Home / Romansa / Enemate, Enemy To Soulmate / 2. Pokoknya Kita Menikah!

Share

2. Pokoknya Kita Menikah!

Author: Hana Reeves.
last update Huling Na-update: 2025-06-19 17:15:29

Xander dan Prudence keluar dari pintu kedatangan di bandara JFK New York lalu naik ke dalam taksi setelah menempuh perjalanan panjang di New York.

Prudence masih tidak tahu harus bersikap bagaimana karena bagian intimnya masih sakit tapi yang paling sakit adalah hatinya. Prudence tidak menyangka harta yang dia jaga selama 25 tahun ini, akhirnya direnggut oleh pria yang dibencinya dari kecil.

Prudence menatap pemandangan dari jendela kaca taksi dan tanpa sadar air matanya mengalir.

“Nggak usah mewek! Sudah kejadian juga!” desis Xander ke arah Prudence yang menangis.

“Kamu itu tidak mikir apa! Kamu tidak ada bekasnya! Aku ada bekasnya!” balas Prudence.

“Tapi kalau kamu tidak datang, kamu aman!”

Prudence menatap Xander dengan tatapan terluka dan air mata. “Aku juga tidak mau bertemu denganmu! Papa yang – “

“-- kan kamu bisa tolak permintaan Oom Rodrigo!” potong Xander.

“Xander, Papa tahu kita berada di lokasi yang sama! Jadi jangan salahkan Papa!” balas Prudence.

“Jadi semua itu salahmu kan? Kamu sendiri yang mau datang ke tempatku!” Bentak Xander.

Prudence melongo kemudian menggeram kesal. Ia sudah semakin tersadar dengan keadaan sekarang dan Xander jelas-jelas terlalu menyalahkannya!

“Kalau bukan karena papa, aku tidak bakalan ke tempat kamu!”

Xander mendengus. “Bawa saja terus alasan disuruh Oom Rodrigo,” sinis Xander kemudian memalingkan pandangan.

Rasanya Prudence ingin memukul pria yang sudah dikenalnya dari usia sembilan tahun. Entah kenapa, makin dewasa, Xander semakin menyebalkan dan dingin.

Prudence hanya bisa menghela nafas panjang karena tidak bisa membalas Xander. Dirinya terlalu panik menghadapi bagaimana reaksi ayah dan ibu tirinya. Mereka pasti sangat kecewa denganku, batinnya sedih..

Taksi itu pun tiba di sebuah gedung apartemen high end di daerah Manhattan dan keduanya pun turun. Prudence masih merasa tidak nyaman dengan kondisinya, tapi tetap berusaha mengikuti Xander yang berjalan cepat menuju lift. Bahkan Prudence hampir tertinggal oleh Xander.

Mereka tiba di lantai 12 apartemen itu dan Xander pun berjalan ke pintu penthouse milik kedua orang tua Prudence. Pria itu memencet bel dan tak lama tampak seorang remaja pria yang berwajah imut khas campuran Asia dan Latin.

“Hai bang Xander,” sapanya ramah, “Lho, kok barengan sama mbak Pru?”

“Percival, kedua orang tua kamu ada?” tanya Xander tidak sabar.

“Ada. Mbak Pru? Apa mbak Pru baik-baik saja?” Percival melihat kakak perempuannya tampak begitu kacau.

“Aku baik-baik saja,” Prudence berjalan masuk ke dalam penthouse orang tuanya.

Percival menatap bergantian antara Prudence dan Xander, “Ada apa dengan kalian?”

“Boleh aku masuk?” tanya Xander.

“Oh, silahkan bang,” jawab Percival.

Xander pun masuk melewati Percival yang merasa ada sesuatu di antara keduanya. Pasti mereka bertengkar lagi, batinnya sembari menutup pintu.

Percival mengikuti pria ganteng itu masuk ke dalam penthouse dan dirinya melihat kakak perempuannya menangis dalam pelukan ibunya. Ia mengerjap-ngerjapkan mata. Apa yang sebenarnya terjadi?

Rodrigo menatap tajam ke Xander dan pria paruh baya itu langsung menghampiri keponakannya lalu mencengkram bajunya.

“Apa yang kamu lakukan? Beraninya kamu tidur dengan Prudence!” bentak Rodrigo.

“Aku … Kami tidak ingat, Oom,” jawab Xander sambil menatap ayah Prudence itu.

“Jadi kalian mabuk kemarin di Mallorca? Bagaimana bisa?”

Xander menggeleng, “Aku tidak tahu Oom. Aku memang sedang bertemu dengan para klien dan Pru datang. Setelahnya kami bangun berdua.”

Rodrigo tidak bisa menahan diri dan langsung meninju wajah Xander hingga terhuyung.

“Kamu itu sepupu Pru! Bagaimana bisa kamu tidur dengannya!”

Xander memegang rahangnya, “Karena aku suka Prudence!”

