"Eh dengar nggak katanya maba akan dididik dosen baru loh?"
"Iya nih, by the way pada tahu wajah dosennya nggak?""Yah kagak. Tapi kalau dari namanya cakep sih.""Emang siapa dah?""Umur berapa? Paling kayak dosen peyot yang lain.""Heh! Kabarnya awet muda bahkan dijuluki vampire tahu. Namanya Pak Ari kalau nggak salah.""Ya elah Ari mah pasaran. Tukang sayur, daging,bengkel juga banyak namanya Ari.""Yang gue inget itu doang tapi lupa nama lengkapnya gila sih akan keren, ganteng, kece penampilannya gue jamin."Pak Ari-- Begitulah para mahasiswa dan mahasiswi akan memanggilnya. Arion Prakasa atau akrab disapa Ari, pria berusia 43 tahun telah berstatus duda sejak 22 tahun yang lalu dikarenakan kematian sang istri. Yaps, seperti yang para mahasiswi tadi bahas, walau telah menginjak usia 40 ke atas tak membuat keriput menghampirinya.Bahkan penampilan Arion tak sekuno bayangan orang-orang. Dia berpenampilan sesuai jaman. Hal tersebut terbukti dengan dirinya yang baru turun dari mobil berwarna putih. Para mahasiswi yang peka dengan aroma orang tampan, seketika bergegas menepi demi melihat Arion. Layaknya pemangsa melihat umpan, tatapan penuh pujaan diberikan untuk Arion dari kejauhan.Pria yang dijadikan atensi tetap fokus melangkah hingga ruang dosen. Tempat bekerjanya selama beberapa tahun ke depan. Kaki jenjang mengenakan pantofel coklat, kemeja satin menutupi dada bidangnya, dan celana yang terbalut membuat paha dan tubuh Ari kian menambah kesan sempurna. Sungguh definisi lelaki fiksi, apabila bagi gadis-gadis penggemar novel dan komik."Woy gila ternyata lebih dari ekspetasi!""Fiks selera gue!""Heh! Selera gue ya!""Gils inimah beruntung banget maba.""Balik semester awal bisa nggak sih?""By the way Pak Ari mata kuliah apa dan jurusan apa?""Gue jadi semangat kejar nilai demi tuh dosen deh."Walaupun telah duduk di kursi ruang dosen, tak membuat telinga Arion yang sangat jelas mendengar pembicaraan para mahasiswi. Dia hanya menghela nafas membayangkan hari dan ketenangannya selama mengajar."Wah Pak Ari udah jadi primadona aja nih," puji salah satu dosen pria berusia 40 tahun.Arion terkekeh bingung hendak membalas bagaimana. Dosen muda berusia 30 tahun ikut bergabung ke meja Arion."Waktu jaman saya jadi mahasiswi di sini aja dosennya gak sebening dan awet muda Pak Ari.""Benar, andai saya tak berkeluarga pasti saya menggoda Pak Ari. Pak Ari lajang bukan? Suka yang berusia 35 tahun nggak, Pak?"Arion kembali dibuat terkekeh dengan pujian berbalut candaan dan pertanyaan para dosen yang lain. Dia melirik jam tangan, tampaknya dia tak bisa berlama-lama bercengkrama menikmati hari pertama. Jam telah menunjukkan pukul sebelas siang, dimana dia harus menampu materi untuk para maba semester pertama."Maafkan saya tapi mari lanjutkan pembicaraan tanpa saya.""Semangat mengajar Mas Rion.""Semangat Pak Ari.""Ditunggu waktu senggangnya, Sayang."Netra setajam elang, ujung mata bak kucing, dan hidung mancung mampu dijadikan panjat pinang itu kini tampak jelas tampak dihadang kacamata berlensa hitam lagi. Rahang dengan jenis j-line dan potongan dagu bak idol, menambah pesona Arion dalam berjalan menuju kelas. Mahasiswa bahkan menatap paras