Beranda / Romansa / Dosen Ngebet Nikah / Bab 2 Nikah beneran?

Share

Bab 2 Nikah beneran?

Penulis: Ulfah N
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-19 23:41:30

Setelah berhasil tertawa sambil menahan diri agar tidak sampai terjungkal, Raina keluar ruangan tanpa pamit.

Irham mengacak rambutnya. Pria itu juga mengeluarkan buku sketsa milik Raina dari nakas dan membantingnya lagi ke atas meja. Dia meluapkan emosi pada diri sendiri mengingat pembicaraan yang didominasi oleh wanita itu.

"Saya jomlo, tapi nggak sembarangan nikah juga kali, Pak!" Raina kesal saat Irham menolak untuk mengembalikan bukunya dan berpura-pura tidak tahu di mana letak buku tersebut.

"Kamu nggak akan menyesal nikah sama saya," ucap Irham dengan percaya diri.

"Pak, saya pikir ini kantor, bukan drama series. Adegan murid nikah sama dosen cuma ada di film!"

"Untuk itu, kita bisa buat ini menjadi kenyataan."

"Boleh! Tapi jangan sama saya, Pak!" Raina mulai sewot. "Balikin, dong, Pak, buku saya!" Wanita itu menyedekapkan tangannya.

Raina merasa aneh terhadap dosennya itu. Enggak ada angin, enggak ada hujan, tiba-tiba ngajak nikah.

"Kita lihat seberapa penting buku ini sehingga bisa ditukar dengan pernikahan?" Irham menahan diri agar tidak naik satu oktaf pun.

Raina mengernyitkan dahi. Dia berpikir keras. Ini konsepnya gimana, sih? Ganteng doang, tapi aneh! Eh, nggak, deh, nggak! Ganteng banget! Perhatian Raina tercurah kepada alis tebal Irham yang melengkapi ketampanan pria itu.

Satu tarikan napas cukup menenangkan pikiran Raina yang mudah terombang-ambing. Dia bahkan memijat dahinya beberapa kali.

Apalah arti tatapan Irham yang sebenarnya mengintimidasi? Dia tetap tidak bisa mengendalikan diri untuk terlihat kalem. Ini gila! Diajak nikah sama dosen yang baru 90 menit lalu dia kenal? Dunia nggak sekomik atau novel itu! Camkan!

Irham dengan jelas melihat wanita berwajah mungil itu mendadak stress. Raina tak berkata apa-apa saat keluar meninggalkan ruangan. Peduli apa tentang arti kesopanan pada orang gila yang mengajak menikah pada pertemuan pertama?

"Ya, ampun, kenapa langsung ngajak nikah gitu, ya? Pasti aneh, deh. Sampai Raina buru-buru keluar dari ruangan ini." Irham menepuk dahi.

Berlari mengejar wanita bukanlah gaya Irham. Dia bergeming untuk mencerna keadaan dan sedikit kekorsletan kepalanya. Perlukah seorang Dekan mengonfirmasi keadaan? Oke! Pria itu mulai menenangkan dirinya sendiri.

Sementara itu, Raina berjalan cepat sambil mengentakkan kaki kuat-kuat. Ini biasanya terjadi saat wanita itu menahan emosi. Pasmina instan di kepalanya sudah miring sana-sini. Dia tidak peduli.

Yang penting sekarang adalah bagaimana caranya bisa mengambil buku sketsa dari Si Dosen Psycho Nusakambangan. Semakin banyak saja julukan untuk bapak jomlo satu itu.

Anes menghadang Raina tepat di depan lobi kampus. "Gimana, gimana?" tanyanya dengan antusias.

Raina memutar mata malas. "Diem! Nggak usah nanya apa-apa! Punya dendam apa Si Bapak Nusakambangan itu sama gue?!"

"Nusahakam!"

"Terserah lo!"

"Buku lo dibakar?"

Raina mendekati Anes dan berbisik, "lo boleh ketawa sepuasnya, karena otak gue aja lagi ketawain diri sendiri. Lo pasti nggak nyangka kalo gue ... diajak nikah."

Anes menatap Raina selama lima detik dan merapikan poni cantiknya. Lima, empat, tiga, dua, satu. "Hahahaha! Bagus, dong!"

Dia hampir terjengkang saking lucunya pada pernyataan Raina. "Lo terima?" Anes menyipitkan mata ke arah Raina.

"Nah, nah! Kok lo malah dukung dia, sih? Enggak mungkinlah! Mustahil, 'kan? Dia pasti bercanda, 'kan? Gue udah duga ini gue pasti lagi di-prank aja. Masa iya, sih, gue ngedapetin sesuatu yang gue nggak kepikiran buat berjuang sedikit pun." Gumaman Raina terdengar sampai ke telinga Irham yang sudah berdiri di belakangnya sejak satu menit lalu.

