Short
Dokterku, Cintaku

Dokterku, Cintaku

By:  IndiraCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
10Chapters
20views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Aku adalah seorang dokter pria spesialis ginekologi. Meskipun sudah berinteraksi dengan banyak wanita, tetanggaku, Teresa Bunanta, merupakan wanita yang paling sempurna di mataku. Diam-diam, aku sering berharap bisa memeriksa tubuhnya ....

View More

Chapter 1

Bab 1

Aku adalah seorang dokter pria spesialis ginekologi. Meskipun sudah berinteraksi dengan banyak wanita, tetanggaku, Teresa Bunanta, merupakan wanita yang paling sempurna di mataku. Diam-diam, aku sering berharap bisa memeriksa tubuhnya ....

....

Teresa sering terlihat mengenakan kaus putih yang sederhana. Dia seolah-olah tidak mengenakan apa pun di balik kaus putih itu. Setiap gerakannya membuat bagian itu ikut bergoyang dengan jelas. Sementara itu, rok pendek yang biasa dia kenakan juga memperkuat kesan seksinya.

Aku sendiri sudah lama hidup melajang sejak perceraian bertahun-tahun lalu. Namun sejak mengenal Teresa, rasanya seperti musim semi datang kembali dalam hidupku ....

Hari itu, aku sedang memeriksa pasien di ruang praktik. Teresa berjalan masuk dengan sedikit canggung dan malu-malu. Wanita itu mengenakan terusan berpotongan tajam di bagian leher. Bahunya yang cerah terlihat jelas. Penampilannya begitu memikat.

Teresa menyapa dengan kaget, "Paman Alfred? Kamu kerja di sini rupanya!"

Suara lembut Teresa langsung menyadarkanku dari lamunan. Aku tersenyum canggung ketika berkata, "Aku adalah dokter spesialis ginekologi di sini. Teresa, kamu punya keluhan apa?"

Teresa duduk perlahan di kursi dengan ragu-ragu, lalu membalas dengan malu-malu, "Paman Alfred, belakangan ini bagian dadaku terasa sangat bengkak, tapi anakku sulit menyusu. Bisa tolong bantu periksa?"

Mendengar itu, mataku sontak berbinar-binar. Aku segera mendekati Teresa, lalu mengamatinya tajam dengan mataku. Kemudian, aku mengulurkan tangan dan coba mencubit buah dadanya beberapa kali.

Teresa sama sekali tidak menyangka bahwa aku akan begitu lugas. Wajahnya langsung berubah menjadi canggung dan salah tingkah.

Namun, aku berpura-pura tidak melihat ekspresi gugupnya. Aku memberi tahu dengan serius, "Aduh, kenapa kamu baru datang setelah bengkak begini? Kalau dibiarkan terlalu lama, pembengkakan seperti ini bisa berisiko cukup serius. Bahkan, bisa berujung pada operasi pengangkatan payudara lho."

Seperti yang kuduga, wajah Teresa langsung memucat. Dia segera menimpali, "Pak Alfred, jangan menakut-nakutiku! Aku cuma merasa bengkak selama beberapa hari. Mana mungkin sampai separah itu?"

Aku tahu Teresa mungkin tidak terlalu percaya. Itu sebabnya, aku mengambilkan beberapa informasi medis tentang gejala kanker payudara dan risiko penyumbatan saluran ASI agar dia bisa memahami dampaknya.

Dalam hati, aku benar-benar mengagumi diri sendiri. Baru kujelaskan sedikit, raut wajah Teresa sudah berubah panik. Tak lama kemudian, dia berucap dengan suara lirih dan bergetar, "Paman Alfred, aku mohon tolong bantu aku. Aku benar-benar merasa sangat nggak nyaman."

Aku lalu sengaja menjawab, "Sebenarnya, aku bisa saja kasih resep obat. Tapi, kamu sedang menyusui. Kalau minum obat, khawatirnya itu bisa berdampak pada anakmu. Jadi, kamu harus pertimbangkan matang-matang."

