Share

Bab 9

Penulis: Bulan Cantik
Paula juga tidak menyangka dia akan bertemu mereka di sini. Dia bahkan mendengar rumor yang disebarkan oleh Richie. Namun, dia tidak takut, juga tidak akan menghindar!

Begitu melihat Paula, ekspresi Richie menjadi masam dan senyumannya membeku. Dia bersandar di sofa dengan culas, lalu terkekeh-kekeh sinis dan berkata, "Dunia ini memang sempit. Paula, berani sekali kamu muncul di hadapanku lagi. Kamu sudah bosan hidup, ya?"

Paula berpura-pura tidak mendengarnya. Dia bahkan tidak mendongak menatap Richie, melainkan hanya meletakkan bir di meja dan berucap, "Pak, ini birnya. Silakan."

"Berhenti!" seru Richie. Paula pun berbalik. Tatapannya yang dingin tertuju pada Richie dan Aurel sekarang. Dia bertanya, "Kenapa, Pak?"

Richie memerintahkan dengan sorot mata penuh kebencian, "Berlutut dan tuangkan bir itu untukku!"

Entah mengapa, amarah Richie melonjak saat melihat Paula mengenakan seragam kelinci seperti itu. Dulu, wanita ini sangat kaku dan selalu menghindar saat Richie hendak menyentuhnya. Dia bahkan mengatakan dirinya masih muda dan ingin menjaga keperawanannya sampai malam pertama. Siapa sangka, Paula malah bercinta dengan pria lain di belakangnya!

Tanpa kekangan Keluarga Antoro sekarang, wanita ini bahkan menjadi pramusaji dan mengenakan seragam seksi seperti itu. Setiap kali teringat pada Paula yang berani berselingkuh, Richie ingin sekali mencabik-cabiknya!

"Nggak mau?" Richie segera menginstruksi, "Teman-teman, cekoki dia dengan bir itu. Jangan biarkan dia pergi sebelum 10 botol bir itu habis!"

"Jangan, Kak Richie." Aurel lagi-lagi bertingkah sok baik. Dia maju untuk menghampiri Paula sembari bertanya, "Kenapa kamu di sini? Aku khawatir sekali padamu."

Paula seketika mundur. "Jangan sentuh aku!" Dia tahu bahwa Aurel hanya bersandiwara. Takutnya, wanita ini akan mencelakainya lagi.

"Kamu ingin minum bir, ya?" Paula membuka botol bir, lalu menuangkannya ke dalam gelas. Semua orang mengira wanita ini akan berlutut.

Saat berikutnya, Paula malah menyiramkan bir tersebut ke wajah Richie dan Aurel. Siraman ini untuk Richie yang telah memfitnahnya dan Aurel yang telah menjebaknya. Semua ini baru permulaan! Suasana di ruang privat langsung menjadi heboh!

"Dasar jalang! Berani sekali kamu menyiramku!" maki Richie.

"Ah! Kak, kenapa kamu menyiramku?" Air mata Aurel langsung menetes. Dia tidak pernah semalu ini.

Paula sama sekali tidak merasa bersalah. Meskipun sendirian, dia justru terlihat sangat teguh. Paula menatap Richie, lalu bertanya, "Gimana? Enak, 'kan?"

Kemudian, Paula beralih menatap Aurel dan membentak, "Sebaiknya kamu berhenti bersandiwara di hadapanku! Aku nggak butuh perhatian palsumu itu! Kalau suka akting, belajar saja akting supaya bakatmu makin berkembang!"

"Sialan!" Richie menendang meja di samping dengan gusar. Dia adalah Tuan Muda Keluarga Antoro, dia tidak pernah mendapatkan penghinaan seperti ini. Apalagi, wanita ini adalah Paula yang telah dicampakkannya.

