Beranda / Romansa / Enemate, Enemy To Soulmate / 17. Sangat Produktif

Share

17. Sangat Produktif

Penulis: Hana Reeves.
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-07 23:57:44

Sudah dua Minggu ini Prudence disibukkan dengan lukisan yang sesuai dengan targetnya. Sudah menyelesaikan enam dari sepuluh lukisan yang dia janjikan. Entah apa yang membuat Prudence bisa macam mendapatkan wangsit hingga mampu melukis sangat produktif.

Suara bel di apartemennya berbunyi membuat Prudence menghentikan gerakan tangannya dan berjalan menuju pintu. Dia tersenyum saat melihat wajah Shana di layar monitor. Prudence lalu memberikan akses ke ibu sambungnya itu untuk bisa masuk ke dalam apartemennya. Xander bisa masuk karena sedikit memaksa dan memperlihatkan bukti dia suami Prudence. Ditambah Prudence tidak memberikan larangan atas nama Xander Horance.

Di Amerika memang pasangan resmi bisa mendapatkan akses masuk ke apartemen istrinya selama ada bukti sah kecuali sang istri memberikan larangan masuk gedung apartemen ke pihak pengurus atau keamanan.

Tak lama, Prudence membuka pintu apartemennya dan Shana pun langsung memeluk putrinya erat.

"Kamu sudah makan belum? Ini
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Amilia Amel
biarkan seperti air mengalir saja kalo memang jodoh pru erhan pasti akan bersama begitu juga jika jodohnya pru itu xander pasti bersama juga
goodnovel comment avatar
Meaza Baggio
Saat ini mungkin Pru belom bisa menjawab, tp entah nanti, terlepas akan berssma dengan Erhan or nggak nya setelah berpisan dr xender. Tetap semangat Pru ,terus bikin lukisan yg indah yaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Enemate, Enemy To Soulmate    30. Di Balkon

    Prudence menikmati kopinya sembari duduk di kursi balkon kamar hotelnya. Dia memang sudah bangun pagi dan membiarkan Xander masih terlelap diatas kasur. Stockholm sudah masuk musim gugur akhir dan mau masuk musim dingin jadi hawanya terasa menggigit tulang karena suhu yang dibawah dua puluh derajat Celsius. Prudence menghembuskan nafasnya dan tampak mulai berasap. Wanita itu cekikikan dan dia tahu musim dingin mulai hadir. "Sayang, aku tidak bawa peralatan melukis aku jadi aku tidak bisa melukis pemandangan ini." Prudence pun masuk ke dalam untuk mengambil iPad nya. Dia membawa iPad dan pennya kembali ke balkon. Prudence mulai melukis dengan Ipad-nya dan dia pun semakin terhanyut tanpa tahu Xander sudah bangun dan memperhatikan istrinya sibuk melukis."Lukisan kamu bagus," puji Xander sambil menyesap kopinya dan bersandar di kusen pintu. "Terima kasih," jawab Prudence sambil terus melukis. "Apakah kamu akan memindahkan ke atas kanvas nanti?" tanya Xander. "Biasanya begitu. Aku b

  • Enemate, Enemy To Soulmate    29. Ikhlas Tidak Ikhlas

    Prudence menatap Xander dengan gemas. "Aku tidak cemburu!" jawab Prudence. "Setidaknya kalau mau selingkuh tidak di depan aku!" "Macam kamu? Selingkuh saat aku tidak ada di New York?" balas Xander. "Siapa? Aku dan Asha? Itu bukan selingkuh, Xander! Aku tidak ada perasaan apapun dengan Asha! Begitu juga sebaliknya! Beda kamu dan Amelie!" "Oom Erhan telepon kamu juga aku tidak tahu kan? Dengar Pru, kalau kamu cemburu, ya bilang saja! Aku juga tidak suka kamu pergi dengan Asha! Sekarang siapa yang tidak menghormati pernikahan? Aku atau kamu?" balas Xander. Prudence menggelengkan kepalanya. "I hate you!" "I'm not!" balas Xander. "Up to you anak Viking!" Prudence lalu menuju tempat tidur dan naik ke atasnya. Wanita itu menarik selimutnya dan memberikan punggung ke Xander. "Sangat khas cewek! Kalau kalah debat langsung kabur!" ucap Xander. Diam-diam pria itu tersenyum karena Prudence seperti dulu saat mereka masih baik-baik saja. Sebelum dirinya mengejek Prudence soal

