusan yang tepat. Ayah memang tidak peduli dengan masa depanmu, tapi kau harus peduli dengan martabat keluarga kita yang di ambang kehancuran ini, bodoh!”

Kepala Ningyan tertunduk, “Ayah benar ….”

‘Biasanya anak gadis memang selalu mendapatkan perjodohan politik dari orang tua mereka, kan? Mungkinkah ayahku juga sama? Hanya benar-benar pernikahan politik dan bukan berniat buruk denganku?’

“Baguslah kalau kau sudah tahu posisimu. Kembailah ke kamar, besok tukang jahit Keluarga Shen akan datang untuk mengukur gaun pernikahanmu.” Xue Yuan menutup dokumennya.

“Baik, Ayah.”

Ningyan kembali ke kamarnya dengan perasaan murung. Dia menghela napas beberapa kali untuk mengurangi gelisahnya.

‘Sejak awal, Ayah memang berencana menjauhkanku dari Keluarga Xue, kan? Dia bahkan menyerahkan kekasihku untuk Xue Fengzhi. Jika sekali saja Xue Fengzhi berkata kalau dia tidak menyukaiku, sangat mungkin jika Ayah sampai membuangku seperti ini.’

Langkahnya terhenti saat melihat bayangan seseorang di kejauhan. Dia memutuskan untuk mendekat karena mengenal siapa yang sedang berdiri di sana.

Suara petir mulai terdengar. Ningyan berdiri di balik dinding lorong, melihat dari jauh Xue Fengzhi sedang berhadapan dengan Gu Shiyi, orang yang baru saja membuangnya.

***

Kembali ke kamarnya, Ningyan menyembunyikan wajah sembapnya di balik selimut. Bahunya berguncang dan suara isak tangisnya terdengar samar.

“Harusnya aku tidak perlu mendekat, padahal tahu akhirnya akan sesakit ini.” Ningyan menyeka pipinya berkali-kali.

“Aku memang percaya Gu Shiyi tidak akan melakukan hal yang buruk di belakangku, tapi memangnya aku berhak apa pada dirinya? Aku bahkan sudah dijodohkan dengan pria lain dan dia akan menikah dengan adikku sendiri.” Ningyan menghela napas panjang, matanya terpejam rapat.

Suara ketukan pintu terdengar.

Ningyan mengangkat kepala, “Siapa?”

“Nona, ini saya, Xiao Ci.”

“Masuklah, Xiao Ci. Pintunya tidak terkunci.”

Pintu berderit terbuka, Xiao Ci masuk dengan raut wajah serius.

Kemarin, setelah meninggalkan Aula Leluhur, Ningyan memberikan tugas pada Xiao Ci untuk mengawasi Gu Shiyi.

Tampaknya dia datang untuk melaporkan hasil pengamatan itu setelah melihat Gu Shiyi berada di kediaman ini bersama Fengzhi.

“Apa yang kau dapatkan, Xiao Ci?”

Xiao Ci menghela napas pelan. “Sesuai dengan dugaan Nona, Tuan Muda Gu memang berkolusi dengan Nona Kedua.”

Ningyan menghela napas panjang, berusaha menahan air matanya. “Apakah mereka sudah menjalin hubungan dejat sejak lama?”

“Berdasarkan kesaksian tetangga Kediaman Gu, Tuan Muda Gu sering sekali membeli perhiasan atau kain sutra berwarna cerah.”

“Saya mencocokkannya dengan gaun yang biasa dipakai Nona Kedua. Ternyata sebagian besar gaun berkualitas mewah yang beliau pakai adalah pemberian dari Tuan Muda Gu.”

“Sudahlah, tak perlu dijelaskan. Yang penting sekarang aku sudah tahu kalau pria itu sama sampahnya dengan pria yang tidak mau menolak perjodohan itu.” Ningyan merebahkan tubuhnya. “Saat keluar, bantu aku mematikan lampu.”

