Ningyan memasukkan selembar kertas yang baru saja ditulisnya ke dalam amplop coklat dan membubuhkan cap Keluarga Xue di tengahnya.
Xiao Ci, pelayan pribadinya menunggu di samping. Ningyan memberikan amplop itu pada Xiao Ci. “Berikan ini ke Kediaman Shen untuk Tuan Muda Keempat Shen.” “Baik, Nona.” Sepeninggal Xiao Ci, Ningyan terdiam merenung. Yang dia lakukan sekarang adalah berusaha bernegosiasi dengan calon suami yang tak dikenalnya. Dia mungkin tidak punya pilihan selain menerima perjodohan itu. Tapi Shen Qi yang seorang Kepala Biro Informasi sekaligus putra dari pejabat tingkat dua, tidak mungkin mau merendahkan diri dengan menikahi gadis lemah dari keluarga pejabat tingkat empat yang rendahan. Meski dia tidak bisa melakukan apa pun sendiri, jika menghubungi Shen Qi dan membicarakan hal itu dengannya, masih ada harapan untuk membatalkannya. Jika Shen Qi menolaknya, tidak ada hal yang bisa dilakukan ayahnya untuk mempertahankan perjodohan itu. Ningyan menghela napas, meski artinya dia benar-benar harus merendahkan harga diri dan membuat Shen Qi menolaknya. Surat itu berisi permintaan untuk bertemu di Restoran Taiji pukul tujuh malam ini. Satu jam kemudian, Xiao Ci melapor bahwa surat itu sudah tiba di tangan Tuan Muda Keempat. Namun, raut wajahnya tak terlalu bagus. “Apakah ada yang terjadi?” tanya Ningyan, melepas gaun berwarna biru pastel yang terpajang di salah satu sisi kamar. Xiao Ci menunduk, “Apakah Anda benar-benar berencana menemui Tuan Muda Ke-empat di Restoran Taiji?” Ningyan hanya mengangguk sekilas, menatap pantulan dirinya yang pucat di cermin sambil membiarkan Xiao Ci menyisir rambut panjangnya. “Tapi, Nona. Apakah Anda tahu, Tuan Muda Keempat Shen itu orang yang seperti apa?” Xiao Ci memasang wajah khawatir. “Apakah kau tahu, Xiao Ci?” Mendengar itu, Xiao Ci tahu kalau majikannya benar-benar tidak pernah mendengar apa pun tentang Shen Qi yang akan menikah dengannya. “Tuan Muda Keempat Shen itu anak angkatnya Selir Pertama Shen, Nona. Dia masuk ke Kediaman Shen saat usianya lima tahun. Dari yang kudengar, dia berwatak buruk, tidak punya perasaan, suka bertindak kejam.” “Dua tahun yang lalu, Pangeran Pertama mendirikan Biro Informasi dan menunjuknya sebagai kepala biro. Dia mulai terkenal di kalangan kelas atas setelah menjabat sebagai kepala biro.” “Dulunya, dia bahkan tidak pernah kembali ke Ibu Kota dan kecanduan menjelajah medan perang bersama pamannya, Jenderal Utara.” “Karena meski pun dia berasal dari Keluarga Menteri Keuangan, dia bukan putra sah mau pun putra selir, dia hanya orang luar yang diangkat menjadi anak setelah selir pertama diketahui mandul.” “Jadi, meski dia berusaha keras agar mendapat nilai tinggi di Akademi Kekaisaran, dia tetap tidak bisa menjadi pejabat karena banyak keluarga lain yang menentangnya.” “Beruntung Pangeran Pertama menyelamatkan masa depannya dengan menjadikannya kepala biro. Meski pun bukan Pejabat Kekaisaran resmi, dia mulai memiliki banyak kontribusi selama dua tahun terakhir. Ditambah pencapaiannya di medan perang sejak menjadi Wakil Jenderal Utara, dia termasuk