Share

Bab 5

Penulis: Damaya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-12 23:22:46

"Tuntutan itu …," ucap Tiara gelisah.

Perempuan itu jalan bolak-balik mengitari kamarnya, seperti kesetanan.

Bahkan, ia mengabaikan rambut panjangnya yang terlepas dari gulungan.

Sejak tadi, dia memikirkan segala kemungkinan.

Jika bapak yang mengajukan, pasti tak diterima. Selain faktor usia, beliau sendiri hanya mengandalkan pensiunan untuk bertahan hidup. Sang ayah sudah tidak lagi mengajar seperti beberapa tahun lalu saat dirinya memutuskan pergi.

Ibu sambungnya juga hanya buruh setrika biasa. Apakah kedua orang tuanya akan berakhir di dalam penjara?

"Jika aku mengajukan pinjaman ke Bank dengan jumlah sebanyak itu, berapa tahun aku bisa melunasinya? Belum lagi, statusku sebagai wanita tanpa suami,” gumamnya semakin panik.

Tiara merasa berada di posisi yang sulit.

Meski kini hubungannya dengan sang ayah membaik pasca meninggalkan Mawar, tetapi masalah belum juga berakhir.

Jikapun mereka berusaha semaksimal mungkin dan menggunakan uang pensiunan sang ayah dalam waktu dua bulan. Tiara yakin itu tidak berarti apapun untuk jumlah yang Bram tentukan.

Perempuan itu lantas terduduk dan memijat keningnya.

‘Apa yang harus kulakukan, Tuhan?’

**********

Seperti janjinya, Tiara benar-benar mengajak Nana mengunjungi makam Ziyan.

Meski kepalanya sibuk memikirkan bagaimana cara menyelesaikan tuntutan Bram, dia tidak ingin mengecewakan gadis kecil kesayangannya itu.

Dan, Tiara tidak menyesal.

Nana terlihat begitu bahagia bisa melihat makam ‘ayahnya’ untuk pertama kali.

Rasa lelah yang sebelumnya menghinggapi wajah mungilnya saat di perjalanan, seketika menghilang saat Tiara menjelaskan jika mereka sudah tiba di rumah peristirahatan sang ayah.

Bahkan, sekarang, selang tiga minggu berlalu, kini Tiara kembali memutuskan mendatangi makam itu lagi–meski hanya datang seorang diri.

"Hai Zi, aku datang lagi. Maaf, ya. Hari ini aku tidak bisa membawa Nana, dia ada kelas melukis," ucap Tiara sambil berjongkok di samping makam.

"Sebenarnya dia selalu merengek ingin mengunjungimu lagi, tapi karena perjalanan yang terlalu jauh. Aku khawatir dia akan kelelahan jika sering-sering aku ajak ke sini."

Tiara terus berbicara panjang lebar–menceritakan tingkah lucu serta tumbuh kembang Nana. Seperti yang selalu dilakukan ketika datang berkunjung.

Bahkan, dia mengabaikan tatapan heran setiap orang yang berlalu-lalang di sekitarnya.

Tiara hanya berpikir untuk menceritakan semua kejadian lucu atau pun menyenangkan yang sudah ia lewati bersama putri kecilnya.

Namun, itu tak berlangsung lama.

Cerita menyenangkan perlahan berganti dengan kekhawatiran Tiara. Air mata pun luruh di pipi mengingat biaya ganti rugi.

“Ziyan, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan….”

******

"Kenapa tidak bilang kalau proyek kita kemungkinan besar bisa menerjang pemakaman? Bodoh! Coba kalian cari tahu siapa ahli waris yang ada di sebelah utara? Kita ambil tanah itu saja. Jangan ganggu pemakaman itu, sesenti pun. Kalian paham," ucap seorang pria pada beberapa pria yang ada di depannya.

"Tapi, kami sudah pernah bernegosiasi dengan pemilik yang ada di sebelah utara, tuan. Dan mereka tetap kekeuh tidak mau memberikan tanahnya pada kita," jelas pria lain dengan kepala tertunduk.

"Lalu, dengan mudahnya kalian mengambil jalan pintas, dan menggusur makam itu? Gila! Pemikiran macam apa itu! seandainya jika kerabat atau bahkan keluarga kalian ada yang dimakamkan di sana, apa kalian akan terima begitu saja tempat itu digusur!"

Teriak pria pertama sampai-sampai menarik perhatian beberapa orang pejalan kaki di luar pagar pemakaman.

Tiara yang sudah selesai bercerita–bahkan sampai menoleh bingung pada mereka.

Lokasi pemakaman ini memang berada di dekat jalan. Walaupun bukan jalan utama, tetapi kendaraan yang melintas cukup ramai, dan letak makam Ziyan sendiri berada di dekat pagar.

Jadi, Tiara bisa mendengar jelas apa yang dibicarakan para pria di luar sana.

Tanpa sadar, dia pun mengikuti pembicaraan orang-orang ini.

