Home / Rumah Tangga / Duda Tampan Canduku / 6 Tatapan penuh cinta

Share

6 Tatapan penuh cinta

Author: Chaerani T
last update Last Updated: 2022-04-30 08:47:55

Selama perjalanan pulang  Ayu terlihat diam dan memandang ke luar jendela mobil Ardian.

Pria yang sedang menyetir pun tengah menerka-nerka, apa sebenarnya yang dibicarakan Ayu dengan pria tadi? Sedikit demi sedikit, ia merasa terusik dengan kehidupan Ayu dengan Dika.

'Apakah dia menyesal jika terpaksa menikah denganku? Justeru meninggalkan pria yang begitu tulus mencintainya, disini aku seperti peran jahat yang tega mengambil wanita orang lain!'

Pria itu pun asik dengan pemikirannya sendiri. Saat ini yang harus ia lakukan adalah menebus kesalahan akibat perbuatannya. 'Bagaimana bisa jika nanti aku menyukai anak kecil seperti dia?'

Bertahan di suasana sunyi membuat Ardian gundah, sesekali ia berusaha memikirkan sesuatu ungkapan agar gadis itu mau berbicara. Namun, rasa gugupnya terus membuat semuanya menjadi kacau. Pada akhirnya, Ayu memejamkan kedua matanya yang sudah memaksanya sedari tadi.

Sesampainya di rumah Ayu ia membangunkan gadis itu. "Sudah sampai, ayo turun! Hujan sudah reda!" ujarnya.

Ayu terbangun, kedua tangannya mengusap wajahnya. Terlihat ada bekas air mata yang masih basah nampak pada penglihatan Ardian.

Tanpa basa-basi ia turun dari mobil tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Mungkin karena baru terbangun, Ayu tidak melirik Ardian yang terus memandangnya dari dalam mobil.

Dengan mudahnya, ia meninggalkan Ardian tanpa ucapan terima kasih.

Ardian tertawa kecil melihat tingkah calon istrinya yang sedikit menyebalkan. Sedikit demi sedikit, ia tertarik melihat bagaimana tingkah Ayu padanya. 'Mungkin hari ini aku akan membiarkan kamu dengan perasaanmu, tetapi setelah menikah, aku akan buat kamu tidak akan melepaskan aku!'

Ia pun bergegas pulang dan menyiapkan diri untuk pernikahannya besok malam.

Ayu masuk ke kamarnya dengan perasaan sedih karena belum bisa mengungkapkan perasaannya terhadap Dika.

"Ya Tuhan, apa aku sanggup untuk melupakan kak Dika? Jujur aku tidak mau kehilangan dia!"

Rasa Dilema menerjang hatinya, pasca pertemuannya dengan Dika. Mampu membuat hatinya bergejolak kembali, pria itu masih memberikan senyum dan kata-kata yang indah yang telah disampaikan tadi.

Tetapi, ia tidak mau kalah dengan permainan bejat temannya. Masih ada luka atas peristiwa kemarin, dan itu tentu belum membuat dirinya merasa puas dan tenang.

Ia mencoba memakai gaun pengantinnya. Cermin besar di kamarnya seakan sedang memujinya. Pernikahan, satu kalimat yang tidak pernah terpikirkan olehnya saat ini, menginjak usia remaja menjadi dewasa.

Seperti kisah di novel, ada kekhawatiran jika ia tidak menikah. Ada benih yang berkembang, ada nyawa yang harus ia kandung selama sembilan bulan. 'Pasti aku akan menderita, jika nantinya aku hamil dan anak itu tidak mengetahui siapa ayahnya.'

***

"Benarkah besok kau akan menikah?!" Dika bertanya, keduanya netranya mencari kejujuran di mata wanita yang ia cintai.

Ayu mengangguk lemah, sekuat tenaga ia berusaha tidak meneteskan bulir air matanya dihadapan pria idamannya.