orang yang tidak bisa disentuh.” “Nona, menurut saya, Nona cukup beruntung jika harus menikah dengan orang hebat itu. Kenapa Nona sangat ingin membatalkannya?” Xue Ningyan terdiam. Percapaian besar itu tidak begitu mengejutkan. Dia tetap bermarga Shen meski hanya anak angkat. Dan justru lebih mencurigakan kenapa orang sehebat itu mau menerima perjodohan dengan putri pejabat tingkat empat? “Xiao Ci. Dari penjelasanmu tadi, aku tahu betul Shen Qi itu bukan orang yang bisa ku dekati. Tidak, dia adalah orang yang tidak boleh didekati.” “Selama itu mungkin, aku akan mencoba segala cara untuk menemuinya dan memperbincangkan masalah itu dengannya. Pasti adalah alasan besar di balik kesediaannya menerima perjodohan denganku.” Xiao Ci mengangguk, dia menyematkan tusuk rambut giok di kepala Ningyan. “Semoga saja Anda bisa langsung bertemu dengannya dalam percobaan pertama.” *** Pukul sepuluh malam, Restoran Taiji. Xue Ningyan menghela napas. Suasana yang tadinya ramai semakin sepi seiring malam semakin larut. Tapi masih belum ada tanda-tanda Shen Qi akan datang. Xiao Ci yang merasa sudah tiba batasnya, mendekat untuk menasihati majikannya. “Nona, saya rasa Tuan Muda Keempat tidak akan datang.” “Dia pasti akan datang.” “Nona sudah menunggu selama tiga jam.” “Kau benar. Aku akan menunggu satu jam lagi.” Xue Ningyan menuangkan teh ke cangkirnya yang sudah kosong. “Nona, Tuan Muda Keempat Shen mungkin memang tidak berniat datang. Dia tidak memberikan surat balasan kepada Nona.” Xiao Ci menunduk, “Ini sudah malam, Nona. Sebaiknya kita pulang dulu dan mencoba lagi besok.” Ningyan menghela napas lagi, “Aku akan menunggu tiga puluh menit lagi saja.” Dia benar-benar bertekad untuk membuat Shen Qi menolak pernikahan itu. Tiga puluh menit kemudian. “Nona, Tuan Muda Keempat Shen masih belum datang. Anda harus menepati janji Anda pada saya untuk pulang ke rumah dan mencobanya lagi besok.” Xiao Ci membungkuk hormat. “Baiklah, aku menyerah.” Xue Ningyan berdiri, menghela napas kecewa. Tepat sebelum dia meninggalkan mejanya, dia melihat seorang pemuda berjalan memasuki Restoran Taiji yang sudah hampir tutup ini. Xue Ningyan menelan ludah, ‘Apakah itu pria yang selama ini ku tunggu?’ Xiao Ci yang terdiam di belakang Ningyan berbisik pelan, “Itu adalah Tuan Muda Keempat Shen, Nona.” Bola mata Ningyan membulat. Dia sudah berhadapan dengan pria yang sangat ingin ditemuinya itu. Dia membungkuk takzim dan memberi salam. “Salam kepada Tuan Muda Keempat Shen, saya Xue Ningyan yang ingin menemui Anda.” Shen Qi tidak menjawab dan hanya memasang ekspresi datar. “Kau yakin sekali aku datang ke sini untuk menemuimu.” “Saya yang mengirim surat ke Kediaman Shen untuk memohon bertemu dengan Anda.” Ningyan berdiri tegak dan terus menjaga tatapannya agar tidak menatap wajah Shen Qi secara langsung. “Benarkah? Sepertinya pengawalku membuang surat itu sebelum aku sempat membawanya.” Demi mendengar itu, Ningyan mengangkat kepalanya dan menatap Shen Qi dengan sorot tidak percaya. “Tuan Muda Keempat, apakah pengawalmu tidak mendapat lisensi resmi untuk menjadi pengawal? Dia