"Kami akan menawarkan pada pihak keluarga untuk memindahkan makam-makam itu ke lokasi yang sudah kami tentukan, Tuan," sela pria lain pelan.

Sayangnya, pendapat itu sepertinya bukan hal yang diharapkan. Terlihat dari satu alis yang naik dari pria berkaca mata hitam itu. Pria itu bahkan sampai berkacak pinggang.

"Daripada kalian repot memindahkan puluhan makam di sana, kenapa tidak berpikir untuk memindahkan proyeknya saja?"

Tiara lantas menggeleng malas melihat perdebatan yang semakin memanas itu. Dia ingin pergi dari sana, tetapi tidak ingin melewati orang-orang berisik itu.

"Seharusnya, kalau ada yang penting, alangkah baiknya dibicarakan di kantor atau tempat lain saja. Jangan di pinggir jalan seperti itu," keluh Tiara masih mengamati dari tempatnya duduk.

Sayangnya, pertengkaran itu terus berlanjut–membuat orang-orang di pemakaman mulai tampak risih.

Tiara pun melihat jamnya.

Dia tak bisa menahan diri lagi. Lantas, ia pun bangkit dan melangkah lebar menuju luar pemakaman.

Tiara bahkan akhirnya menghampiri sumber keributan–untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi di luar sana.

"Maaf permisi, tolong suaranya di kecilanya, Tuan. Para peziarah khususnya saya, merasa cukup terganggu dengan suara anda yang lantang," ujar Tiara berusaha sopan, begitu berdiri di belakang pria yang postur tubuhnya paling tinggi diantara yang lain.

"Sial! Siapa yang berani menyelaku?" geram pria itu sambil membalik badan.

Namun, ekspresi kesal itu tiba-tiba berganti dengan keterkejutan.

Satu alis pria itu naik begitu melihat sosok yang berani menyela pembicaraannya.

"Tiara!"

Sementara yang dipanggil hanya bisa mematung setelah berhasil menelan ludah susah payah. Tidak hanya itu, keberanian Tiara seketika menciut begitu tahu siapa pemilik suara lantang yang beberapa detik lalu ingin sekali ia marahi.

‘Ya, Tuhan! Kenapa aku harus bertemu Bram sekarang?’

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 136. Sayur nara

    Dua minggu berlalu, semua sudah kembali seperti semula. Sari juga sudah pulang dari satu minggu sebelumnya. Walaupun kepulangannya sempat diwarnai ketegangan, lantaran Thomas tidak mau membawa istrinya pulang karena menganggap Sari belum benar-benar sembuh. Sementara Sari sendiri sudah sangat bosan hanya berdiam diri di ranjang rumah sakit. Terlebih rasa tidak enak hati selalu menghampiri setiap kali melihat Daniel. Walaupun kedekatan mereka dulu tidak bisa dikategorikan pasangan kekasih, tapi Daniel-lah sosok yang selalu menguatkan dirinya selain Tiara. Namun, setelah mengetahui perasaan pria itu yang sebenarnya, Sari berubah canggung. Apalagi dengan statusnya istri dari pria lain yang tak lain sahabat Daniel juga. Begitu pun dengan keberadaan Thomas yang selalu menempel padanya—membuat Sari benar-benar tidak nyaman. Hingga akhirnya memaksa pulang, walaupun Dokter senior Daniel ikut menyarankan dirinya masih harus bertahan satu atau dua hari kedepan. Tapi Sari tetap kukuh pada pendir

  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 135. Pertemuan kembali

    "Kau sudah makan?"Keharuan Bram–Tiara berakhir begitu mendengar suara Aaron, dan disaat Bram mendongak ternyata pria itu sudah berdiri di samping wanita yang diketahui teman sekolah istrinya."Apa Mickey mencariku?""Iya. Tapi setelah kuberitahu kalau kau sedang arisan, dia kembali bermain dengan pengasuhnya.""Jadi dia istrimu?" sela Bram penasaran.Melihat Bram bangkit, setelah mengusap wajahnya, Tiara ikut menoleh—ingin memastikan siapa pria yang menjadi suami sahabatnya itu."Hanya saat aku ingat," celetuk Aaron tak acuh."Lantas, sekarang apa kau ingat pernah menikahiku?" serobot Wulan menahan kesal."Setidaknya dengan menyebut nama Mickey, aku ingat itu.""Cih. Dasar, Bule gila," gerutu Wulan sambil bersedekap dada.Melihat pasangan yang jauh dari kata romantis ada di depannya, Bram sempat meloloskan senyum tipis saat beradu pandang dengan sang istri."Bagaimana kondisi Anda Nyonya Wijaya, apakah ada yang serius dengan kandungan Anda?"Mengetahui Aaron ingin berbasa basi dengan

  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 134 Di mana mereka?

