Beranda / Romansa / Dua Tuan Tampan / 36. Aroma Mawar

Share

36. Aroma Mawar

Penulis: bluaeya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-15 07:44:59

Keheningan di apartemen Raina setelah Arjuna Dirgantara kembali ke unitnya dipenuhi pemahaman baru. Raina membiarkan dirinya tenggelam dalam perasaan bahagia yang menyelimuti hatinya. Ia telah melihat hati Arjuna, merasakan duka yang tak terperi, dan menyaksikan tekadnya yang luar biasa. Di balik segala kekuasaan dan sikap dinginnya, Arjuna adalah seorang pria yang membawa beban masa lalu, seorang kakak yang berjuang mewujudkan mimpi adiknya.

Raina memejamkan mata, membiarkan kilasan-kilasan percakapan mereka terulang kembali di benaknya.

Keesokan harinya, suasana di antara Raina dan Arjuna terasa lebih akrab, meskipun masih dalam koridor profesional. Arjuna tidak lagi mengeluarkan perintah dengan nada datar, melainkan dengan sedikit kelembutan samar di suaranya. Ia sesekali akan melirik Raina, dan Raina akan membalas dengan senyum tipis, sebuah isyarat bahwa ia memahami. Mereka bekerja dengan lebih baik, seolah pikiran mereka saling terhubung.

Proyek pembangunan di Surabaya berj
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dua Tuan Tampan   39. Arjuna VS Bima

    Telepon dari Bima Samudra mengguncang ketenangan yang mulai dibangun Raina di tengah dunianya yang baru bersama Arjuna Dirgantara. Ia tahu Bima tidak bermaksud menyakitinya, tetapi kebenaran dalam kata-kata itu terasa menyakitkan. Ia memang telah membuat pilihan, sebuah pilihan yang mengikatnya pada Arjuna. Malam itu, Raina kembali ke Jakarta dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, ia merasakan kehangatan dari Arjuna, sebuah kedekatan yang tumbuh. Di sisi lain, ancaman kedatangan Bima membawa kembali dilema yang selama ini ia coba kubur. Ia tahu, pertemuan antara Arjuna dan Bima, setelah semua yang terjadi, tidak akan berjalan mulus. Ia berusaha menyibukkan diri dengan pekerjaan, menyelesaikan tumpukan dokumen yang sudah menumpuk di mejanya. Beberapa hari kemudian, saat Raina sedang sibuk menyiapkan presentasi penting untuk Arjuna, Lia, sekretaris senior, masuk ke ruangannya. "Raina, ada tamu untuk Anda di lobi," kata Lia, nadanya datar, namun ada kerutan samar di keningnya.

  • Dua Tuan Tampan   38. Firasat

    Kembali ke rutinitas Jakarta setelah dua minggu di Surabaya terasa berbeda bagi Raina. Kantor Grup Dirgantara yang dulu ia rasakan dingin dan menekan, kini terasa sedikit lebih hangat karena perasaannya terhadap Arjuna Dirgantara yang telah berkembang. Interaksi mereka sehari-hari di kantor menjadi lebih personal. Arjuna sesekali akan berbagi cerita singkat tentang Arya dan masa kecil mereka, sebuah hal yang tak pernah ia lakukan sebelumnya. Ia bahkan kadang akan tersenyum tipis pada Raina saat ia berhasil menyelesaikan tugas sulit, senyum yang dulunya sangat langka, kini menjadi lebih sering terlihat. Raina merasa ada sesuatu yang bersemi di hatinya. Namun, di balik semua keintiman yang terjalin dengan Arjuna, ada sebuah firasat tidak enak yang mulai menjalar di benak Raina. Pesan-pesan dari Bima Samudra yang tak bisa ia balas dengan tulus, dan kesepiannya yang tak terelakkan, membuatnya merasa bersalah. Ia tahu, Bima adalah orang yang tulus, yang telah memberinya kebebasan untuk

