共有

EX to NEXT 21+
EX to NEXT 21+
作者: Cherry Blossom

Prologue

last update 最終更新日: 2025-02-27 17:03:49

Prologue

Madrid, 09:30 am.

Bianca mengumpat, tidak seharusnya ia sebagai seorang penjual bunga berada di sebuah gedung perkantoran dengan mengenakan pakaian berupa rok span ketat yang membuat bentuk bokongnya terekspos dan setelan blazer yang membuatnya terlihat seperti guru matematika yang selalu memasang tampang serius.

"Sialan," umpatnya pelan sekali lagi sambil berkaca di toilet.

Sahabatnya tersayang baru saja kehilangan suaminya yang meninggal akibat kecelakaan sementara Ia memiliki seorang anak yang masih kecil dan kebetulan anak itu sakit sehingga Lisa tidak bisa pergi untuk wawancara di perusahaan penerbangan Binter Canarias.

Lisa sangat membutuhkan pekerjaan itu karena setelah kehilangan suaminya otomatis ia menjadi tulang punggung untuk dirinya sendiri dan anaknya yang masih kecil, hari ini Bianca datang ke kantor untuk bertemu bagian personalia mewakili Lisa bukan untuk menyamar menjadi Lisa.

Wawancara kali ini sangat penting karena penentu agar Lisa bisa diterima bekerja di perusahaan itu dan meskipun dalam benaknya jengkel karena harus menggantikan Lisa, Bianca bersumpah akan berjuang sebaik mungkin agar Lisa tidak kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan. Demi anaknya yang masih kecil itu.

Bianca keluar dari toilet di lantai dasar lalu menuju lift dan sialnya karena masih terlalu pagi lift dipenuhi oleh karyawan yang menggunakannya dan beberapa menit kemudian ia baru bisa menggunakan lift. Ketika keluar dari lift, seorang wanita berpenampilan rapi tersenyum padanya.

"Miss Thamlin?" tanya wanita itu membuat Bianca sedikit gugup.

"Ya," sahut Bianca.

"Ruangan wawancara Anda ada di sebelah kanan, ruangannya ada di bagian paling ujung," kata wanita itu lagi.

Sebenarnya Bianca sedikit bingung karena sebelumnya resepsionis yang sebelumnya ia temui mengatakan bahwa ruangan personalia ada di sebelah kiri, tapi sudahlah mungkin resepsionis itu salah menyebutkan detail ruangan.

"Terima kasih," kata Bianca kemudian meninggalkan wanita yang berbicara dengannya.

Tiba di ruangan yang dimaksud oleh wanita yang tidak diangkat tahu siapa namanya Bianca sedikit ragu-ragu mengetuk pintu ruangan itu, beberapa kali Bianca menghela napasnya lalu mengembuskannya perlahan untuk menata kegugupannya.

Bagaimana jika usahanya meyakinkan bagian personalia bahwa Lisa tidak dapat datang karena anaknya sedang sakit tidak berhasil?

Bianca berdehem lalu menegakkan punggungnya, menyempurnakan posisi berdirinya lalu ia mengetuk pintu dengan penuh percaya diri dan pintu itu terbuka dengan sendirinya.

Bianca lumayan terkejut andai saja tingkat kewaspadaannya tidak tinggi mungkin ia akan terjatuh apalagi ia mengenakan sepatu dengan hak tinggi, sekali lagi Bianca mengatur napas kemudian melangkah memasuki ruangan itu, dan pintu kembali tertutup dengan sendirinya.

"Selamat pagi, Miss Stanton."

Suara bariton itu mengejutkan Bianca, seorang mengenalinya? Bagaimana mungkin?

Namun, ketika Bianca mendongakkan kepalanya dan pandangannya mendapati siapa orang yang duduk di kursi kerja yang begitu megah ia terkejut karena orang yang duduk di kursi itu adalah Evander Torrado.

"Hari ini seharusnya aku tidak memiliki jadwal bertemu denganmu, Miss Stanton."

Bianca menatap pria di depannya dengan tatapan sengit. " Kau benar. Aku ke sini mewakili temanku yang kebetulan putranya sakit dan dirawat di rumah sakit. Dia meminta kelonggaran agar jadwal wawancaranya bisa ditunda sampai lusa."