cukup berani untuk membuang surat yang diperuntukkan bagi majikannya.” “Apakah kau meragukanku dalam merekrut orang?” Shen Qi menyergah. “Saya tidak bermaksud seperti itu. Jadi, apakah Tuan Muda Keempat bersedia mengobrol dengan saya selama tiga puluh menit? Ada hal yang ingin saya sampaikan pada Tuan Muda Keempat.” “Duduklah, tapi aku hanya memberi waktu sepuluh menit.” Ningyan terdiam, dia memilih meja lain di sebelah meja yang sebelumnya dia pakai untuk menunggu. “Silakan Tuan Muda Keempat membatalkan perjodohan dengan saya.” Suasana mendadak lengang. Ucapan spontan itu membuat Shen Qi terkekeh. “Benar-benar tanpa basa-basi. Apa alasanmu menolak perjodohan itu?” “Saya tidak punya alasan untuk menolaknya, tapi Tuan Muda Keempat pasti punya.” Ningyan menjawab mantap. Tidak ada satu pun keraguan di balik tatapannya yang datar. “Kau tidak takut tidak ada pria yang kau menikah denganmu karena sudah pernah ditolak?” “Anda tidak perlu memikirkan masa depan saya.” “Bagaimana pun, kan, tidak akan ada pria yang mau menikahi wanita yang sudah ditolak. Kau tidak keberatan?” Ningyan terdiam sejenak, dia akhirnya tahu kalau pemuda ini tidak benar-benar berniat mengabulkan keinginannya, “Apakah Tuan Muda Keempat tidak keberatan menikah dengan saya? Saya kan, hanya putri pejabat tingkat empat.” Kalimat itu seharusnya cukup untuk membuat Shen Qi menganggap dirinya menjijikkan, bukan? Ningyan berharap seperti itu. Shen Qi melangkahkan kakinya mendekati Ningyan dan mendekatkan wajahnya di telinga Ningyan. “Xue Ningyan. Aku tidak akan menolak perjodohan ini.”Ningyan termenung sepanjang perjalanan pulang. Apa maksudnya Shen Qi tidak akan menolak perjodohan itu? Tidak mungkin pria sepertinya tertarik pada Ningyan yang hanya putri pejabat tingkat empat. “Nona, apakah ada yang mengganggumu?” Xiao Ci bertanya karena tak tahan melihat Ningyan melamun. “Xiao Ci, maukah kau menyelidiki sesuatu untukku?” “Katakan saja, Nona. Saya akan melakukannya.” “Selidiki alasan di balik Shen Qi bersikeras tidak mau menolakku.” “Baik, Nona.” Setelah pertemuan singkat itu, Xue Ningyan tidak berhenti memikirkannya. Suara tegas Shen Qi yang menunjukkan wibawa tinggi itu selalu masuk ke telinganya dengan lembut. Tatapan matanya yang senantiasa tajam juga tidak membuatnya takut atau terintimidasi. Ekspresi wajah yang datar itu juga membuat Ningyan merasa harus terus menatapnya dengan lekat. Dari pertemuan singkat itu, dia juga menyadari, Shen Qi tidak begitu keras seperti rumor yang Xiao Ci dengar, tidak begitu kejam seperti yang Xiao Ci ketahui. Ningyan m
Pada akhirnya, pernikahan itu tetap menyertainya. Xue Ningyan berdiri dengan gaun pernikahan di atas karpet merah Kediaman Shen. Langkah kaki kedua mempelai diiringi melodi yang beralun lembut serupa hembusan angin sejuk. Kebahagiaan tampak dari raut wajah para undangan. Namun, apakah sepasang suami-istri baru ini benar-benar bahagia seperti yang terlihat oleh tamu undangan mereka? Ningyan menangis sepanjang melangkah beriringan dengan Shen Qi. Wajahnya yang muram di balik kerudung sutra berwarna merah tak