Home / Romansa / Dua Garis Sang Perawan / Bab 2. Percakapan dengan jiwa

Share

Bab 2. Percakapan dengan jiwa

Author: Bait Rindu
last update Last Updated: 2023-07-12 23:19:19

Saat Zelona hendak menyatukan diri. Tiba-tiba, Arkav berkata, "apa yang Nona lakukan!"

Pertanyaan ambigu tersebut membuat Orang-orang yang berada di ruang inap kebingungan. Di ruang VVIP tersebut hanya ada Zelona yang koma dan Orlin yang sedang pingsan namun berada di sofa. Lantas Nona siapa yang Arkav maksud?

Jiwa Zelona terhenyak dan menatap kearah Arkav yang juga menatapnya. Dokter Calxivar bertanya, "apa yang kamu katakan dokter Arkav?"

Arkav pun mengelak saat tersadar telah berkata. "Ah, tidak ada. Saya hanya asal bicara saja. Jika begitu saya permisi dulu."

Jiwa Zelona segera turun dari brankar dan mengikuti langkah Arkav ke sebuah rooftop rumah sakit.

"Apakah dokter bisa melihatku?" tanya Zelona seraya mendekat ke arah Arkav yang memegang pembatas.

"Hmmm, begitu lah. Lagipula apa yang hendak kau lakukan dengan yang tadi? Ingin masuk ke dalam ragamu begitu? Tidak semudah itu Nona!"

Zelona terkejut mendengar penuturan dari dokter yang bisa melihat jiwanya bahkan turut serta mengomel. Ia berkacak pinggang dan berkata, "Kenapa kau bicara seperti itu, apakah kau adalah malaikat maut, hah?"

"Semua tidak sesederhana itu. Kau belum bisa kembali ke ragamu tanpa izin dari Sang Pencipta!" peringat Arkav yang membuat Zelona kesal.

Jiwa Zelona segera meninggalkan dokter yang membantunya operasi dan ingin segera menuju kamar inapnya. Akan tetapi saat hendak masuk pintu, ia tidak bisa karena pintu sedang tertutup. Zelona hanya bisa pasrah dan melihat raganya yang sedang berbaring dengan alat-alat penunjang kehidupan dari balik pintu kaca.

Dexon yang menemani Zelona hanya bisa menatap nanar wajah pucat kekasihnya dan berujar, "Ze, cepatlah bangun. Kenapa kau justru tertidur?"

"Dexon benar, Ze. Daddy dan Mommy menunggu dirimu. Segeralah bangun, Nak," kata Xander seraya memegang tangan anaknya sebelah kanan yang bebas.

"Sebenarnya Zelona hendak kemana Dexon?" kini tatapan Xander menghunus ke arah Pria yang menjadi kekasih anaknya.

Ditatap begitu intens, membuat Dexon sedikit gugup. Namun sebisa mungkin ia menguasai diri dengan menyahut, "Sebenarnya Dexon meminta Zelona bertemu di cafe karena ingin makan siang bersama dan hendak membahas tentang acara pertunangan kami nantinya."

Xander menghela nafas panjang dan hanya diam. Hatinya tersayat. Air matanya kembali mengalir.

"Maafkan Daddy, nak. Belum bisa menjaga dirimu dengan baik."

Sementara Itu Jiwa Zelona yang mendengar suara ayahnya dari luar, hanya bisa mengeluarkan cairan bening serupa kristal semakin deras. Pintu tiba-tiba dibuka oleh Floxa, kesempatan itu membuat Zelona segera masuk, yang dikhawatirkan bila pintu tertutup ia tidak bisa kembali masuk.

Floxa berakting dengan cara menangis histeris. "Ayah, apa yang terjadi pada Kakak Zel?"

Zelona yang melihat adik tirinya, merasa marah dan segera menuju ke arah Floxa untuk menampar. Akan tetapi, usahanya sia-sia. Ia lupa bahwa dirinya sekarang adalah Roh yang gentayangan.

"Kakakmu mengalami kecelakaan di jalan raya. Dia sudah melakukan operasi di kepala. Hanya saja saat ini kakakmu sedang koma," beber Xander.

Floxa pura-pura terkejut. Padahal sedari dulu ia ingin menyingkirkan kakak tirinya tersebut karena selalu unggul darinya.

"Malang sekali nasip kakak, yah. Lantas bagaimana dengan acara pertunangan yang akan digelar dalam waktu dekat?" tanya Flo yang menunjukkan ekspresi sedih. Padahal hatinya sangat senang.

