EST-QUE TU M'AIMES ?  ( TOME 02  )

EST-QUE TU M'AIMES ? ( TOME 02 )

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-07
Oleh:  Les Chroniques ✍️Tamat
Bahasa: French
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
44Bab
3.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Zaïr, 22 ans membre de la famille est un jeune homme perturbé depuis la mort de son frère de cœur. Il enchaîne les conneries et tente de se retrouver. Mais comment faire dans une famille où il se sent incompris ? La rencontre de ses deux personnages va pourtant faire basculer leur vie, et nous verrons comment du drame à la haine ils ont pu passer à la phase de l'amour. « Dis moi que tu m'aimes. » - Zëyhar

Lihat lebih banyak

Bab 1

CHAPITRE .01

“Kak, makan dong! Kenapa kamu nggak makan?”

Di ruang bawah tanah yang remang-remang, Syakia Angkola yang tubuhnya dipenuhi luka tergeletak di lantai dalam keadaan sekarat. Leher dan anggota tubuhnya diikat dengan rantai besi hingga dia tidak bisa melarikan diri.

Di hadapan Syakia, seorang gadis yang mengenakan gaun kuning sedang memegang semangkuk makanan anjing dan menggodanya seperti menggoda seekor anjing. Gadis yang tersenyum cantik ini adalah adiknya, Ayu Angkola.

Ayu berkata kepada dayang di belakangnya dengan tidak senang, “Lihat, kakakku benar-benar nggak berguna. Dia bahkan nggak bisa jadi seekor anjing yang patuh. Aku sudah menyuapinya sendiri, tapi dia malah berani menolak makan?”

Dayang itu segera melangkah maju dan menendang Syakia. Syakia pun meringis kesakitan.

Kemudian, dayang itu menyanjung Ayu, “Nona, jangan hiraukan dia. Anjing ini mungkin masih mengira dirinya adalah putri sah Keluarga Angkola.”

Ayu mencibir, “Syakia itu putri sah dari keluarga mana? Bahkan Ayah dan kakak-kakak sekalian juga nggak mengakuinya lagi. Dia seharusnya merasa terhormat karena aku membiarkannya jadi anjingku. Sayangnya, dia malah nggak tahu bersyukur.”

Seusai melontarkan kata-kata dingin itu, Ayu langsung menginjak tangan Syakia dan menggeseknya dengan kuat hingga terdengar suara kretek yang nyaring. Syakia pun berteriak kesakitan.

“Syakia, aku kasih kamu satu kesempatan terakhir. Serahkan giok itu padaku!”

“He ... hehe ....” Begitu mendengar ucapan Ayu, Syakia yang hampir kehilangan kesadarannya akhirnya menunjukkan sedikit reaksi. Dia tertawa lemah dan berkata, “Ayu, jangan mimpi ....”

Giok itu adalah satu-satunya barang yang ditinggalkan ibu Syakia untuk Syakia. Meskipun mati, dia tidak akan menyerahkannya kepada Ayu.

“Dasar wanita jalang! Mau mati kamu!” seru Ayu dengan marah.

Tepat pada saat ini, pintu ruang bawah tanah dibuka oleh seseorang. Kemudian, terlihat beberapa sosok yang melangkah masuk.

Setelah melihat siapa yang datang, Ayu segera memberikan makanan anjing di tangannya kepada dayangnya untuk disembunyikan. Dia juga langsung mengubah ekspresinya menjadi gadis polos dan imut seperti biasa, lalu menghampiri orang-orang itu dengan gembira.

“Ayah! Kak Abista! Kak Kama! Kak Kahar! Kak Ranjana! Buat apa kalian datang kemari?”

Kelima orang itu adalah Adipati Pelindung Dinasti Minggana beserta keempat putranya.

Sebagai orang yang berjasa dalam mempertahankan keamanan kerajaan, Damar Angkola memiliki perawakan yang tinggi dan paras yang menonjol. Keempat putranya juga mewarisi gennya. Mereka semua berperawakan tinggi, tampan, dan memiliki aura mengesankan. Selain itu, mereka juga memiliki beberapa karakteristik seorang Adipati Pelindung Kerajaan, yaitu memiliki ekspresi dingin atau garang.