Teresa langsung menimpali seraya menggeleng, "Uhuk! Sekarang meski demam dan batuk pun, aku nggak berani minum obat. Apa ada cara lain? Bagian iniku benar-benar sangat bengkak. Nggak nyaman banget."

Aku berpura-pura berpikir sejenak, lalu menatapnya sambil membalas, "Kalau kamu nggak mau konsumsi obat, ada satu metode alternatif yang cukup efektif!"

Teresa bertanya dengan panik, "Paman Alfred, selama itu memang bisa meringankan bengkaknya, aku siap melakukan apa pun yang diperlukan."

Aku menimpali dengan tenang, "Saluran ASI-mu tersumbat, jadi butuh dilancarkan. Biasanya, hasil dari pijat laktasi cukup cepat terasa."

Mendengar itu, Teresa berujar sambil menggigit bibir, "Pijat? Ini ... nggak terlalu baik, 'kan? Aku ...."

Melihat wajah Teresa yang cantik, aku benar-benar sudah tidak sabar. Aku pun menjelaskan, "Efek dari pijatan cukup cepat. Dalam waktu setengah jam, saluran ASI-mu bakal lancar lagi. Apalagi aku terkenal jago pijat dalam dunia medis, sangat nyaman kok. Setelah kali ini, dijamin kamu bakal ketagihan dan minta dipijat lagi!"

Usai berkata demikian, aku sungguh sudah tidak sabar untuk memeriksa payudara Teresa. Sayangnya, dia masih bertanya dengan ragu-ragu, "Kamu akan memijat bagian mana?"

Aku menjawab dengan ekspresi serius, "Tentu saja bagian dada. Cuma dengan begitu, penyumbatan baru bisa dilancarkan. Kamu juga bisa segera pulih."

Teresa baru ingin menolak, tetapi aku sengaja bertanya, "Karena payudaramu bengkak dan nggak mengeluarkan ASI, gimana anakmu bisa menyusu? Kalau menundanya kelamaan, aku khawatir itu akan berubah menjadi kanker payudara."

Teresa tetap berbicara dengan tidak nyaman, "Paman Alfred, perbedaan usia kita begitu jauh. Aku benar-benar nggak bisa terbuka di hadapanmu. Lebih baik lupakan saja."

Teresa berdiri dan hendak berjalan keluar dari ruang praktik. Melihat itu, aku sengaja berujar dengan kesal, "Kamu ini cuma lagi menghindari pengobatan. Kalau nggak percaya, pergi saja ke dokter lain. Selain minum obat dan pijat, aku nggak percaya masih ada cara lain!"

Teresa berhenti melangkah dan duduk kembali dengan ragu-ragu. Kemudian, dia menarik tubuhku sambil berucap, "Paman Alfred, maaf ini salahku. Bagian iniku benar-benar sangat bengkak. ASI-nya banyak banget. Aku benaran ingin mengeluarkan semuanya ...."

