Home / Romansa / EX to NEXT 21+ / 1. Si Brengsek

Share

1. Si Brengsek

last update Last Updated: 2025-02-27 17:08:34

Chapter 1

Si Brengsek

"Ya Tuhan, Bianca... kau baru saja menghancurkan karierku," erang Lisa yang duduk di bangku tunggu rumah sakit.

"Karier yang belum dimulai," ralat Bianca tidak terima.

"Bi, itu satu-satunya harapanku," kata Lisa terlihat putus asa.

Bianca Stanton, wanita berusia dua puluh lima tahun pemilik mata berwarna hijau itu menghela napas berat. Ia juga tidak menyangka kalau paginya akan menjadi hari yang sangat buruk pagi ini, ia tidak menyangka jika dirinya akan bertemu dengan Evander Torrado. Ia bahkan tidak menyangka seorang Evander secepat itu duduk di kursi CEO di sebuah perusahaan penerbangan di negaranya.

Bianca lebih tidak percaya lagi jika perusahaan penerbangan itu ternyata milik keluarga Torrado setelah ia mencari tahu tentang perusahaan itu. Benar-benar ceroboh karena tidak mencari tahu terlebih dahulu sebelum memberikan bantuan kepada Lisa.

"Aku tidak tahan lagi ingin sekali menamparnya," kata Bianca terlihat jengah. "Asal kau tahu, tamparan saja tidak cukup! Aku seharusnya mencekiknya atau membenturkan kepalanya ke tembok."

Lisa menggelengkan kepalanya pelan. "Kau jelas mengenalnya, kau bisa menahan emosimu sejenak lalu kau bernegosiasi setelah itu baru kau menamparnya."

"Huh? Apa bedanya?" tanya Bianca sambil menjepitkan beberapa helai rambutnya yang berwarna cokelat ke belakang telinganya.

"Paling tidak kau sudah berusaha."

Lisa tidak tahu sebanyak apa rasa benci Bianca kepada Evander, jika Lisa tahu atau mengalaminya sendiri mungkin Lisa juga akan melakukan hal yang sama pada Evander.

"Dengar, dunia ini belum kiamat hanya karena kau tidak mendapatkan pekerjaan di sana. Lagi pula kau bisa bekerja di tempatku," kata Bianca.

"Merangkai bunga?" tanya Lisa sambil kedua alisnya terangkat.

"Aku yakin kau lebih memilih merangkai bunga ketimbang merawat bunga Tulip di kebunku."

Bianca adalah pemilik La Luna Florist, dia juga memiliki kebun bunga yang dikelola menggunakan teknologi modern yang baru saja ia geluti sekitar satu tahun. Sebelumnya saat kuliah ia bekerja sambilan selama empat tahun di sebuah toko bunga lalu memutuskan menekuni bidang tersebut setelah mendapatkan gelas sarjananya. Ia membuka toko bunga sendiri yang dirintis dari nol dengan modal yang nyaris pas-pasan saat itu.

Tiga tahun kemudian saat bisnis toko bunganya sudah stabil ia berpikir mengembangkan bisnisnya dengan menanam bunga tertentu yang tidak berbunga sepanjang tahun seperti bunga Tulip, Lili of the Valey, dan Peony.

Otaknya diperas habis-habisan memikirkan sendiri agar inovasinya berhasil, ia belajar dari berbagai sumber dan sampai saat ini sebenarnya pun usahanya belum membuahkan hasil, bunga Tulip-nya baru tumbuh setelah gagal berkali-kali, bunga Peony-nya baru bertuas dan Lily of the Valey belum ada tanda-tanda akan berbunga.

Ayahnya bilang kalau dirinya hanya membuang-buang waktu dan uang saja dengan menanam bunga-bunga itu karena membeli jauh lebih praktis, tetapi memiliki kebun bunga sendiri adalah impiannya bukan sekedar insting bisnisnya.

Ayahnya juga selalu protes karena hingga usianya dua puluh lima tahun ia belum pernah berkencan dengan pria mana pun. Bianca memang tidak tertarik dengan hubungan asmara, juga tidak tertarik bergaul dengan pria.

Bukan tanpa sebab, wanita yang memiliki tinggi 175 cm itu pernah terluka dan pria yang melukainya adalah Evander Torrado, si brengsek teman di sekolah menengah atas dulu.

Bianca dan Evander awalnya tidak terlalu dekat meskipun mereka sama-sama tergabung di club basket, bisa dibilang mereka hanya saling kenal satu sama lain. Hingga saat di kelas tiga secara kebetulan mereka menjadi teman sekelas.