Dika merasa lemas, pupus sudah harapannya membangun mimpi untuk menikah dengan Ayu, jika gadis itu lulus mengejar cita-citanya.

"Apa kamu mencintainya? Apa kalian saling mencintai?!" tanya Dika. Pertanyaan itu hampir membuat Ayu ingin mematahkan keputusannya menikah dengan duda itu.

"Aku ... aku, hanya menuruti titah ayah kak! Mungkin ini pertemuan terakhir kita, semoga kakak bisa datang ke pernikahanku ini!" jelasnya, sungguh membuat hati Dika semakin hancur.

"Kau yakin Ayu? Apa dia bisa mencintaimu seperti aku?!" tanyanya geram.

Ayu terdiam, pendengarannya belum tuli. Ia melihat sorot tajam bola mata Dika. 'Apakah dia juga mencintaiku?'

"Dengar Yu! Batalkan pernikahan ini, hidup kamu masih panjang! Aku akan menunggu kamu, kita bisa menikah nanti setelah kamu lulus dan ... a--aku akan bicara dengan ayahmu!"

Ayu menggeleng, pertahanannya gagal untuk tidak menangis. Ada kekecewaan di manik bola mata pria itu. "Ini tidak semudah itu kak! Ada masalah dibalik pernikahan ini, sekalipun kakak memaksa aku atau ayah untuk membatalkan ini, tetap saja aku tidak akan pernah bisa menikah dengan kakak!" Bulir air matanya membanjiri wajahnya. Penyesalan dan rasa kecewa membuat keduanya terdiam menikmati rasa hancur yang hadir lebih dulu sebelum memulainya.

Dika memeluk Ayu, ia tidak sanggup melepaskan pelukan ini. 'Haruskah dengan cara ikhlas, ia bisa melepaskan Ayu?'

"Ayu apa yang sebenarnya terjadi?!" tanyanya pelan. Ia menghapus bekas air matanya. "Tidak kak, aku lega jika aku tahu perasaan kakak kepadaku, setidaknya aku bisa bahagia ternyata aku tidak sendirian mencintai kakak!" tukasnya.

"Yu! Kita bisa perjuangankan ini, kamu bisa menghentikan semuanya! Hal apa yang menghalangi kamu untuk tidak bisa bersamaku?! " tanyanya, ia masih belum merasa puas akan semua pernyataan Ayu.

“Maaf kak, aku tidak bisa memberitahu kakak! Aku takut kakak akan membenciku!”

Ayu menggeleng lagi, ia hanya bisa tersenyum dan mengenggam erat jemari Dika.

"Tolong ingat ini! Aku mencintai kakak! Tapi, kita tidak akan pernah bisa bersama!"

"Hentikan Yu! Kamu membuat aku bingung!" kilahnya.

Ayu pergi meninggalkan tanda tanya untuk Dika. 'Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa kau terlihat sakit seperti itu?'

Ayu menghapus kembali air matanya, sebuah mobil datang menghampiri. Ardian memintanya masuk, ia sudah tidak bisa berlama-lama karena hari semakin gelap.

Ungkapan itu terus terbayang dibenaknya, bagaimana pria itu menyatakan cinta kepadanya. Namun, takdir membawanya ke tempat yang tidak pernah ia inginkan sama sekali.

Berkali-kali pria yang membuat hatinya semu, sesekali mencoba menghubunginya. Terpaksa ia mematikan ponselnya, karena harapan untuk mencintai Dika lebih dalam sudah sirna.

Sementara itu, Ardian yang saat ini tengah bersantai hatinya menjadi gundah, mengingat tadi dirinya melihat kebersamaan Ayu dengan pria itu.

Ada penyesalan baginya telah merusak kisah cinta Ayu dengan Dika. Namun, entah mengapa hatinya merasa iri melihat tatapan Ayu yang penuh cinta kepada pria bernama Dika.