terlihat dari luar. Langkah demi langkah dalam upacara pernikahan dilakukan dengan serius oleh keduanya. Ningyan tahu kalau Shen Qi mungkin juga tidak menginginkan pernikahan ini. Namun pemuda dua puluh tujuh tahun itu melakukannya dengan sangat serius. Menatapnya dari balik kerudung merah, wajahnya samar-samar terlihat dingin dan tidak peduli terhadap sekitar. Harus Ningyan akui bahwa pria ini menyeramkan. Satu bekas luka cukup dalam di pelipis sebelah kirinya menandakan bahw
Begitu selesai menjamu tamu, Shen Qi kembali ke kamar pengantin untuk bertemu dengan istrinya. Saat dia membuka pintu, Xue Ningyan masih duduk anggun di tepi ranjang dengan wajah tertutup kerudung merah. Shen Qi menutup pintu, berdiri tepat di depan Xue Ningyan, dan tangannya bergerak membuka kerudung itu.Ningyan menutup mata, aroma kuat dari arak memenuhi hidungnya hingga membuat muak. Shen Qi sudah ada di depannya. “Xue Ningyan …, bukalah matamu. Lihatlah wajah suamimu dengan baik.” Suara yang terdengar menusuk telinga itu membuat Ningyan langsung membuka mata. Napasnya tertahan, dia hanya melihat wajah datar Shen Qi saja di depannya. “T-tuan Muda …,” Ningyan tergeragap, dia tahu cepat atau lambat tubuhnya akan menjadi milik Shen Qi. Pria arogan yang terkenal tak berhati ini tidak akan melepaskan Ningyan begitu dia sudah disentuh dan menjadi miliknya. Pangeran Pertama bahkan menunjuknya sebagai Kepala Biro Informasi yang didirikan sendiri olehnya dua tahun yang lalu. Shen Qi
"Kudengar Shen Jinyang akan segera menikah dengan Putri Yinyue. Benarkah?" tanya Zhu Mingyue. Putri Yinyue adalah keponakan Kaisar, dia dijodohkan dengan Tuan Kelima atas berkat yang langsung diturunkan oleh Baginda Kaisar sendiri. Raja Yongheng terlihat senang dengan berkat itu dan antusias menanti pernikahan putrinya. "Benar, Nyonya Muda. Pertunangan mereka sudah diadakan di kediaman ini dua minggu yang lalu. Raja Yongheng sedang menyiapkan pesta pernikahan besar di kediamannya. Mungkin acaranya diadakan dua bulan lagi.”"Apakah Baginda Kaisar ikut campur?" "Hanya ada campur tangan Yang Mulia Permaisuri saja, Nyonya Muda. Yang Mulia Permaisuri dipercayakan Baginda Kaisar untuk mengurus pernikahan itu selama dirinya sibuk dengan perubahan di antara para pejabatnya."Zhu Mingyue menghela napas, "Kalau begitu, tak perlu dipikirkan. Mari kita urus kutu ini dulu." Zhu Mingyue berbalik menatap Mu Bai yang sudah berdiri lagi. "Kau kirim salah satu pelayan kita untuk memata-matainya. Di
Biro Informasi. Shen Qi duduk di meja kerjanya, dia terlihat letih, tangan kanannya memijat pelipis dengan tenang. Zhong Li membuka pintu, langsung mengambil posisi duduk di depannya dan meraih sebuah dokumen. Shen Qi menatapnya, “Bagaimana?” Gerakan tangan Zhong Li terhenti, dia bingung sesaat tentang ‘bagaimana’ apa yang dimaksud Shen Qi saat ini? Lalu, ketika mengingat tugasnya sendiri, Zhong Li langsung menjawab, “Belum ada perkembangan tentang orang-orang dari aliansi gelap yang memburu Anda empat hari yang lalu, Tuan Muda.”Shen Qi terdiam, “Belum ada ya ….” Empat hari lalu, saat pertama kali dia menerima surat dari Xue Ningyan yang memintanya untuk bertemu di Restoran Taiji itu, adalah hari di mana dia mengalami masalah besar dalam pekerjaannya. Entah berasal dari mana, sekelompok orang berbaju hitam yang diduga berasal dari aliansi gelap tiba-tiba saja menyerangnya yang dalam perjalanan pulang dari ekspedisi pencari informasi di wilayah barat Ibukota. Pada awalnya, har
