Beranda / Romansa / Dipaksa Nikah / 7. Kecantol Drama Queen

Share

7. Kecantol Drama Queen

Penulis: Abarakwan
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-23 10:03:52

Aku kembali datang ke kantor ke esokan harinya. Aku langsung menuju ke ruanganku, di sana sudah ada Lea dan manajernya Su Min.


"Sudah menunggu lama?" Sapaku saat aku masuk ke dalam ruangan yang berisi perlengkapanku bekerja dan membuat musik. Bisa dibilang ini adalah mini studio tempatku bekarya dan menghasilkan musik plus lirik lagu. Aku bisa memainkan beberapa alat musik seperti gitar, piano dan keyboard bahkan drum... tapi dengan kemajuan tekhnologi aku bisa cepat menguasai semua alat musik.


"Ah... tidak. Kami baru sebentar di sini." Sapa Su Min. Ia pria yang hampir seusia denganku, aku beberapa kali terlibat perbincangan ringan dengannya.


Lea berdiri, ia seperti biasa membungkuk 45 derajat dan menyapaku selamat pagi. Aku mengangguk dan menjawab sapaannya. Aku duduk di kursiku dan mengeluarkan bungkusan berisi roti lapis selai yang kubungkus dari apartemen. Aku membawa bekal sederhana... maksud hati untuk sekalian menjadi cemilan nanti siang.. tapi berhubung ada mereka berdua... aku tak enak hati mau menyantapnya sendiri.


"Silahkan. Sudah sarapan?" Tawarku. Lea menggeleng antusias dan mengambil sepasang roti yang sudah kuberi selai kacang. Su Min akhirnya mengambil juga, aku memakan setangkup roti ini untuk mengisi perutku yang sudah lapar. Aku mengeluarkan laptop dan menyalakan komputerku... menunggu keduanya untuk stand by dan bisa di operasikan.


"Enak sekali!" Puji Lea.


"Ha... hanya sebuah roti dan selai kacang." Jawabku santai.


"Tapi memang enak, ya kan Oppa?" Ia menoleh ke arah Su Min yang sepertinya sependapat. Ia mengacungkan ibu jarinya tanda setuju.


Aku menghabiskan roti dengan senyuman. Lalu mengelap tanganku dengan tisu kering. Aku mulai mengoperasionalkan komputerku. Aku sudah mempersiapkan selembar kertas berisi lirik lagu untuk Lea .. hari ini memang dijadwalkan ia mempelajari lagu denganku, aku diminta memberi ia penjelasan dan point-point penting di lirik ini. Ada tempat ia harus merendahkan suara... seperti seorang yang mendesah... ada bagian ia setengah teriak dengan suara perutnya.


Lea melakukan apa yang kuperintahkan, ada beberapa bagian yang ia harus latih terlebih dahulu.. karena mungkin ini kali pertamanya menyanyi dengan cara yang berbeda. Aku hanya berurusan dengan lagu dan liriknya.. untuk dance move... akan ada koreo khusus yang melatihnya.


Setelah dua jam berada di ruanganku, akhirnya pertemuan kami disudahi. Ia punya janji dengan koreografernya.. besok ia berjanji akan datang dan menguasai tehnik yang aku minta. Aku hanya mengangguk pelan saat ia pamit dengan cara khasnya yang terlalu imut.


Pekerjaanku selesai. Baru jam sebelas, aku mungkin akan pulang pas jam dua belas... sekalian aku menyiapkan makan siang. Aku tak ada kerjaan saat ini, mungkin nanti aku akan menghubungi Reno dan bertanya kemajuan projek di Jakarta.


Aku iseng... sambil menunggu waktu membuka Instagram milik gadis pencuri hati ibuku. Aku melihat ada beberapa postingan baru hari ini. Dua buah foto yang menunjukkan potret depan kampusnya dan fakultasnya. Ia mengambil jurusan fotografi. Lalu ada sebuah video dirinya dan seorang pria. Aku memencet layar agar memainkan video tersebut.


