แชร์

187. Demi Kebaikan

ผู้เขียน: OTHOR CENTIL
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-10-20 13:00:49
Percakapan itu pun berlanjut saat sesi latihan telah usai, dan Shanum belum juga dijemput oleh pengasuh atau orang tuanya. Raline memanfaatkan jeda waktu itu dengan sempurna.

Raline duduk di tepi lantai dansa, sengaja menyeka keringat Shanum dengan handuk.

Kini, Raline semakin mendekati Shanum dan memulai pertanyaan yang menusuk langsung ke inti kerentanan Shanum.

"Oh, jadi ayahmu jarang perhatian denganmu, ya?" tanya Raline dengan nada bersimpati yang dibuat-buat. Ia menoleh ke kanan kiri dan berharap tidak ada orang yang mendengarnya kali ini.

"Iya, Miss," jawab Shanum dengan wajah sedih. Saudara tidak sadar dia mengungkapkan keluh kesahnya. "Ayah selalu pergi pagi-pagi sekali dan pulang larut malam. Katanya sibuk kerja di kantor baru."

Tidak berhenti sampai di situ saja, Raline juga menggali lebih dalam, "Kalau bundamu?"

Mengingat hal itu, Shanum merengut. Gadis polos ini tidak tahu kalau dia sedang didekati oleh ular berbisa. "Bunda sama saja. Bunda selalu pergi pagi dan pul
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (5)
goodnovel comment avatar
Bundanya Khaliza
kak bukan nya di session ke 2 kemarin damar slalu posesif terhadap shanum.. Dan sosok ayah yang baik
goodnovel comment avatar
OTHOR CENTIL
Halo, Kak. part Alex Shanum akan dibuatkan buku baru nanti, ya? Soalnya ternyata tidak boleh dilanjutkan S2. Mohon maaf ya, Kak...... Jadi, Part Alex tidak bisa lanjut. Sedih banget.
goodnovel comment avatar
OTHOR CENTIL
Halo, Kak. part Alex Shanum akan dibuatkan buku baru nanti, ya? Soalnya ternyata tidak boleh dilanjutkan S2. Mohon maaf ya, Kak......
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • ENAK, PAK DOSEN!   300. Karma Instan

    “Claudia! Claudia! Claudia, ini bibi!” seru pembantu rumah tangga mengetuk pintu kamar gadis kecil nakal itu.“Gak, gak, itu pasti Bibi disuruh sama Om. Om pasti mau menghukumku!”Mendengar teriakan dari luarkamar, Claudia tak berani membukanya. Ia justru merapatkan selimutnya menutupi seluruh tubuh, takut kalau Om-nya ingin menjebaknya agar mau keluar.“Claudia, ini Bibi. Cepat keluar! Mau ikut belanja bulanan atau gak? Bibi mau ke mall juga!”Sebenarnya, Claudia tidak ingin keluar dari kamarnya. Akan tetapi saat tawaran tersebut, tiba-tiba ia tergoda. Bersamaan itu pula, Claudia mendengar deru kendaraan roda empat milik Damar meninggalkan rumah. Claudia pun lekas mengurai lilitan selimut yang membelit tubuhnya. Ia kemudian berjalan menuju jendela dan melihat mobil omnya meninggalkan rumah. “Yes! Om pasti tidak tega memarahiku. Syukurlah kalau dia tidak ada di rumah. Aku jadi leluasa berbelanja bersama bibi! Yeay! Belanja, belanja, belanja ke mall!”Claudia pun segera bersiap. Ia

  • ENAK, PAK DOSEN!   299. Beli Seratus Ular

    Pintu mobil yang ditutup kasar berdebum cukup keras. Claudia yang bermain di ruang keluarga bergegas lari menuju jendela. Dari celah tirai putih yang tersingkap, ia melihat Om-nya berjalan dari mobil menuju ke rumah.“Ya ampun! Om pasti marahin aku! Dia pasti lihat apa yang kulakukan sama Shanum!” ucapnya panik.Karena takut dimarahi, Claudia meninggalkan mainannya yang berserak di lantai. Ia bergegas menuju kamarnya.Di dalam kamar, Claudia mengunci pintu, berharap Damar tak mencarinya. Dengan jantung berdebar, ia bersandar pada tembok kamar yang begitu dingin.“Kalau Om hukum aku gimana? Ya ampun! Kenapa rumit sekali sih tinggal di sini!” dengkus Claudia.Claudia bahkan tak sadar diri kalau apa yang ia lakukan itu salah. Andaikan ia tak jahil, mungkin semua ini tak akan terjadi.Kini, Claudia berjalan jinjit menuju ke dekat ranjang. Ia bergegas menarik selimut dan segera membawanya ke dekat lemari, bersembunyi di sana. Tak lupa, Claudia membawa ponselnya dan segera menghubungi Ral