Kediaman Tuan Muda Pertama. “Nyonya. Li Li datang untuk menghadap.” Zhu Mingyue memalingkan tatapannya dari buku yang sedang dia baca. Menatap wajah Li Li yang menyedihkan itu. Dia tersenyum tipis, “Bagaimana? Apakah kau nyaman bekerja dengan Nyonya Muda Keempat?” Li Li menunduk, “Majikan yang dipilih Nyonya Muda untuk saya sudah pasti adalah bentuk kebaikan Nyonya Muda pada saya. Mana mungkin saya berani berkata tidak nyaman.” Zhu Mingyue terkekeh, tangan lentiknya menutupi mulutnya dengan anggun. “Jadi, menurutmu, lebih nyaman bekerja denganku atau dengan Nyonya Muda Keempat?” “Saya tidak berani memilih. Nyonya Muda yang sudah memberikan kehidupan baru kepada saya, sedangkan Nyonya Muda Keempat adalah majikan baru pilihan Nyonya Muda. Saya nyaman bekerja dengan siapa pun selama Nyonya Muda yang memilihnya.” Li Li menjawab dengan mantap. “Informasi apa yang kamu dapatkan hari ini?” tanya Zhu Mingyue. “Nyonya Muda Keempat lebih menyukai kesendirian, dan suka melakukan pekerjaan
Ningyan menghela napas pelan, menatap Shen Qi yang tidur tenang di ranjang tidur. Dalam situasi tertentu seperti sekarang, Ningyan terkadang berpikir apakah Shen Qi benar-benar suami sahnya? “Tidak masalah jika aku tidur di sampingnya, kan? Aku kan istrinya.” Ningyan bergumam pelan, menghela napas berat. Tidak ada tempat tidur lain di Kediaman Tuan Muda Keempat, dan tidak mungkin dia meminjam kamar dari para pelayan untuk semalam. Bisa-bisa muncul rumor tak mengenakkan tentang rumah tangganya yang baru dimulai ini. Bahkan kain-kain merah masih menjuntai hingga ke lantai kamar dan belum dilepaskan sejak hari pernikahan mereka. Ningyan menghela napas lagi, “Memang tidak ada cara lain.” Pelan-pelan dia merebahkan tubuhnya di samping Shen Qi tertidur. Sebisa mungkin tidak menciptakan sedikit pun guncangan yang bisa membuat tidur pria itu terganggu. Ningyan memejamkan mata, merasakan jantungnya yang berdegup dengan irama yang jelas seolah getarannya sangat terasa. ‘Aku mengantuk, ta
“Apa yang Xue Ningyan lakukan seharian ini?” Zhong Li memperbaiki posisi berdirinya. “Hari ini sama seperti kemarin, Tuan Muda. Nyonya Muda tidak banyak pergi keluar dari kediaman.” “Benarkah?” Shen Qi menatapnya seolah tidak percaya. “Bukankah Anda sendiri yang melarangnya?” Zhong Li bertanya memastikan. “Ah …, benar juga. Kau lanjutkan.” “Baik, Tuan Muda.” Zhong Li menghela napas lega, syukurlah dia tidak melakukan kesalahan. “Di pagi hari, Nyonya Muda duduk di paviliun sambil menyulam. Lalu setelah makan siang, dia beristirahat siang setelah membantu Li Li membereskan rumah. Sore ini, beliau kembali melanjutkan menyulam di paviliun.” Shen Qi tersenyum tipis, “Baiklah, tugasmu hari ini selesai, kau sudah bisa mengurus tugas resmimu sebagai wakil kepala Biro Informasi.” “Tuan Muda, menurut saya, tindakan Anda belakangan ini terlihat aneh.” “Apanya aneh?” “Anda seperti sangat peduli pada Nyonya Muda. Tapi tidak pernah menunjukkannya secara langsung.” Zhong Li menggaruk tengku
