Share

Bab 1585

Penulis: Hazel
Namun, Tirta tampak murung dan terus terdiam. Itulah sebabnya Marila tidak mengganggu Tirta.

Mendengar ucapan Marila, Tirta yang sedikit ragu menanggapi, "Bu Marila, aku mau menyelesaikan masalah pribadiku. Lagi pula, ini bukan masalah besar. Aku rasa nggak perlu beri tahu Pak Saba."

Sebenarnya Tirta merasa dia tidak banyak membantu Saba. Sebaliknya, Keluarga Dinata yang terus membantu Tirta. Hal ini membuat Tirta merasa malu.

Jadi, Tirta tidak ingin merepotkan Saba lagi saat melancarkan balas dendam kali ini. Jika bukan karena Marila dan Shinta bersikeras ikut, Tirta ingin menyuruh mereka pulang.

Marila menimpali, "Pak Tirta, dengarkan aku. Kalau cuma pergi ke kediaman Keluarga Hadiraja, memang nggak perlu mengganggu kakekku. Tapi, kita sudah menyinggung Devika. Aku rasa sebaiknya aku kabari kakekku saja biar nggak timbul masalah lain."

Sambil bicara, Marila langsung menelepon Saba. Melihat tindakan Marila, Tirta juga tidak berkomentar ataupun menghalangi Marila lagi.

Setelah berbunyi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1599

    Kalau Tirta sudah sampai di kediaman Keluarga Hadiraja, itu berarti Yahsva sudah terlambat. Dengan demikian, Yahsva tidak bisa meminta bantuan Tirta lagi. Dia tentu tahu keuntungan membantu seseorang saat kesulitan lebih besar daripada hanya menyanjungnya.Saba menyahut seraya menggeleng, "Bukan. Tirta juga baru berangkat ke sana dari rumah sakit. Seharusnya kita akan sedikit terlambat sampai di kediaman Keluarga Hadiraja dibandingkan Tirta."Mendengar ucapan Saba, Yahsva baru mengembuskan napas lega. Kemudian, dia mendesak sopir, "Usahakan lebih cepat lagi! Pokoknya kita harus sampai di kediaman Keluarga Hadiraja dulu sebelum Tirta sampai!"....Sementara itu, di kediaman Keluarga Hadiraja. Sekarang sudah pukul 9.30 malam. Acara akan segera dimulai. Sederet mobil mewah seharga miliaran yang tak terhitung jumlahnya memadati area di depan gerbang kediaman.Puluhan ribu orang juga mengerumuni bagian luar kediaman Keluarga Hadiraja. Situasi seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya di l

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1598

    Mendengar ucapan Tirta, ketiga wanita itu penasaran. Bella bertanya, "Tirta, kamu punya ide apa?""Memasang formasi pertahanan yang nggak bisa diterobos siapa pun," jawab Tirta. Dia tidak menutupinya.Sekarang Tirta sudah mencapai tingkat pembentukan energi tahap kesembilan puncak. Ditambah dengan bantuan Mantra Evolusi Semesta, seberkas cahaya emas melintas dalam sekejap. Sebuah formasi pertahanan skala kecil menyelubungi kamar Orion.Tirta menjentik jarinya, lalu 2 cahaya putih yang terbentuk dari energi spiritual menembak pintu kamar.Terdengar suara getaran logam. Formasi pertahanan mengeluarkan gelombang yang menangkis serangan.Tirta baru merasa tenang. Dia berkata kepada Bella dan lainnya, "Oke. Sekarang kita sudah bisa pergi."Tiba-tiba, Marila yang teringat sesuatu mengingatkan Tirta, "Tunggu sebentar, Tirta. Sekarang kakekku dan anggotanya belum datang. Bagaimana kalau kita baru berangkat sama-sama setelah kakekku sampai?"Mendengar perkataan Marila, Tirta berhenti berjalan.