  • ENAK, PAK DOSEN!   298. Pelajaran Setimpal

    “Kabar buruk apa, Dok! Katakan, apa yang terjadi pada anak saya! Apa dia ….”Damar tak melanjutkan ucapannya. Ia terlalu takut mengungkapkan apa yang menjadi ketakutannya sejak tadi.Saat dokter itu terdiam dan belum memberi penjelasan, Diana maju. Ia mendesak dengan suara serak basah, air matanya pun turut berderai.“Dokter … katakan ada apa! Anak saya selamat, ‘kan? Selamat, ‘kan? Iya, ‘kan, Dok? Tidak ada apa pun dengannya, ‘kan?”Dokter lelaki itu tampak mengembus panjang. Setelahnya, ia menyatakan, “Nona Shanum selamat.”Hal itu membuat Diana dan Damar bersyukur serentak. “Syukurlah. Lalu, apa yang terjadi?”“Begini, Tuan Damar dan Nyonya Diana. Karena Nona Shanum cukup lama tenggelam, dia mengalami edema paru.” Melihat kebingungan di wajah kedua orang tua itu, Dokter itu menjelaskan lebih lanjut, “Edema paru adalah kondisi di mana terjadi penumpukan cairan di paru-paru. Tenggelam dalam waktu lama menyebabkan air m

  • ENAK, PAK DOSEN!   297. Kabar Buruk

    “Sebenarnya apa yang terjadi sih, Yang? Kok Shanum tiba-tiba tenggelam di kolam?”Setelah shanum mendapatkan perawatan di ruang Instalasi Gawat Darurat, Damar menghampiri istrinya yang tampak kacau. Diana juga bahkan masih mengenakan celemek hitam yang penuh tepung. Kini, Diana menoleh pada sang suami. Air matanya belum mengering saat ia memeluk erat suaminya. “Aku juga tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya, Mas. Dari dapur aku tidak terlalu memperhatikanmu Claudia dan Shanum masih cekikikan di dekat kolam. Setelah itu, hening beberapa saat dan terdengar teriakan Claudia saja.”“Ck! Pasti ada sesuatu yang dilakukan Claudia pada putri kita!” tebak Damar. Ia tahu, Claudia itu anaknya sangat usil dan jahil. Maka tebakannya bisa saja benar.Meskipun Diana sempat curiga pada Claudia tetapi ia tidak ingin menyalahkan keponakannya tersebut. Lagi pula, sama suami juga belum mengecek CCTV di sekitar sana dan ia belum dapat menyimpulkan.“Mas, ka

  • ENAK, PAK DOSEN!   296. Pertolongan Pertama

    “Tolong! Tolong! Tante, Ommmmm! Shanum tenggelaaaaam!” Alih-alih berlari dan meminta bantuan pada orang-orang yang ada di dalam rumah, Claudia justru menjerit histeris. Di tepi kolam, Claudia masih maju mundur untuk menyelamatkan Shanum. Sesekali, ia mengambil ancang-ancang dan bersiap untuk masuk ke dalam air. Tetapi mengingat kolam renang itu sangat dalam dan tidak diperuntukkan bagi anak kecil, maka ia mengurungkan niatnya. Sedangkan di dalam rumah, Diana menghentikan gerakannya ketika hendak memasukkan adonan kue ke dalam oven. Ia menoleh ke pintu sebelahnya dan berlari ke sana. Teriakan Claudia makin menggila dan ia sangat panik. “Claudia, ada apa?” tanya Diana Sambil menggerakkan tangannya agar Tantenya mendekat, Claudia berujar panik, “Om, Tanteeee! Shanum tenggelam! Tolongin, Tante, Om, tolongin! Aaaaaa! Itu! Itu Shanum tenggelam!” Diana menatap permukaan air kolam yang

  • ENAK, PAK DOSEN!   295. Tenggelam

    “Hoam ….”Damar menguap tatkala sampai di kediamannya. Semalaman, ia menjaga Jimmy dan sekarang, ia baru kembali ke rumah.Di ambang pintu, Sagara berjalan ke arahnya. Seketika, rasa lelahnya menguar begitu saja. Ia menggendong putranya yang menggemaskan sambil berjalan menghampiri Diana yang ternyata sedang membuat kue di dapur.“Sayang?”“Mas, kamu pulang?” Diana segera melepas celemeknya. Ia mencuci tangan kemudian menghampiri suaminya dan memberi pelukan singkat.“Iya, aku pulang. Capek, Yang.”“Ya udah, kamu istirahat aja dulu. Aku siapin sarapan. Belum sarapan, ‘kan?”“Udah, Yang di jalan tadi. Aku mau mandi terus tidur sebentar.”“Oh, ya udah, Mas.” Diana segera mengambil Sagara dari gendongan Damar. Ia menenangkan bocah tampan itu yang merengek, seolah enggan lepas dari sang ayah. “Hm, nanti ikut Ayah lagi. Ayah capek, Boy.”“Mana anak-anak?” tanya Damar. Ia melirik ke seluruh penjuru rumah, tap

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status