Anes yang sejak tadi berdiri di hadapan Raina melongo sampai mangap. Kalau ada lalat yang lewat, mungkin bisa masuk ke dalam mulutnya. "Rain," panggilnya pelan, memberikan kode dengan dagu agar Raina mau menoleh ke belakang.

"Seandainya dia mau nikah bohongan kayak di novel-novel, mungkin gue bisa pertimbangkan," ucap Raina lirih. Dia menatap langit di atas gerbang kampus.

"Yakin, lo?," tanya Anes sambil tertawa kecil. Dia ikut menatap langit.

Apakah hawa dingin dosennya mulai terasa sampai pembuluh darah.

"Kalau nikah beneran, nggak perlu dipertimbangkan?" Bisikan Irham tepat di telinga Raina berhasil membuat wanita itu kaget.

Raina menoleh ke belakang dengan cepat sampai badannya hampir saja terhuyung ke belakang. Dia pasti sudah terjatuh kalau Irham Nusahakam tidak menarik lengannya untuk berdiri seimbang.

"Astagfirullah, Pak! Bikin kaget aja! Jangankan nikah beneran, halu aja, saya nggak kepikiran!" Raina berkata lirih tapi dengan penekanan intonasi. Dia juga tergesa-gesa menarik lengannya yang masih dalam rangkulan tangan Irham.

Jadi, apa Irham Nusahakam setidak menarik itu sampai halu saja Raina tidak kepikiran untuk menikah dengannya? Irham terus memandang kepergian langkah Raina dan temannya yang menghilang di balik gerbang kampus.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Asyifa R. J
Wkwkkkk... lucu, keren
goodnovel comment avatar
Nursyifa Aulia
nusakambangan . hahahhaa .. terima aja rain. mumpung bapak dosen ganteng 🤣
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dosen Ngebet Nikah   Ekstra 1

    Menikah itu ibadah. Namun, jangan sampai Irham mendengar hal yang diyakini Raina ini. Dia bisa semakin ngebet untuk melaksanakan ibadah yang kelak akan menjadi kesukaannya.Raina bukan bergidik, tetapi pipinya malah bersemu merah.Malam semakin larut. Bahu dan punggung Raina rasanya rontok seperti baru selesai outbond atau bahkan mendaki gunung. Dia ingin segera membersihkan wajah dan tidur.Irham masuk kamar dengan wajah kelelahan, tetapi tetap terpancar kebahagiaan. Dia baru saja membantu Maira dan Collin membawakan hadiah-hadiah teman Raina ke mobil untuk disimpan di rumah Raina langsung.Kelopak mawar di atas kasur sudah berantakan di bawah. Irham menarik napas. Raina pasti sudah mengibasnya dengan membabi buta. Wanita itu sudah bilang tidak mau ada bed ala-ala pengantin baru.Irham membuka jas dan kemejanya dan duduk di pinggir kasur. Dia tahu Raina sedang mandi dan membersihkan wajah. Adegan membukakan baju pengantin yang Irham bayangkan ambyar sudah. Buktinya, Raina sudah buru-

  • Dosen Ngebet Nikah   Bab 100. Kapal yang Berlayar

    "Saya terima nikah dan kawinnya Raina Atqiyya binti ..."Itu adalah kalimat paling romantis yang didengar seorang penulis. Dari ribuan kalimat dalam novel romansanya, dia tidak pernah menulis satu kalimat pun seindah itu.Raina tidak membayangkan akan menikah dengan Irham, si paling ngajak ribut setiap hari.Anes sibuk bersorak-sorai sejak orang-orang berkata sah, apalagi saat Irham memakaikan cincin di jari manis tangan kiri Raina. Dia tidak peduli dengan keanggunan gaun bridesmaid berwarna silver yang sedang dipakainya. Ada yang berbeda dari Anes. Wanita itu memakai hijab. Tentu saja setelah perdebatan panjang dengan Raina.Anes semakin gregetan dengan sikap malu-malu ala perawan Raina saat dokumentasi foto-foto buku nikah. Dia asyik tertawa dan menjepret dari berbagai sudut tanpa peduli sosok yang sejak tadi terpesona dengan penampilan barunya.Ya, itu adalah Vino, yang ikut tersenyum saat Anes tertawa.Irham terlihat sangat bahagia seolah matanya mengeluarkan binar cinta saat mena