Richie maju dan meraih rambut Paula. Kemudian, dia langsung menendang perut Paula dengan kuat. Paula hendak menghindar, tetapi dia tidak mungkin menang dari orang-orang di dalam ruang privat ini. Dalam sekejap, dia berlutut dan meringkuk untuk melindungi anak dalam kandungannya. Rasanya sakit sekali!

Richie menatap mata Paula yang merah dan tahi lalat di ujung matanya. Seketika, amarahnya makin melonjak. Sejak mengetahui Paula hamil, Richie merasa wanita yang dulunya terlihat polos menjadi memancarkan pesona yang sulit untuk dideskripsikan.

Bibir dingin Richie menempel di telinga Paula. Dia berbisik, "Ayo, memohon kepadaku. Beri tahu aku siapa ayah anak itu. Mungkin, aku bisa melepaskanmu kalau begitu."

"Heh ...." Paula menolak.

Niat membunuh seketika terpancar dari mata Richie. Dia berkata, "Kamu masih mau merahasiakan identitas pria itu? Kalau begitu, aku akan menyuruh orang-orang menghajarmu sampai kamu sekarat dan anakmu mati!"

Selesai mengatakan itu, Richie langsung melemparkan Paula kepada teman-teman prianya sembari berseru, "Kalian boleh mempermainkannya sepuasnya!"

Saat ini, Paula menggenggam sebuah pisau lipat. Dia menyiapkannya karena khawatir terjadi sesuatu saat bekerja. Tanpa diduga, sebelum pisau itu dikeluarkan, pintu ruang privat sudah ditendang seseorang dari luar.

Sekelompok pengawal terlatih yang berpakaian hitam tampak menyerbu masuk. Orang yang muncul di depan pintu adalah Willy. Dia bukan hanya seorang dokter, tetapi juga bos kelab malam. Siapa pun harus menghormatinya.

"Richie, ini wilayahku. Apa yang kamu lakukan?" tanya Willy dengan sinis.

Richie tidak berani bersikap terlalu kelewatan karena tempat ini bukan wilayahnya. Dia menimpali, "Aku hanya memberi seorang wanita pelajaran. Kamu mau ikut campur?"

"Mana ada pria sejati yang memukul wanita?" ejek Willy. Kemudian, dia meneruskan, "Semua orang tahu aturan wilayahku. Kalau sampai aku menangkap basah perbuatan keji seperti ini, jangan harap bisa kulepaskan."

Wajah Richie sontak memucat. Dia tidak menyangka Paula punya hubungan dengan Willy, sampai-sampai dibela seperti ini.

Sebelum Richie mengamuk, Willy berkata, "Richie, malam sudah larut. Sebaiknya kamu pulang, keluargamu pasti sudah mencarimu."

Begitu mendengarnya, Richie seketika merasa gelisah. Tiba-tiba, seorang pengawal berlari masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Tuan Richie, Tuan Besar mengamuk. Katanya, kalau kamu nggak segera pulang, dia akan memindahkanmu ke tambang!"

Ekspresi Richie berubah drastis. Dia memelototi Paula dan tidak sempat memedulikan Aurel lagi, lalu langsung berlari ke luar.

Aurel tentu tidak bisa terpisah dari Richie. Dia buru-buru menyusulnya. "Kak Richie ...."

Sementara itu, orang lainnya buru-buru meninggalkan ruang privat karena tahu Willy telah mengusir mereka.

Dalam sekejap, hanya tersisa Paula seorang di atas karpet. Keringat dinginnya bercucuran, perutnya terasa sakit. Dia bahkan tidak kuat untuk berdiri sehingga memohon dengan lirih, "Dokter, perutku sakit sekali ...."

Willy buru-buru maju untuk memeriksanya. Akan tetapi, dia tidak berani menggendong Paula karena takut dilahap oleh temannya itu.

"Darwin yang mengutusku kemari karena dia nggak bisa menampakkan diri. Kamu tunggu sebentar, dia akan segera tiba," ujar Willy.

