Share

Duda Tampan Canduku
Duda Tampan Canduku
Author: Chaerani T

1 Ternodai

Author: Chaerani T
last update Last Updated: 2022-04-06 21:47:26

Langkah Ardian terhuyung ketika ia berjalan menuju kamar putrinya. Ia juga mendengar suara bising dari lantai dasar. Suara musik mengalun keras, sebab sebuah pesta yang digelar saat ini sudah direncanakan oleh anaknya.

Selang beberapa menit, Ardian merasakan pusing akibat terlalu berlebihan mengkonsumsi minuman beralkohol.

Duda berusia lebih dari kepala tiga itu sangat merasa haus. Sehingga ia tidak sengaja mengambil gelas berisi air tawar yang ditaruh di atas meja belajar milik Siska, putri kesayangannya. Tanpa berpikir lama, Ardian segera meminumnya sampai tandas.

Rasa pusing terus membuatnya merasa berat untuk membuka matanya, ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan tangannya meraba sesuatu. Ia membuka kedua matanya, lalu tersenyum senang melihat seorang wanita yang sedang tertidur pulas disampingnya.

"Istriku Sekar, apakah kau kembali lagi padaku?" ucapnya dan membuka kancing kemeja miliknya.

Ardian merasakan sesuatu yang menggugah hasratnya, wanita yang terbaring itu hanya terbalut selimut tebal, sehingga Ardian membuka selimut itu dan kedua matanya membulat sempurna. Jelas ia tidak bisa menahan diri lagi untuk menumpahkan segala gairah yang selama ini tidak pernah ia lakukan selain bersama dengan Sekar.

"Sekar, aku sangat merindukanmu, kali ini kau harus kembali menjadi istriku lagi," tuturnya, dan menumpahkan segala rasa rindu terhadap mantan istrinya.

Seketika, ia merasa senang dan puas setelah apa yang dilakukannya bisa membuat Sekar kembali ke dalam pelukannya lagi. Setelah beberapa tahun Sekar menghianati cintanya dan memilih pria idaman lain dan meninggalkan dirinya.

"Aku berjanji akan membahagiakan kamu!" tuturnya, setelah merasa puas menumpahkan hawa nafsunya.

Ayu, gadis itu terbangun lalu merasakan sakit di sekujur badannya. Ia mengedarkan pandangannya, terkejut melihat sosok seorang pria tengah tertidur dan memeluk tubuh polosnya.

Ayu merasakan kulitnya tersentuh hangat, lantas dengan cepat ia melihat tubuhnya yang tertutupi selimut. Cepat-cepat ia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan pandangan tidak percaya dan spontan berteriak.

"Tidak, tidak mungkin aku ...."

Mendengar suara wanita disebelahnya berteriak histeris, Ardian sontak bangkit terduduk mencari suara wanita yang sudah mengganggu tidurnya. Sama-sama terkejut, Ardian baru menyadari jika wanita yang tidur bersamanya bukanlah Sekar.

"Siapa kamu? berani masuk ke rumahku? Apa yang kamu lakukan di kamar putriku?" tanya Ardian.

Justeru ia baru tersadar dengan jelas jika, dirinya sudah menyetubuhi seorang gadis muda yang tidak ia kenal.

Ayu terus berteriak, air matanya berlinang mengalir, menolak kenyataan yang menimpanya. Ia menangis meratapi kesuciannya yang kini terenggut dalam keadaan yang salah.

"Siska, di mana Siska? Siska dan Sintia mereka yang membawa ku ke kamar ini! Ya, Siska juga yang memberikan minuman kepadaku sehingga aku tertidur disini!" jelasnya, menangis terisak.

"Maaf saya juga tidak tahu kenapa saya bisa melakukan itu semua!" ucap yang mencoba menjelaskan agar tidak terjadi salah paham.

Ayu masih menangis, ia berusaha menutupi. semua urat malunya. Namun, kenyataannya ia sudah terjamah entah dengan pria yang tidak pernah ia kenal.