"Hai.. it's me Fay..." Ucap gadis berkuncir asal itu, ia mengenakan sebuah sweater panjang tebal dan wajahnya bersih dari make-up. "....and me Evan!" Ucap pria di sampingnya. Fay terlihat cuek dan santai dengan pria itu... mungkin sahabatnya. "I just want you to know that.... I Will leave this amazing country.... aku akan meninggalkan negara yang luar biasa ini dalam beberapa hari lagi... thats all... mungkin aku tak kembali!" Ucap Fay dengan nada sedikit muram. 


Pria di sampingnya mencibir, "...drama queen!"


"Intinya.. kalau kalian mau menghubungiku... kalian bisa tanya pria tampan tapi tak waras di sampingku ini... dia tahu nomorku di Indonesia. Semua media sosial mungkin akan kututup karena Papiku gak mau anak tercantiknya ini wajahnya di nikmati pria tampan di seluruh dunia." Pria di sampingnya mencebik.


"Kau anak satu-satunya...!"


"Whatever! Kalau aku punya hutang... tagih sama Evan aja ya gaes!" Lanjutnya dan memutus video.


Ah... jadi dia mau pulang ke Jarkarta. Aku jadi kagum dengan Pak Reza, ia mendidik putrinya dengan sangat baik dan tegas.


Aku mendial nomor ibu. Ingin menanyakan kabar.


"Ben! Kau sudah dengar Fay mau pulang ke Jakarta?" Sambut ibu... kenapa antennanya sangat terkonek denganku. Apa mungkin, ibu juga baru saja melihat video perpisahan ala Fay di Instagramnya?


"Oh ya?" Jawabku pura-pura tak paham.


"Ben... cepat kalau kau memang suka... cepat lamar Fay... keburu dilamar orang lain!" Pinta Ibu langsung ke topik masalah.


"Hah?"


"Kamu mau ibu senangkan?"


"Iya Bu!" Jawabku tegas. "Ya baik. Akan kuhubungi Pak Reza."


"Ah... bagus sekali. Ibu akan persiapkan acara pernikahan kalian!"


"Bu. Bahkan anak itu belum setuju!" Protesku. Bahkan gadis itu pasti belum tahu urusan ini. Dia hanya tahu akan balik ke Jakarta. Belum tentu ia mau dinikahi seorang duda yang berusia jauh di atasnya... mungkin ia baru 25 tahun.. dan aku sepuluh tahun lebih tua darinya. Kemungkinan besar ia akan menolak ... kan?


"Ah... dia pasti setuju. Anak itu sangat menurut dengan ayahnya! Percaya sama ibu." Ucap ibu lalu mematikan sambungan. Apakah hal ini benar? Pasti ibu sedang memilih busana dan hiasan untuk pernikahan... Ibuku selalu sigap untuk urusan seperti ini.


Aku mendial nomor Pak Reza. Aku akan mengatakan setuju dengan niatannya menjodohkan putrinya denganku.


"Selamat siang Pak Reza." Salamku saat sambungan sudah tersambung.


"Ah... Nak Ben. Bagaimana? Sehat?" Suaranya terdengar senang saat mendengarku.


"Iya. Terima kasih. Saya mau memberitahu tentang tawaran Bapak tentang perjodohan..."


"Ah... ya. Ibumu sudah telepon tadi pagi... dia sedang menyiapkan persiapannya. Mungkin bulan depan anak saya pulang ke Jakarta."


Ah.. ibu. Seperti yang sudah kuduga. "Ya. Baik Pak. Terima kasih." Ucapku lalu memutus panggilan. Urusanku dengannya model bisnis properti saja ..singkat, padat dan jelas.


Aku mengecek ada pesan dari Reno. Ia sudah memberi kabar positif tentang rencana projekku di Jakarta. Ya mungkin Minggu depan aku bisa menandatangani perjanjian jual beli tanah sekaligus bertemu dengan sang calon mertua.