Saat berikutnya, Darwin yang bertubuh tegap benar-benar muncul di ruang privat. Sebelum Paula sempat melihat sosoknya, Darwin sudah menggendongnya dari lantai.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 455

    Hanya saja, Darwin tahu Freda sangat protektif sampai-sampai bisa bersikap tidak masuk akal. Jika Darwin tidak menunjukkan dirinya sangat menghargai Paula, Freda pasti akan menganggap Paula sebagai orang luar dan mewaspadainya.Lama-kelamaan, di antara Darwin dan Paula pasti akan muncul konflik karena hal ini. Freda menggenggam tangan Paula dan berkata seraya tersenyum lembut, "Oke, aku tahu kamu itu anak yang baik."Freda juga merasa senang Darwin bisa menemukan wanita yang disukainya. Darwin bertanya, "Tadi kamu mau bilang apa?"Freda memukul kepalanya dan menyahut dengan ekspresi cemas, "Keluarga Fonda sudah pindah. Nona Sheila pindah ke kediaman tua dengan alasan rumahnya sudah tua. Entah kenapa, dia berselisih dengan Nyonya Kara sampai-sampai Nyonya Kara pingsan."Darwin yang khawatir bertanya, "Bagaimana kondisi ibuku sekarang?"Paula juga khawatir. Sebelumnya Paula pernah melihat Kara. Dia sudah tua sehingga tidak boleh mengalami syok.Freda menjawab, "Dokter sudah memeriksa Nyo

  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 454

    Paula menggoyang lengan Darwin dan bertanya, "Kamu masih marah? Dia masih muda dan gegabah, untuk apa kamu perhitungan dengannya?"Darwin mendengus, lalu bertanya balik, "Kamu menganggap aku tua?""Aku nggak berani. Pak Sasongko masih muda dan kuat, hal ini nggak perlu diragukan lagi," timpal Paula seraya mengedipkan matanya.Darwin langsung teringat semalam mereka bercinta dengan intens. Dia pun tersenyum. Darwin menjelaskan tindakannya tadi, "Keluarga Sudarmo lebih rumit dari yang kita bayangkan. Kalau Harry terus bertindak gegabah, dia pasti akan celaka dalam waktu singkat."Waktu itu, Darwin setuju Harry masuk ke Grup Sasongko karena kakek Harry memohon pada Terry. Jadi, dia menghormati kakek Harry. Selain itu, Darwin pernah menyelidiki Harry. Dia tahu Harry tidak jahat.Paula langsung memuji, "Aku tahu kamu sangat baik."Mereka pulang ke vila. Freda menyambut mereka dengan ekspresi cemas. Dia melihat Darwin dan tampak ragu-ragu untuk bicara."Ada apa? Bilang saja," ujar Darwin. Di

  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 453

    Jadi, sekarang Darwin tidak mungkin mendepak Harry. Dia hanya ingin menegur Harry agar dia menyadari kenyataannya.Namun, Harry tidak mengetahui hal ini. Dia melihat Darwin menelepon Wilson dan menyuruhnya mencari orang lain untuk mengambil alih proyek ini. Harry pun panik.Darwin sudah memutuskan untuk mengabaikan Keluarga Sudarmo dan mendepaknya dari Grup Sasongko. Ketika Harry baru masuk ke Spirit Animation, dia terus membuat masalah.Meskipun begitu, Darwin tetap membantu Harry. Jadi, Harry menganggap Darwin tidak berani menyinggung Keluarga Sudarmo dan memecatnya.Sekarang Harry baru menyadari kali ini Darwin benar-benar ingin mendepaknya. Dia menarik lengan baju Darwin dan memohon, "Aku memang salah. Aku mohon beri aku kesempatan lagi.""Apa?" tanya Darwin yang berpura-pura tidak mendengar ucapan Harry.Harry merasa dipermalukan. Namun, dia tetap membungkuk dan menegaskan, "Aku mohon beri aku kesempatan lagi."Paula berdeham. Dia memperingatkan Darwin agar tidak terlalu berlebiha

