Share

294. Badai

Author: Raisaa
last update Last Updated: 2025-12-16 11:00:00

Kata-kata itu jatuh perlahan, namun berat. Selene memejamkan mata sesaat, merasakan sesuatu yang selama ini ia tekan bangkit ke permukaan. Ia tidak langsung menjawab. Hanya memeluk Dagny lebih erat, seolah ingin melindunginya dari kenyataan yang terlalu rumit.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Mommy Lily
itu tandanya alam ngasih peringatan sudah cukup keras kepala mu Selene....kamu juga harus melihat perjuangan Dirian untuk mendapatkan dirimu kembali kalian sama2 terluka karena kutukan itu
goodnovel comment avatar
Lulu Ermiyati
1 bab LG thor
goodnovel comment avatar
Lulu Ermiyati
lanjut bgs cerita nya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   335. Kutukan yang harus dibatalkan

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   334. Sumpah ditengah waktu

    Ia meraih sisa jaring yang belum sepenuhnya meleleh. Gerakannya tenang, hampir anggun. Benang itu menempel di jemarinya, lalu ia tarik perlahan ke tubuhnya sendiri. Dalam sekejap, benang-benang itu menyatu, berubah bentuk, menutup kulitnya dengan pakaian sederhana, gelap, longgar, khas penyihir pengembara. Tidak indah, tidak mewah, namun cukup untuk menutup tubuh polosnya dari dunia yang tidak lagi ia percayai.Ia duduk.Tenang.Tangannya terangkat ke hadapan wajah. Ia menatap telapak itu lama, seolah mencoba mengingat sesuatu yang pernah hilang. Jari-jarinya sedikit gemetar, bukan karena lemah, melainkan karena bekas rasa.Ia tidak bisa melihat apa yang terjadi di luar.Tidak bisa menyaksikan perang.Tidak bisa melihat darah di salju.

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   333. Kesayangan

    Divrio mengangguk, meski matanya masih menyimpan kilau keyakinan anak-anak.“Tapi ayah tetap hebat, kan, Bu?” tanyanya polos.Selene mengangguk pelan. Kali ini senyumnya lebih tulus, meski matanya berkaca-kaca.“Iya,” bisiknya. “Ayahmu… selalu hebat.”Istana kembali sibuk.Perintah disampaikan dengan cepat, langkah para pelayan dan pengawal saling bersahutan di lorong-lorong batu. Persiapan dilakukan tanpa kemewahan, tidak ada arak-arakan, tidak ada musik kemenangan. Yang ada hanyalah perlengkapan perjalanan, mantel tebal, dan wajah-wajah yang dipenuhi kecemasan.Selene berdiri di depan jendela sejenak sebelum mengenakan mantel luarnya. Ia menatap l

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   332. monster dalam mimpi

    Ia menoleh ke arah Dirian dan Dagny sesaat, matanya menyiratkan kelegaan yang ia sembunyikan di balik sikap dinginnya. Lalu ia kembali menatap medan perang.“Kita menang hari ini,” katanya pelan, seolah berkata pada dirinya sendiri. “Tapi kemenangan ini mahal.”Angin dingin kembali berhembus, membawa bau darah dan salju. Di tengah kehancuran itu, orang-orang mulai bergerak, bukan lagi untuk bertarung, melainkan untuk menyelamatkan apa yang masih bisa diselamatkan.Dan di kejauhan, samar-samar, bunyi terompet kekaisaran akhirnya mulai terdengar.Langit bergemuruh saat bantuan itu akhirnya datang.Bukan hanya oleh derap kuda dan gemerincing zirah, melainkan oleh gema lan

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   331. Kutukan yang melindungi

    Jantung itu akhirnya hancur.Bukan runtuh.Bukan mati perlahan.Melainkan pecah seolah sesuatu di dalam tubuh iblis itu tidak mau menerima akhir yang dipaksakan.Sesaat…sunyi.Dirian masih berdiri dengan pedangnya tertancap di dada makhluk itu. Darah hitam berhenti menyembur, lalu justru berputar kembali, tersedot ke dalam tubuh iblis seperti pusaran terbalik.“Dirian—!” suara seseorang tenggelam oleh dentuman aneh yang mulai terdengar dari dalam dada iblis.Retakan cahaya menjalar dari jantung ke seluruh tubuhnya. Kulit merah darah itu merekah, memancarkan cahaya gelap yang berdenyut liar. Segel para pen

  • Duke Dirian, Nyonya Ingin Bercerai!   330. Akhir dari iblis

    DibiaraSetelah pendeta tua mengatakan pupa, obor-obor terangkat tinggi, namun cahaya justru memperjelas sesuatu yang membuat napas tercekat di dada. Beberapa pendeta mundur setengah langkah. Ada yang menjatuhkan obor karena tangannya gemetar.“Apa… itu…?” suara seseorang pecah, hampir tidak terdengar.Di dalam kurungan terakhir, sesuatu yang tidak seharusnya ada berdiri, diam, besar, dan menjijikkan dalam cara yang sunyi. Seluruh kurungan terbungkus rapat oleh lapisan putih keabu-abuan, berlapis-lapis, menempel pada besi, dinding, dan lantai seperti daging beku yang ditarik paksa.Udara di sana terasa salah.Bukan bau darah.Bukan bau busuk.Melainkan bau hidup yang dikurung terlalu lama.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status