    "Kakak Ipar! Kau dimana sekarang?"Thomas begitu terkejut, awalnya menganggap Bram yang menghubungi dirinya, tapi ternyata Tiara menggunakan ponsel sang kakak."Apa kalian baik-baik saja? Bagaimana dengan kakakku?"Kepanikan Thomas semakin menjadi saat mendengar suara Tiara begitu lemah di gawainya."Apa! Dimana dia sekarang?"Melihat ketegangan Thomas yang tidak diketahu tengah berbicarai dengan siapa di seberang sana, istri Aaron berpindah mendekati suaminya."Tunggu. Aku akan kesana sekarang."Melihat kecemasan Thomas, Aaron mengerti dengan siapa pria itu berbicara. Lantas, spontan menahan tangan Thomas begitu melihat pria itu akan buru-buru pergi. "Dimana mereka?"Sebaiknya Kakak pulang saja, biar aku yang menemui mereka.""Tidak. Aku tidak akan tenang sebelum memastikan keadaan mereka sendiri."Tidak ingin membuang waktu dengan perdebatan yang diyakini Aaron pasti akan tetap bersikeras dengan keputusannya. Thomas akhirnya membiarkan Aaron dan istrinya ikut pergi bersamanya. Sement

  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 133 Pasangan gila

    Bram masih berusaha mencari cara untuk membuka dinding kaca. Setelah melihat Damar tidak lagi bergerak, Bram semakin leluasa mencari pintu rahasia yang mungkin saja mengarah ke dalam kotak kaca tersebut."Sial. Rupanya di sini manusia keparat itu selama ini bersembunyi," dengus Bram saat membuka pintu yang ternyata kamar pribadi, dan diyakini itu pasti kamar Damar. Karena dari pintu itulah ia melihat kemunculan Damar."Astaga! Sari?" Setelah kembali menutup pintu, Bram mengetahui adik iparnya masih terikat, dan lupa belum dilepaskan. Bram pun bergegas mendekat. "Sari … ternyata dia juga tidak sadarkan diri," gumam Bram melihat tidak ada pergerakan sedikitpun, walaupun tangan Sari sudah terbebas dari tali. Bram berusaha membangunkan, tapi begitu mengetahui wajah Sari penuh lebam, umpatan Bram kembali meluncur tanpa filter. "Biadab. Bahkan dalam keadaan terikat saja mereka tega menghajarnya."Setelah sadar waktunya terlalu banyak yang terbuang untuk menyelamatkan Sari, Bram segera membar

  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 132. Wanita misterius

    "Tapi sayangnya saya orang yang suka membangkang, Tuan. Selama ini saya berdiri dengan kaki saya sendiri, dan saya tidak suka berada di bawah kendali orang lain.""Kalau begitu, bersiaplah menerima kehancuranmu.""Hahaha … jangan terlalu percaya diri, Tuan Aaron. Anda sekarang berada di kandang serigala. Apakah yakin bisa keluar dengan selamat? Sementara Anda hanya sendiri, tidak membawa satupun orang-orang pilihan Anda, bukan?"Aaron meringai, tanpa ada keraguan kaki panjangnya melangkah yakin dengan pandangan lurus kedepan. Mengabaikan jika di lantai itu masih ada alat peledak yang belum ditemukan, jika saja terinjak olehnya."Aku bahkan sanggup menghancurkanmu tanpa kehadiran mereka. Kau tentu tahu bagaimana sepak terjangku dalam dunia kejam kita."Spontan kaki Brandon mundur satu langkah, mengetahui jaraknya dengan Aaron semakin terkikis. Mata serta telinganya masih cukup normal, untuk mengetahui juga mendengar bagaimana peranan seorang Aaron sebagai pemimpin di dunia bawah. Tidak

  • Diperistri Demi Ganti Rugi Resepsi   Bab 131. Nana yang malang

    "Bram!" gumam Tiara lemah dengan kesadaran yang nyaris menghilang.Namun, meski penglihatannya sudah merabun, Tiara tetap melengkungkan senyum mengetahui sosok berpakaian putih berjalan ke arahnya itu, diyakini suaminya.'Semoga ini bukan halusinasiku. Bram benar-benar datang menyelamatkan kami,' lanjutnya dalam hari. Setelah melompat turun dari celah atap yang terbuka, Bram sempat mengedarkan pandangan sejenak, sebelum akhirnya lembarkan langkah begitu mengetahui keberadaan istrinya. "Ara!" Melihat Tiara terikat dengan keadaan berdiri, darah Bram mendidih seketika. Ia juga mengutuk manusia-manusia laknat itu dan rasanya ingin segera memberi mereka pelajaran, kerena sudah begitu tega pada istrinya, meski mengetahui keadaannya tengah hamil besar."Ara, kamu masih bisa mendengarku?"Kekhawatiran Bram memuncak, begitu tali terlepas, tubuh Tiara sudah lemas begitu ia mendekapnya."Terima kasih sudah datang?" bisik Tiara hampir seperti gumaman."Bertahanlah Sayang. Kita akan segera keluar

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status