Arion, sembari berharap kelak saat tua tetap rupawan layaknya Arion bukan bak Spongebob kekeringan.Pemilik sepatu pantofel cokelat tersebut berhenti, kala netranya berhenti tepat sebrang ruang dimana dirinya membimbing hingga jam makan siang. Dia menghela nafas terlebih dahulu, sekadar menyembunyikan perasaan kelabu karena kenangan bersama sang istri kala kuliah."Selamat siang dan salam kenal anak-anak.""Selamat siang suamiku!""Selamat siang pacarku!""Siang sayangku, cintaku, calon tulang punggungku!""Selamat siang calon masa depan!"Wanita maupun pria, ada yang bening maka sudah pasti ada penggodaan bukan? Arion hanya menggelengkan kepala samar-samar. Dalam hati bersuara, dasar anak muda."Dikarenakan ini masih hari pertama, bagaimana bila kita awali dengan perkenalan terlebih dahulu?" tawar Arion."Setuju Sayang!""Setuju, Pak!"Beda gender, beda jawaban. Para mahasiswi merasa akan selalu berkobar semangat, apabila dosen tiap mata kuliah dan semester seperti Arion."Baiklah mulai dari--"Vierra Azelina Clarissa-- Gadis akrab disapa Zelin, mahasiswi semester baru yang juga akan merupakan salah satu didikan Arion. Gadis tersebut tergopoh-gopoh setelah turun dari ojek motor online. Sepanjang jalan lisannya tak henti mengumpat untuk sang Kakak yang semester akhir. Katanya mereka memiliki jadwal kelas yang sama pada siang hari, tetapi realita Zelin seketika mengumpat kala batang hidung kakaknya tak di rumah.Pemilik sepatu sport bermerek adidas tersebut, seketika berlari sembari mengedarkan pandangan ke sana kemari. Netra dan otaknya cepat-cepat bekerjasama, mencari ruang kelas sembari berharap dosen belum tiba. Ledakan ekspetasi dan realita berbanding terbalik, setibanya Zelin di depan ruang kelas.Arion spontan bak diguyur satu truk semen, tubuhnya memaku sempurna. Paras tersebut tak asing, bahkan sangat tak asing di hati maupun netra. Arion meneguk ludah kasar, dengan tatapan datar, jantungnya berdegup secara gila-gilaan. Andai ruangan ini tak ada mahasiswa-mahasiswi, maka sudah pasti Arion melangkah lalu menarik Zelin."Pe--permisi?" tegur Zelin ketakutan dengan Arion. Apakah itu tatapan dirinya dimusuhi di hari pertama? Apakah dirinya nanti akan mendapatkan hukuman? Bagaimana hari-harinya setelah ini?Arion berdeham membuat seluruh pasang mata menatap curiga sang dosen, lalu berganti menatap curiga Zelin. Apa-apaan ini, apakah benih-benih perasaan atau hubungan rahasia?. Arion mengalihkan fokusnya dari Zelin, berganti menatap jendela. "Masuklah dan perkenalkan namamu!" perintah Arion.Zelin menganggukkan kepala, melangkah perlahan, setelah sempat meneguk ludah kian ketakutan. "Hai teman-teman? Perkenalkan nama saya Vierra Azelina Clarissa. Kalian bisa memanggil saya Zelin, Lina, maupun Clarissa."Netra Arion kembali terbelalak dibarengi dengan degup yang kembali menggila. Nama itu... Mengapa bisa tak hanya paras yang duplikat, melainkan nama juga menyerupai Azalea Marissa yang tak lain sang istri. Takdir macam apa yang menghampiri Arion? Mengapa alur pertama sebagai dosen pindahannya seperti ini?Zelin menatap kagum sang dosen. Tampan dan termasuk dalam list lelaki idaman, hanya saja mungkin dirinya tak termasuk tipe idaman sang