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1597

    Bagaimanapun, status Keluarga Hadiraja tidak ada apa-apanya bagi tokoh hebat seperti Saba. Selain itu, pemuda seusia Tirta bisa menjadi cucu Saba. Perbedaan status dan usia mereka berdua membuat Orion merasa hal ini sulit dipercaya.Tirta tersenyum, lalu memandang Marila dan Shinta seraya berucap, "Ayah, mereka berdua ini cucunya Pak Saba. Apa mungkin ucapan mereka nggak benar?"Biarpun begitu, Orion tetap tidak percaya. Melihat hal ini, Shinta mengeluarkan ponsel dan menunjukkan foto yang bisa membuktikan identitas mereka kepada Orion.Shinta menjelaskan, "Paman, lihat ini foto aku dan kakakku bersama kakekku. Selain itu, ini ... medali yang pernah didapatkan kakekku ...."Setelah melihat foto-foto itu dengan saksama beberapa kali, akhirnya Orion percaya. Dia melihat Tirta dan berkata dengan suara bergetar, "Ternyata ... memang benar. Nak ... bagaimana kamu bisa melakukannya? Itu Pak Saba, pejabat senior paling berpengalaman yang mendapatkan medali terbanyak di Negara Darsia!"Orion m

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1596

    Sementara itu, di kamar Orion. Begitu melihat Tirta kembali, Orion segera melambaikan tangannya dengan ekspresi antusias untuk mengisyaratkan Tirta mendekat.Orion berujar, "Nak, kenapa kamu baru balik dari kamar mandi? Cepat kemari, Ayah ingin memastikan sesuatu denganmu. Kamu harus jawab aku dengan jujur."Orion tidak menyadari ada yang tidak beres karena tadi Tirta mengerahkan Teknik Senyap. Ditambah lagi, Bella dan lainnya juga menemani Orion.Sebelum masuk, Tirta sudah menenangkan dirinya. Dia tersenyum dan bertanya dengan tenang, "Ayah, kamu mau pastikan apa? Kulihat kamu begitu senang, apa calon menantumu beri tahu kamu kabar bagus?"Orion melihat Bella sekilas, lalu menyahut dengan ekspresi terkejut, "Tentu saja. Jawab dengan jujur, kamu punya berapa banyak kekasih? Sebenarnya berapa banyak calon menantu yang kamu carikan untuk Ayah? Tadi aku dengar ... Bella bilang kamu punya belasan kekasih, bahkan semuanya tinggal bersama. Apa semua ini benar?"Tirta memang berniat menyenang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1595

    Tirta sudah memutuskan untuk membunuh para dokter ini. Dia tertawa sinis, lalu menegaskan dengan dingin, "Apa kalian juga akan bunuh diri kalau dia suruh kalian mati? Waktu mencelakai kakek dan ayahku, sepertinya kalian nggak menyangka akan berakhir seperti ini, 'kan? Maaf, aku nggak terima permintaan ampun dari kalian!"Selesai bicara, Tirta melambaikan tangannya dan Pedang Terbang yang panjangnya kurang dari 3 sentimeter keluar dari Cincin Penyimpanan. Pedang Terbang muncul di telapak tangan Tirta, lalu membesar hingga lebih dari 10 kali lipat dalam waktu sekejap.Kemudian, Pedang Terbang bergerak melewati sekelompok dokter itu bagaikan naga terbang. Terdengar jeritan histeris dan darah menyembur ke dinding rumah sakit.Melihat mayat yang bergelimpangan di lantai, niat membunuh Tirta makin memuncak. Dia bergumam dengan penuh keyakinan, "Kakek, Ayah, Ibu, aku sudah bantu kalian balas dendam. Tapi, ini hanya permulaan. Malam ini, aku harus membunuh Altair. Kalau nggak, aku merasa gagal

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1594

    Walaupun Ciptadi sudah memberikan perintah, para dokter yang datang bersamanya malah mengernyit dengan ekspresi curiga. Mereka tidak langsung bertindak karena sikap Tirta sangat tenang. Bahkan, aura Tirta sangat mengintimidasi. Beberapa dokter itu berkomentar."Pak Ciptadi, pemuda ini terlihat nggak takut sedikit pun. Sepertinya nggak cocok kalau kita bertindak gegabah.""Bagaimana kalau pemuda ini punya sokongan yang kuat?""Bukannya kita semua akan celaka?"Ciptadi menanggapi, "Ayahnya sudah hampir mati, mana mungkin anak ingusan seperti dia punya sokongan? Jangan lupa, dulu orang yang disogok Altair bukan cuma aku. Kalian semua juga terlibat dalam kasus Orion koma selama 18 tahun dan kematian Pak Elhan."Ciptadi mengancam, "Kalau kalian nggak bertindak, nantinya Altair pasti akan meminta penjelasan ...."Ciptadi juga takut, tetapi masalahnya sudah menjadi seperti ini. Dia harus bertindak. Ciptadi bergidik begitu teringat tindakan Altair.Namun, sebelum Ciptadi menyelesaikan ucapanny

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status