Share

24 - Pelatuk

Tapi Bree adalah Bree, yang tak peduli berapa kali pun kubilang jangan menyusul, malah melakukannya.

Masih ada bangku kayu yang kosong di sisi dinding dekat gerbang. Dari keramaian obrolan para pengunjung Pict(k)/(t), aku berhasil menepi untuk menyesapi rasa tembakau. Bebanku tidak terangkat seluruhnya, tapi terasa lebih ringan. Pada isapan keempat, Bree membuka pintu. Tatapan kami membeku di udara. Dalam waktu sesingkat itu, aku kepingin memilikinya untuk diriku sendiri dan melupakan fakta bahwa di mana pun Kenny kini berada, Bree masih sangat mencintainya.

Bahkan sejak bertemu dengannya, aku menyadari bahwa May di kepalaku mulai jadi arogan sehingga membuatku semakin terkesan pada Bree dan bahkan lebih mengharapkannya daripada May.

Pernah kubilang, aku adalah May. May adalah aku. Kami orang yang sama.

Rasanya tidak lagi. May tidak pernah memaki apalagi menghina.

Apa la

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status