Share

BAB 2

Penulis: Ikfanelle
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-24 09:50:28

Menginjakkan kaki di tempat kerja, untuk pertama kalinya Keinara harus berada di sana. Keluarga yang ramah menyambut baik kedatangan gadis itu.

"Vanya, kenalin. Ini namanya Kak Keinara, dia jadi teman baru kamu." Langkah gadis itu perlahan mendekati sang pengasuh, menjabat tangannya yang halus lalu menciumnya.

"Halo, Kak Keinala, aku Vanya." 

"Iya, Cantik, panggil aja Kak Kei. Oh, ya, Kakak punya sesuatu buat kamu." 

Sebuah kotak mainan berisi boneka Barbie diberikannya pada gadis itu. Senyum tipis tersungging di wajahnya, tatapan sayu Vanya mengarah padanya mengisyaratkan tanda terima kasih. Setelah pertemuan itu, Yura mulai mengantarnya ke kamar baru sang pengasuh yang sudah disiapkan untuknya.

"Ini kamar kamu, Kei. Semoga kamu betah ya," ucap Yura menunjukkan kamar baru Keinara. 

Menelisik ke dalam ruangan itu membuatnya merasa familiar akan sesuatu hal di masa lampau, tapi ia melupakannya. Yura meminta izin untuk meninggalkan Keinara di sana, tinggal-lah ia seorang diri. 

Sunyi yang merambat ketika pagi tiba, membuka pintu lemari yang kosong tanpa sehelai kain yang tertata di sana. Dalam hati Keinara penuh harap ia akan merasa betah di sana. Tangannya dengan perlahan menata pakaian itu ke dalam lemari pakaian. 

Aura dingin merambati tubuhnya, merasa di ruangan itu bukan hanya dirinya seorang. Serasa tangan dingin menyentuh tengkuk lehernya. 

"Siapa itu?" Keinara berteriak keras seraya menoleh. 

Napasnya terengah mendapati sesuatu janggal tengah menyerang dirinya. Tak ada waktu lama untuk memikirkannya, sesegera mungkin ia harus menyelesaikan tata ruang kamarnya. 

*

Berada di ruang makan yang remang, sunyi sepi yang menghias pedesaan kala malam. Para warga sudah menutup diri dari kegelapan menambah kesan seram pada desa itu. Hanya suara ketukan sendok di atas piring yang membuat bising di antara sunyi. 

"Betah di sini, Nak?" tanya Lian. Keinara tersentak dari lamunannya, menatap pria itu dengan kaku lalu menganggukkan kepala. 

"B-betah, kok, Pak," jawabnya tergagap. 

"Ma, Kak Kiyo boleh ikut makan?" Pertanyaan polos dari gadis kecil itu seketika menghentikan kegiatan makan malam.

"Boleh, tapi nanti aja ya," ujar Yura.

Keinara kini terjebak kembali dalam lamunan, nama yang terlontar itu seperti tak asing di telinganya. Cerita yang tak masuk akal dari Vanya hanya membuatnya semakin takut untuk terus berada di sana. Namun, ia harus melakukannya demi membiayai kuliahnya. 

"Kiyo itu siapa, Bu?" 

"Itu cuma teman khayalan Vanya aja, kamu gak usah takut." Itulah jawaban yang terlontar dari mulut Lian, tak membuat rasa penasarannya terobati.

Yura dan Keinara seakan merasakan suatu hal yang sama. Hal janggal dan kegelisahan setiap kali mereka berada di dalam rumah itu. Lian bertutur, rumah itu dibelinya dari seorang Fredy Henderson yang mengaku dialah pemilik sebenarnya. Satu lagi nama yang tak asing dalam ingatannya, tapi ia melupakannya.

Waktu ini semakin misterius dan terkesan aneh disaat Keinara berada di dalam kamar Vanya. Netranya menatap gadis kecil itu dengan perasaan penuh tanda tanya. Dengan siapa ia bicara.

"Kak Kei kenapa kesini?" tanya Vanya yang tersentak setelah melihat sang pengasuh berdiri menatapnya. 

Raut wajah gadis itu menyiratkan sebuah ketakutan, apalagi ia memucat saat Keinara memasuki kamarnya. 

"Emang Kakak gak boleh datang ke kamar Vanya?" tanya Keinara dengan lembut meski tersirat sebuah pertanyaan lain. 

"Boleh, kok. Tapi, Kakak gak boleh datang kesini malam-malam."

Keinara mengernyitkan dahinya, merasa bingung dengan alasan mengapa Vanya melarangnya mendatangi kamarnya jika malam tiba. Melihat wajah sang pengasuh yang kebingungan, segera Vanya menarik tangannya untuk duduk di dekatnya. 