Rodrigo mengacak-acak rambutnya, “Ini tidak benar! Kamu selalu berantem dengan Prudence!”

“Oom, aku akan bertanggung jawab.”

Rodrigro menatap cepat ke Xander, “Apa maksud kamu?”

“Aku akan menikahi Prudence!” jawab Xander tegas.

“Tidak mau! Aku tidak mau menikah denganmu!” teriak Prudence.

“Mau tidak mau, kamu harus menikah denganku! Apa kamu mau hamil di luar nikah?” balas Xander dingin.

Prudence tergagap. Hamil? Punya anak di luar nikah? Ia tidak memikirkan kemungkinan itu!

“Pikirkan itu Pru!” lanjut Xander lagi.

Prudence menatap ibunya, Shana. “Mama, aku harus bagaimana?”

“Sayang, benar kamu salah tapi Xander benar. Kalau kamu hamil bagaimana?” jawab Shana.

Prudence terdiam kemudian menjawab, “Aku … aku bisa merawatnya sendirian!”.

Tatapan Xander semakin dingin mendengar perkataan Prudence. Dia berdecak pelan.

“Kamu tidak mampu! Kamu mau pameran Pru! Kamu akan sibuk!” balas Xander ke Prudence membuat gadis itu terkejut.

Darimana Xander tahu aku akan pameran tahun depan - batin Prudence bertanya-tanya. Tapi ia segera menggeleng-gelengkan kepala. Mungkin orang tuanya yang memberitahu pria itu mengingat keluarga mereka sangat dekat.

“Intinya Oom Rodrigo, Tante Shana, aku akan menikahi Prudence! Suka tidak suka!” ucap Xander tegas, membuyarkan lamunan Prudence.

*** bersambung ***

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Murti Puji Lestari
aku kok gemes sama anak viking ya, pengen jitak rasanya melas men yen nyawang anak asuransi
goodnovel comment avatar
Amilia Amel
kasihan prudence
goodnovel comment avatar
sefi dwi handriyantin
sedih liat kondisi Pru.. Pru nya jangan dijudesin melulu donk Xander.. apa jangan-jangan Xander diam-diam suka sama Pru ya..
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Enemate, Enemy To Soulmate    7. Yang Jelas Bukan Aku

    "Mau kemana kamu?" Prudence hanya memejamkan matanya sebelum berbalik dan dia memasang wajah tegar ke Xander yang berdiri di area makan sambil membawa gelas berisikan air putih. "Kembali ke studio aku," jawab Prudence. "Malam-malam begini? Kamu gila!" hardik Xander "Ya! Memang!" balas Prudence dengan dagu terangkat. Xander meletakkan gelasnya diatas meja dan berjalan menghampiri Prudence. "Aku melarangmu!" "Daripada disini! Aku tidak bisa tidur!" Xander menatap tajam ke arah Prudence. "Kembali ke kamarmu atau ... kamu mau tidur bersamaku?" Prudence menatap sengit ke Xander. "Aku hanya ingin tidur dengan tenang tanpa harus bangun melihat kamu disini!" Xander tidak menjawab apapun tapi mengambil alih koper Prudence dan menyeret tangan gadis itu ke dalam kamarnya. Prudence berusaha untuk melepaskan cengkraman Xander tapi pria itu lebih kuat. Prudence sedikit terhuyung saat Xander mendorongnya masuk ke dalam kamarnya dan pria itu langsung menutup pintu serta meng

  • Enemate, Enemy To Soulmate    6. Erhan Tudor

    Erhan Tudor tersenyum ke arah Prudence. Pria berusia 40 tahun itu memeluk gadis itu erat. "Selamat ya, Pru. Oom senang kamu akhirnya menikah dengan Xander. Kalian kan sudah kenal dari kecil bukan?" ucap Erhan. "Sama-sama Oom ... Meskipun ini termasuk mendadak," bisik Prudence. "Oom harap kamu bahagia dengan pernikahan kamu." Prudence melepaskan pelukannya. "Aku tidak yakin Oom ...." Erhan menatap wajah sedih Prudence. "Oom tahu apa yang terjadi." Mata hijau Prudence terbelalak. "Oom tahu?" Erhan mengangguk. "Itu bukan kesalahan kamu. Itu kecelakaan dan diluar ekspektasi kalian kan? Apa kamu minum alkohol? Oom tahu kamu tidak bisa mentolerir alkohol." Prudence menggelengkan kepalanya. "Aku sama sekali tidak minum alkohol. Hanya club soda." Erhan mengangguk. "Pasti ada sesuatu yang membuat kalian jadi korban seperti ini." Prudence mengangguk. "Dimana Tante Amber?" Erhan hanya terdiam. "Di London. Oom disini karena ada urusan dengan Burberry dan malah dapat