“Nona …,” Xiao Ci bergumam gelisah.

“Aku hanya tidak mau terlalu larut dalam kesedihan, Xiao Ci. Malam ini aku juga melihat sendiri bagaimana Gu Shiyi berbincang akrab dengan Xue Fengzhi. Aku tidak akan mengganggu lagi karena sudah tahu yang sebenarnya.”

Xiao Ci menunduk, “Baik, Nona. Tapi apakah Anda baik-baik saja? Anda tidak merasa sakit hati? Sebenarnya, tidak apa-apa jika Anda menangis untuk melegakan hati yang sesak. Nona tidak perlu menyembuhkannya dari saya, saya yang akan menjaga rahasia demi kebaikan Nona.”

Ningyan terdiam. Tiba-tiba dia terpikirkan sesuatu yang selama ini tidak pernah berani ia pikirkan.

“Nona, apakah ada sesuatu yang membuat Anda tidak nyaman?” Xiao Ci memiringkan kepalanya untuk melihat raut wajah Ningyan yang serius.

“Xiao Ci …, apakah kau ingat, dulu aku siapa?”

“Dulu Nona adalah Nona Besar yang sangat disayangi Tuan Besar dan Nyonya Besar.” Xiao Ci menjawab takut-takut.

Itu adalah pembahasan yang tidak pernah Ningyan sukai setelah ibunya pergi.

“Lalu, sejak kapan itu mulai berubah?”

Xiao Ci benar-benar merasa takut untuk menjawabnya. Tapi Ningyan sudah bertanya.

“Sejak kedatangan Selir Li dan sejak Selir Li melahirkan Nona Kedua.” Xiao Ci menunduk.

Xue Ningyan mendongak menatap langit-langit kamarnya yang lusuh, “Aku kehilangan semua hal yang seharusnya menjadi milikku sejak Xue Fengzhi dan ibunya datang.”

“Ibuku meninggal dan Ayah mulai mengasingkanku, bahkan tidak pernah mengizinkanku keluar untuk hadir di perjamuan bunga atau perjamuan festival keluarga bangsawan.”

“Fengzhi hanya putri tidak sah, tapi dia mendapat perlakuan yang jauh lebih baik dari pada yang aku dapatkan saat kecil. Aku …, merasa sakit hati sampai sekarang.”

Xiao Ci menjatuhkan lututnya perlahan dan mendongak menatap Ningyan dengan mata berembun. “Nona …, kenapa Anda tiba-tiba membahas hal buruk itu? Tidak biasanya Anda seperti ini.”

“Xiao Ci. Apa pendapatmu jika aku berhasil merebut kembali apa yang seharusnya menjadi milikku lewat pernikahan ini?” Ningyan menjawab mantap.

“Apa? Nona, apa yang Anda bicarakan? Apakah saya tidak salah dengar?”

Ningyan menyeringai tipis, “Kau tidak salah dengar, Xiao Ci. Daripada menyia-nyiakan hidup, aku akan memanfaatkan waktu dengan baik. Dalam waktu dua tahun, aku akan mendapatkan kembali apa yang seharusnya menjadi milikku, dan memberikan balasan kepada mereka yang sudah menyakitiku. Termasuk Gu Shiyi.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 184 : Kunjungan Pangeran Kedua