Evander ternyata adalah siswa bandel yang bermalas-malasan dan sering tidur di kelas, bahkan sering membolos. Suatu saat Bianca mendapati pria itu sedang duduk di atap bangunan sekolah sambil bermain gitar, itu adalah sebuah kejutan karena Evander ternyata bisa memainkan alat musik. Mereka mengobrol dan itu adalah pertama kali mereka berbicara secara personal.

Berjalannya waktu Evander sering menyapanya lalu mengajaknya bicara, dan setelah satu semester pria itu menyatakan ketertarikannya pada Bianca.

Ayah Bianca adalah salah seorang guru di sekolahnya dan ayahnya adalah orang tua yang disiplin, Bianca dilarang berpacaran sebelum lulus sekolah menengah atas. Jadi, Bianca menolak Evander tanpa berpikir sedikit pun.

Namun, Evander begitu gigih padanya. Pria itu sering mengajaknya melihat hal-hal kecil seperti menonton pertunjukan musik di jalanan Barcelona, memberinya cokelat, boneka kecil yang lucu, dan barang-barang menggemaskan lain hingga Bianca memutuskan untuk menerima Evander sebagai kekasihnya dengan cacatan hubungan mereka harus dirahasiakan.

Evander setuju dan mereka sering bersama-sama sepulang sekolah dengan alasan belajar bersama. Sayangnya setelah ujian kelulusan Evander menghilang begitu saja, pria itu bahkan tidak datang di acara promnight.

Bianca baru menyadari jika dirinya dimanfaatkan oleh Evander karena nilainya dan nilai Evander hanya selisih satu angka di mana Evander lebih unggul dari dirinya.

Evander mendekatinya karena dirinya adalah seorang yang paling cerdas di kelasnya. Lalu, kini ia bersikap antipati terhadap hubungan antar jenis karena takut akan dimanfaatkan kembali oleh pria yang mendekatinya.

Bersambung....

Jangan lupa kasih komentar biar rame dan bintang-bintanya ya kak!

Terima kasih dan salam manis dari Cherry yang manis!

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Habibba Hidayah
seru.... lanjutkan....
goodnovel comment avatar
Yanti Aching
nongol disini,, ayo kak semangat
goodnovel comment avatar
Risma Bara
oh... karena itu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • EX to NEXT 21+   Epilogue

    Epilogue 24 Desember, tidak terasa menjadi tahun ketiga Bianca dan Evander membina rumah tangga. Tentunya cerita rumah tangga mereka tidak selalu berjalan dengan indah. Terkadang terjadi pertengkaran kecil, tetapi bukan hal yang berarti dan mereka langsung menyelesaikannya tanpa menundanya karena menurut Bianca komunikasi yang baik menjadi poin penting dalam sebuah hubungan. Besok semua orang akan merayakan natal, semua orang sibuk dengan persiapan Natal tidak terkecuali Bianca. Tahun-tahun sebelumnya mereka selalu merayakan Natal di Barcelon, di rumah orang tua Bianca. Namun, tahun ini berbeda karena kehamilan Bianca yang telah memasuki trimester ketiga bahkan tinggal menghitung hari. Dokter memperkirakan Bianca akan melahirkan di tanggal dua puluh lima, tetapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan ada kelahiran. Setelah membuat beberapa jenis kue dan hidangan lezat bersama Giselle di tempat tinggalnya, Bianca merasa sedikit jenuh. Ia ingin melihat hiruk-pikuk di luar rumah y

  • EX to NEXT 21+   End

    EndAkhir musim panas tahun ini seperti mimpi bagi Bianca, mimpi indah yang tidak bisa dilupakan. Dalam beberapa bulan La Luna Florist mengalami kemajuan yang sangat pesat, tentunya bukan karena kerja kerasnya sendiri, campur tangan Evander sangat berpengaruh. Saking seriusnya Evander membantu perkembangan tokonya, Evander pernah menyewa Billboard di dekat pusat perbelanjaan yang memuat iklan La Luna Florist dengan Vanya sebagai modelnya. Bianca sangat bersyukur karena Evander jauh di atas yang dibayangkannya, pria itu menjadi pasangan yang dapat diandalkan, menjadi partner hidupnya. Ia bisa mendiskusikan apa saja dengan Evander, bukan hanya membicarakan bisnis, tetapi hal-hal lain dari yang remeh hingga masalah konspirasi dunia yang kadang menjadi topik pembicaraan santai mereka di meja makan atau di atas tempat tidur.Memiliki pasangan yang di matanya sempurna, Bianca juga berusaha untuk mengimbangi Evander. Evander selalu memanjakannya, memberikan semua yang terbaik untuknya. Bian