Namun, yang tak bisa dipungkiri adalah, orang-orang yang terlihat dingin dan tidak berperasaan ini akan menunjukkan ekspresi lembut begitu Ayu memanggil mereka dengan nada manja dan lembut.

Kama Angkola, kakak kedua Syakia itu melirik Syakia dengan ekspresi mengejek dan bertanya, “Ayu, gimana? Apa dia sudah serahkan giok yang dicurinya darimu?”

Syakia tidak mencuri apa pun! Giok itu pada dasarnya adalah miliknya.

“Haih, belum.” Ayu berkata dengan nada yang sangat sedih, “Kak Syakia jelas-jelas tahu itu barang paling penting bagiku, juga satu-satunya barang peninggalan ibuku untukku. Tapi, nggak peduli gimana aku mohon padanya, dia tetap nggak bersedia kembalikan giok itu padaku. Aku benar-benar nggak tahu harus gimana lagi.”

Saat berbicara sampai akhir, suara Ayu terdengar agak bergetar seperti hendak menangis. Setelah mendengarnya, Kama pun merasa sangat sedih.

“Syakia, aku benar-benar kecewa sama kamu!” seru Kama dengan marah.

Kahar Angkola, kakak ketiga Syakia yang berdiri di depan pintu langsung menunjukkan ekspresi dingin dan mengeluarkan sebilah pedang yang tajam.

“Berhubung dia begitu keras kepala, potong saja tangannya sambil suruh dia untuk ngaku. Kalau dia tetap nggak mau ngomong, potong semua kaki dan tangannya. Aku mau tahu dia sehebat apa sampai berani curi barang Ayu!”

“Nggak usah potong tangannya.” Tepat pada saat ini, Abista Angkola, kakak sulung Syakia berkata, “Ada yang lihat Syakia buru-buru menelan sesuatu sebelum ditangkap.”

Syakia sontak kaget dan panik setelah mendengarnya. Begitu melihat reaksinya, Kama dan orang lainnya langsung mengerti apa yang sudah terjadi.

Kama pun berseru marah, “Syakia, kamu sudah gila! Kamu rela menelan giok itu daripada mengembalikannya pada Ayu?”

Syakia pun bersikap layaknya orang gila. Berhubung sudah ketahuan, tidak ada lagi yang perlu disembunyikannya. “Haha .... Benar, aku memang sudah gila! Ayu sudah celakai aku sampai begini, juga mau rebut barang peninggalan terakhir Ibu kepadaku. Mana mungkin aku nggak gila?”

Syakia menarik beberapa rantai besi yang membelenggunya dengan marah. Suaranya dan suara gemerincing besi menggema di dalam ruang bawah tanah ini. “Gimana? Sekarang, kalian cuma punya 2 pilihan. Mau menyerah atau belah perutku?”

Ekspresi Kama dan orang lainnya sangat muram, termasuk Ranjana Angkola, kakak keempat Syakia yang dari tadi menyaksikan semua ini dalam diam. Mereka melirik ke arah Damar secara reflek. Pada saat ini, hanya Damar seorang yang dapat membuat keputusan.

Ada secercah kekelaman yang melintasi mata Ayu. Dia menggigit bibirnya dan hanya melontarkan sebuah kalimat. “Ayah, aku rindu sama Ibu.”

Begitu mendengar ucapan itu, Syakia dapat melihat sedikit perubahan ekspresi di wajah Damar. Pada detik itu, dia tahu bahwa dirinya sudah kalah.

Damar menghela napas dan berujar, “Syakia, jangan salahkan kakak-kakakmu. Salahkan saja aku. Kalau kamu masih terlahir sebagai putri Keluarga Angkola di kehidupan berikutnya, Keluarga Angkola akan menebus semua kerugianmu dengan baik.”