    Istana Selatan. Pangeran Pertama sudah berada di mejanya sejak pagi. Tangannya tak berhenti memeriksa dokumen dan menandatanganinya. Ying Shi berdiri di sampingnya dengan setia. Lantas pintu diketuk beberapa kali, Kepala Pelayan membuka pintu dan memasuki ruangan. “Yang Mulia, Yang Mulia Pangeran Kedua datang berkunjung.” “Minta dia menunggu di paviliun barat. Aku akan segera menyelesaikan pekerjaanku.” “Baik, Yang Mulia. Saya akan segera menyampaikannya pada beliau.” Kepala Pelayan mengangguk takzim. Ying Shi menatap Pangeran Pertama yang tak berhenti memeriksa dokumen. “Yang Mulia, pekerjaan Anda tidak bisa diselesaikan dengan cepat karena terlalu banyak. Kalau Anda menemui Pangeran Kedua dulu, kita akan terlambat.” Pangeran Pertama tersenyum jengkel, “Adikku itu tidak akan pergi sebelum bertemu denganku, Ying Shi. Apakah kau masih tidak mengerti? Dari pada membiarkannya melihatmu, lebih baik meladeninya dulu sebentar.” “Baik, Yang Mulia.” “Bagaimana dengan hal yang kuminta

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 183 : Jangan Bicara Tentangnya

    Suasana cukup lengang setelah Xiao Ci mengeluarkan pertanyaan seperti itu. Xue Ningyan tidak menunjukkan reaksi apa pun. Xiao Ci menyentuh punggung tangannya, “Apakah ada yang salah, Nyonya Muda?” Xue Ningyan tersenyum lebar, “Xiao Ci, apakah kamu akan memberitahunya?” “A-apa?”“Apakah, kau akan memberitahu Shen Qi tentang kehamilanku?” Xue Ningyan mengulangi pertanyaannya. Xiao Ci menghela napas tipis, “Kalau Nyonya Muda tidak mau, saya tidak akan mengatakannya pada siapa pun, Nyonya Muda.”“Benar kau akan begitu?” Xue Ningyan menatap penuh harap. “Tentu saja, karena majikan saya itu kan, hanya Nyonya Muda. Saya tidak akan mematuhi perintah siapa pun kalau itu bukan perintah Nyonya Muda.”“Xiao Ci, terima kasih ….” Xue Ningyan menyeka ujung matanya. “Coba saya lihat, sudah seberapa jauh ia bertumbuh?” Xiao Ci dengan bahagia mengusap perut Xue Ningyan.“Anda menghilang tiga bulan yang lalu, dan perut Anda sudah sangat terlihat, Nyonya Muda. Pasti sehat sekali, ya ….” Xiao Ci ter

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 182 : "Ba-Ba-bb-bayi?!"

    Sebelum pergi ke ruang makan untuk berkumpul dengan Xiao Ci lagi, Gu Wan memberi saran agar Xue Ningyan merias wajah dan mengganti pakaian. “Selama berada di sini, Anda tidak memiliki aura seperti nona dari keluarga bangsawan, tahu?” Gu Wan terkekeh pelan, “Karena sekarang pelayan lama Anda sudah datang, mari kembali membangkitkan aura yang bersinar itu!” “Sepertinya kamu yang lebih bersemangat, ya,” Xue Ningyan hanya tersenyum kaku. Tapi Gu Wan seperti tidak mendengarnya, ia menatap barisan pakaian Xue Ningyan yang ada di dalam lemari. “Nona, apakah Anda menyadari sesuatu?” Gu Wan bertanya dengan suara rendah. “Menyadari apa?” Xue Ningyan memiringkan kepala, bertanya penasaran. Gu Wan berbalik dengan mata yang hampir melompat keluar. “Nona Xiao Ci itu …, tidak memberi reaksi apa pun saat bertemu Anda pertama kali!” Xue Ningyan terdiam kaku, “Hah? Bukankah tadi itu sampai sangat berisik?”“Bukan bagian itu, Nona!” Gu Wan tertunduk dengan kedua tangan mengepal hingga bergetar.