  • EX to NEXT 21+   60. Pendamping Pengantin

    Chapter 60Pendamping Pengantin Bianca mengambil beberapa foto dekorasi bunga buatannya menggunakan kamera kecil yang dilengkapi dengan fitur-fitur canggih dan resolusi tinggi, Evander membelikan semua keperluannya bahkan sebelum Bianca memintanya membuat Bianca terkadang berpikir akan memberikan yang terbaik untuk Evander. Bianca menggeser layar kameranya, menatap hasil foto yang barusan diambilnya dan berpikir jika terobosan baru dalam bisnisnya berkembang maka ia harus menambah pegawai dan pastinya harus memiliki gudang untuk menyimpan properti dekorasi. Ia lalu kembali mengambil beberapa foto dari berbagai sudut untuk keperluan promosi di media sosial dan website-nya dan setelah merasa cukup ia memeriksa jam di ponselnya. Tiga puluh menit lagi upacara pernikahan Delina akan dimulai, fotografer sudah tiba dan sedang mengatur letak kamera, sebentar lagi tempat itu akan sangat meriah dengan tamu undangan.Pesta pernikahan bertema intimate wedding itu hanya dihadiri kurang dari lim

  • EX to NEXT 21+   59. Orang yang Tepat

    Chapter 59Orang yang TepatDua hari kemudian Bianca dan Evander telah kembali ke Barcelona, Bianca langsung pergi ke tokonya sementara Evander pergi ke gedung parlemen ibukota untuk menemui ayahnya. “Kudengar kau ke Barcelona kemarin,” kata Raul setelah Evander duduk di kursi di depan meja kerjanya. “Ya,” jawab Evander. Pengurus pesawat pribadi pasti memberitahu ayahnya dan menurutnya hal yang wajar. “Aku melamar Bianca kemarin,” lanjutnya dengan sangat tenang lalu menunggu reaksi ayahnya. Raul yang sedang membaca dokumen sembari berdiri mengalihkan pandangannya kepada Evander, alisnya terangkat. “Oh, ya?” Evander mengangguk pelan, meskipun ayah Bianca awalnya bersikap dingin dan acuh, bahkan terkesan tidak menyukainya pada awalnya ternyata calon mertuanya itu bukanlah pria yang sulit diajak mengobrol. Mr. Stanton terkesan kaku dan dingin sebagai guru matematika, hal itu memang diperlukan untuk menjaga wibawanya, seperti halnya ia menjaga wibawa di depan karyawannya. Di rumahnya,

  • EX to NEXT 21+   58. Memahami Anak Muda

    Chapter 58Memahami Anak Muda “Karena Isabel bilang, pria kaya seperti kalian memberikan apa saja pada wanita sebagai imbalan telah....” Bianca tidak melanjutkan ucapannya dan menggigit bibirnya. Evander tersenyum, berpikir betapa bodohnya Isabel mengatakan hal-hal seperti itu pada Bianca. Jika ia memberikan apa pun pada Bianca, itu karena ingin menyenangkan Bianca juga sekaligus sebagai bentuk cinta dan sayangnya pada Bianca. Bukan karena Bianca tidur dengannya. Isabel berkata seperti itu bukannya sangat tidak pantas? Menurut Evander seolah secara tidak langsung mengatai Bianca wanita bayaran. Lalu, apa bedanya dirinya? Pria yang tidur dengan wanita bayaran sama saja tercelanya. Evander menghela napasnya. Merasa sangat muak pada isabel dan ingin sekali membuat perhitungan dengan wanita itu, tetapi menurutnya meladeni orang seperti Isabel hanya membuang waktu saja.“Mulai sekarang, bisakah kau tidak mendengarkan Isabel lagi atau siapa pun yang tidak menyukai hubungan kita?” kata Ev

  • EX to NEXT 21+   57. Wanita Materialistis

    Chapter 57 Wanita Materialistis Bianca keluar dari dapur dengan membawa mangkuk berisi macadamia, ayahnya yang semula duduk di sofa ruang keluarga tidak terlihat lagi. Bianca meletakkan mangkuk ke atas meja lalu mengambil sebutir macadamia dan alat pengupasnya, alisnya berkerut karena mendengar ayahnya berbicara dengan seseorang, tetapi suaranya tidak begitu jelas. Bianca bangkit dari duduknya, penasaran dengan siapa ayahnya berbicara karena ibunya berada di dapur. Jadi, Bianca menuju ruang tamu dan saat melihat siapa lawan bicara ayahnya, Bianca tertegun sejenak lalu cepat-cepat melangkah mendekat. “Sayang,” ucap Evander seraya tersenyum ke arahnya. “Kenapa kau di sini?” tanya Bianca kebingungan. “Aku ingin melihatmu,” jawab Evander dan Mr. Stanton berdehem membuat Evander menyeringai sembari menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. “Mr. Stanton... aku harus bicara dengan putrimu. Maksudku, aku ingin mengajaknya keluar....” Ayah Bianca mengalihkan pandanganny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status