Syakia tertawa histeris, tetapi matanya malah meneteskan air mata. “Nggak, aku nggak mau jadi putri Keluarga Angkola lagi di kehidupan selanjutnya!”

Ketika pedang yang dingin dan tajam membelah perut Syakia, dia pun mengembuskan napas terakhir di dalam ruang bawah tanah ini. Sementara itu, giok yang sudah bersatu dengan tubuhnya tiba-tiba memancarkan sinar yang menyilaukan mata.

...

Awal musim panas tahun ke-76 Dinasti Minggana. Di Kediaman Adipati.

Hari ini, suasana di Kediaman Adipati sangat ramai. Semua penduduk ibu kota tahu bahwa kedua putri Adipati Pelindung Kerajaan akan melangsungkan upacara kedewasaan hari ini.

Pada saat ini, di sebuah kamar dalam Kediaman Adipati ....

“Jangan ... jangan ....”

Di atas ranjang, seorang gadis berusia 15 tahun tidak berhenti menggumamkan sesuatu dengan suara gemetar, seolah-olah sedang mimpi buruk. Pada detik selanjutnya, dia tiba-tiba membuka kedua matanya sambil berseru ketakutan. Dia tiba-tiba duduk di ranjang dan mengulurkan tangannya secara refleks untuk menutupi diri.

“Ah!”

Namun, rasa sakit yang seharusnya timbul dari pembelahan perut tidak kunjung datang. Setelah sesaat, Syakia baru berani membuka matanya dengan ketakutan dan hati-hati.

Begitu melihat jelas lingkungan di sekitarnya, Syakia baru menyadari bahwa dirinya bukan sedang berada di ruang bawah tanah itu. Dia juga tidak melihat ayah maupun saudara-saudaranya. Ruangan ini sangat tenang dan perabot yang berada dalam ruangan ini terlihat familier.

Setelah berpikir sejenak, Syakia yang benaknya dipenuhi dengan ketakutan baru mengingat di mana dirinya. “Bukannya ini kamarku sebelumnya?”

Ini merupakan kamar yang ditempati Syakia ketika dia masih disayangi oleh ayah dan saudara-saudaranya.

“Tunggu! Kenapa aku ada di sini?” Syakia akhirnya menyadari ada yang tidak beres dan buru-buru bangkit dari ranjang dengan terkejut. Namun, karena gerakannya terlalu mendadak, dia pun jatuh ke lantai.

“Kenapa bisa begini? Kenapa aku bisa kembali kemari!” seru Syakia dengan terkejut. Dia harus segera meninggalkan tempat ini sebelum ditangkap oleh ayah dan kakak-kakaknya. Jika tidak, dia pasti akan mati!

Namun, sebelum Syakia sempat berlari menuju pintu, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.

“Tok! Tok!”

“Nona Syakia, kamu mau tidur sampai kapan? Hari ini adalah upacara kedewasaanmu dan Nona Ayu. Kalau terlambat, jangan salahkan aku nggak membangunkanmu.”

Terdengar suara seorang dayang yang tidak sopan. Syakia yang baru hendak membuka pintu buru-buru menarik kembali tangannya dengan ketakutan. Namun, ucapan dayang itu membuatnya terpaku di tempat.

“Upacara ... kedewasaan?”
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Bienvenue dans Goodnovel monde de fiction. Si vous aimez ce roman, ou si vous êtes un idéaliste espérant explorer un monde parfait, et que vous souhaitez également devenir un auteur de roman original en ligne pour augmenter vos revenus, vous pouvez rejoindre notre famille pour lire ou créer différents types de livres, tels que le roman d'amour, la lecture épique, le roman de loup-garou, le roman fantastique, le roman historique et ainsi de suite. Si vous êtes un lecteur, vous pouvez choisir des romans de haute qualité ici. Si vous êtes un auteur, vous pouvez obtenir plus d'inspiration des autres pour créer des œuvres plus brillantes. De plus, vos œuvres sur notre plateforme attireront plus d'attention et gagneront plus d'adimiration des lecteurs.

Komen

Tidak ada komentar
44 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status