Sesampainya aku di apartemen. Aku mendapatkan pesan dari Ibu, yang ternyata sudah berkoresponden dengan Pak Reza, mengenai rencana pernikahan aku dan gadis itu. Acaranya akan dilangsungkan di rumahku di Brunei.. gadis itu akan datang dua atau satu hari sebelum acara. Ibu sudah mengatur segalanya... bahkan katanya Pak Reza sudah memberikan dokumen yang dibutuhkan untuk mengurus dokumen perijinan nikah di Brunei. Wow. Luar biasa para orang tua ini. Tapi... apa gadis itu mau dinikahi denganku? Seorang yang lebih tua dan berstatus duda? Kalau ia menolak ayah dan ibuku pasti akan sangat terpukul.


Selepas makan malam. Aku melihat dan memantau akun Instagramnya. Diam-diam aku menjadi seorang stalker dari gadis bernama Faiza Suseno. Aku tertawa sarkas dari dalam hati. Ia kembali memposting sebuah pemandangan sunset yang telrihat dari gedung tinggi, mungkin apartemennya, ada sebuah caption. 'I'll Miss this place!'


Aku melihat ulang beberapa videonya yang terdahulu, mencoba mengenal wajahnya yang kata ibuku sangat manis. Aku melihat beberapa video berisi wajahnya dalam close-up. Memang manis.. bahkan cantik, tapi ia sangat cerewet. Apakah aku sanggup memiliki istri model seperti ini?


Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dipaksa Nikah   39. Hamilin Aku! End

    "Ben! Kamu itu..." Aku memukul bahu Ben, saat ia baru saja datang ke kamar. Wajahnya kaget dengan seranganku yang tanpa pemanasan. "Eh...what? Apa? Kenapa?" Tanyanya bingung. "Nih!" Ucapku menyodorkan ponselnya. "Kau dapat video dari mantan pacarmu!" Ucapku setengah berteriak. Ia duduk di atas kasur dan membuka isi video itu. Ia mendengarkan denganw ajah datar, aku memperhatikan reaksi wajahnya yang sama sekali tak berubah dari awal sampai akhir. "So?" Tanyanya kepadaku, seperti menantang. "Itu mantanmu minta balikan... Secara gak langsung nyuruh kamu pisah sama aku kan? Dia mau nunggu sampai kamu single lagi..." Ucapku setengah berteriak. Saat marah seperti ini, aku menjadi bar-bar. "Kan dia yang bilang...bukan aku." Ucapnya lagi. He? Apa dia bilang, aku seperti sudah dibutakan oleh amarah. Serasa ada asap yang menguap di k

  • Dipaksa Nikah   38. So Cuitt

    Su Min : Aku tahu, kau dan Fay adalah sepasang kekasih.Aku hampir saja memekik saat ikut membacanya. Ben menoleh dan memberi kode dengan matanya, agar aku diam tak bersuara.Ia dengan tenang membalas isi pesan itu.Ben: Maaf kau salah menyimpulkan.Ucapnya lalu dengan tenang mematikan ponselnya. Aku dengan otomatis memgang tangan Ben. Kalau sampai orang tahu, karirnya bisa selesai, dan aku akan sangat menyesal kalau itu semua karena aku."Ben...gimana kalau ketahuan?" Bisikku."Tak usah risau... Aku takkan jatuh miskin kalau tak bekerja sebagai produser." Jawabnya tenang, kami sudah memasangkan seat belt karena pesawat akan mau take off. Ia menjawab tanpa menoleh ke arahku. Namun genggamannya meremas telapak tanganku.Aku diam, ada banyak yang ingin kutanyakan nanti. Saat tiba di Busan...semoga kami punya waktu berduaan untuk

  • Dipaksa Nikah   37. I Know The Truth!