  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 452

    Melihat Paula marah, Harry bergegas mengejar Paula dan memelas, "Maaf, aku salah. Kalau kamu nggak mau bergabung dengan Light Animation, kita tetap bekerja di Spirit Animation. Kamu nggak akan meninggalkan proyek ini, 'kan?"Walaupun Harry agak posesif terhadap Paula, dia tetap mementingkan proyek. Harry tidak ingin menghancurkan proyek karena masalah pribadi. Dia yakin Paula mempunyai pemikiran yang sama dengannya.Hanya saja, Harry mengabaikan Darwin. Sebenarnya Darwin adalah orang yang bisa menentukan nasib proyek.Sebelum Paula menjawab pertanyaan Harry, Darwin berujar dengan dingin, "Tentu saja Paula nggak akan meninggalkan proyek ini. Tapi, kamu nggak usah bekerja di Spirit Animation lagi.""Kenapa?" tanya Harry dengan ketus.Harry tersenyum sinis dan bertanya balik, "Menurutmu?"Darwin merupakan bos dari Spirit Animation, jadi dia bisa memecat Harry. Apa Harry tidak bisa menduganya?Harry baru memahami maksud Darwin. Dia mulai panik karena dirinya sudah berjuang untuk proyek ini

  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 451

    Harry tidak menutupinya. Dia langsung menjawab, "Light Animation."Darwin mengangkat alis, sepertinya dia tidak pernah mendengar perusahaan animasi ini. Paula juga demikian, dia bertanya, "Itu perusahaan baru?"Harry mengangguk seraya menyahut, "Aku pernah bertemu penanggung jawab mereka. Dia sangat kreatif. Lebih cocok untuk perkembangan proyek kita daripada Grup Sasongko.""Siapa nama penanggung jawab itu?" tanya Darwin."Henley," jawab Harry. Awalnya dia memang ingin membahas hal ini dengan Paula. Jadi, dia tidak berniat menutupinya."Apa orang itu berasal dari luar negeri?" tanya Paula sembari mengernyit. Dia curiga Harry ditipu.Harry menggeleng dan menjawab, "Bukan."Paula yang cemas bertanya lagi, "Sejak kapan kamu kenal dia? Kamu sudah tunjukkan sketsaku kepadanya?"Harry segera menyahut, "Tentu saja belum. Aku juga nggak bodoh. Aku baru kenal dia semalam."Paula yang merasa tidak berdaya melihat Tristan, kenapa dia tidak membujuk Harry? Tristan berucap, "Aku sudah membujuknya.

  • Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin   Bab 450

    Darwin menatap Paula dengan ekspresi tak berdaya, tetapi penuh kasih. Dia menghela napas sebelum membalas, "Aku ikut denganmu. Kamu nggak akan keberatan, 'kan?""Tentu saja nggak. Kamu bos perusahaan, nggak ada rahasia yang kamu nggak boleh tahu," jawab Paula dengan gembira, lalu beranjak ke kamar tidur untuk ganti baju.Setelah keduanya siap dan makan siang, mereka pergi ke kafe yang sudah disepakati. Ketika mereka tiba, Harry dan Tristan sudah menunggu lebih dari satu jam.Bukan karena Paula terlambat, tetapi karena Harry yang terlalu bersemangat. Dia tiba-tiba mendapat ide baru yang ingin segera dibagikan kepada Paula.Itu sebabnya, ketika Paula masuk dengan Darwin yang memakai masker, dia hanya melihat wanita itu dan langsung mendekatinya dengan penuh semangat.Harry bahkan meraih tangannya. Akan tetapi, Darwin segera memutar tangannya ke belakang dan mendorongnya menjauh."Siapa kamu? Mau apa?" tanya Harry yang menatap Darwin dengan marah. Beberapa saat kemudian, dia cemberut dan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status