Share

44. Dua Pilar Cinta

“Kita jalan, yuk!” ajak Raihan, “kebetulan ini malam minggu.”

Rania tiba-tiba berhenti. Ia berpikir sambil berjalan. Saking fokus, Rania malah sempat salah masuk kamar. “Eh, kok.”

Raihan cekikikan. “Mau?”

“Nggak!” balas Rania sambil membanting pintu kamar dengan keras.

Meski Rania bilang tidak, Raihan nyatanya tetap mempersiapkan diri sebaik mungkin. Ia segera membersihkan diri, kemudian membalut tubuh tingginya dengan celana jin serta kaus hitam yang dipadupadankan dengan jaket. Setelah siap, ia mengetuk pintu kamar Rania.

Pintu akhirnya terbuka. Rania muncul masih dengan wajah jutek. Meski begitu, tampilannya sudah berubah. Ada polesan make up di wajahnya.

Raihan tersenyum saat melihat penampilan Rania dari atas hingga bawah. “Katanya gak mau, kok dandan, sih?”

Rania memelotot, kemudian berbalik untuk kembali ke kamar. Namun, Raihan dengan cepat menarik

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status