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 181 : Bertemu Kembali Dengan Xiao Ci

    “Nyonya Muda …!!! Huaa …! Akhirnya saya bertemu dengan Anda, Nyonya Muda!” tangisan keras terdengar dari mulut Xiao Ci yang terbuka lebar. Xue Ningyan mematung di tempat dengan jantung berdebar. Entah kenapa, rasanya menggembirakan sekali ….“Xiao Ci? Benarkah itu kau?” “I-ini saya, Xiao Ci! Saya sudah sangat lama menunggu Anda kembali! Tapi Anda tak kunjung kembali, huaa, Nyonya Muda, saya sangat senang!” Xiao Ci masih merengek. Xue Ningyan tersenyum, “Akhirnya …, Xiao Ci, akhirnya aku bertemu denganmu.” Xue Ningyan melangkah maju dan memeluknya dengan erat. Xiao Ci membalasnya dengan tulus. “Saya senang Anda sudah baik-baik saja, sungguh, saya sangat senang.” ***Setelah pertemuan mengharukan itu, Gu Wan mengajak Xiao Ci duduk di Aula Pertemuan. Dan meminta pelayan untuk menghidangkan makanan ringan dan teh yang berkualitas. Gu Wan tersenyum ramah, “Maaf, Nona Xiao Ci. Kediamanku sangat sepi, jadi aku tidak bisa menghidangkan sesuatu yang lebih istimewa, padahal kau adalah ora

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 180 : 20 Tahun Yang Lalu

    Dua puluh tahun yang lalu. Saat Xue Ningyan pergi ke Wilayah Barat setiap hari minggu bersama ibunya untuk beramal seperti biasanya, ia tidak melihat anak laki-laki yang selalu duduk di tepi sungai itu lagi. Ia termenung di tepian sungai sambil mendengar riak air yang tenang. Kerikil yang biasanya semakin terkikis perlahan karena dilempari ke dasar sungai oleh anak itu, kini tidak berkurang lagi jumlahnya. “Ke mana dia? Apakah ditindas anak-anak lain lagi?” Xue Ningyan bertanya dalam diam. Tubuh mungil yang lemah itu berlari kecil menuju tempat ibunya berada. Tampaknya, wanita tua yang selalu memanggil anak itu dengan sebutan ‘Pangeran’ itu juga dekat dengan ibunya. Dia berpikir akan mendapat sebuah jawaban jika bertemu dengannya. Tapi hari itu cukup aneh suasananya. Ia tidak memasuki desa bersama ibunya karena berkata ingin bertemu anak itu dulu di tepi sungai. Begitu memasuki desa, suasana terlihat sepi. Langkahnya melambat. Terdengar isak tangis dari kejauhan. Hatinya mula

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 179 : 25 Tahun Yang Lalu

    Setelah berpakaian rapi dan menyelesaikan sarapan, Xue Ningyan diminta menunggu di paviliun oleh Pangeran Pertama. Gu Wan menemaninya sambil menyeduhkan teh yang baik untuk kesehatan. Wajahnya selalu tersenyum, tapi hari ini, Xue Ningyan melihat ada sesuatu yang berbeda dari ekspresi wajah Gu Wan. “Apakah ada sesuatu yang mengganggumu, Gu Wan?” tanya Xue Ningyan. Tangannya sedang menyulam lagi, tapi kali ini bukan bunga osmanthus. Karena bunga kamelia yang ada di setiap sisi taman ini terlalu cantik dan indah untuk dilewatkan. Dengan penuh pertimbangan, Gu Wan menjawab, “Sebenarnya, ini adalah sesuatu yang sudah sangat lama disembunyikan oleh sedikit orang yang mengetahuinya, Nona.” “Bahkan ada larangan khusus dari Baginda Kaisar untuk tidak pernah membicarakan perihal ini lagi. Tapi saya merasa kalau Anda harus mendengarnya agar bisa lebih nyaman saat bersama Yang Mulia Pangeran.” Gerakan tangan Xue Ningyan terhenti, dia menatap Gu Wan yang hanya memandangi teko teh yang mengep

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 178 : "Takhta Permaisuri Pun Akan Kuberikan."

