Share

H3 Observasi

Caffe "Black Vortex" di sudut kota ramai adalah tempat yang tak biasa untuk pertemuan gengnya Derren. Suasana di dalamnya penuh dengan asap rokok dan musik yang berdentum.

Penerangan dari lampu-lampu gantung yang rendah menciptakan bayangan-bayangan misterius di antara dinding bata terbuka dan furnitur kayu tua. Kursi-kursi kulit merah tua dan sofa-sola tua melengkapi atmosfer yang nyaman dan elegan, bertentangan dengan keberadaan geng yang berada di sana.

Derren, yang selalu tampil sebagai sosok pemimpin yang arogan, duduk di pojokan sebuah sofa besar. Rambutnya yang kusut dan sepasang mata yang tajam mencerminkan ambisiusnya dalam mendapatkan apa yang dia mau.

"Gimana teror dan racun kemarin?" tanya Derren pada anak buahnya.

"Terornya berhasil Ren. Tapi racunnya-"

"RACUNNYA KENAPA? Gagal?"

"Iya Ren,"

Derren berusaha menahan amarahnya. Dia berusaha tetap tenang tak seperti biasanya.

"Oke itu artinya mereka masih ditakdirkan untuk sehat," ucap Derren.

"Setelah ini rencana kamu a
cobaltpen

Mahal dikit ngga ngaruh, biar kalian puas. Selamat membaca~

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status