Jiwa Zelona malah menyahut lebih dulu. "Floxa, semua ini gara-gara kamu. Kamulah yang sudah merayu kekasihku. Sekarang berpura-pura simpati. Aku tidak akan percaya padamu sampai kapanpun!"

Xander menatap lama wajah pucat anaknya sebelum menjawab pertanyaan anak tirinya. "Mengenai itu, kita bicarakan nanti. Mungkin pertunangan tersebut akan ditunda sampai Zelona kembali sadar."

"Aku berharap bahwa Zelona segera mati!" Seru Floxa yang hanya berani diutarakan dalam hati saja.

"Aku tahu bahwa kamu sangat senang bila aku menderita kan, Flo!" teriak Zelona nyalang. Namun sekeras apapun dia berteriak hingga lelah. Tetapi tidak ada sahutan. Ia frustasi dengan mengacak rambutnya hingga berantakan.

"Apapun keputusan Ayah akan Floxa ikuti. Sebaiknya Ayah istirahat dulu di sofa. Floxa ingin keluar mencari makanan dan minuman." Ia segera melontarkan tanya pada pria yang menjadi incarannya. "Apakah kak Dexon ingin membantuku? Kurasa kakak juga perlu asupan."

"Baiklah. Akan aku bantu bawakan."

Melihat gelagat aneh antara kekasih dan adik tiri, membuat Zelona segera mengikuti keduanya sebelum terjebak di dalam ruang inapnya. Ia akan mencari tahu tentang dugaannya selama ini.

Sesampainya mereka di kantin, Floxa segera duduk dan bertanya, "jadi, kapan kakak Dexon ingin menikah denganku?"

Zelona pikir bahwa dia salah dengar. Ia hanya berdiri di tengah-tengah antara dua penghianat.

Dexon segera menggenggam erat tangan Flo guna menenangkan. Hal itu membuat Zelona sangat murka. Apalagi saat mendengar jawaban Dexon.

"Tunggu sebentar. Zelona baru saja mengalami kecelakaan. Kita tidak boleh mendesak ayahmu karena masih dalam mode bersedih."

"Benar-benar dua manusia penghianat!" Seru Zelona yang berusaha menonjok wajah keduanya. Meskipun usahanya tetap percuma.

"Aku tidak bisa menunggu terlalu lama Kak, perutku akan semakin membesar nantinya. Pokoknya aku memberi waktu 2 hari untuk Kak Dexon berpikir. Bila dalam waktu yang dijanjikan tidak ada respon atau tanggapan. Jangan salahkan aku bahwa akan menyampaikan pada Ayah dan Mama Orlin bahwa saat ini Aku sedang mengandung anak kak Dexon!"

"Hah, apa? Floxa hamil? Anak Dexon?" tanya Zelona yang tentunya tidak didengar oleh dua orang yang sedang berdiskusi.

"Tolong, jangan katakan kepada Paman dan Bibi. Aku pasti menikahimu. Hanya saja situasi saat ini sedang rumit. Aku harap kamu mau mengerti, ya?" rayu Dexon yang membuat Zelona Makin naik pitam. Ia geram dan tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa mendengar perbincangan rahasia tersebut.

"Baiklah jika begitu. Jangan salahkan aku bahwa nantinya Ayah tahu aku hamil anakmu!" Ancam Floxa yang sukses membuat Dexon kebingungan.

"Kau harus percaya, bahwa kakak tidak akan ingkar janji. Kakak menyayangimu dan calon bayi kita."

Setelah mengatakan hal tersebut, Floxa segera pergi begitu saja tanpa meminum atau memakan makanan yang sudah disediakan oleh pelayan kantin. Ia takut terlalu lama membuat ayahnya curiga.

Dexon meraup wajahnya karena pusing. Andai saja waktu itu ia tidak tergoda dengan rayuan Flora. Pasti kejadiannya tidak akan seperti ini. Ia benar-benar tidak bisa mengendalikan keinginan untuk menyentuh adik tiri kekasihnya. Dan ia tahu bahwa dirinya yang pertama kali menyentuh Floxa.

"Jadi, benar bahwa kalian berdua akan memiliki seorang anak nantinya? Hah, kalian berdua sungguh pasangan yang menjijikkan!" bentak Zelona dan segera pergi dari kantin. Ia melangkah ke sembarang tempat dan duduk di kursi kayu.

"Aku tidak menduga, bahwa kalian bertindak terlalu jauh! Dexon, aku sudah menyerahkan sepenuh hatiku hanya untukmu seorang. Hanya saja kepercayaan dariku kau balas dengan rasa sakit berkepanjangan!"

