Share

Elegi Syila
Elegi Syila
Penulis: suci dream

Prolog

Syila refleks bersikap defensif. Memundurkan langkah, menjaga jarak dari Raka. Pandangan matanya mengabur. Napas terasa sesak menahan perih dan air mata. Ditatapnya wajah yang sangat ia rindukan itu, sekaligus wajah yang telah melukainya begitu dalam. Bukan hanya tentang hati saja, melainkan harga dirinya pun ikut ternodai.

Bertanya dalam hati, ke manakah sosok Raka yang dulu? Tak ditemukannya sedikit pun gurat kelembutan setiap mereka bersitatap ataupun senyum merekah. Tak bersisa sedikit pun. Kecuali, hanya pancaran tatapan kebencian saja.

"Terserah Kakak memaafkanku atau tidak. Jika Kakak menganggapku sampah, maka menjauhlah. Anggaplah aku tak pernah hadir di kehidupan Kakak. Aku harap Kakak bisa hidup bahagia dengan Kak Felisya," balas Syila datar.

Raka menatap kedalaman iris coklat milik Syila. Mencari sesuatu yang sesungguhnya tak ia ketahui. Kenapa jantungnya berdenyut nyeri? Harusnya ia senang sudah berhasil melukai hati Syila. Harusnya Raka puas sudah membuatnya menderita. Namun, sekali lagi rasa nyeri itu semakin menjadi-jadi.

Keterdiaman mereka memutuskan Syila untuk mengakhiri obrolan yang menyayat hati. Perlahan berbalik dan mencoba menguatkan diri melangkah, walau kakinya tak ingin pergi.

"Kuperingatkan padamu sekali lagi jauhi Julian segera atau kamu akan kubuat lebih menderita," ancam Raka.

Syila refleks bersikap defensif. Memundurkan langkah, menjaga jarak dari Raka. Pandangan matanya mengabur. Napas terasa sesak menahan perih dan air mata. Ditatapnya wajah yang sangat ia rindukan itu, sekaligus wajah yang telah melukainya begitu dalam. Bukan hanya tentang hati saja, melainkan harga dirinya pun ikut ternodai.

Bertanya dalam hati, ke manakah sosok Raka yang dulu? Tak ditemukannya sedikit pun gurat kelembutan setiap mereka bersitatap ataupun senyum merekah. Tak bersisa sedikit pun. Kecuali, hanya pancaran tatapan kebencian saja.

"Terserah Kakak memaafkanku atau tidak. Jika Kakak menganggapku sampah, maka menjauhlah. Anggaplah aku tak pernah hadir di kehidupan Kakak. Aku harap Kakak bisa hidup bahagia dengan Kak Felisya," balas Syila datar.

Raka menatap kedalaman iris coklat milik Syila. Mencari sesuatu yang sesungguhnya tak ia ketahui. Kenapa jantungnya berdenyut nyeri? Harusnya ia senang sudah berhasil melukai hati Syila. Harusnya Raka puas sudah membuatnya menderita. Namun, sekali lagi rasa nyeri itu semakin menjadi-jadi.

Keterdiaman mereka memutuskan Syila untuk mengakhiri obrolan yang menyayat hati. Perlahan berbalik dan mencoba menguatkan diri melangkah, walau kakinya tak ingin pergi.

"Kuperingatkan padamu sekali lagi jauhi Julian segera atau kamu akan kubuat lebih menderita," ancam Raka.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status