  • Dua Tuan Tampan   37. Kerinduan

    Senyum tulus Arjuna Dirgantara saat menerima bunga mawar putih dari Raina adalah pemandangan langka yang menghangatkan hati Raina. Itu adalah senyum yang jujur, tidak diselimuti formalitas atau kesan dingin yang biasa. Setelah kembali ke apartemennya malam itu, Raina membiarkan dirinya merasakan kelegaan yang luar biasa. Ia menyadari, empati yang ia rasakan untuk Arjuna telah mengubah pandangannya secara drastis. Arjuna bukan lagi sekadar majikan yang menuntut, melainkan seorang pria yang ia mulai pedulikan. Keesokan harinya, suasana di antara mereka terasa lebih ringan. Arjuna, meskipun masih menjaga profesionalismenya, tampak sedikit lebih santai. Ia sesekali akan tersenyum samar pada Raina, dan Raina akan membalasnya dengan senyum tulus. Obrolan mereka tak lagi terbatas pada pekerjaan, sesekali menyelipkan bahasan ringan tentang cuaca, atau bahkan tentang masakan khas Surabaya. Ikatan yang terbentuk di antara mereka semakin kuat, sebuah ikatan yang didasari oleh pengertian dan

  • Dua Tuan Tampan   36. Aroma Mawar

    Keheningan di apartemen Raina setelah Arjuna Dirgantara kembali ke unitnya dipenuhi pemahaman baru. Raina membiarkan dirinya tenggelam dalam perasaan bahagia yang menyelimuti hatinya. Ia telah melihat hati Arjuna, merasakan duka yang tak terperi, dan menyaksikan tekadnya yang luar biasa. Di balik segala kekuasaan dan sikap dinginnya, Arjuna adalah seorang pria yang membawa beban masa lalu, seorang kakak yang berjuang mewujudkan mimpi adiknya. Raina memejamkan mata, membiarkan kilasan-kilasan percakapan mereka terulang kembali di benaknya. Keesokan harinya, suasana di antara Raina dan Arjuna terasa lebih akrab, meskipun masih dalam koridor profesional. Arjuna tidak lagi mengeluarkan perintah dengan nada datar, melainkan dengan sedikit kelembutan samar di suaranya. Ia sesekali akan melirik Raina, dan Raina akan membalas dengan senyum tipis, sebuah isyarat bahwa ia memahami. Mereka bekerja dengan lebih baik, seolah pikiran mereka saling terhubung. Proyek pembangunan di Surabaya berj

  • Dua Tuan Tampan   35. Kenangan

    Penemuan tentang proyek pembangunan di Surabaya sebagai impian Arya, adik mendiang Arjuna Dirgantara, mengubah segalanya bagi Raina. Ia kini melihat Arjuna bukan hanya sebagai seorang CEO yang terobsesi dengan kesempurnaan bisnis, melainkan sebagai seorang kakak yang membawa beban duka, berjuang untuk mewujudkan mimpi terakhir adiknya. Rutinitas di Surabaya terus berjalan. Raina bekerja tanpa lelah, mendampingi Arjuna dalam setiap pertemuan dan kunjungan lokasi proyek. Setiap kali mereka berada di lokasi pembangunan, Raina akan mengamati Arjuna dengan saksama.Ia melihat bagaimana tatapan Arjuna sering kali terpaku pada lahan kosong yang dulunya mungkin direncanakan Arya sebagai taman bermain. Ada kesedihan yang samar di mata Arjuna, sebuah kerinduan akan masa lalu yang tak akan pernah kembali. Raina berusaha menjadi asisten yang lebih baik dari sebelumnya. Ia tidak hanya mencatat dan mengatur jadwal, tetapi ia juga berusaha memahami visi Arjuna, mencoba membaca pikirannya, dan ba

  • Dua Tuan Tampan   34. Kesepian

    Pesawat yang membawa Arjuna Dirgantara, Raina, dan beberapa staf lainnya mendarat mulus di Bandara Internasional Juanda, Surabaya. Udara panas dan lembap khas pesisir pantai langsung menyambut mereka, kontras dengan hawa Jakarta yang belakangan ini sering diguyur hujan. Raina melangkah keluar dari pesawat dengan perasaan campur aduk. Perjalanan dari bandara ke tempat tujuan mereka memakan waktu cukup lama. Surabaya di sore hari adalah kota yang sibuk, dengan lalu lintas padat dan deretan gedung perkantoran yang menjulang. Raina menatap keluar jendela mobil, mengamati pemandangan yang asing baginya. Kota ini terasa begitu besar, begitu sibuk, namun ia berada di dalamnya tanpa tujuan lain selain bekerja, tanpa koneksi, tanpa kebebasan. Mereka tiba di sebuah kompleks apartemen mewah di pusat kota Surabaya. Bangunan itu tampak modern dan eksklusif. Arjuna, dengan Lia di sampingnya, segera mengurus check-in. Raina berdiri agak jauh, membiarkan mereka mengurus segala formalitas. "Rain

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status