dosen. Ditambah tak mungkin pria matang seperti Pak Ari, menyukai gadis 22 tahun semester pertama. Tetapi melihat tatapan mata Pak Ari membuatnya berpikir bila menaruh rasa, dan ntah hanya perasaan penuh kepercayaan diri atau realita. Zelin merasa pernah melihat Arion, tetapi tak mengingat pastinya."Pak, apakah hanya Zelin yang berkenalan saja?" celetuk salah satu mahasiswa, berhasil memecahkan lamunan Azelina dan Arion.Arion menatap datar Zelin. Jangan sampai degup jantung, isi otak, dan arti tatapan kerinduannya tersampaikan. Arion yakin ini hanyalah kebetulan, yang membuat deja vu sesaat. Dirinya harus fokus dan profesional."Kau duduklah!" perintah Arion tanpa menyebutkan nama Zelin.Azelina menoleh ke sana kemari, dirinya memiliki nama dan telah memperkenalkan diri. Lantas mengapa hanya disebut 'kau'?"Saya, Pak?"Arion tak menjawab apapun. Pria tersebut hanya menatap garang Zelin, lalu menunjuk kursi kosong dengan tatapan. Arion mencekal tangan Zelin sebelum melewatinya, "Temui saya apabila tak sibuk karena ada pembicaraan penting."Grup chat tak henti-henti diisi ramainya diskusi mengenai kepastian acara malam nanti. Sekitar pukul delapan malam, asisten dosen mengundang seluruh kelas Azelina untuk menuju ke bar. Katanya sih untuk perayaan penyambutan Robert. Semula para mahasiswa tak minat, karena budaya mereka tidaklah seperti orang luar. Ya, walau tempat tinggal mereka beberapa diisi orang luar negeri juga.WhatsApp grupFakultas Management C+62 822 6156 3013| Guys, ini nanti jadinya jam berapa?+62 822 1665 0331| Udah tanya Mr. Robert?+62 822 3103 6516| Mr-Mr kayak judul lagu aja.| Panggil Pak aja nggak sih? Toh, beliau juga di Indo bukan luar.+62 813 0642 0652| Iya kita darah lokal bukan luar berasa anak bule.+62 813 6024 6025| Pada belum tanya, ya?+62 813 2560 2460| Eh iya, gue lupa masukin grup Pak Richard.| Kita buat grup baru yang isinya ada Pak Richard
Suasana kelas Azelina hari ini terlihat memanas. Ada umpan ada mangsa begitulah perumpamaan judul kelas hari ini. Desas-desus beredar membuat semua penasaran membuncah. Penasaran fisik, paras yang menjadi sebagai asisten dosen. Sekaligus mengapa dosen wanita itu dengan jenaka, baru beberapa saat pergantian semester tapi telah mengajukan cuti.Tak sebatas mengambil cuti ntah sampai kapan. Tetapi mengapa bisa dosen itu langsung mendapatkan, gambaran asisten dosen menggantikan selagi tak mengajar. Tak bisakah diganti dengan jam kosong atau tugas semata? Ntah mengapa pernyataan seseorang di internet yang pernah berkata 'Semakin jauh semester mahasiswa atau mahasiswi, mereka sering dibuat merasa salah pilih jurusan. Tetapi saat selesai skripsi barulah merasa bangga.'"Hari ini beneran udah diganti si dosen pengganti, Bu Ketu?" Berganti semester maka kelas Azelina juga sepakat, mengganti ketua kelas jadi perempuan."Kabarnya s
