Share

05.

"Bapak senang bahwa ajang pemilihan duta sekolah ini sudah mulai berjalan." Ucap bapak kepala sekolah yang tengah mengucapkan amanatnya dalam susunan upacara bendera yang memang selalu dilakukan setiap hari senin disekolah ini.

"sekarang sudah ada 26 peserta yang berhasil lolos dari 32 peserta. Bapak ucapkan selamat dan teruslah sportif dalam mengikuti ajang ini. Dan kalian dukunglah teman sekelas kalian yang mengikuti ini. Nah untuk tahap selanjutnya akan diumumkan lewat akun sosial media dengan username King_and_Queen_Smaperd. Ah, Kalian juga semua tetap jaga kebersihan sekolahnya ya karena kemarin bapak....."

Kepala sekolah menyampaikan amanatnya yang benar-benar panjang. Tetapi siswa-siswi disekolah ini tetap mendengarkan meski godaan untuk mengobrol dengan teman sebelah sudah menggelayuti imannya. Namun, sekolah ini sudah menanamkan prinsip dan kebiasaan yang cukup kuat dan tertanam dimasing-masing diri siswa tentang pentingnya mengikuti upacara bendera dengan Khidmat.

Selesai upacara, semua murid langsung bubar untuk masuk ke kelasnya masing-masing. Dari tadi pagi Aleka berangkat kesekolah, ia sudah mendapat banyak pertanyaan tentang ia lolos atau tidaknya. Aleka menghela nafas panjang bosan karena pertanyaan-pertanyaan yang sama selalu dilontarkan padanya.

Padahal baru saja tahap pertama, tetapi Aleka sudah cukup menjadi perhatian teman sekelas bahkan teman yang tidak sekelas dengan dirinya. Aleka membayangkan jika seandainya ia menang atau masuk 5 besar secara berpasangan, mungkin Aleka akan menjadi pusat perhatian sekolah. Layaknya selebriti, semua langkah, sikap dan perkataannya pun akan menjadi buah bibir semua warga sekolah. Bahkan Aleka sendiri masih sulit mengontrol hal-hal yang akan keluar dari mulutnya.

"Pagi-pagi udah bengong aja, kenapa?" tanya Mila kepada Aleka yang ia perhatikan hanya diam dan memandang kosong kedepannya.

"Gue mulai takut, Mil," jujur Aleka.

"Takut? Kenapa?"

"Lo tahu kan, semisal gue menang? Gue bakal jadi public figure disekolah ini,"

"Iya, terus apa yang mesti lo takuti sih, Le?" tanya Mila lagi karena masih belum menemukan benang merahnya.

"Hmm... intinya sih nanti apapun yang dilakuin sama gue bakal jadi perhatian mereka," ucap Aleka sambil menghembuskan nafas.

"Iya sih, tapi lo pikir deh, bukannya hal itu cukup bagus buat ngelatih mental lo dan memperbaiki sikap lo. Tapi resiko dari ini kemungkinan lo bakal kehilangan jati diri lo, karena lo bakal membiasakan diri sebagai Queen bukan sebagai Aleka,"

"Yhaa, jawaban lo malah bikin gue makin takut, Mil."

"Tenang, ada Keynan yang bakal jadi pengaman tuas lo." Ucap Mila sambil terkekeh geli.

Aleka hanya membalas ucapan Mila dengan mendengus kesal. Aleka terus memikirkan itu, tetapi Aleka mencoba untuk 'bodo amat gimana nanti aja' pada dirinya. Lagipula belum tentu Aleka lolos ditahap berikutnya, kan?

***

Mata pelajaran matematika hari ini cukup membuat kelas XI IPS 3 menjadi kehilangan mood mereka, apalagi penjelasan dari guru mereka yang cukup berbelit-belit membuat mereka yang tidak mengerti semakin tidak mengerti.

Aleka sudah cukup bosan berada dikelas, memutuskan untuk keluar kelas menghirup udara segar dan mencari sedikit asupan vitamin pada matanya dengan mencari siswa dari kelas lain yang memang cukup dikagumi ketampanannya.

Tapi saat Aleka akan keluar dari kelas, tepat didepan pintu ia melihat Keynan berdiri sambil memasukkan tangan kirinya kesaku celananya dan tangan kanannya ia gunakan untuk memegang ponselnya yang tengah dimainkan.

Aleka tersenyum, melihat Keynan saat ini mampu membuat mood-nya membaik. Aleka mengambil ponsel dari saku roknya, tanpa membuang waktu Aleka memotret Keynan. Aleka berharap Keynan tidak menyadari bahwa Aleka memotretnya. Ya, semoga.