    Kami berujung...berkendara bersama, kami akan pergi ke Busan dengan pesawat, karena akan memakan waktu sekitar empat sampai lima jam untuk tiba di sana dengan mobil, jalur paling cepat adalah pesawat…hanya akan memakan waktu kurang lebih satu jam di udara.“Kita akan langsung ke hotel, dan aku akan rapat dengan manajernya. Kalian bisa beristirahat dulu.” Ucap Ben, Lea dan Su Min akhirnya ikut mobil Ben ke bandara karena tim lainnya sudah berangkat dengan kereta cepat, yang hanya memakan waktu dua jam lebih perjalanan. Sebenarnya aku sangat penasaran dengan kereta itu, tapi Ben sepertinya sangat buru-buru.Aku duduk di kursi depan, hasil kelincahanku di parkiran, Lea sebenarnya sudah membuka kursi penumpang depan, dan aku dengan sangat jenius langsung menunduk dan duduk di depan. Ia sempat protes, tapi Ben sudah meneriaki agar cepat karena penerbangan kami sudah sangat mepet.Di bandara aku merengek ingin caramel macchiato, aku belum

  • Dipaksa Nikah   36. Sexually Active

    Aku duduk seperti biasa di kursi tamu milik Ben, sebuah sofa kecil di pinggir ruangan. Lea duduk di depan Ben, ia dengan pakaian formalnya…sebuah blazer dan celana skinny. Ia mengikat rambutnya agar berkesan pintar. Apakah ia pintar? Aku pun tak paham. Tuan Su Min terlihat santai duduk di sampingku.“Kau terlihat santai..” Sapaku kepada Su Min.“Kau terlihat bersinar..” Ucap Su Min yang membuatku duduk lebih tegak.“What do you mean?”“Kau dan Ben… terlihat berbeda…ada aura yang bersinar. Kalau kalian bukan sepupu… aku pasti akan curiga kalian seorang suami istri.” Ucapnya santai, ia masih memainkan sebuah game di ponselnya.Jeder! Kok bisa Su Min bicara seperti itu?Mencoba untuk tak terpengaruh, aku alihkan topic. “Kau ikut ke Busan?”Su Min mengangguk.“Padat acara di sana?”Ia menggeleng, “kebanyakan sudah diu

  • Dipaksa Nikah   35. Leanikus Bau Kakus

    Ben sudah lebih dahulu mandi dan bersiap, saat kemarin ia bilang hari itu hanya untuk aku dan ia, ia benar-benar melakukannya. Seharian aku dan Ben hanya berada di kamar… walau sekali kami melakukannya di ruang tamu. Ah… sepertinya aku tak bisa lagi berpikiran lurus kalau melihat sofa hitam tua yang empuk itu. Ben…dengan segala idenya yang meledakkan kepalaku.“Fay… aku ada rapat di Busan mungkin akan seharian, kau mau ikut?” Tawar Ben.“Hmm…?” Aku masih bermalas-malasan ria, aku sudah mandi…jangan slah! Sebelum subuh… aku sudah mandi dan beribadah, tapi tidur lagi. Hehe…“Aku mau ke Busan, rapat untuk road tour.” Ulang Ben yang sudah rapih dengan kemeja plus celana jeansnya.“Oo… ok.”“Kamu mau ikut? Aku sepertinya akan seharian di sana… mungkin tengah malam baru pulang.

  • Dipaksa Nikah   34. Yang Bisa Buat Kamu Hangat

    Kami tiba di apartemen Ben, hampir tengan hari di hari berikutnya. Ben sudah meemsan makanan yang akan diantar dalam beberala menit. Sebuah mie jjampong dengan logo halal. Yumm."Mau mandi?" Tanya Ben, ia melepaskan Jeansnya. Sekarang ia hanya mengenakan celana boxernya. Aish.."Gak deh. Kamu aja." Jawabku malu. Kenapa jadi canggung seperti ini sih? Tapi salah dia juga...ngapain pake buka-buka baju segala!"Bareng...yok!" Ucapnya lagi sudah berjalan menuju tempatku berdiri."Mmh.. dingin. Malas, mmmh..nanti aja!" Jawabku sekenanya."Ada aku ..yang bisa buat kamu hangat." Ucapnya dengan pandangan mata yang penuh maksud.Tapi aku cringe! Pake banget! Gimana dong!"Mmh..."Ben tak menjawab lagi, ia langsung menggandengku masuk ke dalam kamar mandi."Ben..." Rengekku dengan suara kecil. Aku benci diri

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status