"Saya mohon maafkan saya! Saya akan bertanggung jawab untuk menikahi kamu, saya janji!" Jelasnya.

"Ini bukan masalah janji, ini masalah harga diri! Apa Anda tahu bagaimana rasa sakitnya di perlakukan seperti ini? Apa yang harus saya katakan kepada orang tua saya? Karena Anda, hidup saya sudah berada dalam ambang kehancuran, hidup saya berakhir!" pekiknya kesal.

Pria dewasa itu hanya bisa terdiam, ia terus mengutuki dirinya sendiri karena ceroboh.

"Tolong beri saya kesempatan untuk menjelaskan kepada orang tua kamu! Saya berjanji akan menikahi kamu! Secepatnya."

Ardian segera bangkit dan pergi untuk membersihkan dirinya, ia juga mengganti pakaiannya dan menyuruh Ayu untuk berganti pakaian. Ia berinisiatif untuk menyelesaikan masalah ini dengan cepat, agar tidak melebar ke ranah luar.

Ayu pun segera beranjak untuk melangkah menuju ke kamar mandi, ia merasakan sakit, ketika sedang berjalan.

Hatinya remuk dan pilu. Apa yang akan ia perbuat, jika keluarganya mengetahui kejadian ini. Tidak mungkin, jika selamanya ia menyimpan aib ini dari orang-orang yang mencintainya.

Tentu saja Ardian menjadi prustrasi, ia tidak bisa berbuat apapun saat ini. Gadis itu tetap diam tidak mau memcari jalan keluar bersama.

"Siapa dia? Apa dia teman Siska? Apa semua ini ulah Siska?" pikirnya sesaat.

Ayu merasakan tubuhnya lemas, ia tidak sanggup melangkahkan kakinya untuk pulang ke rumah.

Ia sudah tidak gadis lagi, kini hanya penyesalan yang ada atas kebodohannya, tidak bisa menjaga diri.

“Ya Allah, ampuni aku!”

Ardian menahan lengan Ayu, ketika gadis itu ingin pergi dari rumah ini. Kedua netranya berbinar, menyesal untuk dimaafkan. Tentu merasa sangat bersalah telah menodai seorang gadis, teman anaknya sendiri.

"Saya antar pulang, saya akan bertanggung jawab, dan memberitahu hal ini pada keluargamu."

"Tidak perlu, saya bisa mengurusi hidup saya sendiri! Dan Anda, tidak perlu ikut campur!" kelakarnya.

"Dengarkan sebentar! Tolong maafkan saya, saya benar-benar merasa bersalah! Saya harus bertanggung jawab atas semua yang saya lakukan!"

"Kamu bertanggung jawab pun tidak akan pernah bisa menghapus semua rasa bersalahku kepada kedua orang tua ku!" teriak Ayu menatap bengis ke arah Ardian.

Ayu melangkah pergi, dan terus menangis, disaat itu hujan pun turun membasahi tubuhnya selama ia berjalan.

"Apa yang harus aku katakan? Bagaimana kalau aku hamil? Lalu ayah, dan ibu, apa mereka akan mengusirku dan tidak menganggap aku sebagai anaknya?"

Ardian merasa gusar, ia memukul dinding sehingga tangannya membiru, setelah Ayu pergi.

Hatinya sedang tidak baik-baik saja, hingga bisikan setan merajai pikirannya.

“Apa aku harus mengakhiri hidupku? Dengan cara itu, mungkin ayah, ibu, dan abang tidak pernah tahu tentang aibku ini?!”

Sebuah bisikan berhasil membuatnya pergi melangkah, dan berdiri di tengah jalan. Mau tidak mau, ini jalan yang akan membuatnya terbebas dari aib dan rasa malu. Ia berusaha menguatkan diri untuk mengakhiri hidupnya.

Sampai terlihat lampu mobil truk mengangkut muatan datang melaju dengan kecepatan sedang, karena cuaca begitu gelap gulita. Sehingga sopir tersebut terkejut dengan sosok perempuan yang menghadang mobil truk.