Aku pun meminta Teresa berbaring di ranjang. Pipi wanita itu sudah memerah, lalu dia membuka kaitan branya dengan malu-malu ....
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
10 Chapters
Bab 1
Aku adalah seorang dokter pria spesialis ginekologi. Meskipun sudah berinteraksi dengan banyak wanita, tetanggaku, Teresa Bunanta, merupakan wanita yang paling sempurna di mataku. Diam-diam, aku sering berharap bisa memeriksa tubuhnya ........Teresa sering terlihat mengenakan kaus putih yang sederhana. Dia seolah-olah tidak mengenakan apa pun di balik kaus putih itu. Setiap gerakannya membuat bagian itu ikut bergoyang dengan jelas. Sementara itu, rok pendek yang biasa dia kenakan juga memperkuat kesan seksinya.Aku sendiri sudah lama hidup melajang sejak perceraian bertahun-tahun lalu. Namun sejak mengenal Teresa, rasanya seperti musim semi datang kembali dalam hidupku ....Hari itu, aku sedang memeriksa pasien di ruang praktik. Teresa berjalan masuk dengan sedikit canggung dan malu-malu. Wanita itu mengenakan terusan berpotongan tajam di bagian leher. Bahunya yang cerah terlihat jelas. Penampilannya begitu memikat.Teresa menyapa dengan kaget, "Paman Alfred? Kamu kerja di sini rupan
Read more
Bab 2
Payudara Teresa sudah sangat bengkak. Aku bahkan tidak tega melihatnya. Aku benar-benar ingin mengisap semuanya keluar.Setelah Teresa berbaring dengan patuh, aku tidak sabar untuk meletakkan tanganku di atasnya dan memijatnya. Kulitnya sangat halus, pasti luar biasa ketika disentuh.Aku baru saja memijatnya beberapa kali, tetapi Teresa langsung menekuk sepasang kakinya. Tubuhnya juga terlihat sedikit gemetar. Tepat ketika aku ingin melangkah lebih jauh, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu."Teresa, dokter sudah selesai memeriksamu belum? Anakmu sudah nangis karena lapar nih!" Aku terkejut mendengarnya. Ternyata itu suara ibu mertua Teresa, Gemma!Gemma terlihat masih muda. Tubuhnya yang berbentuk indah tidak kalah dengan Teresa, tetapi dia sering memarahi menantunya dengan kata-kata kasar.Aku segera menarik tubuhku kembali, lalu sengaja merendahkan suara ketika membalas, "Bisa diam nggak? Dia lagi diperiksa, tolong jangan berisik!"Di luar sana, suasana langsung menjadi sepi. Aku
Read more
Bab 3
Suami Teresa mendadak masuk bersama mertuanya. Pria itu bertanya, "Apa yang kalian lakukan di dalam? Kenapa lama banget?"Aku mendorong kacamataku dan berusaha tetap tenang. Aku menyapa, "Julius? Aku lagi periksa istrimu, kenapa kamu malah marah-marah?"Julius baru sadar kalau itu aku, lalu dia dan ibunya mulai tersenyum malu-malu. Dia membalas, "Ya ampun, kenapa bisa begitu kebetulan? Kalau aku tahu Paman Alfred praktik di sini, aku nggak akan berani masuk begitu saja ...."Gemma juga menambahkan sambil tersenyum, "Dokter Alfred, maaf ya. Anakku ini memang suka begitu. Kalau ada kesempatan, nanti aku undang kamu ke rumah deh biar kamu bisa makan dan minum sepuasnya. Anggap saja itu sebagai permintaan maaf. Hehe ...."Julius menggaruk kepala belakangnya, lalu memberi tahu, "Anak ini nangis minta susu, jadi aku panik. Hehe!"Aku melambaikan tangan sambil merespons, "Sudahlah, masalah istrimu sudah kubereskan. Kalian bisa keluar sekarang. Masih ada pasien lain yang harus kuperiksa!"Tere
Read more
Bab 4
