Share

Psalm XXI

Semburat gelap menyeruak kasar, menyelimuti langit pagi dengan gumpalan-gumpalan cendawan pekat cumulonimbus. Angin bertiup kencang, membawa serta titik-titik air dalam setiap hembusan. Hujan tidak lagi turun untuk berkunjung. Mereka datang untuk menyerang, menerjang dan menghujam siapa saja yang menantang dan melawan. Beberapa pohon di pinggir jalan protokol telah tumbang, terhempas badai yang berhembus kencang. Sesekali kilat menyambar terang, mengiringi dentuman guntur yang menggelegar garang.

Jika hujan terus turun, bukan tidak mungkin dataran yang terbentuk dari proses sedimentasi fluvial itu akan tenggelam sebagian. Sungai-sungainya akan meluap, menyamarkan bentukan meander yang berliku-liku tajam.

Dari dalam ruang kantornya, Albern menatap tajam rinai-rinai hujan. Hujan akan memperlambat pekerjaannya, menghambat semuanya. Ia berharap semoga ini adalah hujan terakhir di bulan Desember.

Albern lantas keluar ruangan dan menemui Laika. Ia akan meninjau lokasi proyeknya dan membat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status