“Dia …, dia sedang mengandung, Yang Mulia! Se-sedang hamil! Ada janin di dalam perutnya, ca-calon bayi!” Gu Wan menjatuhkan dahinya di lantai dan terus bersujud. “Saya mohon, Yang Mulia. Katakan pada saya kenapa Anda melakukan tindakan bodoh itu? Anda menghamili wanita dari keluarga mana? Bahkan tubuhnya sangat lemah untuk bisa melahirkan bayi, tapi Anda menghamilinya? Astaga, Dewa …, atau siapa pun yang ada di Langit …, berkatilah Yang Mulia kami, dan berikanlah—”“Cukup, Gu Wan. Hentikan celotehan tidak jelasmu. Bawa aku padanya.”“Ya-Yang Mulia?” “Sekarang.” Pangeran Pertama segera meninggalkan ruangan itu dan kembali ke kamar Xue Ningyan. Tatapannya sangat serius sampai dahinya terus berkerut. Xue Ningyan masih belum sadarkan diri, dan masih tidak tahu kalau dia dibawa pergi oleh Pangeran Pertama ke vilanya tanpa persetujuan. “Wajahnya pucat sekali, Yang Mulia. Wanita ini mungkin punya penyakit bawaan lahir yang tidak bisa disembuhkan. Dan kondisi itu membuatnya tidak memungki
Liu Ling tiba di Kediaman Tuan Muda Keempat pada siang hari. Dan langsung menemui Shen Qi yang sudah duduk di ruang kerja. Liu Ling mendengus pelan, “Kudengar kau baru bangun setelah dua hari tertidur.” “Itu tidak bisa dinamakan tidur.” Shen Qi mengelak. “Bagaimana keadaanmu? Sepertinya kau juga lupa tentang racun itu, ya.” Liu Ling mengambil posisi duduk di kursi panjang yang ada di sisi kiri ruang kerja. Itu biasanya digunakan untuk menerima tamu karena disediakan kompor kecil untuk menyeduh teh. “Kau juga memilikinya?” tanya Shen Qi. Dengan sengaja masih merahasiakan tentang ingatannya yang sudah sepenuhnya pulih.“Tidak. Aku sudah sembuh sejak pergi ke Qingzhou.” Liu Ling menyeduh teh untuk dirinya sendiri. Shen Qi mendengus pelan, lalu beralih duduk di hadapan Liu Ling untuk mengobrol lebih banyak dengannya. Liu Ling mulai memasang wajah serius, “Shen Qi. Aku tidak ingin menikah denganmu.” Shen Qi menghentikan gerakannya yang baru saja membalik cangkir. Ia menatap Liu Lin
Xiao Di terdiam saat melihat seorang pria yang tak dikenalnya menghampiri Xue Ningyan yang hampir terjatuh, dan memeganginya supaya tidak tidak terjatuh. Pria itu adalah Pangeran Pertama, sedang menatapnya yang berdiri mematung.“Apakah kau mengenalnya?” tanya Xiao Di. Pangeran Pertama tersenyum hingga gigi gingsul di sudut bibir kirinya terlihat dan matanya menyipit, “Ya, dia adalah Nyonya Muda Keempat Shen, Xue Ningyan.” Xiao Di membulatkan mata dan berlari menghampirinya. “Kalau begitu, kau pasti temannya Nona Xue, kan?” “Tentu saja, aku berteman dekat dengannya. Sekarang kondisi tubuhnya tidak baik, aku ingin membawanya ke rumahku untuk diobati, jadi kau tidak perlu khawatir.” Pangeran Pertama menenangkan Xiao Di yang memang sedang mencari orang untuk menyelamatkan Xue Ningyan. “Kalau begitu, kebetulan sekali, aku akan menyerahkan Nona Xue padamu. Sedangkan aku akan mencari Nona Xiao Ci untuk segera menjemput Nona Xue di kediamanmu. Ah, bisakah kau beritahu aku di mana rumahm