Tiba-tiba ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Duda Tampan Canduku    Bab 64 Kebahagiaan Kita

    Semua sudah dipersiapkan dengan baik oleh Ardian dan Ayu. Acara ijab kabul akan dilakukan satu jam lagi. Rumah impian Siska menjadi tempat sakral di mana dua sejoli akan berjanji untuk saling menemani dan merawat cinta mereka. Senyum sumringah merekah di hati Siska dan Ayu.Namun, di balik kamar sang pengantin perempuan. Ada kegelisahan yang menghantui sejak malam. Hari ini pernikahannya dengan Satya akan dilakukan, ia memandang dirinya di hadapan cermin rias yang begitu besar, tampak bayangan pria masa lalunya terus mengancam.Sekar menangis tidak tahan lagi untuk menanggung semua derita. Semalam seseorang menerornya dengan melempari rumahnya dengan surat kaleng. Entah siapa pengirimnya, namun isi surat itu terus membuatnya gelisah."Mah, kenapa belum mengganti pakaian? Mamah nangis?" Siska menjadi panik melihat keadaan Sekar yang tampak kacau balau.Kedua netranya menatap sesuatu yang tergeletak di lantai. Siska mengambil surat itu dan membacanya. Ia benar-benar tidak menyangka jika

  • Duda Tampan Canduku    Bab 63 Pengakuan Cinta

    "Boleh saya memperkenalkan diri saya Pak?" Roman masuk ke dalam rumah seorang pria yang berkerja sebagai supir pribadi Aldian."Kamu siapa ya? Ada perlu dengan saya?" Pria dihadapan Roman ini terlihat khawatir, sebab ia tidak mengenal sama sekali pria berbadan tegap yang sudah duduk di sofa ruang tamunya."Langsung saja ke intinya, saya dengar Bapak akan menikah dengan wanita yang tinggal di sebelah rumah ini? Betul?""Siapa sebenarnya kamu? Kenapa kamu bisa tahu tentang rencana saya?""Saya Roman, teman dari anak Bu Sekar. Sudah satu minggu ini saya mencari keberadaan beliau! Saya hanya ingin membantu anak dari ibu Sekar ini, karena ia benar-benar merindukan ibunya!""Jadi kamu teman anak Sekar? Alhamdulillah, saya sempat berpikir yang tidak-tidak sama kamu!""Maaf jika membuat anda sedikit cemas!" Roman tersenyum kecil, ia melihat jelas jika pria dihadapannya ini terlihat baik dan ramah."Lalu apa yang harus saya lakukan?"Roman tersenyum senang mendengar pria berkacamata itu langsu

  • Duda Tampan Canduku    Bab 62 Gelisah

    "Roman, tolong tinggalkan kami!" Ardian masih menatap tajam ke arah Aldi, dan terlihat masih mencoba menahan emosi.Roman hanya mengangguk dan pergi meninggalkan keduanya. "Lama tidak berjumpa Ardian, oh kemarin kita hanya berjumpa sebentar di bandara!""Jadi, kau ingin mencari seseorang!" Ardian menatap mantan sahabatnya itu dengan raut wajah tidak suka. "Kau memang sahabatku, karena kau lebih lama mengenalku!""Sahabat? Itu masa lalu, dan satu lagi jika kau datang hanya ingin mengatas namakan sahabat atau teman lama, sebaiknya cepat pergi dari rumahku!"Mendengar itu Aldi menelan salivanya, dan bergegas merubah sikap serius terhadap Ardian. "Baiklah, aku berjanji tidak akan basa-basi! Kedatanganku kesini, aku hanya ingin tahu di mana anakku!""Kau merasa memiliki seorang anak?" Ardian tertawa kecil mendengar tujuan Aldi datang menemuinya. "Ardian, kemarin kau bilang jika Sekar mengandung anakku, itu benar atau tidak?""Kau sudah lupa tentang masa lalumu?""Hey! Jangan buat aku b