Ia memukul-mukul dada sebab merasa sesak. Arkav yang melihat Zelona menangis segera menghampiri untuk duduk dan bertanya, "Apakah kamu tidak lelah menangis? Cobalah untuk bisa menerima keadaan. Bahkan mungkin saja sebentar lagi kamu akan meninggalkan dunia fana ini. Mungkin ada hal penting yang ingin kamu sampaikan kepada keluargamu atau mungkin orang yang sangat dekat denganmu?"

Zelona menghapus bulir air matanya dan menanggapi perkataan dari Arkav. "Aku belum mati dan jangan sampai mati. Apapun akan aku lakukan asalkan bisa kembali ke dalam tubuhku."

"Aku bisa membantumu. Jadi berhentilah menangis. Air mata terlalu berharga untuk dibuang cuma-cuma."

"Kau tidak sedang menipuku kan dokter?" tanya Zelona seraya menatap dengan pandangan curiga.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dua Garis Sang Perawan   Bab 27. Kemarahan Zelona

    "Sudah bangun?" tanya Calvi yang sudah berada diatas tubuh Dania yang berbalut selimut. Matanya membulat sempurna dan mencoba mendorong tubuh kekar Calvi yang bertelanjang dada. "Kau … pria brengsek. Apa yang kau lakukan padaku hah?""Apa yang aku lakukan padamu … hmmm, sebagai seorang wanita dewasa kamu paham kan artinya jika kita sedang berada di ranjang begini?" tanya Calvi disertai senyum menyeringai. "Bedebah! Pria brengsek. Bukankah kau yang menjenguk dokter Luna tadi? Apa sebenarnya maumu, hah?" tanya Dania yang berusaha melepaskan cekalan dari genggaman pria yang sedang menindihnya. Namun, Calvi tak ingin melepaskannya dengan mudah. Rantai yang berada di sisi atas Dania segera diikatkan oleh Calvi. Membuat sang wanita ketakutan. "Apa mauku … hmmm, tentu saja banyak. Tapi yang paling utama, kau harus menuruti setiap ucapanku. Atau videomu tanpa sehelai benang akan sampai kepada ibumu yang sakit.""Kau! Apa salahku kau melakukan hal seperti ini!" teriak Dania tak terima.Cal

  • Dua Garis Sang Perawan   Bab 26. Zelona Keguguran

    Sesampainya di rumah sakit, Zelona segera ditangani oleh tim medis. Arkav bahkan lupa mengunci pintu dan membawa ponsel sanking terburu-buru. Bahkan kini ia hanya mengenakan celana boxer saja. Calvicar datang dan menyapa, "Kau ini kenapa datang ke Rs malah pakai kolor saja, hah? Dasar tidak sopan. Lihat tuh, banyak para wanita melihat tubuhmu."Arvav menimpali dengan raut panik. "Please Calvi, aku sedang terburu-buru tadi. Pinjam ponsel sebentar."Saat panggilan itu terjawab. Arkav langsung buka suara. [ Ma, ini Arkav. Soalnya tadi tidak sempat bawa hspe. apakah Mama dan Papa di rumah?] Terdengar suara di seberang begitu bahagia.bia memberondong berbagai pertanyaan. [ oh menantu. Apa kabar nih? Semenjak menikah dengan Zelona belum sempat berkunjung nih. Pasti jadwal praktiknya padat ya? ][ I-iya sih, Ma. Arkav sehat. ][ Syukurlah. Kami sedang berada di luar negeri. Jika ingin menginap di rumah Mama, menginap saja.][ Oh, oke Ma. Jika begitu Arkav tutup. ]"Sebenarnya ada apa sih?"

  • Dua Garis Sang Perawan   Bab 25. Ingin menjebak

    "Oh ya suster, tolong nanti belikan serbuk yang kutulis ya," ujar Luna seraya menyerahkan kertas. Suster itu membacanya dan paham tentang apa yang dimaksudkan, ia menimpali, "Oh, baiklah dokter Luna. Saya permisi. Mau diberikan jus apa nanti supaya tidak tertukar minumannya?" "Berikan saja jus alpukat untuk dokter Arkav. Aku air putih saja, bisa?" Suster itu mengangguk dan berlalu dari hadapan sang dokter. Setelah menutup pintu ia membatin, "Untuk apa dokter Luna memberikan obat kuat pada dokter Arkav?" Suster langsung menutup mulutnya. "Jangan bilang ingin menjebak dokter Arkav. Astaga bar-bar sekali kelakuannya. Ini sih cinta ditolak obat bertindak." Suster itu menangkap sosok Arkav yang dirindukan oleh Luna. Ia pun menyapa, "Hai dokter Arkav. Sendirian aja ya?" "Iya nih. Maklum saja istri baruku baru memberikan servis, jadi takut ketahuan orang banyak bila cara berjalannya berbeda," bisik Arkav sedikit mencondongkan badannya. Suster pun terkesiap. Ada rasa bersalah dalam