Evander tersenyum miring. "Masih saja kau polos dan bisa diperalat orang lain, ya?"

"Jaga ucapanmu!" jawab Bianca cepat.

Evander bangkit dari duduknya dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya kemudian pria itu melangkah mendekati Bianca. "Sayang sekali temanmu itu tidak memiliki kesempatan lagi selain hari ini."

"Kau memang tidak berperasaan! Sama seperti dulu," kata Bianca lalu mendatarkan sebuah tamparan di wajah Evander.

Bersambung....

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
コメント (2)
goodnovel comment avatar
Habibba Hidayah
lanjutkan......
goodnovel comment avatar
Puput Gendis
hadirohhh ...
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • EX to NEXT 21+   Epilogue

    Epilogue 24 Desember, tidak terasa menjadi tahun ketiga Bianca dan Evander membina rumah tangga. Tentunya cerita rumah tangga mereka tidak selalu berjalan dengan indah. Terkadang terjadi pertengkaran kecil, tetapi bukan hal yang berarti dan mereka langsung menyelesaikannya tanpa menundanya karena menurut Bianca komunikasi yang baik menjadi poin penting dalam sebuah hubungan. Besok semua orang akan merayakan natal, semua orang sibuk dengan persiapan Natal tidak terkecuali Bianca. Tahun-tahun sebelumnya mereka selalu merayakan Natal di Barcelon, di rumah orang tua Bianca. Namun, tahun ini berbeda karena kehamilan Bianca yang telah memasuki trimester ketiga bahkan tinggal menghitung hari. Dokter memperkirakan Bianca akan melahirkan di tanggal dua puluh lima, tetapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan ada kelahiran. Setelah membuat beberapa jenis kue dan hidangan lezat bersama Giselle di tempat tinggalnya, Bianca merasa sedikit jenuh. Ia ingin melihat hiruk-pikuk di luar rumah y

  • EX to NEXT 21+   End

    EndAkhir musim panas tahun ini seperti mimpi bagi Bianca, mimpi indah yang tidak bisa dilupakan. Dalam beberapa bulan La Luna Florist mengalami kemajuan yang sangat pesat, tentunya bukan karena kerja kerasnya sendiri, campur tangan Evander sangat berpengaruh. Saking seriusnya Evander membantu perkembangan tokonya, Evander pernah menyewa Billboard di dekat pusat perbelanjaan yang memuat iklan La Luna Florist dengan Vanya sebagai modelnya. Bianca sangat bersyukur karena Evander jauh di atas yang dibayangkannya, pria itu menjadi pasangan yang dapat diandalkan, menjadi partner hidupnya. Ia bisa mendiskusikan apa saja dengan Evander, bukan hanya membicarakan bisnis, tetapi hal-hal lain dari yang remeh hingga masalah konspirasi dunia yang kadang menjadi topik pembicaraan santai mereka di meja makan atau di atas tempat tidur.Memiliki pasangan yang di matanya sempurna, Bianca juga berusaha untuk mengimbangi Evander. Evander selalu memanjakannya, memberikan semua yang terbaik untuknya. Bian

  • EX to NEXT 21+   60. Pendamping Pengantin

    Chapter 60Pendamping Pengantin Bianca mengambil beberapa foto dekorasi bunga buatannya menggunakan kamera kecil yang dilengkapi dengan fitur-fitur canggih dan resolusi tinggi, Evander membelikan semua keperluannya bahkan sebelum Bianca memintanya membuat Bianca terkadang berpikir akan memberikan yang terbaik untuk Evander. Bianca menggeser layar kameranya, menatap hasil foto yang barusan diambilnya dan berpikir jika terobosan baru dalam bisnisnya berkembang maka ia harus menambah pegawai dan pastinya harus memiliki gudang untuk menyimpan properti dekorasi. Ia lalu kembali mengambil beberapa foto dari berbagai sudut untuk keperluan promosi di media sosial dan website-nya dan setelah merasa cukup ia memeriksa jam di ponselnya. Tiga puluh menit lagi upacara pernikahan Delina akan dimulai, fotografer sudah tiba dan sedang mengatur letak kamera, sebentar lagi tempat itu akan sangat meriah dengan tamu undangan.Pesta pernikahan bertema intimate wedding itu hanya dihadiri kurang dari lim

