Dosen Dudaku

Dosen Dudaku

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-26
Oleh:  Diganti MawaddahTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 Peringkat. 4 Ulasan-ulasan
48Bab
15.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sekuel "Terpikat Janda Tajir" "Cemberut aja lu, Di. Kenapa? ditolak lagi?" tanya Andrea; saudara kembar Andini. "Iya, gue tuh bingung sama lelaki, kenapa selalu nolak gue, Andrea? Bukan hanya pas kuliah gini, dari jaman kita masih sekolah PAUD, gue itu udah sering banget ditolak. Arman yang masih pakai pampers. Rama yang suka jajan ciki pun gak mau nerima gue jadi pacarnya. Padahal kan gue pengen tahu rasanya digrapa-grepein pacar."

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Hari Pertama di Kampus

Jika ada yang mengatakan i hate Monday, maka aku akan menyetujuinya. Senin selalu saja dimulai dengan keriuhan seisi rumah, mulai dari berebut memakai kamar mandi, saling meminjam baju untuk ke kampus, serta saat sarapan. Selalu saja ada hal seru yang kadang mengesalkan semangat di pagi hari.

Dua kembaranku sudah dijemput pacarnya masing-masing. Aleta dijemput Valdo dengan motor Vespanya, Andrea dijemput Rusli dengan Mogenya. Lalu aku? Terakhir dijemput James dengan mobil baru nan mewahnya, tetapi aku malah memuntahkan isi sarapanku di jok mobil. Tanpa menunggu sampai di kampus, aku pun sudah diputuskan.

Semalam, Noah mengirimkan WA. Teman kelas paduan suaraku itu mengatakan, bahwa ia tak bisa terlalu dekat denganku, karena pacarnya tidak menyukaiku. Okelah. Memang sudah nasibku, sejak PAUD sudah punya pacar, tapi tak bertahan lama. Jangan dicontoh, nanti kualat.

"Andini, kenapa masih bengong di depan teras? Siapa yang jemput kamu hari ini? James, Noah, atau Herdi?" tanya ibuku saat menghampiriku yang masih memakai sepatu di teras rumah. Aku menoleh pada wanita paruh baya yang cantiknya bak artis Aura Kasih, yang katanya sangat mirip denganku. Wanita yang selalu membuat hati dan hariku penuh senyuman dan tawa. Kalian tidak percaya? Nih, sebentar lagi.

Baik telingaku, otakku, nasibku, wajahku, benar-benar mirip dengan ibuku;Parmi. Walau begitu, aku sangat menyayanginya. Kami kembar tiga yang dua orang lebih mirip papa, sedangkan aku lain daripada yang lain, karena mirip ibuku. Entahlah, kadang aku ragu, apakah kedua saudara kembali keluar dari rahim yang sama denganku?

"Yaaah ... Budeg deh! masih pagi ditanya malah bengong! Bontot Ibu, dijemput siapa hari ini?" tanya ibuku lagi membuyarkan lamunanku.

"Ojol," jawabku cepat. Aku pun berdiri sambil menggendong tas ranselku.

"Oh, ojol. Rumahnya di mana?" tanya ibuku lagi.

"Gak tahu, Bu. Mana Andini tahu rumah ojol di mana?"

"Loh, gimana? Masa sama pacar sendiri gak tahu di mana rumahnya?" balas ibuku dengan kening mengerut.

"Andini gak sendiri, Bu. Naik ojol!"

"Duh, belum sah kok udah mau naik aja. Jangan sayang! Belum muhrim!" ujar ibu lagi padaku.

Tak banyak yang bisa aku lakukan, selain banyak istighfar dan mengukur tensi darahku setelah sampai di kampus nanti. Memiliki ibu yang serupa denganku benar-benar sebuah berkah.

****

Seorang pria tengah berusaha menenangkan putranya yang masih saja menangis dalam gendongannya. Peluh lelaki itu sudah membanjiri kening dan juga sebagian kemeja kerjanya. Hal itu tentulah menjadikannya pusat perhatian seluruh mahasiswa, termasuk aku yang kini duduk di bangku paling belakang.

Dosen baru yang menyusahkan menurutku. Hari pertama saja sudah bawa bayi? Memangnya istrinya ke mana? Siapa sih yang menerima lelaki itu mengajar di sini? Udah tua, cupu, gak ada senyumnya lagi. Entah kenapa pada saat mata kuliah manajemen bisnis, mataku selalu saja ingin tertutup. Baik dengan dosen lama, atapun dosen baru.

Ditambah lagi, dosen baru sibuk dengan bayinya dan pelajaran belum juga dimulai.

"Siti, gue merem sebentar. Nanti kalau Pak Dosen rempong udah mulai penjelasan, bangunin gue!" pesanku pada Siti, teman yang duduk persis di sampingku.

"Iya." Siti menganggukkan kepala.

Aku pun meletakkan kedua tangan di atas meja dengan posisi menekuk, lalu aku letakkan secara perlahan kepalaku yang mulai terasa berat karena menahan kantuk.

"Kamu, yang lagi enak-enak ngences di sana, sini ke depan!"

****

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Awan
kak saya tunggu kelanjutannya dilamar anaknya dinikahi ayahnya kok blom update ya
2023-01-23 14:00:54
0
user avatar
Minda Riyati
cerita kak diganti selalu menarik dan lucu
2022-11-26 20:57:44
0
user avatar
Mblee Duos
Ceritanya menarik. Semangat nulisnya ya kak...... Saling support juga yuk kak, mampir di cerita aku. MAMA MUDA VS MAS POLISI
2022-11-17 15:47:00
0
user avatar
Winda Ajiwardhana
yuhuuu yg ditunggu-tunggu ceritanya..
2022-11-09 22:31:38
1
48 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status