Teresa mengetuk pintu beberapa kali, lalu coba menekan gagang pintu dan menggoyangkannya. Aku menatap adegan itu dengan terkejut dan hampir saja kehilangan napas."Kenapa pintunya terkunci dari dalam? Tolong buka pintunya, Bu!" seru Teresa.Aku segera menghela napas panjang. Untungnya saat masuk tadi, aku mengunci pintunya dari dalam. Kalau tidak, situasi saat ini pasti terasa sangat canggung."Teresa sudah pulang!" ucap Gemma yang ekspresinya langsung agak panik. Dia segera berdiri dan hendak merapikan bajunya.Akan tetapi, mana mungkin aku melepaskannya begitu saja? Aku langsung menekannya dengan sekuat tenaga, lalu memisahkan kedua kakinya dan memulai aksi bejatku.Gemma sontak membelalakkan mata. Dia hampir saja mendesah. Aku lalu memerintahkan, "Suruh dia tunggu sebentar!"Gemma berseru dengan terbata-bata, "Teresa, kamu .... Aahh. Keluar dulu ya. Umm .... Ibu lagi mandi!"Teresa berdiri di depan pintu. Begitu mendengar suara yang agak aneh, dia bertanya dengan hati-hati, "Bu, apa
Read more
Bab 5
Dengan doronganku, akhirnya keinginanku terkabul juga. Hanya saja tepat saat aku bersiap untuk melangkah lebih jauh, dari atas ranjang tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi."Oekk ... oekk!" Tangisan bayi itu makin lama makin keras. Itu membuatku seketika tak berani lagi bergerak.Teresa buru-buru merapikan celananya. Di saat bersamaan, dari arah dapur terdengar suara pintu yang didorong. Setelah itu, suara langkah kaki terdengar makin dekat. Itu adalah Gemma. Dia berjalan kemari sambil bertanya, "Teresa, cucuku bangun ya?"Begitu mendengar suara Gemma, seluruh tubuhku langsung menegang. Kulit kepalaku juga terasa mengencang. Kemudian, aku buru-buru menarik ritsleting celanaku.Setelah itu, aku pura-pura bersikap tenang. Aku menghadap Teresa sambil berkata, "Kalau menyusui langsung pakai ASI, itu jauh lebih baik daripada susu formula. Biasakan makan makanan tinggi protein supaya kualitas air susu juga bagus. Ck, ck. Lihatlah, anakmu makannya lahap banget sampai gemoi begitu."Meskipu
Read more
Bab 6
"Apa?" Aku seperti baru saja mendengar sebuah rahasia besar. Mataku penuh dengan kebingungan ketika menatap Teresa.Aku sama sekali tak menyangka, wanita yang kelihatannya begitu polos dan murni ini ternyata melahirkan anak yang bukan dari suaminya. Itu berarti selain suaminya, Teresa mempunyai pria lain?Wajah Teresa terlihat sedikit memucat. Jelas, dia juga tidak menyangka Julius akan membongkar hal ini. Akan tetapi, mertuanya malah terlihat sudah sangat biasa dengan situasi seperti ini.Gemma terus mengambilkan makanan ke piringku, lalu berujar sambil tersenyum, "Anak muda memang suka sembarangan bicara. Dokter Alfred, jangan dianggap serius ya."Julius yang mabuk mulai berbicara lagi dengan tubuh agak oleng, "Sembarangan bicara dari mana? Bu, aku kasih tahu yang sebenarnya. Cucumu itu bukan anak kandungku!"Mendengar itu, Teresa sontak panik. Dia buru-buru menarik Julius ke arah kamar sambil bertanya, "Julius, kenapa kamu mengada-ada saat mabuk? Kalau dia bukan anakmu, terus anak s
Read more
Bab 7
Apakah ini jebakan yang dirancang satu keluarga? Belum sempat aku memahami situasinya, Julius langsung menamparku keras-keras. "Tua Bangka, kamu sudah sadar? Gimana rasanya tubuh istriku? Enak nggak? Badan ibuku mantap nggak?"Aku panik sampai mataku memelotot. Rasanya aku benar-benar kehilangan harga diri. Saat ini, aku berseru, "Dasar bajingan! Lepaskan aku!"Julius mengangkat cambuk kulit di tangannya, lalu langsung menghantam tubuhku. Dia memaki, "Kamu sudah meniduri dua wanita dari keluarga kami! Aku nggak menebas kamu hidup-hidup saja sudah bagus. Sekarang kalau kamu nggak kasih 2 miliar, jangan harap bisa keluar dari sini hidup-hidup!"Aku langsung tertegun. Julius meminta 2 miliar? Walaupun aku sudah bekerja bertahun-tahun sebagai dokter spesialis ginekologi, tabunganku paling banyak hanya sekitar 1 miliar. Kalau tidak meminjam uang, aku tidak mungkin bisa bayar uang tutup mulut sebanyak itu.Aku pun memberi tahu, "Julius, aku nggak ... nggak punya uang sebanyak itu!"Belum sel