    “Ukh!” Xue Ningyan meringis kesakitan. Napasnya menderu secara tiba-tiba, Pangeran Pertama yang tertidur di sebelahnya terkejut dan langsung mendekatinya dengan cemas. “Ada apa, Xue Ningyan?” tanyanya, dengan tatapan yang begitu khawatir. “Ja-jangan mendekat!” Xue Ningyan beringsut mundur. Menutupi kedua telinganya seperti orang ketakutan. “Xue Ningyan? Ada apa denganmu? Katakan padaku, kau kenapa?” Pangeran Pertama berusaha menggapai tangannya. Xue Ningyan menjauh ketakutan, dia memeluk perutnya. “Tenanglah, Nak, Ibu akan menjagamu, Ibu akan menjauhkanmu dari orang itu, kumohon, tenanglah ….” Xue Ningyan bergumam dengan suara bergetar. Pangeran Pertama menatap dengan bingung, “Xue Ningyan, ada apa? Apakah ada yang sakit? Tolong katakan padaku, aku khawatir …, aku sangat khawatir, Xue Ningyan ….” Xue Ningyan membuka matanya perlahan, menatap Pangeran Pertama yang menatapnya dengan segenap kekhawatiran. “Aku akan memanggil Gu Wan, sebentar, ya. Xue Ningyan, bertahanlah!” Panger

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 177 : "Menikahlah Denganku, Xue Ningyan."

    Esok harinya.Xue Ningyan membuka mata setelah beristirahat cukup lama. Ia mengedarkan pandangannya di dalam kamar yang gelap.Hidungnya mencium aroma yang tak asing. Lantas ia menatap tepian ranjangnya, dan melihat Pangeran Pertama tertidur di sana.Xue Ningyan memasang wajah penuh rasa bersalah, “Lagi-lagi dia mengabaikan semuanya demi menjagaku.” Ia berusaha untuk meluruskan tubuhnya karena terlalu lelah miring ke kanan. “Ukh ….” Ada sedikit nyeri yang muncul di pinggangnya. “Xue Ningyan?” Dan ringisan pelan itu membangunkan Pangeran Pertama dari tidur lelapnya. “Eh, hehe, Yang Mulia. Kenapa Anda harus terbangun?” Xue Ningyan menyeringai lebar. “Bagaimana mungkin kau tidak membangunkanku?” Pangeran Pertama merasa marah. “Aku sudah susah payah mengusir Gu Wan untuk merawatmu. Kau malah bersikeras melakukannya sendirian. Ada apa? Apakah ada yang terasa sakit?” Xue Ningyan terdiam, ‘Pria ini baik sekali ….’“Xue Ningyan, mau kubantu duduk saja?” Pangeran Pertama tersenyum rama

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 176 : Tidak Akan Berbohong

    “Yang Mulia, kenapa Anda tidak membiarkan saya memberi sedikit ‘materi’ pada tabib itu?” Ying Shi bertanya datar. Pertanyaan itu diajukan tepat sebelum ia mengatakan ‘iya’ untuk membawa tabib kediaman Shen yang menyembunyikan kehamilan Xue Ningyan ke Vila Selatan untuk diinterogasi. Pangeran Pertama memang sudah merencanakan itu sejak lama. Ia ingin menyeret tabib itu untuk mengaku di depan Xue Ningyan dan menyatakan sendiri alasan kenapa dia melakukan hal itu. “Bagaimana kalau tabib itu menjawab jujur di depan Nona Xue?” namun kekhawatiran Ying Shi ini bukan tanpa sebab. Karena lumrahnya, orang tidak akan berbohong di depan seorang pangeran. Tapi bisa-bisanya Pangeran Pertama sangat percaya diri dan tidak mengkhawatirkan apa pun? Ying Shi menarik napas panjang, “Lebih baik kita merencanakan sesuatu dulu untuk membawanya ke hadapan Nona Xue, Yang Mulia.” “Sudahlah, Ying Shi …, itu di luar pengaturanku. Aku tidak ingin berbohong di depan Xue Ningyan. Jadi mari bertaruh saja, apak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status