Home / Romansa / Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai! / 282. pilihan atau ancaman

Share

282. pilihan atau ancaman

Author: Raisaa
last update Last Updated: 2025-12-14 09:00:57

Selene terdiam.

Wajahnya memucat, napasnya tertahan.

Untuk pertama kalinya sejak mereka bertemu kembali, Selene benar-benar terpukul bukan oleh amarah Dirian,
melainkan oleh perubahan yang tak pernah ia bayangkan.

“Pergilah,” ucap Selene pelan namun tegas. “Hari sudah hampir malam.”

Dirian masih berdiri di tempatnya, rahangnya mengeras.
“Selene, kita belum bicara.”

Selene menoleh ke arah pintu rumah. Dari celah kayu yang sedikit terbuka, ia melihat dua pasang mata kecil mengintip terlalu penasaran, terlalu cemas untuk tidak mendengar apa pun.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Niniq Wahyuni
Selene ini agak gila ya..
goodnovel comment avatar
tetty saragih
Apakah Alurnya akan berubah, ketegangan dan Konflik nya, hehehe
goodnovel comment avatar
tetty saragih
Wkwkwkw ......Selene lupa kalau suaminya kaya Raya,. mau bekerja pula, didepan Dirian, bisa-bisa pabrik kainnya hancur dibuat Dirian, Ah..Kenapa begitu sulit buat mereka duduk bersama dan membicarakan kenapa Dirian bersikap kasar dulu sama Selene, sampai membiarkan Viviene menempel pada nya,...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   330. Akhir dari iblis

    DibiaraSetelah pendeta tua mengatakan pupa, obor-obor terangkat tinggi, namun cahaya justru memperjelas sesuatu yang membuat napas tercekat di dada. Beberapa pendeta mundur setengah langkah. Ada yang menjatuhkan obor karena tangannya gemetar.“Apa… itu…?” suara seseorang pecah, hampir tidak terdengar.Di dalam kurungan terakhir, sesuatu yang tidak seharusnya ada berdiri, diam, besar, dan menjijikkan dalam cara yang sunyi. Seluruh kurungan terbungkus rapat oleh lapisan putih keabu-abuan, berlapis-lapis, menempel pada besi, dinding, dan lantai seperti daging beku yang ditarik paksa.Udara di sana terasa salah.Bukan bau darah.Bukan bau busuk.Melainkan bau hidup yang dikurung terlalu lama.

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   329. Bertahan dengan keras kepala

    Di medan perang itu, pertarungan belum berhenti.Salju yang tadinya putih kini berubah menjadi hamparan kelabu tercampur tanah, darah, dan jelaga sihir. Udara dipenuhi bau besi panas dan mantra yang terbakar di udara sebelum sempat membentuk kehendaknya sendiri.Iblis itu berdiri di tengah medan, menjulang, bertanduk besar dengan tubuh merah darah yang berdenyut seperti jantung raksasa. Setiap tarikan napasnya menggetarkan tanah. Setiap gerakannya membuat udara terbelah.Aumannya kembali terdengar.Bukan sekadar suara melainkan panggilan.Salju di sekelilingnya terangkat, melayang sesaat sebelum hancur berkeping-keping. Beberapa prajurit terpental bahkan sebelum sempat mendekat. Ada yang jatuh dengan tulang patah, ada yang tidak bangun lagi.

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   328. Pupa

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   327. Tidak semudah itu

    Pertarungan itu meledak tanpa aba-aba.Raungan iblis banteng mengguncang udara, memecah barisan seperti gelombang badai. Tanah beku terbelah saat kakinya menghantam salju, tubuh raksasanya bergerak terlalu cepat untuk ukuran sebesar itu sebuah bayangan merah yang menerjang.“MAJU—!”Teriakan bercampur dengan dentang logam, mantra yang dirapal terburu-buru, dan jerit ketakutan yang pecah sebelum sempat ditelan keberanian.Dirian bergerak lebih dulu.Ia menurunkan tubuhnya, pedang menyambar dari sampingDUUUNG!Logam itu menghantam kulit iblis, namun hanya memercikkan bunga api. Tidak ada darah. Tidak ada luka. Hanya getaran keras yang menja

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   326. Memilih

    Lucien melangkah maju setengah langkah, matanya menyapu para penyihir yang kini berdiri gelisah di belakang Lamina. Nada suaranya keras, jujur, tanpa basa-basi.“Aku tidak ingin bertarung bersama penyihir,” katanya. “Kalian selalu meminta bayaran. Dan tidak ada jaminan kalian tidak akan mengkhianati bangsawan kalian sendiri ketika keadaan berbalik.”Beberapa pasukan mengangguk setuju. Ketidakpercayaan itu lama, berakar, dan berdarah.Lamina tidak tersinggung. Ia justru mengangkat dagunya, menatap Lucien balik dengan ketenangan yang tajam.“Benar,” katanya pelan. “Kami memang sering meminta bayaran.”Ia menoleh ke arah makhluk bertanduk itu iblis yang kini menggeram rendah, kukunya mencakar sa

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   325. Wadah Iblis

    Suara itu bukan berasal dari medan perang yang sudah membeku oleh ketakutan.Suara itu datang dari belakang.Semua kepala menoleh hampir bersamaan.Dari balik kabut salju yang mulai menipis, barisan baru muncul teratur, padat, dan sunyi dengan cara yang berbeda. Panji-panji yang dikenali oleh semua orang berkibar pelan, diterpa angin dingin utara.Lucien.Ia berdiri di depan, mantel perangnya dipenuhi salju, helmnya sudah dilepas. Wajahnya keras, mata tajam mata seorang pemimpin yang sudah melihat terlalu banyak kematian untuk mudah panik.Di sisinya, Eisach melangkah dengan tangan bertumpu pada tombak panjangnya, rahangnya mengeras ketika pandangannya jatuh pada wujud di tengah medan. Sylar berdiri

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status