Gara-gara disangka pasangan mesum oleh warga sekitar, Febby dipaksa menikah dengan Rangga, karyawan magang di Sejahtera Group! Padahal saat itu, mereka sedang berteduh dari hujan deras. Kabar itu jelas sangat menggemparkan. Bahkan, ibu dan kakak tiri Febby memaksa keduanya langsung bercerai. Hanya saja … melihat tanggung jawab Rangga dan perhatiannya, Febby jadi tak tega. Tapi, mengapa semakin lama Febby merasa ada sesuatu yang disembunyikan suaminya itu? Seolah Rangga, bukan karyawan magang biasa! FOLLOW IG@authoratieckha2 untuk visual dan jadwal update.
Lihat lebih banyak“Febby! Apa-apaan ini? Bisa-bisanya kamu berbuat mesum dengan lelaki lain, dan beritamu viral!”
Deg! Febby yang baru tiba, melotot saat melihat berita viral di sosial media yang sudah diunggah oleh salah satu akun yang tak dikenalnya. Ia tak menyangka insiden semalam tersebar begitu cepat. Bukan hanya wajah Febby dan anak magang itu yang terlihat, tapi juga kartu identitas mereka dan kartu karyawan di Sejahtera Group. “Ma-” Plak! Belum sempat menjelaskan, tamparan yang begitu kencang sudah mendarat di pipi sang anak tiri, hingga sudut bibirnya seketika mengeluarkan darah. "Dasar anak kurang ajar," maki wanita paruh baya itu. "Tapi, itu bukan seperti yang Mama duga. Rangga hanya membantuku dan berniat mengantarkanku pulang, namun kami terjebak dalam hujan lebat, hingga harus berteduh di gubuk kosong yang ada di sekitar sana." Febby menjelaskan dengan nada putus asa, mencoba meredam hujan prasangka yang berkecamuk di dalam hati Mama tirinya. "Sayangnya, kami tidak tahu kalau daerah itu termasuk area rawan dan sering digunakan oleh pasangan yang hendak berbuat mesum, sehingga–” "Kamu pikir Mama akan langsung percaya begitu saja dengan alasanmu itu?” potong wanita di depan Febby itu, “Dasar anak bodoh! Kalau buat masalah, bisakah kamu memilih lelaki yang lebih baik darinya? Dari kartu identitas yang tersebar, terlihat kalau dia hanya pegawai magang biasa di perusahaan yang sama denganmu, sementara kamu sendiri manajer keuangan! INI AIB, Febby!" Sial! Seharusnya anak tirinya itu menjadi bintang di pertemuan yang sudah ia siapkan. Bahkan, calon menantu pilihannya adalah pria dewasa pemilik perusahaan di luar kota yang bisa mengangkat derajat keluarga mereka. Namun, dia justru mendapat menantu yang sangat biasa! Di sisi lain, air mata Febby mengalir tak terbendung saat ia menjawab dengan suara yang bergetar, "Maafkan Febby, Ma, tapi semuanya sudah terlanjur. Febby tak bisa merubah takdir." "Takdir? Ini bukan soal takdir, Febby! Ini soal aib, kamu harus segera berpisah dari laki-laki itu! Mama tidak mau punya menantu menantu miskin sepertinya!" bentak sang mama tiri, raut wajahnya berubah menjadi amarah yang menguap seperti bara api. "Tapi Ma, pernikahan bukanlah permainan!" sahut Febby dengan tegas, walaupun hatinya remuk redam. "Diam Kamu! Apa yang kamu ketahui soal pernikahan, huh?" hardik Mama tirinya itu, matanya menyala-nyala, mengukir kekecewaan dalam hati Febby yang semakin tak berdaya. Sang kakak tiri yang tadinya sedang bersantai di dalam kamarnya terkejut mendengar suara sang mama penuh amarah Dia menghampiri Febby dan dan Mamanya, mendengar semua yang membuat sang mama marah. “Heran ya, dari dulu kamu bodoh sekali mencari pasangan,” cibir Rossa, kakak tirinya. “Belum lagi, ternyata kamu liar, ya. Pura-pura ada kegiatan kantor agar bisa keluar rumah, padahal….” Febby menggeleng, “Febby benar-benar ke puncak menghadiri ulang tahun kantor kak,” jawabnya. “Sudah diam!” sergah sang mama, “Pokoknya, Mama tidak mau tahu kamu harus segera berpisah dari lelaki itu. Pernikahan ini tidak sah, karena tak ada keluarga hadir di sana.” Setelah berkata demikian wanita paruh baya itu bersama anak kandungnya segera keluar dari dalam kamar sang anak tiri. Tak berselang lama pelayan pun datang menghampiri menyampaikan kalau ada tamu yang mengantarkan mobil milik Febby. “Permisi Nyonya, ada seorang pria yang mengantarkan mobil Nona Febby,” ucapnya. “Pria? Apa jangan-jangan dia…” Buru-buru mama dan kakak tiri Febby itu keluar. Tatapan mereka begitu bengis kala melihat Rangga yang serupa di video yang tersebar