Suasana sarapan terkesan membosankan bagi gadis itu. Dia rasa lebih baik makan berdua saja dengan sang pria, tetapi hari terasa indah dan bersemangat sebangun tidur. Daripada demikian sudah hari ini pergantian semester, Arion tak bisa mengantar harus mengambil dokumen walau akan bertemu di kampus, sang kakak sibuk bekerja di perusahaan papa mereka. Uh, rasanya dia sangat ingin sekali melompati hari ini saja."Dek lo sakit, ya?"Azelina yang membisu walau diberi pertanyaan Valko, seketika membuat sang kepala keluarga meletakkan sejenak sendok dan garpunya untuk menyentuh dahi Azelina. "Kamu lagi ada masalah, Vi?"Masih membisu semata membuat ayah dan anak itu kompak saling pandang. Sang Mama menepuk lengan putrinya. "Nak, kamu kenapa? Sakitkah? Atau lagi ada masalah?"Bahkan walau sebatas lirikan pun tak terjadi. Azelina sebatas menatap hidangan sarapannya masih utuh. Dia menunduk tanpa merasakan pega
"Jangan lupa ya hari ini ada kerja kelompok di rumahnya Bu Arion!""Loh jadinya di rumah si Azel?"Kelompok dibentuk dengan masing-masing terdiri dari lima orang. Tak ada yang memilih sendiri, melainkan dosen memilih secara acak sehingga tak terjadi pengasingan. Tak sebatas kelompok saja dibentuk, tetapi masing-masing ketua kelompok juga sang dosen yang menentukan. Protes dalam hati sebatas terpendam di masing-masing mahasiswa-mahasiswi semata.Gadis semula sibuk menghubungi kakaknya untuk meminta dijemput, apabila tengah di kampus seketika terhenti mengetikkan pesan. Atensi pada benda kotak pipih itu berganti menjadi, menatap kedua lelaki dan dua gadis di depannya. Ekspresi menyebalkan mampu Azelina baca dengan jelas. Sepertinya api akan membakar, apabila melihat jenis minyak dipegang Azelina.Gadis itu menghela nafas. Sebenarnya dia malas apabila status tetangga dan kekasih dirinya dan Arion terkua
Bagaikan semut dan makanan, orang-orang itu seketika berkerumun. Perumpamaan layaknya semut saja terasa kurang, karena lisan itu menjelma bak hewan rayap. Rayap memakan kayu, dan orang-orang memakan orang secara hidup-hidup. Tidak-tidak dengan membunuh memakai senjata tajam, tetapi lisan dan netra mengalahkan senjata tajam dan racikan racun menjadi senjata."Eh, itu yang baru parkir bukannya mobil Pak Ari?""Loh bukannya keluar udah nggak jadi dosen, ya?""Ngarang lo kata adik gue sekelas sama Azel cuma cuti soalnya dinas kerjaan.""Eh, tapi bukannya pas kemarin kapan itu wajah Pak Ari yang masuk berita kota?""Kayaknya kalau gue nggak salah ingat sih iya. Tapi masak keliatan nggak sadar sama darah gitu tapi masih hidup?""Heh! Namanya juga tangan Tuhan siapa yang tahu?""Bisa aja kemarin itu bukan wajah Pak Ari.""Ma
Gadis itu menatap datar dan malas layar handphone-nya. Rentetan kalimat rayuan itu terasa hambar, terkalahkan dengan pahitnya akhir kalimat. Helaan nafas berat dia lakukan. Ntah salah ekspetasi atau kejamnya realita pun membingungkan diri.WhatsApp notifikasiPak Ari-Arion off| Gadisku.| Apakah masih memilih pakaian?| Perlu bantuan memilih?| Menurutku kamu memesona dalam pakaian apapun.| Dua tiga ikan lele, jangan kelamaan le. Nanti malam kita kemalaman buat makan lele.| Canda Neng. Ya kali bidadari dikasih makan lele sama raja.| Ayo cepat sedikit Zel, keburu kelasmu di mulai. Aku tidak bisa memaklumi loh apalagi aku masih cuti dan akan sibuk bekerja di perusahaan.Singkat, padat, mengesalkan sekali jelasnya. Masih cuti... Dua kata utama sukses membuat harinya terasa memburuk. Wajah gadis itu semula cerah seketika kembali masam. Padahal perkiraannya adalah tumpukan tu