"Kakak mau denger ceritaku, nggak?" 

Kepala Keinara mengangguk meski dirinya masih diliputi tanda tanya. Anak kecil itu terduduk dengan tenang, menatap wajah gadis muda itu dengan kepolosan. Bercerita ia tentang seorang pemuda tampan yang penuh akan rasa dendam. 

"Dulu ada seolang anak cowok yang tinggal di rumah ini. Dia suka banget baca buku, dapat nilai bagus. Pada suatu hari, anak itu udah gede tapi ditinggal sama orangtuanya ke surga."

"Oh, terus?" Ia terduduk dirinya mendengar cerita gadis mungil itu. 

"Anak cowok itu tinggal sendiri di rumah ini, tapi dia ikut meninggal." 

Dahinya mengernyit setelah mendengar cerita Vanya, ia berpikir itu hanyalah karangan semata. Sudah cukup Keinara mendengar kisah khayalan itu, menghentikan ceritanya di tengah jalan adalah keputusan yang tepat. Tepat disaat ia mengajak anak itu ke ranjangnya. 

PYAAAAR!

Sebuah foto yang terpajang di dinding kamar Vanya tiba-tiba terjatuh. Langkahnya kini beralih menuju ke figura itu. Tangannya mengangkat foto itu, samar ia terbawa ke memori masa lalu nampak tak asing baginya.

Separuh wajah itu ditatapnya cukup lama, itu adalah rupa anak lelaki. Semakin lama dilihat, wujud wajah anak itu semakin berubah. Ia mengusap matanya berulang kali dan perlahan melepas tangannya dari kelopak mata. 

"A ... apa ini?" 

Dari telapak tangannya, cairan merah pekat mengucur dan menodai figura beserta muka foto. Mata Keinara terus tertuju pada wajah anak lelaki itu, menyipitkan matanya. Sampai cairan aneh itu berhenti mengalir, sesuatu hal yang amat mengerikan tampak mencolok di gambar anak lelaki itu.

~***~

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 45

    ***Keadaan Freddy sangat memprihatinkan, beberapa kali ia menghadapi kematian dengan berulang dan selalu selamat meski keadaannya begitu mengerikan. Sekarang pria itu mengurung diri di rumah dengan segala ketidakberdayaannya.Beberapa pelayan yang bekerja di rumahnya perlahan-lahan mengundurkan diri. Semua karyawan juga sama halnya. Mereka meninggalkan Freddy dalam kesendirian dan ketakutan yang sebenarnya adalah ilusi pengelihatannya. Gangguan itu masih terus berlanjut, terlebih arwah suruhannya yang belum tenang menghantuinya. Pria itu tak bisa lari dan juga pergi karena setiap langkah "mereka" akan datang. Kali ini dia mengusir sesuatu yang sebenarnya tak ada. "Pergi! Pergiiii!" Begitu ucapnya.Namun meski sudah berteriak, bayangan itu tetap tak mau pergi. Bayangan ilusi itu terus mengingatkannya pada kesalahan. Freddy mencoba untuk bangun, tapi sayang ia tak bisa melakukannya. Siluet bayangan hitam besar itu kini ada di hadapannya. Tatapan mata merah memandangnya seakan menagi

  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 44

    "Kei, apa yang terjadi pada kamu?" Suara Yura sudah keras, tapi sayang Keinara tak mendengarnya.Dalam waktu yang cukup lama, Yura melihat pengasuh anaknya itu sedang berjuang, bersembunyi dari Kiyo. Mayat-mayat tampak bertebaran, merangkak meraih tubuh gadis itu seakan menunjukkan pada makhluk itu bahwa sang pujaan ada di sana. Wanita itu terduduk melihat pemandangan tak biasa. Ia melihat sendiri Kiyo menemukannya dan Keinara mulai disetubuhi di depan anak mereka. "MAMA!" Suara Vanya membuyarkannya dan Yura segera tersadar."Mama kenapa?" Gadis kecil itu memandangnya dengan penuh rasa cemas. Yura melihat ke sekeliling, suasana kembali seperti semula. Meski begitu, dirinya tetap merasa cemas karena memikirkan Keinara. Pandangan itu seakan menjadi pertanda bahwa sesuatu telah terjadi pada gadis dan bayinya itu. Ia tidak bisa jika harus berdiam saja, wanita itu segera menceritakan pada Ki Jatmika tentang pengelihatannya. *"Ki---""Aku sudah tahu apa yang ingin kamu tanyakan kepada