“Tidak mungkin jika saat ini aku sedang cemburu?” tanyanya ragu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Duda Tampan Canduku    Bab 64 Kebahagiaan Kita

    Semua sudah dipersiapkan dengan baik oleh Ardian dan Ayu. Acara ijab kabul akan dilakukan satu jam lagi. Rumah impian Siska menjadi tempat sakral di mana dua sejoli akan berjanji untuk saling menemani dan merawat cinta mereka. Senyum sumringah merekah di hati Siska dan Ayu.Namun, di balik kamar sang pengantin perempuan. Ada kegelisahan yang menghantui sejak malam. Hari ini pernikahannya dengan Satya akan dilakukan, ia memandang dirinya di hadapan cermin rias yang begitu besar, tampak bayangan pria masa lalunya terus mengancam.Sekar menangis tidak tahan lagi untuk menanggung semua derita. Semalam seseorang menerornya dengan melempari rumahnya dengan surat kaleng. Entah siapa pengirimnya, namun isi surat itu terus membuatnya gelisah."Mah, kenapa belum mengganti pakaian? Mamah nangis?" Siska menjadi panik melihat keadaan Sekar yang tampak kacau balau.Kedua netranya menatap sesuatu yang tergeletak di lantai. Siska mengambil surat itu dan membacanya. Ia benar-benar tidak menyangka jika

  • Duda Tampan Canduku    Bab 63 Pengakuan Cinta

    "Boleh saya memperkenalkan diri saya Pak?" Roman masuk ke dalam rumah seorang pria yang berkerja sebagai supir pribadi Aldian."Kamu siapa ya? Ada perlu dengan saya?" Pria dihadapan Roman ini terlihat khawatir, sebab ia tidak mengenal sama sekali pria berbadan tegap yang sudah duduk di sofa ruang tamunya."Langsung saja ke intinya, saya dengar Bapak akan menikah dengan wanita yang tinggal di sebelah rumah ini? Betul?""Siapa sebenarnya kamu? Kenapa kamu bisa tahu tentang rencana saya?""Saya Roman, teman dari anak Bu Sekar. Sudah satu minggu ini saya mencari keberadaan beliau! Saya hanya ingin membantu anak dari ibu Sekar ini, karena ia benar-benar merindukan ibunya!""Jadi kamu teman anak Sekar? Alhamdulillah, saya sempat berpikir yang tidak-tidak sama kamu!""Maaf jika membuat anda sedikit cemas!" Roman tersenyum kecil, ia melihat jelas jika pria dihadapannya ini terlihat baik dan ramah."Lalu apa yang harus saya lakukan?"Roman tersenyum senang mendengar pria berkacamata itu langsu

  • Duda Tampan Canduku    Bab 62 Gelisah

    "Roman, tolong tinggalkan kami!" Ardian masih menatap tajam ke arah Aldi, dan terlihat masih mencoba menahan emosi.Roman hanya mengangguk dan pergi meninggalkan keduanya. "Lama tidak berjumpa Ardian, oh kemarin kita hanya berjumpa sebentar di bandara!""Jadi, kau ingin mencari seseorang!" Ardian menatap mantan sahabatnya itu dengan raut wajah tidak suka. "Kau memang sahabatku, karena kau lebih lama mengenalku!""Sahabat? Itu masa lalu, dan satu lagi jika kau datang hanya ingin mengatas namakan sahabat atau teman lama, sebaiknya cepat pergi dari rumahku!"Mendengar itu Aldi menelan salivanya, dan bergegas merubah sikap serius terhadap Ardian. "Baiklah, aku berjanji tidak akan basa-basi! Kedatanganku kesini, aku hanya ingin tahu di mana anakku!""Kau merasa memiliki seorang anak?" Ardian tertawa kecil mendengar tujuan Aldi datang menemuinya. "Ardian, kemarin kau bilang jika Sekar mengandung anakku, itu benar atau tidak?""Kau sudah lupa tentang masa lalumu?""Hey! Jangan buat aku b