  • Duda Tampan Canduku    Bab 61 Dimana Anakku

    Satya tersenyum saat Sekar sudah kembali sadar. Wanita itu menjadi bingung melihat keberadaanya di rumah sakit. "Aku di mana?" Selang darahnya masih terpasang pada lengannya. "Kau, mengapa kau malah menolongku! Asal kamu tahu, aku ingin mati! Aku tidak ingin hidup, tidak ada yang mengharapkanku! Kenapa lagi-lagi kau membantuku!" Wanita itu meronta-ronta kepada Satya, berusaha mencabut selang transfusinya. "Sadar Sekar! Apa bagusnya kamu menginginkan kematian? Nyatanya Tuhan memberimu kesempatan, semua manusia di takdirkan mati Sekar!""Tapi kenapa Tuhan tidak mengabulkan doaku, jika semua manusia di takdirkan mati!""Belum waktumu! Tuhan menyayangimu, dia ingin kamu bertaubat!""Untuk apa? Semua yang menyayangiku sudah pergi dan melupakan aku!""Kita tidak pernah tahu rencana Tuhan, hari ini kamu harus bisa membuktikan akan ada kebahagiaan untukmu!"Sekar terdiam, Satya menghapus air matanya perlahan. "Kenapa? Kenapa kau mau menolongku?""Karena aku peduli kepadamu!"Satya tersen

  • Duda Tampan Canduku    Bab 60 Luka Hati Sekar

    Langkah Sekar berhenti di kediaman Ardian, ia hanya bisa melihat betapa mewahnya rumah Ardian. Sungguh banyak sekali dosa yang telah ia lakukan pada pria itu. Dosa besar, menghianati cinta dan pernikahannya, juga mengandung anak perempuan yang nyatanya bukan anak biologis Ardian. Dadanya terasa sesak, ia melepas rompi yang di pakainya, jika dilihat semua yang pernah hadir dalam hidupnya kini perlahan meninggalkannya. Wanita ini menangis tersedu, ia mengingat semua memori cinta dan kasih sayang Ardian. Sikap acuh tak acuhnya kepada Siska, dan bodohnya lagi, ia tertipu akan investasi bodong yang sudah mengkuras seluruh aset miliknya. Hanya mobil ini satu-satunya harta Sekar untuk menghidupi kebutuhannya sehari-hari sebagai supir ojek online. "Ya Tuhan, aku kehilangan semua yang menyayangiku, aku terlalu tergiur harta dan kehidupan mewah yang tidak ada artinya, harus dengan siapa lagi aku mengadu! Aku sudah tidak bisa mengharapkan Ardian, apalagi Siska dia sudah bahagia dengan keluarga

  • Duda Tampan Canduku    Bab 59 Cinta Keluarga Bahagia

    Ardian berjalan tergesa-gesa mencari ruangan di mana Ayu di rawat. Siska melihat Roman tengah duduk menatap lurus dinding putih yang ada dihadapannya. Senyum Siska merekah setelah melihat pria itu. "Bagaimana keadaan istriku?" "Dokter belum keluar, tolong tunggu sebentar Bang!" Roman melirik ke arah Siska, yang terlihat terdiam. Ardian menjadi resah, kenapa begitu lama sekali Dokter memeriksa istrinya. "Kau sudah kembali? Bagaimana kabarmu? Roman memberanikan diri untuk bertanya kepada Siska, hatinya sungguh tidak karuan sedari tadi, ragu untuk mulai berbicara dengan Siska. "Aku baik Paman, Oh ya, aku ada sesuatu untuk Paman!" Roman mengerutkan keningnya, melihat Siska tengah sibuk mencari sesuatu yang berada di dalam tasnya. "Ini Paman, oleh-oleh dariku!" "Sarung?" "Ya, itu sarung batik dari Pekalongan, aku pas melihat itu teringat Paman, jadi aku beli saja!" Roman menjadi salah tingkah saat Siska mengatakan mengingat dirinya. Dan di saat yang bersamaan Ardia

