Home / Romansa / ENAK, PAK DOSEN! / 362. Ajakan Kencan Mas Bule

Share

362. Ajakan Kencan Mas Bule

Author: OTHOR CENTIL
last update Last Updated: 2025-12-07 13:00:09

Diana makan bersama keluarganya dengan santai. Mereka masih berbincang-bincang dan berswafoto usai pihak restoran memperbolehkannya.

Kini, Diana menikmati momen bersama keluarganya. Dengan Sagara, Shanum, dan Damar saja. Begitu indah, begitu manis, dan ini akan selalu terkenang di hati mereka sampai kapan pun.

Melihat foto di ponsel ayahnya dan di kamera fotografer, Shanum tersenyum. Dia kemudian memperhatikan video yang diambil sejak keberangkatannya menuju ke sini.

Tiba-tiba, gadis itu memiliki ide. “Yah, Yah?”

“Hm?” Damar hanya menggumam, dia baru meneguk kopi untuk menghangatkan badan.

“Gimana kalau kita buat vlog keluarga? Kita upload hal-hal random kaya gini? Ya, seperti perjalanan kita ke sini, dan keseharian kita di YT,” tanya Shanum antusias.

Bukan semata-mata untuk mencari uang seperti yang Claudia katakan, tapi … hanya ingin menyimpan video itu di aplikasi tersebut. Takutnya, file mereka hilang atau rusak, dan kenanga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • ENAK, PAK DOSEN!   419. Akui Kesalahanmu, Jangan Jadi Pengecut

    “Ya udah, ayo pergi!”“Ke mana, Yah?”“Mansion Harven, minta maaf cepat atau Ayah buang ke segitiga bermuda.”“Emang Ayah gak nyesel nanti? Kata Bunda, dulu Ayah seneng banget pas aku lahir. Kok kaya gini sekarang?”“Gak, gak nyesel. Ayah bisa buat lagi yang kaya kamu, tuh! Dua belas! Dulu, kamu emang imut-imut dan gemesin. Sekarang, amit-amit kelakuan kamu, Saga!”“Ck! Udah tua juga masih aja doyan buat lagi! Ayah itu udah tua, Bunda noh masih muda. Nanti, Ayah nambah anak lagi, lalu meninggal, jadi beban ‘kan buat Bunda? Kasian harus ngurus adik yang kecil, dan … eh, tapi kalo ayah meninggal, Bunda bisa dapetin Sugar Daddy yang lebih cakep!”Damar mengumpat, “Perlu Ayah obras mulut kamu, Saga? Bisa diem, gak?”“Oke, aku diem!” Tanpa membuang waktu, Damar menyeret Sagara menuju mobil SUV hitam miliknya. Ia tidak peduli ini sudah hampir tengah malam. Jika Arnold berani menuduh putranya melakukan hal asusila, maka Damar akan membuktikan sebalikn

  • ENAK, PAK DOSEN!   418. Kamu Hamilin Anak Orang?

    “Kamu pasti pacarin dia, tidurin, terus kamu tinggalin, ‘kan? Iya, ‘kan?” Damar memberondong Sagara dengan tatapan curiga. Dia memelototkan matanya, dan kedua tangan berkacak pinggang.Didesak sang ayah, Sagara mundur. Dia tetap mengelak, “Yah, jangan curigaan mulu, deh! Aku gak mungkin kaya gitu!”“Mungkin aja!” Sela Damar cepat. Telunjuk kanan menuding wajah Sagara yang menyebalkan itu, menyesalkan kenapa putranya harus meniru jejaknya yang kelam. “Apa kamu kira, Ayah gak tau apa yang kamu lakuin diluar sana, Saga? Ayah tau semuanya! Termasuk … kamu yang pernah tidur dengan dua wanita!”Sagara memejamkan mata sejenak. Ia mengakui kesalahan itu, tapi tak mau mengeluarkan suara agar ayahnya tak makin memprovokasi.“Saga!”“Yah, please, jangan merembet ke mana mana. Oke, untuk yang satu itu … lupain. Dan masalah anaknya Arnold, itu penting. Gini, aku sama sekali gak tau kenapa dia nabrak gitu aja! Katanya sih buru-buru! Aku bahkan dikasih

