Share

Bab 22.

Anakku tak bisa mengendalikan nya, Dia mundur-mundur hingga ke ruang tamu depan. Dan …

Bruk!

“Abhii …” panggil ku mendekati nya.

“Aduh mama sakit,”

“Ya ampun sayang, mana yang sakit?”

“Sini ma, huhu,”

Aku pun membopong anakku untuk duduk di sofa dulu. “Sini sayang mama lihat dulu,”

“Huhuhu,” tangis nya.

Ku lihat sedikit memar biru di bagian lutut nya dan memar di lengannya.

“Sayang, sebentar tunggu di sini. Mama mau ambil salep memar dulu,”

“I-iyaa maa …”

Aku dengan cepat bergegas mengambil kotak P3K yang ada di samping tv ruang keluarga. Di saat ku mencari salep dan juga handsaplast untuk mengobati anakku.

Tiba-tiba,

“Abhi? Kamu kenapa nak?” terdengar suara serak dalam yang ku kenal.

“Papa!” suara anakku kresna terdengar.

“Kresna?”

“Awas! Pak Hanif! Kenapa Kamu kesini! Sana pergi!” teriak anakku.

“Abhi … Kenapa begitu?”

Aku berbalik dan melihat mas hanif yang masuk berbicara dengan kedua anakku. Ku berlari dengan cepat mendekati mereka dan melepaskan tangan mas hanif
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status