  • Duda Tampan Canduku    Bab 61 Dimana Anakku

    Satya tersenyum saat Sekar sudah kembali sadar. Wanita itu menjadi bingung melihat keberadaanya di rumah sakit. "Aku di mana?" Selang darahnya masih terpasang pada lengannya. "Kau, mengapa kau malah menolongku! Asal kamu tahu, aku ingin mati! Aku tidak ingin hidup, tidak ada yang mengharapkanku! Kenapa lagi-lagi kau membantuku!" Wanita itu meronta-ronta kepada Satya, berusaha mencabut selang transfusinya. "Sadar Sekar! Apa bagusnya kamu menginginkan kematian? Nyatanya Tuhan memberimu kesempatan, semua manusia di takdirkan mati Sekar!""Tapi kenapa Tuhan tidak mengabulkan doaku, jika semua manusia di takdirkan mati!""Belum waktumu! Tuhan menyayangimu, dia ingin kamu bertaubat!""Untuk apa? Semua yang menyayangiku sudah pergi dan melupakan aku!""Kita tidak pernah tahu rencana Tuhan, hari ini kamu harus bisa membuktikan akan ada kebahagiaan untukmu!"Sekar terdiam, Satya menghapus air matanya perlahan. "Kenapa? Kenapa kau mau menolongku?""Karena aku peduli kepadamu!"Satya tersen

  • Duda Tampan Canduku    Bab 60 Luka Hati Sekar

    Langkah Sekar berhenti di kediaman Ardian, ia hanya bisa melihat betapa mewahnya rumah Ardian. Sungguh banyak sekali dosa yang telah ia lakukan pada pria itu. Dosa besar, menghianati cinta dan pernikahannya, juga mengandung anak perempuan yang nyatanya bukan anak biologis Ardian. Dadanya terasa sesak, ia melepas rompi yang di pakainya, jika dilihat semua yang pernah hadir dalam hidupnya kini perlahan meninggalkannya. Wanita ini menangis tersedu, ia mengingat semua memori cinta dan kasih sayang Ardian. Sikap acuh tak acuhnya kepada Siska, dan bodohnya lagi, ia tertipu akan investasi bodong yang sudah mengkuras seluruh aset miliknya. Hanya mobil ini satu-satunya harta Sekar untuk menghidupi kebutuhannya sehari-hari sebagai supir ojek online. "Ya Tuhan, aku kehilangan semua yang menyayangiku, aku terlalu tergiur harta dan kehidupan mewah yang tidak ada artinya, harus dengan siapa lagi aku mengadu! Aku sudah tidak bisa mengharapkan Ardian, apalagi Siska dia sudah bahagia dengan keluarga

  • Duda Tampan Canduku    Bab 59 Cinta Keluarga Bahagia

    Ardian berjalan tergesa-gesa mencari ruangan di mana Ayu di rawat. Siska melihat Roman tengah duduk menatap lurus dinding putih yang ada dihadapannya. Senyum Siska merekah setelah melihat pria itu. "Bagaimana keadaan istriku?" "Dokter belum keluar, tolong tunggu sebentar Bang!" Roman melirik ke arah Siska, yang terlihat terdiam. Ardian menjadi resah, kenapa begitu lama sekali Dokter memeriksa istrinya. "Kau sudah kembali? Bagaimana kabarmu? Roman memberanikan diri untuk bertanya kepada Siska, hatinya sungguh tidak karuan sedari tadi, ragu untuk mulai berbicara dengan Siska. "Aku baik Paman, Oh ya, aku ada sesuatu untuk Paman!" Roman mengerutkan keningnya, melihat Siska tengah sibuk mencari sesuatu yang berada di dalam tasnya. "Ini Paman, oleh-oleh dariku!" "Sarung?" "Ya, itu sarung batik dari Pekalongan, aku pas melihat itu teringat Paman, jadi aku beli saja!" Roman menjadi salah tingkah saat Siska mengatakan mengingat dirinya. Dan di saat yang bersamaan Ardia