Read more
Bab 8
Gemma menghela napas. Tampaknya dia tidak ingin memperpanjang urusan ini lagi. Sebaliknya, dia mendesakku agar segera mentransfer uangnya.Setelah aku menyelesaikan transfer uang, Julius pun melepaskan ikatanku sambil berkata, "Aku kasih kamu waktu satu hari saja. Kalau malam ini kamu masih nggak bisa mengumpulkan uang sisanya, video ini bakal langsung kuunggah ke internet! Nantinya, jangan salahkan aku kalau hidupmu hancur!"Aku hanya bisa mengangguk, lalu keluar dari rumah mereka dengan langkah gontai. Begitu sampai rumah, aku rebahan di atas ranjang dan menatap kosong ke langit-langit. Otakku benar-benar kosong dan tidak tahu harus berbuat apa.Masih kurang 1 miliar lagi supaya uangnya cukup. Kecuali aku bisa meminjam dari teman. Namun di zaman sekarang, siapa yang bersedia meminjamkan uang sebanyak itu?Tidak disangka aku yang menghabiskan separuh hidupku untuk menyelamatkan nyawa orang, pada akhirnya hampir hancur total di tangan wanita.Dalam keputusasaan, aku tak punya pilihan l
Read more
Bab 9
Aku mendongakkan kepala, lalu bertanya padanya, "Teresa, gimana kamu bisa kenal dengan Nixon? Gimana hubungan kalian bisa berkembang sampai seperti ini?"Teresa mengusap air matanya. Dia menjawab dengan sedih, "Itu semua gara-gara Julius. Dia nggak bisa punya anak, jadi terus mencari pria yang sehat dan berkualitas. Nixon itu tinggi, ganteng, dan berpendidikan. Makanya, langsung dipilih olehnya.""Demi bisa punya keturunan untuk Keluarga Radjali, Julius sering mengajak Nixon main ke rumah untuk minum-minum. Dia memintaku memakai berbagai baju seksi untuk menggoda Nixon. Dari situlah semuanya terjadi. Nggak lama setelah itu, aku hamil."Begitu Teresa selesai bicara, hatiku terasa seperti disayat-sayat pisau. Yang pasti, aku tidak pernah menyangka wanita yang ada di hadapanku ini ternyata adalah ibu kandung dari cucuku.Dengan bibir bergetar, aku bertanya pelan, "Apa kamu punya rencana untuk anakmu?"Teresa menggigit bibirnya sambil menjawab, "Karena semua ini sudah terjadi, aku nggak me
Read more
Bab 10
Tatapan Gemma memancarkan kelembutan seorang ibu. Saat aku masih tenggelam dalam pikiran yang berantakan, tiba-tiba Nixon memanggil keras, "Ibu!"Ucapan itu membuatku seketika tertegun dan menatap dengan mata terbuka lebar. Dengan ekspresi penuh kebanggaan, Nixon berkata, "Bu, mulai sekarang kita nggak perlu pindah-pindah rumah lagi. Kita akan tinggal di apartemen ini. Aku akan merawatmu sampai tua!"Saat itulah, aku baru memahami semuanya. Aku menatap Gemma dengan penuh amarah, lalu bertanya, "Jadi, kamu ibu kandungnya? Dasar wanita nggak tahu malu! Dulu, kamu yang tega meninggalkannya. Akulah yang merawat dan membesarkannya sampai dewasa. Sekarang, kamu malah berani merebutnya dariku?"Nixon langsung menendangku hingga aku terjatuh terduduk di lantai. Dia memarahi, "Eh, Alfred, kamu pikir kamu siapa berani bicara seperti itu pada ibuku? Kalau bukan karena kamu, ayahku nggak akan mati tertabrak mobil. Kamulah yang menghancurkan keluargaku. Kamu ini orang yang paling pantas mati!""Apa
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status