itu. Terlebih, penampilannya lusuh, mirip pegawai bengkel. Sangat jauh berbeda dengan menantu kaya yang diharapkannya! "Gembel, kau pasti memanfaatkan cara apapun demi bisa mendapatkan wanita mapan, kamu sengaja kan menjebak anakku dalam rencana licikmu, kan? seru mama tiri Febby tiba-tiba. Rangga, yang baru saja mendengar tuduhan tersebut, tertegun untuk sesaat sebelum dengan cepat memarkir mobil milik istrinya itu. "Maaf, apa yang Anda katakan tadi, nyonya?" tanyanya. Namun, tatapannya tidak menunjukkan rasa takut sama sekali. "Saya benar-benar tidak memahami maksud Anda.” "Cih! Jangan berpura-pura tidak tahu! Kamu pikir aku tidak bisa melihat niat burukmu? Kamu cuma pegawai magang. Pasti kau pemalas, hingga mencari jalan pintas untuk menjadi kaya dengan memanfaatkan anakku, yang merupakan seorang manajer keuangan cukup berpengaruh di Sejahtera Group, kan?” Rangga hanya bisa menggeleng dengan tenang, namun dalam hatinya ada gumpalan emosi yang sulit diurai. "Tidak, Nyonya. Anda salah besar. Kami bekerja di kantor yang sama memang benar, tapi kami berada di divisi yang berbeda. Saya benar-benar tidak kenal Febby sebelumnya." “Omong kosong, dan aku tak percaya apapun yang keluar dari mulut kalian! Sekarang cepat cari jalan agar kalian segera berpisah!” serunya. “Terserah anda mau percaya atau tidak, tapi kami sudah menjelaskan yang sebenarnya terjadi saat itu.” Tak ada rasa takut yang Rangga tunjukan, padahal wanita itu sedang marah dan sangat membencinya. “Aku tidak akan pernah percaya ucapanmu.” Rossa ikut menimpali, “Benar kata Mama, kalian harus segera berpisah. Kami tak ingin Febby menikah dengan gembel.” Rangga menatap tajam keduanya. “Saya dipaksa menikah dengan wanita yang tak pernah saya kenal sebelumnya hanya karena kesalahpahaman. Jangan tambah dosa saya untuk menjadikan sebuah pernikah sebagai permainan belaka Nyonya. Saya tidak akan pernah menceraikan Febby,” tegasnya. Semua orang jelas terbelalak. Tak menyangka, Rangga akan berani melawan. Terlebih, pria itu tanpa basa-basi meraih tangan Febby dan mengajaknya pergi dari sana. "KAU! BERHENTI!"Note Author : Guys, alau di belakang nemu ada info koin gratis, itu sudah tidak berlaku ya. Saya lupa pernah umumin di bab berapa. Terima kasih.
Arka masih berdiri dengan ekspresi serius, berhadapan dengan Nabila yang tampak gugup. Sebuah kesalahan fatal baru saja terjadi, membuat Nabila harus menghadapi amarah Arka, rekan kerjanya yang juga dikenal sebagai tangan kanan Rangga.“Ma–maaf,” ucap Nabila dengan nada terbata-bata. Matanya menatap meja, tak berani menatap langsung ke arah Arka. “Aku akan memperbaikinya.”Arka menyilangkan tangan di depan dada, ekspresinya tetap tegas. “Sudah seharusnya begitu, Nabila. Jangan campur adukkan masalah pribadi dengan urusan kantor,” tegurnya. “Data ini sangat penting. Kita dibayar untuk bekerja, bukan untuk mengecewakan pemilik perusahaan.”Nada suaranya yang dingin membuat Nabila merasa semakin bersalah. Rekan kerja lain di tempat itu, yang mendengar percakapan mereka, memilih untuk mengabaikannya.Nabila menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Ia tahu Arka benar, dan ia harus memperbaiki kesalahan ini secepat mungkin. “Baik, Arka,” ucapnya dengan nada penuh penyesalan. “Unt
Arka mengetuk pintu ruang kerja Rangga dengan hati yang sudah terasa berat sejak tadi. Ia tahu, percakapan ini akan melibatkan Nabila, yang terlihat semakin berusaha mendekatinya belakangan ini. Setelah mendengar suara Rangga mempersilakan masuk, Arka membuka pintu dan melangkah masuk bersama Nabila. Mereka duduk berdampingan, meskipun suasana di antara keduanya terasa canggung.Rangga menatap mereka sejenak, matanya tajam namun tetap ramah. Ia memulai pembicaraan, “Arka, saya akan segera mempersiapkan penggantimu-”Belum selesai kalimat itu terucap, Nabila langsung memotong, “Maksud Anda bagaimana, Tuan?”Nada suaranya terdengar penuh rasa ingin tahu, namun juga sedikit ketakutan. Ia menatap Rangga, mencoba mencari penjelasan dari kalimat yang setengah terucap itu.Rangga tersenyum tipis, mengalihkan pandangannya pada Arka yang tampak tenang. “Arka kan sebentar lagi akan menikah,” lanjut Rangga, nadanya penuh pengertian. “Dia akan menjadi pimpinan salah satu anak cabang Wijaya Group