Aleka pun menghampiri Keynan, "ngapain lo di situ?" tanya Aleka dengan nada yang cukup datar.

Keynan menoleh pada Aleka dan tersenyum manis pada Aleka, "Udah liat ini?" tanya Keynan sambil memperlihatkan layar ponselnya.

"Pengumuman sesinya udah ada?" ucap Aleka tepatnya pada diri sendiri kemudian membuka ponselnya yang ia matikan data selulernya dengan sengaja.

Aleka membuka ponselnya kemudian membuka sosial medianya dan mencari akun King and Queen. Aleka langsung mengikuti akun itu karena memang akunnya di privasi khusus untuk para pengikut akunnya. Aleka tahu, ini hanya taktik untuk menambah pengikut akunnya, tapi mau tidak mau Aleka juga harus mengikutinya karena ia akan butuh informasi yang muncul disana.

Tak beberapa lama, akun Aleka langsung bisa melihat isi dari feed akun itu. Aleka men-tap postingan terbarunya. Itu berbentuk poster yang berwarna latar tosca. Aleka langsung fokus ke caption yang ada di postingan itu.

"tes wawancara akan dilaksanakan empat hari lagi. Para peserta harus memakai business casual dengan konsep 'Yourself'?" Aleka menoleh pada Keynan dan Radit yang entah sejak kapan ada disana.

"Maksudnya kita pakai baju kantoran ala-ala kita? Padahal menurut gue, mending pake formal-formal an kayak kemaren, deh. " tanya Aleka.

"Kayaknya sih gitu. Tapi mesti pake apa ya?" tanya Keynan.

"Le, lo kan suka korea-korea-an tuh, banyak contoh fesyen yang bisa kita ambil." Saran Radit.

Aleka mengerti, kemudian Aleka menarik tangan Radit dan Keynan untuk keluar karena mereka cukup lama diam di ambang pintu kelas yang membuat orang-orang terhalangi saat akan keluar atau masuk.

Aleka mengajak duduk Keynan dan Radit di bangku depan kelasnya. Aleka membuka ponselnya yang hanya memiliki keamanan sidik jarinya lalu membuka aplikasi favoritnya. Aplikasi pencari photo atau gambar untuk mencari inspirasi bagi Aleka. Aleka mengetik papan pencarian kemudian mengetik kata kunci Bussines casual korean. Bahkan tak satu detik semua gambar sudah memenuhi layar ponsel Aleka.

"Kita bisa cari inspirasi disini," ucap Aleka sambil memperlihatkan layar ponselnya pada keduanya.

"Lo berguna juga, Le," ucap Radit mengejek sambil mengusap puncak kepala Aleka.

"Jadi maksud lo, selama ini gue gak berguna gitu?" tanya Aleka protes.

Radit berdiri kemudian mengedikkan bahu sambil berjalan meninggalkan Aleka bersama Keynan dengan sengaja.

"Percaya aja lo sama dia, padahal udah tahu diledek." Ucap Keynan sambil menatap Aleka yang masih fokus pada kepergian Radit.

Aleka kemudian beralih untuk melihat Keynan, membalas tatapan Keynan, "Trus menurut lo gimana, Key?" tanya Aleka memancing perasaan Keynan melalui jawaban Keynan.

"Hmm, rumit sih. Tapi intinya kalo lo gak berguna, lo gak mungkin hidup." Balas Keynan yang kemudian mengedarkan pandangannya pada sekitar.

Aleka menatap Keynan karena tak percaya akan apa yang diucapkan Keynan. Cukup kasar bagi Aleka saat mendengarnya. Meskipun Aleka tahu arti dari ucapan Keynan, tapi setidaknya jangan gunakan kalimat itu.

"Njir, jelas banget lo." Ucap Aleka sekenanya.

"Lo sibuk gak sore ini? Jalan yuk! Berdua tapi." Ajak Keynan kemudian berdiri dari duduknya.

"Maksud lo?" Aleka mendengar apa yang dikatakan oleh Keynan. Namun, ia ingin Keynan memperjelasnya.

"Gak ada penolakan! Nanti gue share lokasinya sama lo." Keynan mulai berjalan meninggalkan Aleka.

"Jadi maksud lo, kita nge-date?" tanya Aleka dengan suara yang cukup keras.