  • Enemate, Enemy To Soulmate    28. Hari Kedua

    Prudence masuk ke dalam kamar hotel dengan tubuh lelah. Dirinya benar-benar merasa ingin mengistirahatkan otaknya apalagi Prudence mendapatkan banyak pengetahuan baru karena dia berusaha memahami semua isi perusahaan Xander. "Kamu capek ya?" tanya Xander saat melihat Prudence mengambil sebotol air mineral dingin. "Otakku adalah otak seniman bukan otak programer," jawab Prudence sambil minum air mineralnya. Xander tersenyum. "Ternyata kita bisa juga tidak ribut ya sehari." Prudence menyipitkan matanya. "Aku capek jadi aku malas menanggapi ucapan kamu." Wanita itu pun berjalan ke kamar mandi. "Kamu mau kemana?" tanya Xander. "Mandi!" Xander tertawa kecil. Pria itu menoleh saat mendengar ponselnya berbunyi. Dia merasa bingung karena tiba-tiba Amelie menghubungi dirinya. "Ya Ammie?" "Xander. Aku sudah selesaikan semua sesi syuting dan pemotretan untuk komersial kamu," ucap Amelie. "Bagus. Sesuai dengan waktu yang diprediksi.""Bagaimana dengan acara di Stockholm?" tany

  • Enemate, Enemy To Soulmate    27. Menemani Xander

    "Kan wajar Pru jika kita tidur bersama bukan. Lagipula leher aku bisa tengeng kalau tidur di sofa. Kamu tega?" senyum Xander. Prudence tidak bisa bilang apa-apa karena memang sebenarnya Xander berhak tidur bersamanya karena sudah menikah secara resmi. "Aku mandi dulu, terus kita sarapan, lalu kamu temani aku di acara IT. Biar kamu tahu bagaimana sebenarnya pekerjaan aku." Xander meletakan cangkir kopinya dan berjalan melewati Prudence. Tanpa diduga, pria itu mencium pipi istrinya dan Prudence memekik kaget namun Xander sudah masuk ke dalam kamar mandi. "Anak Viking Sialaaaaannnn!" teriak Prudence kesal. *** Prudence sarapan sambil cemberut karena Xander mencuri ciuman di pipinya. Tapi entah kenapa, dia merasa ini seperti Xander yang dulu. Xander yang usil. Meskipun begitu, Prudence masih tetap tidak percaya ... belum percaya seratus persen dengan Xander. Bisa saja kan dia begitu karena kena sambet arwah kamar hotel mereka. "Kamu marah?" tanya Xander ke Prudence yang makan d

  • Enemate, Enemy To Soulmate    26. Yang Benar

    "Aku benci kamu, Xander! Aku sangat membenci kamu! Kamu sudah merebut Sasa!" gumam Prudence sambil terlelap membuat Xander tertawa kecil. "Rupanya kamu sedang mimpi saat masa kita kecil ya? Segitunya kamu membenciku karena Sasa memilih bersama aku dan papa. Rupanya rasa benci kamu ke aku sudah mengakar ya?" gumam Xander sambil terus memandangi wajah cantik Prudence. "Kamu tahu, aku berharap kamu hamil sih sebenarnya karena dengan begitu, aku semakin menolak berpisah dengan kamu," ucap Xander. Pria itu mengulurkan tangannya dan menyingkirkan rambut dari wajah Prudence. Xander masih terus memandangi istrinya. "Aku senang kamu datang ke Stockholm meskipun dengan tujuan berbeda tapi setidaknya kamu disini, bersamaku." Xander lalu berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Xander melihat Prudence masih terlelap dan pria itu pun naik ke atas tempat tidur sambil memandangi wajah Prudence. "Bisakah kita menjalani hubungan pernikahan ini lebih baik Pru? Ak

  • Enemate, Enemy To Soulmate    25. Tetap Keras Kepala

    Xander memandang wajah lelah Prudence dan dia tahu, istrinya tidak sabar untuk berpisah dengannya tapi bagi Xander, perjanjian adalah perjanjian. Xander melihat air mata Prudence membasahi pipinya dan tangannya terulur ke wajah istrinya. "Pru ...." Prudence menepiskan tangan Xander. "Tidak usah ... Aku bisa melakukannya sendiri!" ucapnya dingin. "Tolonglah Pru. Aku besok harus ada pertemuan penting, jadi aku minta jangan berikan aku beban masalah dulu. Aku harus fokus dan ini berhubungan dengan bisnis perusahaan Papa. Aku mohon Pru," pinta Xander. "Kalau begitu, aku akan memesan kamar hotel untuk menginap. Aku tidak mau perusahaan Oom Xavier amburadul." Prudence pun hendak berjalan menuju pintu kamar namun ditahan oleh Xander. Pria itu memegang tangan Prudence. "Buat apa kamu memilih tidur terpisah. Tidur disini saja bersamaku ...." Prudence mendelik. "Maaf, aku akan tidur di sofa," ralat Xander yang tahu istrinya masih trauma. Prudence mengangguk. "Kamu berapa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status