  • Dosen Ngebet Nikah   Bab 99. Klise Romansa

    Percuma pesona Irham Nusahakam kalau tidak bisa membuat Raina menginginkannya.~ Irham yang sedang memikirkan cara untuk melakukan hal halal setelah akad==="Sekarang kita pikir dulu, Sayang." Irham mengulurkan tangan, menarik Raina untuk duduk di sebelahnya.Mereka sedang berada dalam kantor Irham.Raina ingat setahun lalu Irham pernah tidak membukakan pintu untuknya. Kalau diingat-ingat, Raina jadi sebal pangkat seribu terhadap pria di sebelahnya. Sok bersikap dingin padahal akhirnya tetap mengejar Raina. Siapa lagi kalau bukan Irham Nusahakam?"Pikir apa?" tanya Raina. Dia membuka box rujak jambu kristal yang tadi dibelinya di jalan menuju kantor Irham. Meskipun sudah sore, tetapi tidak mengurangi keinginan Raina untuk memakan buah tersebut."Tentang kita. Tentang akad." Irham menatap Raina penuh perhatian. Namun, as always, yang ditatap sibuk mengalihkan pandangan.Wanita itu mencicipi jambu kristalnya dengan khusyuk. Matanya seolah mengeluarkan cahaya bintang karena terlalu exci

  • Dosen Ngebet Nikah   Bab 98. Siapa yang Orang Ketiga?

    Berada di antara kalian membuatku sakit. Namun, aku juga bahagia karena melihat Raina bahagia.~ Adli Winata galau tak berkesudahan.===Jadi, siapa sebenarnya yang orang ketiga? Adli atau Irham? Irham lebih dulu menyukai Raina bahkan sejak gadis itu masih bau keringat. Namun, Adli lebih dulu menapaki masa-masa kuliah bersama Raina. Dia lebih dulu memperkenalkan diri. Yang pasti, mereka memiliki ruang berbeda dalam hati Raina.Adli curiga pemilik akun fanbase itu adalah orang di sekitar lokasi syuting, tetapi siapa? Pria itu mengambil handphone dari saku. Setidaknya rumor bisa ditutup dengan postingan ini. Dia menarik lengan Raina untuk mendekat. Begitu juga dengan Irham. Jadi, posisi Adli sekarang berada di antara pasangan itu.Irham mengerutkan kening. "Kamu mau ngapain?" tanyanya waspada.Adli hanya berdecak sebal dengan mata melirik Irham penuh kekesalan.Sementara, Raina hanya tersenyum melihat interaksi di antara dua pria tersebut."Foto dulu buat kenangan." Adli mengangkat tang

  • Dosen Ngebet Nikah   Bab 97. Janur Kuning Belum Melengkung

    Apa ada yang lebih bahagia daripada menikah dengan orang yang kamu cintai dan mencintaimu? - Irham Nusahakam Apa ada yang lebih ikhlas daripada melihat orang yang kamu cintai menikah dengan pilihannya? - Adli Winata Apa ada yang lebih galau daripada mencintai orang yang telanjur mencintai orang lain? - Aldian =========== Setelah chating ingin bicara pada waktu itu, Raina tiba-tiba sibuk bolak-balik kantor webtun untuk beberapa kali rapat dan ACC komiknya yang akan diadaptasi menjadi sebuah drama web series. Dia pun seketika lupa kalau memiliki seorang tunangan yang kesabarannya setinggi gunung Everest. Ya, ketinggian 8800 meter di atas permukaan laut. Meskipun kesabarannya setinggi gunung, akan tetapi terkadang berubah menjadi setipis tisu. Seperti hari ini, Raina terkejut melihat Irham sudah duduk di lobi kantor. Dia baru saja bertemu Kriss untuk rapat dan baru mendapat bocoran bahwa Irham memiliki saham di perusahaan tersebut sejak beberapa tahun lalu. Apa itu juga dilakukann

  • Dosen Ngebet Nikah   Bab 96. Sengaja Menempel padamu.

    "Pak Irham sengaja ya nempelin aku terus supaya enggak mau ditinggal?"Raina and her bucin fiancee.--------Ini sudah beberapa jam sejak Raina hanya membalas pertanyaan Irham dengan senyum. Sungguh, dia malu kalau harus berkata tidak sanggup berjauhan dari Irham. Lagipula, tingkat kebucinan Raina belum setinggi itu. Kalau diukur pakai penggaris, kebucinan Raina mungkin hanya 5 cm, jauh berbeda dibanding kebucinan Irham yang menjulang tinggi.Sekarang, mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang ke Jakarta. Awalnya, mama meminta Raina untuk tinggal di Bogor saja. Namun, Raina tidak betah tinggal di rumah mamanya sendiri. Dia lebih nyaman tinggal di rumahnya, meskipun kesepian.Sejak kehadiran Irham, kesepian hanya sebuah keadaan, buktinya hati Raina terus saja dipenuhi keramaian tentang pria itu.Irham melirik Raina yang pagi ini memakai sebuah dress berbahan crinkle airflow premium dengan jilbab lebih cerah dan bermotif. Dia secara natural menarik senyuman. Bagaimana ini? Irham sama

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status