  • Duda Tampan Canduku    58 Penyesalan di hati

    "Jadi, bisa kau ceraikan Ayu? Aku ingin kita kembali" pinta Sekar. Ardian menggeleng, ia menatap Sekar dan membuang pandangannya. Ingatan masa-masa saat Sekar menghianatinya terulang kembali di memori ingatannya. Ardian sudah melupakan itu semua, dan berharap jika Sekar dapat mengerti perasaannya. "Tidak Sekar, aku bukanlah pria yang jahat, dulu sekali aku mengharapkan kamu kembali. Nyatanya tidak! Sekarang yang harus kau perjuangankan adalah Siska! Putrimu harus tahu jika ayah kandungnya berada di negara ini!""Aku tidak mau kembali pada laki-laki itu! Dia penghianat, aku tidak bisa!" jawab Sekar. "Pilihan ada dirimu Sekar! Setidaknya saat Siska menikah nanti, aku tidak berkewajiban untuk menjadi wali nikahnya!"Sekar kembali terdiam, yang dikatakan Ardian ada benarnya. Seharusnya ia berjuang untuk mendapatkan hak Siska sebagai seorang anak perempuan dari Aldi. "Hilangkan rasa nafsumu itu! Siska membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya!"Tidak ada jawaban dari bibir Sekar, seb

  • Duda Tampan Canduku    57 Ceraikan Istrimu

    Sekar, wanita itu tampak geram, dari awal ia sudah membenci Ayu, dan tidak menyukai pernikahan Ardian bersama Ayu, ia menyesal tidak melanjutkan rencananya untuk mengambil Ardian dari Ayu, kesibukannya sebagai seorang pengusaha membuatnya buta harta dan tidak peduli lagi kepada Siska, putri kandungnya. Saat ini nasibnya berubah drastis, ia sudah tidak dikelilingi oleh kemewahan yang ia miliki, ia pun sudah menjadi seorang sopir taksi online yang harus menafkahi diri sendiri. Ingin sekali ia bertemu dengan Siska, putri yang sangat ia rindukan selama menjadi Sekar yang memulai hidup sederhana. Hati dan pikirannya kini tengah beradu, ia ingin memulainya kembali bersama Ardian, pria yang pernah mencintainya dengan tulus dan ikhlas. Setelah sekian lama ia mencari sosok Aldi, pria yang menghianatinya dan meninggalkannya saat ia tengah mengandung Siska. Sekar sudah tidak mau mencari sosok pria tersebut, baginya saat ini Ardian adalah pria terbaik yang pernah hadir di dalam hidupnya, kenang

  • Duda Tampan Canduku    56 Kebaikan Roman

    Pagi ini Ayu merasakan tubuhnya begitu lelah, setiap pagi ia merasa malas untuk melakukan apapun. Ardian tengah bersiap untuk pergi ke kantor, ia pun melangkahkan kakinya menuju ranjang mereka, dan mendekati Ayu yang masih meringkuk dan tubuhnya tertutupi oleh selimut. "Sayang, kamu sakit?" tanya Ardian. "Hem, aku merasa mual, aku sedang malas, huekk ...!" jawab Ayu. Ardian terjengkit, suhu tubuh Ayu begitu hangat, wajahnya sedikit pucat. "Kita periksa saja ya!" ajak Ardian. "Tidak perlu, aku istirahat saja Mas, kamu kan harus bekerja!" jawab Ayu. Ardian tidak bisa memaksa istrinya itu, hari ini ia begitu sibuk sekali dengan urusan pekerjaannya di kantor. "Baiklah, tetapi jika kamu benar-benar ingin periksa, hubungi aku!" tukas Ardian. "Iya Sayang," jawab AyuArdian bergegas untuk pergi, ada rasa khawatir di benaknya karena harus meninggalkan Ayu. Siska saat ini sedang menjalani KKN di luar kota, sementara Arkana sedang berada di rumah neneknya. Ardian berlari menuruni anak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status