Kediaman Xue. Xue Ningyan berdiri berhadapan dengan ayahnya, Xue Yuan. Meski terkejut, Xue Yuan tidak sampai mengusirnya karena tidak suka. Apalagi Xue Ningyan bersama beberapa orang dari Kediaman Tuan Muda Keempat. Begitu melihat barang bawaan Xue Ningyan, dia memerintah, “Siapkan kamar untuk Nona Pertama beristirahat.” “Baik, Tuan Besar ….”Karena tidak punya anak laki-laki, begitu kedua putrinya menikah, Xue Yuan hanya tinggal berdua di kediaman ini dengan istrinya, dan sesekali menerima tamu dari besannya. Xue Fengzhi terbilang cukup sering pulang ke rumah karena kerinduannya terhadap kedua orang tua yang menyayanginya, jadi Xue Yuan lebih sering menyambutnya dari pada Xue Ningyan. Xue Ningyan sendiri, cenderung tidak punya alasan untuk berlama-lama mengunjungi kediaman orang tuanya karena merasa tidak ada yang mengharapkan kedatangannya. Kini pun, dia datang karena memiliki maksud lain. Xue Ningyan duduk berhadapan dengan ayahnya di aula utama. Xue Yuan tidak menunjukkan
Shen Qi membuka matanya. Kembali terjaga dari mimpi yang belakangan ini selalu menghampirinya. Ia menatap langit-langit kamar yang remang. Lalu mulai mengingat apa yang terjadi sebelum ia tertidur. Ia tiba-tiba merasakan sakit luar biasa di seluruh tubuhnya. Seolah ada energi panas yang entah datang dari mana dan membuat seluruh tulangnya seperti dibakar bara api. Hingga ia pun menjadi ingat apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya yang terbilang cukup kuat ini. Shen Qi menatap kedua telapak tangannya sendiri, ‘Ini adalah ‘jamuan selamat datang’ yang diberikan Pangeran Pertama padaku tiga tahun yang lalu.’ Ia meringis pelan, memegangi kepalanya yang terus berdenyut, memaksa ingatan-ingatan yang selama ini lenyap untuk terus berdatangan lagi. Ia mengedarkan pandangannya sedikit, melihat Zhong Li tertidur lelap di kursi panjang di dalam kamarnya.Lalu tatapannya jatuh ke tempat kosong di sampingnya tidur. “Xue Ningyan,” ia bergumam pelan.Ia terdiam cukup lama. Dan mengingat semu
Xue Ningyan membuka mata saat merasakan sesuatu yang basah dan lembap menyentuh dahinya. “Nyonya Muda, Anda sudah bangun?”Wajah Tang Yan terlihat pertama kali. Ia berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi. “Nyonya Muda tiba-tiba pingsan di tengah jalan saat kembali dari kamar Tuan Muda semalam,” Tang Yan membantu menjawab. “Benarkah? Terima kasih karena sudah membawaku ke sini.” “Tidak, sebenarnya …,—”“Bagaimana kamu bisa bangun pada waktu seperti itu, Tang Yan? Aku keluar dari sana pukul dua pagi.” Xue Ningyan duduk dan bersandar pada sandaran ranjang. Tang Yan menghela napas, “Hanya kebetulan saja saya melihat Anda saat sedang lewat, Nyonya Muda ….”“Selain itu …, yang menemukan Nyonya Muda bukanlah saya, tapi Tuan Zhong Li.”Xue Ningyan terdiam, “Zhong Li, sudah kembali dari Istana Selatan?” “Ya, Nyonya Muda. Beliau kembali setelah satu hari. Dan tampaknya Anda beruntung karena Tuan Zhong Li kembali tepat saat Anda keluar dari kamar Tuan Muda.”“Ah …, benarkah? Kalau begitu