  • EX to NEXT 21+   59. Orang yang Tepat

    Chapter 59Orang yang TepatDua hari kemudian Bianca dan Evander telah kembali ke Barcelona, Bianca langsung pergi ke tokonya sementara Evander pergi ke gedung parlemen ibukota untuk menemui ayahnya. “Kudengar kau ke Barcelona kemarin,” kata Raul setelah Evander duduk di kursi di depan meja kerjanya. “Ya,” jawab Evander. Pengurus pesawat pribadi pasti memberitahu ayahnya dan menurutnya hal yang wajar. “Aku melamar Bianca kemarin,” lanjutnya dengan sangat tenang lalu menunggu reaksi ayahnya. Raul yang sedang membaca dokumen sembari berdiri mengalihkan pandangannya kepada Evander, alisnya terangkat. “Oh, ya?” Evander mengangguk pelan, meskipun ayah Bianca awalnya bersikap dingin dan acuh, bahkan terkesan tidak menyukainya pada awalnya ternyata calon mertuanya itu bukanlah pria yang sulit diajak mengobrol. Mr. Stanton terkesan kaku dan dingin sebagai guru matematika, hal itu memang diperlukan untuk menjaga wibawanya, seperti halnya ia menjaga wibawa di depan karyawannya. Di rumahnya,

  • EX to NEXT 21+   58. Memahami Anak Muda

    Chapter 58Memahami Anak Muda “Karena Isabel bilang, pria kaya seperti kalian memberikan apa saja pada wanita sebagai imbalan telah....” Bianca tidak melanjutkan ucapannya dan menggigit bibirnya. Evander tersenyum, berpikir betapa bodohnya Isabel mengatakan hal-hal seperti itu pada Bianca. Jika ia memberikan apa pun pada Bianca, itu karena ingin menyenangkan Bianca juga sekaligus sebagai bentuk cinta dan sayangnya pada Bianca. Bukan karena Bianca tidur dengannya. Isabel berkata seperti itu bukannya sangat tidak pantas? Menurut Evander seolah secara tidak langsung mengatai Bianca wanita bayaran. Lalu, apa bedanya dirinya? Pria yang tidur dengan wanita bayaran sama saja tercelanya. Evander menghela napasnya. Merasa sangat muak pada isabel dan ingin sekali membuat perhitungan dengan wanita itu, tetapi menurutnya meladeni orang seperti Isabel hanya membuang waktu saja.“Mulai sekarang, bisakah kau tidak mendengarkan Isabel lagi atau siapa pun yang tidak menyukai hubungan kita?” kata Ev

  • EX to NEXT 21+   57. Wanita Materialistis

    Chapter 57 Wanita Materialistis Bianca keluar dari dapur dengan membawa mangkuk berisi macadamia, ayahnya yang semula duduk di sofa ruang keluarga tidak terlihat lagi. Bianca meletakkan mangkuk ke atas meja lalu mengambil sebutir macadamia dan alat pengupasnya, alisnya berkerut karena mendengar ayahnya berbicara dengan seseorang, tetapi suaranya tidak begitu jelas. Bianca bangkit dari duduknya, penasaran dengan siapa ayahnya berbicara karena ibunya berada di dapur. Jadi, Bianca menuju ruang tamu dan saat melihat siapa lawan bicara ayahnya, Bianca tertegun sejenak lalu cepat-cepat melangkah mendekat. “Sayang,” ucap Evander seraya tersenyum ke arahnya. “Kenapa kau di sini?” tanya Bianca kebingungan. “Aku ingin melihatmu,” jawab Evander dan Mr. Stanton berdehem membuat Evander menyeringai sembari menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. “Mr. Stanton... aku harus bicara dengan putrimu. Maksudku, aku ingin mengajaknya keluar....” Ayah Bianca mengalihkan pandanganny

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status