  • Enemate, Enemy To Soulmate    5. Pernikahan Sederhana

    Pagi ini, keluarga Diaz dan Horance, menghadiri pernikahan sederhana di kantor catatan sipil. Prudence mengenakan gaun pengantin sederhana dari rumah butik Morr sementara Xander mengenakan tuxedo. Para anggota keluarga lainnya yang ada di New York menunggu di sebuah restoran yang sudah dipesan oleh Xavier Horance untuk berkumpul usai pernikahan. Setidaknya sesuai dengan acara pernikahan pada umumnya.Pernikahan Prudence dan Xander hanya sekadar tanda tangan berkas setelah hakim menyatakan mereka sah menjadi suami istri. Xander hanya mencium pipi Prudence saat mereka boleh berciuman. Sama sekali tidak ada mesra di antara mereka berdua, yang ada rasa tertekan di diri Prudence. Setelah resmi menjadi suami istri pun, Xander tidak menggandeng Prudence saat mereka keluar dari gedung kantor catatan sipil di balai kota Manhattan, meskipun ayahnya sudah menegurnya.“Boy, kamu gandeng dong istri kamu,” pinta Xavier gemas dengan putra sulungnya.“Prunya juga tidak mau digandeng sama aku!” bala

  • Enemate, Enemy To Soulmate    4. Sedihnya Prudence

    Xander dan Prudence membuat surat perjanjian di depan Shana Park Diaz yang masih tidak setuju dengan keputusan gegabah putrinya.Surat perjanjian itu berisikan banyak hal, termasuk memberikan nama belakang Xander jika Prudence hamil dan melahirkan anak itu. Xander juga wajib memberikan biaya bulanan ke Prudence yang sudah disepakati nominalnya. Satu hal yang membedakan, mereka tidak akan tinggal bersama karena Prudence masih mempersiapkan lukisan yang akan dia pamerkan tahun depan. Prudence tidak mau pindah ke Oslo karena studionya di New York dekat dengan lokasi pameran dan dia tidak mau repot-repot memindahkan semua.Xander tidak masalah karena dia jadi tidak perlu melihat Prudence setiap hari. Usai menyelesaikan urusan kontrak pernikahan, Xander pun kembali ke apartemen milik keluarganya dan mereka pun mempersiapkan semua berkas untuk pernikahan di kantor catatan sipil di balaikota Manhattan. Prudence sendiri memilih untuk menyendiri di studionya yang berada beda dua blok dari p

  • Enemate, Enemy To Soulmate    3. Menikah dengan Batas Waktu

    “Tunggu Xander, kamu tetap akan menikahi Prudence? Dengar, ini bukan main-main! Kamu jangan seenaknya!” hardik Rodrigo.“Oom. aku yang merenggut kesucian Prudence!” balas Xander.Prudence yang melihat ayahnya hendak memukul Xander lagi langsung menahan tangan pria paruh baya itu.“Papa, Tenanglah! Biarkan … biarkan aku berpikir …,” pinta Prudence ke Rodrigo.“Sayang, papa hanya ingin yang terbaik untukmu,” ucap Rodrigo sedih. “Papa merasa menyesal tidak bisa melindungi kamu dan ini kesalahan papa yang meminta kamu menemui Xander. Papa kira karena kalian bersaudara sepupu dan di tempat yang sama jadi kenapa tidak. Tidak disangka … Justru papa yang membuat celaka kamu ….”Prudence memeluk ayahnya, “Bukan salah Papa … tidak ada yang salah disini. Bukan papa, bukan aku, tapi memang sudah seperti ini takdir aku.”Rodrigo memeluk erat putrinya dan Prudence merasakan tubuh ayahnya gemetar menahan emosinya. Prudence semakin merasa semakin bersalah karena sudah mengecewakan ayahnya, pria yang

  • Enemate, Enemy To Soulmate    2. Pokoknya Kita Menikah!

    Xander dan Prudence keluar dari pintu kedatangan di bandara JFK New York lalu naik ke dalam taksi setelah menempuh perjalanan panjang di New York. Prudence masih tidak tahu harus bersikap bagaimana karena bagian intimnya masih sakit tapi yang paling sakit adalah hatinya. Prudence tidak menyangka harta yang dia jaga selama 25 tahun ini, akhirnya direnggut oleh pria yang dibencinya dari kecil. Prudence menatap pemandangan dari jendela kaca taksi dan tanpa sadar air matanya mengalir.“Nggak usah mewek! Sudah kejadian juga!” desis Xander ke arah Prudence yang menangis.“Kamu itu tidak mikir apa! Kamu tidak ada bekasnya! Aku ada bekasnya!” balas Prudence.“Tapi kalau kamu tidak datang, kamu aman!”Prudence menatap Xander dengan tatapan terluka dan air mata. “Aku juga tidak mau bertemu denganmu! Papa yang – ““-- kan kamu bisa tolak permintaan Oom Rodrigo!” potong Xander.“Xander, Papa tahu kita berada di lokasi yang sama! Jadi jangan salahkan Papa!” balas Prudence.“Jadi semua itu salahm

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status