Keynan tak menanggapi dengan ucapan, keynan hanya melambaikan tangannya tanpa berniat untuk membalik badannya melihat reaksi Aleka. Meskipun Keynan tahu, Aleka tak akan menolaknya. Bagaimana pun Keynan tahu bahwa Aleka memang menyukainya. Ya, Keynan tahu. Aleka yang selalu memperlihatkan rasa sukanya pada Keynan secara kentara, bahkan tak jarang Aleka memberinya kode keras yang langsung dipahami oleh Keynan.

Tetapi Keynan tak terlalu menanggapi Aleka. Keynan takut kehilangan Aleka. Aleka adalah sahabat perempuan pertamanya di sekolah menengah atas ini. Bahkan bisa dibilang Aleka memang yang pertama, karena sebelum-sebelumnya tidak ada perempuan yang sedekat ini dengan Keynan dengan ikatan persahabatan. Semua perempuan yang mendekatinya selalu bertujuan untuk menjadi pacarnya.

Aleka memang menyukai Keynan dan tak menutup kemungkinan bahwa Aleka juga ingin menjadi pacarnya, tetapi Aleka tak pernah mencobanya. Memang Aleka memberi kode keras pada Keynan, hanya saja Aleka tetap tidak melewati batasannya sebagai teman. Aleka mendekati Keynan karena berteman dan nyaman satu sama lain.

Keynan juga menyukai Aleka, hanya saja Keynan masih belum yakin untuk membedakan perasaanya. Entah itu suka karena Aleka jadi temannya atau suka karena itu Aleka. Itu dua konteks yang berbeda dan Keynan tak ingin melakukan pilihan yang salah itu, karena nantinya Keynan akan Kehilangan Aleka juga sekaligus temannya. Keynan tak mau itu terjadi.

***

Aleka tersenyum bahagia, karena Keynan akan mengajaknya jalan atau mungkin... nge-date. Aleka sangat senang dan mulai berekspetasi tinggi. Meskipun Aleka sudah sering berjalan berdua dengan Keynan, tapi kali ini berbeda. Karena biasanya Keynan akan mengajaknya jika Keynan pergi dengan Radit atau Aldi, kemudian mereka membatalkannya karena suatu urusan. Karena Keynan sudah ditempat dan tak mau pergi saja, jadi sering mengajak Aleka.

Kadang Keynan juga mengajak Aleka untuk membeli barang, entah buku atau apapun itu yang berkaitan dengan sekolah, membelikan hadiah untuk ibunya Keynan atau untuk saudara dan teman Keynan yang berulang tahun.

Tetapi Aleka sangat menikmati waktu-waktu yang ia habiskan dengan Keynan. Rasanya sangat nyaman. Aleka juga tak jarang yang mengajak Keynan pergi dengan alasan yang sama, atau dengan alasan meminta teman untuk menemaninya pergi ketempat yang tengah hits agar Keynan bisa memotret dirinya. Aleka memang bisa meminta Radit untuk menemaninya, hanya saja Radit terlalu menyebalkan bahkan saat Aleka meminta Radit untuk memotret dirinya, Radit malah menistakan dirinya dan menjadikan Aleka sebagai gambar meme untuk stiker di aplikasi obrolan. Tega? Memang.

Sepulang sekolah Aleka langsung menemui ibunya untuk izin pergi dengan Keynan kemudian mandi dan bersiap-siap. Aleka memilih kaos polos berwarna putih yang ia masukan bagian bawahnya kedalam Skinny jeans berwarna dusty blue, tak lupa dengan outer cardigan oversize rajut berwarna tawny. Aleka memakai sneaker berwarna hitam garis putih.

Aleka memilih untuk mengepang rambutnya dengan pola kepangan empat. Aleka mengambil ponsel dan dompet kecil kesukaanya. Aleka tak ingin repot untuk saat ini dengan membawa tas. Ah, tak lupa Aleka memakai parfum dengan aroma ocean yang sangat Aleka sukai.

Saat Aleka keluar dari kamarnya, Aleka melihat ada Keynan dan ibunya yang tengah mengobrol. Aleka pun menghampiri keduanya.

"Ma, Aleka berangkat ya?" pamit Aleka.

"Oh udah siap?" tanya Ibunya Aleka sambil meneliti penampilan Aleka yang sangat cantik dimatanya, "kalo begitu hati-hati ya, jangan ngebut Keynan bawa helm kan buat Aleka?" tanya ibunya Aleka pada Keynan.

"Iya tante, kalo begitu kita berangkat ya tant!" izin Keynan kemudian mencium punggung tangan ibunya Aleka yang diikuti oleh Aleka.

"Assalamualaikum!" ucap keduanya kompak sambil berjalan meninggalkan ibunya Aleka.

"Waa'laikumsalam" jawab ibunya Aleka.

.

.

.

.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status