  • Dua Garis Sang Perawan   Bab 24. Makan Bakso

    "Dokter Vivian? Bisa bicara sebentar?" tanya Arkav pada wanita yang lebih cocok dipanggil ibu. Rekan kerjanya itu tidak memiliki suami namun memiliki anak kandung. "Ya dokter Arkav. Ada yang bisa dibantu?" tanya Vivian saat ia berada di ruangannya, sebentar lagi ia akan pensiun. "Duduk dulu, sepertinya ada hal yang serius."Arkav tersenyum merekah dan duduk. Ia menghela nafas sejenak lalu bertanya, "Begini, saya ingin menanyakan sesuatu yang begitu sensitif. Kejadian ini terjadi pada istri baruku.""Apa itu, dok? Oh ya, mau kopi?" "Boleh."Vivian meracik kopi lalu memberikan pada rekan kerjanya di atas meja. Arkav berterimakasih kemudian melanjutkan cerita. "Jadi begini dokter, apakah mungkin seseorang bisa hamil tanpa melakukan hubungan badan?"Pertanyaan dari rekan kerjanya membuat ia syok. Sebab ia pun pernah melakukannya sendiri untuk bisa mendapatkan anak dari lelaki yang ia cintai namun sudah memiliki istri. "Bisa, bahkan hal itu sering dilakukan untuk mencapai tujuan.""Apak

  • Dua Garis Sang Perawan   Bab 23. Mengulang Bercinta

    "Kalian anakku, kah?" tanya Arkav bingung. Ia berpikir bahwa anak kecil tersebut adalah anaknya bersama sang istri, Poppy. Lalu dua bocah itu kompak menunjuk ke sebuah danau."Pasti Poppy, ya?" Kedua anak itu hanya diam saja. Arkav yang merasa rindu dengan mendiang istrinya perlahan mendekati seorang wanita yang mengenakan dress putih selutut dengan membelakanginya. Tanpa aba-aba, Arkav segera memeluk dari belakang. Menghirup aroma yang begitu wangi. Pria berkacamata itu berbisik, "Sayangku Poppy, Mas rindu. Sudah lama aku menantikan hadirmu dalam mimpiku. Anak-anak rupanya tumbuh sehat di sini."Wanita itu tak bergeming. Arkav semakin mengeratkan pelukan. Kembali berujar, "Sayang, apakah kau tidak rindu padaku? Kenapa tidak berkata satu kalimat?"Arkav melepaskan pelukan, memegang pundak sang istri guna membalikkan tubuhnya. Saat wajah wanita itu bersibobrok dengannya, mata Arkav membola sempurna. "Ze-zelona?""ZELONA!" teriak Arkav masih dalam memejamkan matanya dengan gelisah.

  • Dua Garis Sang Perawan   Bab 22. Zelona ternyata perawan

    Arkav melajukan mobilnya dan bertanya, "Kok tidurnya pisah, kan katanya tadi mau unboxing kan?""Mager," sahut Zelona singkat. Arkav mendelik mendengar perkataan istri kecilnya. Ia berusaha mengendalikan hasrat yang sedari tadi ia tahan. Setelah geloranya dipaksa bangkit lantas dihempaskan begitu saja. Itu sungguh menyiksa. "Sabar, Arkav. Mungkin saja bawaan bayi," gumam dalam hati. Zelona melihat di pinggir jalan ada seorang pedagang buah. Air liurnya menetes melihat sekumpulan buah. "Dokter berhenti di penjual buah. Belikan aneka buah dong. 7 rasa ya. Mau dibikin es kul-kul sama rujakkan.""Oke. Sebentar."Arkav turun dari mobil, ia membeli mangga muda dan matang, kelengkeng, melon, belimbing jumbo, pepaya california, apel, anggur. Sesuai permintaan sang istri, 7 macam buah. Sesampainya mereka di rumah, Zelona segera mengupas segala jenis buah, dipotong kecil-kecil dan ditusuk seperti sate. Arkav bingung memperhatikan sosok wanita yang dengan telaten menekuri buah tersebut. Ia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status