  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 43

    ***Vanya terduduk di teras memandangi langit yang sendu, sedang Yura mencari kayu bakar di halaman belakang. Gadis kecil itu memandang sekitar sambil berharap dirinya bisa pulang. Dari kejauhan seperti ia mendengar suara Keinara yang menjerit, gadis kecil itu menoleh cepat. Ia beranjak untuk mengikuti asal suara itu. "Vanyaaa!" Yura menyadari itu, bergegas dirinya mengikuti sang anak.Suara teriakan Keinara begitu jelas terdengar, Vanya yakin sang pengasuh berada di hutan yang sama. Namun lama mencari dirinya tak menemukannya dan suara itu semakin lama semakin menjauh. Yura segera menarik tangan putrinya dan berlari menjauh dari tempatnya berdiri. "Vanya, apa yang kamu lakukan? Tidak ada Kak Kei di sini, itu hanya ilusi!" Gadis kecil itu menunduk karena menyesal, tapi amarah Yura segera mereda dan bergegas membawa Vanya keluar dari tempat itu. *Keinara masih membeku, ia terduduk berteduh sembari melindungi bayinya dari tangan-tangan dingin yang menyembul keluar dari dalam tanah

  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 42

    "Aku hanya ingin mengulangi masa dimana kita bersama, aku hanya ingin itu! Kamu tidak boleh mengelak!" Keinara memandang Kiyo dengan berkaca-kaca. Sejujurnya, ia masih mencintai pemuda yang telah lama tiada, tapi dia sadar bahwa dunia mereka berbeda. Anak yang ia lahirkan dari benih sesosok hantu biar dirinya yang merawat, tak ingin jika Kiyo yang mengambilnya. Namun bagaimana pun Kiyo sekarang telah menjadi sosok yang kejam, dia harus dihindari. "Tolong kembalikan mereka, Kiyo." "Aku akan mengembalikan mereka jika kamu mau ikut bersamaku."Suatu pilihan yang sangat sulit baginya, tapi dia harus melakukan ini demi menyelamatkan keluarga Vanya. Ia meminta untuk Kiyo menunggunya sampai dirinya siap menjadi pendamping pemuda itu di alam gaib. "Baiklah, aku akan memberimu waktu. Namun kau harus kembali?""Iya, tapi beri aku kebebasan meski hanya sesaat. Aku ingin berkeliling berdua dengan anak kita."Mata binar Keinara membuat Kiyo terdiam, pandangan itu membuatnya teringat kembali p

  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 41

    Lian menoleh ke arah istrinya yang sudah sangat kecewa. Ada bulir menetes dari netranya. "Kamu masih saja seperti dulu." "Sayang, bukan maksudku menyakitimu!" ujar Lian memohon. "Kamu bahkan tidak mau mendengarkan apa yang aku minta dan sekarang kamu tak percaya sama ceritaku."Lian hanya terdiam dan sang istri mulai bertindak. Ia segera membawa Vanya dan akan mencari Keinara lalu membawanya pulang. "Tunggu, Yur!" seru Lian menghalangi Yura. "Biarkan aku pergi!" Wanita itu tetap ingin meninggalkan Lian. Hal yang sama terjadi kembali, pertengkaran Lian dan Yura tiba di tempat dan waktu yang tak tepat. Pria itya sadar apa yang ia lakukan, ia tak bermaksud untuk tak percaya pada Yura."Tunggu sebentar!""Untuk apa, Pa? Sudah kesekian kalinya begini. Sekarang apalagi?!"Suasana mendadak hening menyisakan penyesalan Lian, sedang Yura masih dibara oleh api kemarahan. Dia bersikeras untuk keluar dari rumah bersama Vanya dan mencari keberadaan Keinara meskipun itu mustahil. "Ok, ok, ak

  • Disukai Jin Pelindung Anak Asuh   BAB 40

    ***Gangguan gaib yang membuat Freddy begitu gila, emosinya begitu tak stabil dan penuh dengan halusinasi. Bahkan pagi ini, dia dihantui oleh kejadiannya di masa lalu. Tatapannya begitu takut, tapi ia tak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk merampas rumah itu. Beberapa karyawan yang bekerja untuk merubuhkan rumah itu kini bergerak. Freddy juga tidak hanya merampas rumah untuk diratakan, tapi juga melenyapkan semua keluarga Lian berserta Keinara. Kakinya harus segera melangkah, menemui para karyawannya untuk segera bekerja. Mereka bergegas mendatangi kediaman yang kini dijaga oleh sesuatu yang menyeramkan. Dengan terpincang kakinya, Freddy melangkah menapaki tanah. Sebuah pertanyaan besar selalu berada di sekitar kepala semua orang, apa yang terjadi pada pria kaya yang membuat kakinya berjalan terseok pincang. Sudah banyak dokter yang menanganinya, tapi semua itu sia-sia. Kaki kanannya serasa diremas kuat oleh sebuah tangan besar, rasa dingin di sekitar begitu terasa. Fredd

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status