  • Duda Tampan Canduku    58 Penyesalan di hati

    "Jadi, bisa kau ceraikan Ayu? Aku ingin kita kembali" pinta Sekar. Ardian menggeleng, ia menatap Sekar dan membuang pandangannya. Ingatan masa-masa saat Sekar menghianatinya terulang kembali di memori ingatannya. Ardian sudah melupakan itu semua, dan berharap jika Sekar dapat mengerti perasaannya. "Tidak Sekar, aku bukanlah pria yang jahat, dulu sekali aku mengharapkan kamu kembali. Nyatanya tidak! Sekarang yang harus kau perjuangankan adalah Siska! Putrimu harus tahu jika ayah kandungnya berada di negara ini!""Aku tidak mau kembali pada laki-laki itu! Dia penghianat, aku tidak bisa!" jawab Sekar. "Pilihan ada dirimu Sekar! Setidaknya saat Siska menikah nanti, aku tidak berkewajiban untuk menjadi wali nikahnya!"Sekar kembali terdiam, yang dikatakan Ardian ada benarnya. Seharusnya ia berjuang untuk mendapatkan hak Siska sebagai seorang anak perempuan dari Aldi. "Hilangkan rasa nafsumu itu! Siska membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya!"Tidak ada jawaban dari bibir Sekar, seb

  • Duda Tampan Canduku    57 Ceraikan Istrimu

    Sekar, wanita itu tampak geram, dari awal ia sudah membenci Ayu, dan tidak menyukai pernikahan Ardian bersama Ayu, ia menyesal tidak melanjutkan rencananya untuk mengambil Ardian dari Ayu, kesibukannya sebagai seorang pengusaha membuatnya buta harta dan tidak peduli lagi kepada Siska, putri kandungnya. Saat ini nasibnya berubah drastis, ia sudah tidak dikelilingi oleh kemewahan yang ia miliki, ia pun sudah menjadi seorang sopir taksi online yang harus menafkahi diri sendiri. Ingin sekali ia bertemu dengan Siska, putri yang sangat ia rindukan selama menjadi Sekar yang memulai hidup sederhana. Hati dan pikirannya kini tengah beradu, ia ingin memulainya kembali bersama Ardian, pria yang pernah mencintainya dengan tulus dan ikhlas. Setelah sekian lama ia mencari sosok Aldi, pria yang menghianatinya dan meninggalkannya saat ia tengah mengandung Siska. Sekar sudah tidak mau mencari sosok pria tersebut, baginya saat ini Ardian adalah pria terbaik yang pernah hadir di dalam hidupnya, kenang

  • Duda Tampan Canduku    56 Kebaikan Roman

    Pagi ini Ayu merasakan tubuhnya begitu lelah, setiap pagi ia merasa malas untuk melakukan apapun. Ardian tengah bersiap untuk pergi ke kantor, ia pun melangkahkan kakinya menuju ranjang mereka, dan mendekati Ayu yang masih meringkuk dan tubuhnya tertutupi oleh selimut. "Sayang, kamu sakit?" tanya Ardian. "Hem, aku merasa mual, aku sedang malas, huekk ...!" jawab Ayu. Ardian terjengkit, suhu tubuh Ayu begitu hangat, wajahnya sedikit pucat. "Kita periksa saja ya!" ajak Ardian. "Tidak perlu, aku istirahat saja Mas, kamu kan harus bekerja!" jawab Ayu. Ardian tidak bisa memaksa istrinya itu, hari ini ia begitu sibuk sekali dengan urusan pekerjaannya di kantor. "Baiklah, tetapi jika kamu benar-benar ingin periksa, hubungi aku!" tukas Ardian. "Iya Sayang," jawab AyuArdian bergegas untuk pergi, ada rasa khawatir di benaknya karena harus meninggalkan Ayu. Siska saat ini sedang menjalani KKN di luar kota, sementara Arkana sedang berada di rumah neneknya. Ardian berlari menuruni anak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status