“Kalian ini berani-beraninya, ya, ngomongin Mama,” ujar Febby pura-pura marah sambil memandang mereka dengan alis terangkat.Elina dan Elio hanya tertawa kecil, tampak tak terpengaruh oleh wajah pura-pura serius mamanya. “Kami hanya bercanda, Mama!” jawab mereka serempak dengan wajah polos dan senyum lebar, seperti berusaha meyakinkan bahwa mereka tidak bersalah.Febby menggeleng, lalu tersenyum. “Ya sudah, ayo cepat sarapan dulu. Nanti keburu terlambat ke sekolah,” katanya dengan suara lembut, namun tetap tegas.“Siap, Mama!” balas mereka, masih dalam nada polos dan penuh semangat.Tak lama kemudian, Elina dan Elio mengambil tas mereka, dan bersiap turun ke lantai bawah. Di ruang makan, Rangga, sudah duduk dengan rapi dan tampan dalam setelan kerjanya, menunggu mereka dengan sabar. Di meja itu juga sudah ada nenek mereka, dan Rossa, yang duduk menunggu sambil tersenyum melihat keceriaan anak-anak itu.Melihat kedatangan mereka, Rangga segera berdiri dari kursinya dan dengan penuh kas
Malam telah larut ketika Mayang dan Rossa memasuki kamar. Setelah percakapan hangat bersama keluarga, mereka kini berdua, bersiap untuk beristirahat. Namun, suasana hati Rossa tampak tidak tenang. Ia duduk di tepi tempat tidur dengan pandangan menerawang, sementara Mayang mengamati anaknya dengan lembut dari sudut ruangan."Ma," Rossa akhirnya membuka suara dengan nada pelan, tapi penuh rasa takjub, "Rossa sama sekali nggak menyangka, ternyata Arka bakal mendapatkan hadiah sebesar itu dari Rangga. Padahal tadi kami sempat diskusi, setelah menikah mungkin dia hanya akan pulang ke Sun City setiap akhir pekan. Tapi sekarang… hadiah itu mengubah segalanya. Kami bahkan bisa tinggal di sana bersama Mama."Mayang mendekati anaknya dan duduk di sebelahnya. Ia menggenggam tangan Rossa dengan lembut. "Iya, Sayang. Mama juga nggak pernah menyangka. Kalau Mama ingat-ingat lagi… Mama malu sekali atas apa yang pernah Mama lakukan ke Rangga dulu." Suara Mayang mulai serak. "Mama dulu menghina dia
Setelah Arka pamit pulang, Febby, Rangga, dan Mayang masih duduk bersama. Di samping mereka, Rossa duduk tenang, menyimak obrolan sambil tersenyum kecil, namun di wajahnya ada keraguan yang tersirat.Febby yang duduk di sebelah Rossa menatapnya dengan penuh perhatian. "Kakak, rencananya mau menikah di sini atau di kota Sun City?" tanyanya lembut, ingin tahu keputusan kakak tirinya itu. Pertanyaan itu sontak membuat semua mata di ruangan tertuju pada Rossa, menunggu jawabannya.Rossa tersenyum tipis, lalu menghela napas panjang. "Kak Rossa sih inginnya di Sun City saja," jawabnya akhirnya, memandangi mereka satu per satu. "Di sana banyak kenangan yang ingin kami pertahankan, tempat-tempat yang istimewa untukku dan Arka. Lagipula, kami juga akan tinggal di sana setelah menikah... meskipun harus berpisah jarak dan waktu dengan Arka yang akan tetap bekerja di sini." Ada sedikit nada ragu di ujung kalimatnya, seakan-akan perpisahan itu adalah pengorbanan yang tak mudah baginya.Rangga ya
“Kamu serius, sayang?” tanya Arka.Rossa mengangguk, “aku serius sayang. Kapanpun aku siap,” ulang Rossa.“Dua bulan lagi ada hari baik, apa kamu mau?”Rossa mengangguk.Arka kembali masuk ke dalam rumah sang atasan, dia minta Rangga dan febby kembali turun sebentar. Mereka pun berkumpul di ruang keluarga rumah mewah Rangga.Suasana hangat penuh kekeluargaan begitu terasa, terutama dengan adanya Febby yang tengah mengandung anak kedua, membawa kebahagiaan tersendiri bagi seluruh keluarga. Melihat Arka yang tampak ragu-ragu, Rangga segera menepuk punggungnya dan mempersilakannya duduk di samping."Ada apa, Ark? Kok wajahmu serius banget?" tanya Rangga, berusaha mencairkan suasana.Arka menarik napas dalam-dalam, memandangi ketiganya satu per satu, lalu berkata, "Saya ingin minta izin, Sama tante, Tuan dan Nyonya. Setelah berdiskusi dengan Rossa, kami memutuskan untuk menikah dua bulan lagi."Pernyataan itu mengejutkan semua orang, terutama Mayang, yang tidak menyangka rencana pernika
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen