Share

20. Ngamen

Mestinya ini sangat berat untuk seorang Andini;mengamen dari satu bus kota menuju bus kota yang lain. Dari satu angkutan umum, menuju angkutan umum yang lain. Wajah berpeluh, bau, dan jarang sekali mandi sudah melekat pada dirinya setelah tiga hari tinggal di Semarang.

Ia tidak punya cukup uang untuk menyewa kos. Setiap malam, ia hanya bisa menumpang tidur selama empat jam di teras masjid yang ia singgahi. Hidupnya luntang-lantung, sementara di Jakarta sana, kedua saudara kembarnya makan dan tidur dengan nyenyak. Ya, saudara selama dia tidak menusukmu dari belakang.

Andini ingin sekali segera melupakan kekecewaannya pada Andrea dan juga Pak Dev, tetapi masih belum mampu. Hatinya masih terasa pedih jika memori di kepalanya memutar kembali setiap bait kalimat yang diucapkan Pak Dev untuk Andrea.

Ketika dia melibatkan hati dan perasaannya saat bersama lelaki dewasa itu, ternyata tidak dengan yang bersangkutan. Semua dijalani hanya sekedar kasihan. Tak ada yang bisa disalahkan dari se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Eneng Dliyyuen
ya allah andini,dah pintar cari duit
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status