Dua jam kemudian. Xue Ningyan berdiri diam di samping Shen Qi yang mulai tertidur lelap berkat sebuah pil yang menurut Zhong Li adalah obat penenang. Sejak tadi, ia menunggu Zhong Li untuk menjelaskan apa yang baru saja terjadi pada Shen Qi secara tiba-tiba itu? Tapi tampaknya, Zhong Li terlalu santai untuk dikatakan cemas dengan yang baru saja terjadi itu. “Kenapa kau tidak memanggil Tabib?” tanya Xue Ningyan pada akhirnya. Zhong Li menyelimuti Shen Qi dan meletakkan dupa aromaterapi di atas meja sebelum menjawab pertanyaan Xue Ningyan. “Mari ikuti saya, Nyonya Muda.” Zhong Li berkata dengan pelan sambil berjalan keluar dari kamar. “Tapi Nona Xiao Ci dan Tuan Tang Yan harus menunggu di tempat lain. Saya ingin berbicara empat mata dengan Nyonya Muda,” dia bahkan berpesan secara khusus. “Baiklah. Xiao Ci, lanjutkan latihanmu.” Xue Ningyan memberi perintah tanpa menoleh ke belakang. “Baik ….”Zhong Li membawanya menuju ruang kerja Shen Qi yang sekarang sepi dan berantakan. “Seb
“Ehm, Tuan Muda. Sudah saatnya Anda kembali ke Biro Informasi.” “Sebentar, Zhong Li. Meski sudah datang berkali-kali dalam beberapa minggu terakhir, aku sama sekali tidak terbiasa dengan pekerjaan itu.” “Apanya yang Biro Informasi? Mereka bukan hanya menerima informasi penting yang rahasia, tapi juga hal-hal kecil seperti berapa tahi lalat yang dimiliki Baginda Kaisar, apakah itu tidak berlebihan?” Shen Qi melotot kesal. Zhong Li memejamkan mata seolah menanggung rasa malu seluruh ummat manusia di Bumi, “Tidak sampai seperti itu, Tuan Muda …, informasi paling mudah hanyalah berapa jumlah wanita penghibur di rumah—”“Kau pikir itu penting?!” Shen Qi benar-benar melotot marah kali ini. “T-tapi kan, semua pekerjaan tidak penting itu bukan Anda yang mengerjakan. Sekarang informasi-informasi rahasia yang masuk masih menumpuk dan belum Anda periksa, Yang Mulia.”Shen Qi mengembuskan napas pasrah. “Aku mau mengerjakan tugas di rumah saja.” “B-baik ….”“Lagi pula ada hal yang sangat ingi
Kini ia benar-benar tidak bisa menahannya lagi. Air matanya keluar tanpa diminta. Ia menangis tanpa memedulikan harga dirinya di depan Qin Wanzhi lagi. Dan wanita paruh baya itu dengan senang hati memeluk dan menenangkannya. Ini pertama kalinya Xue Ningyan merasa ada orang yang bersedia menghiburnya saat dia merasa sedih. “Aku …, senang sekali Ibu datang ke sini. Jadi aku punya alasan untuk menangis, dan tahu dengan siapa aku menangis,” dengan wajah yang masih basah, Xue Ningyan tersenyum dan mendapat pelukan hangat Qin Wanzhi. “Ibu memutuskan untuk kembali ke Bingzhou hari ini, Xue Ningyan. Kalau kamu merasa tidak bisa tinggal di rumah saat hari itu tiba, rumah Ibu di Bingzhou akan menyambutmu dengan hangat, kau boleh datang kapan pun.” Xue Ningyan menyeka pipinya, mengangguk, “Aku sungguh baik-baik saja, Ibu. Aku bisa bertahan karena Shen Qi tidak mengabaikanku. Jadi kurasa, sampai bertahun-tahun kemudian pun, aku akan baik-baik saja.” “Kau baik sekali …, Putriku.” “Xue Ningya