  • ENAK, PAK DOSEN!   417. Gak Ada Asap Kalau Gak Ada Api

    Usai menelepon pihak showroom, ponsel yang baru saja dimasukkan Sagara ke celana kembali bergetar. Kesal karena merasa privasinya diganggu saat sedang merencanakan obsesi barunya, pria itu berdecak tanpa melihat siapa yang menghubunginya. “Ck! Apa lagi ini?” Sambil menggerutu, dia mengangkatnya dengan nada bicara yang kasar, “Ya, apa lagi?” “Apa lagi katamu?” Mampus! Sagara tersentak. Suara bariton di seberang sana sangat ia kenali. Itu ayahnya, Damar Setyawan. “Eh, Ayah. Maaf, Yah. Ada apa?” Suara Sagara langsung melunak, nyalinya yang tadi setinggi langit di depan Ara mendadak menciut. “Ada apa, ada apa! Pulang! Gak lihat ini jam berapa, Sagara Arsenio Setyawan?” Sagara menjauhkan ponsel dari telinganya karena suara sang ayah yang menggelegar membuat telinganya berdenging. “Baru jam 11, Yah! Gak usah kuno gitu lah! Lagian masih sore juga!” “Pulan

  • ENAK, PAK DOSEN!   416. Tubuh Lo, Proyek Utama Gue

    Sagara melangkah maju, memecah ketegangan antara kakak-beradik itu. Ia melipat pisau lipatnya dengan suara klik yang tajam. ”Udah selesai ceramahnya?” tanya Sagara dengan nada meremehkan. “Adik lo udah denger faktanya. Sekarang, pertanyaannya ... gimana cara keluarga Harven nebus ‘dosa’ si Belalang Sembah ini ke gue? Gue udah bilang, gue gak butuh duit bokap lo. Jadi, jangan coba-coba nawarin duit sama gue! Gak mempan!” Clayton menelan ludah, ia tahu posisi keluarganya sedang di ujung tanduk jika Damar Setyawan sampai turun tangan. Ia menatap Sagara dengan tatapan penuh kompromi. “Apa yang lo mau, Gar? Sebutin! Asal jangan sentuh adek gue lagi! Lo bisa minta apa pun, asal lo gak bawa adek gue kaya gini lagi.” Sagara menatap Ara dengan pandangan dingin yang membuat gadis itu bergidik, lalu beralih kembali pada Clayton. Sebuah ide licik melintasi benaknya untuk memberikan pelajaran yang tak terlupakan

  • ENAK, PAK DOSEN!   415. Gak Akan Gue Lepasin

    “Jangan sentuh gue, Sialan!”Tak memberi kesempatan Sagara yang hendak mencium bibirnya, Ara segera membela diri. Ia tidak sudi membiarkan bibir angkuh itu menyentuh seinchi pun kulit mulusnya. Ara jijik!Dengan tenaga sisa yang terkumpul dari rasa takut dan harga diri yang terinjak, dia dorong Sagara ke samping, dan dia tendang Sagara menggunakan kakinya tepat di bagian perut.Bugh!Sagara yang sedang dalam posisi tidak siap terjerembab ke samping. Tendangan itu cukup telak hingga membuatnya jatuh dari tepian ranjang dan menghantam lantai. Ara segera bangkit, napasnya memburu, gaun kembennya tampak berantakan saat ia mencoba menjauh dari jangkauan pria itu.“Berani bibir lo nyentuh bibir gue, habis besok!” teriak Ara dengan suara parau, air mata kemarahan menggenang di pelupuk matanya.Sagara terduduk di lantai, tangannya memegangi perut yang terasa mual. Ia terdiam sejenak, menunduk, sebelum kemudian terdeng

  • ENAK, PAK DOSEN!   414. Meludahinya

    ”Lo pikir gue percaya?” cibir Sagara tampak merendahkan. Ia menarik sudut bibirnya, membentuk senyum sinis. “Cewek yang dandanannya begini, kelayapan di klub tiap malam, dan gayanya sombong selangit kayak lo ... masih virgin? Jangan ngelawak, Belalang Sembah. Lo cuma lagi berusaha cari alasan biar gue lepasin, ‘kan? Sayangnya, Lo gak bisa pergi dari gue!”Sagara kembali memajukan wajahnya, hingga napasnya yang beraroma mint menerpa kulit wajah Ara. Jemari Sagara yang tadi meraba kasur, kini berani naik dan menyentuh pinggiran gaun kemben Ara yang sedikit longgar. ”Lagian, kalaupun bener lo masih ‘suci’, bukannya itu malah bikin utang lo lunas lebih cepet, ya?”Mata Ara menyprot benci. “Sagara, jaga ucapan Lo atau gue robek mulut lo yang busuk itu!”Sagara terkekeh. “Lo aja gak bisa lepas dari gue, dan Lo berekspektasi mau robek mulut gue? Lawak bener!”Setelah memberi jeda sejenak, Sagara kembali menyeringai, “Kesucian seorang anak Harven buat bayar bodi Du

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status