Share

13. Kesakitan

“Di, jangan asal ngomong! Kita baru saja rujuk,” sergah Dion.

Diah mendengus, memberikan telepon seluler milik Qilla kepada suaminya.

Dion menerimanya, kemudian dibaca pesan teks yang membuat istrinya marah besar dan minta pisah.

Bilang ke ibumu yang gatel itu. Balikin calon suamiku!

Dion terperangah. Kali ini dia merasa Sari sudah sangat keterlaluan. Anaknya ikut diserang juga.

Qilla mendorong piringnya menjauh. Matanya sudah berkaca-kaca. Lalu berdiri, tidak ingin lagi meneruskan makanannya.

“Lho Dek, belum selesai makannya,” tegur Diah, diliriknya piring si bungsu yang masih ada setengahnya.

“Udah kenyang, Bu,” jawab Qilla, kemudian melipir ke kamarnya.

Mya hanya mengikuti drama meja makan ini dalam diam. Dia belum begitu faham, apa yang sebenarnya diributkan oleh kedua orang tuanya.

“Kenapa, Bu?” tanya Mya. Diah menghela nafasnya. Bingung, bagaimana menerangkan kepada putri sulungnya.

“Tante yang kemarin, marahin Adek lewat chatting,” akhirnya Diah bersuara. Ada ekspresi keberatan
Namira P

Semakin menyebalkan yang namanya Sari itu

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
penulis cerita ini sangat brengsek. karya kau sampah. cukup sampai disini baca. klu pelakor bikn cerita ya kayak gini hasilnya. isi otak mu hanya celah utk mengembangbiakkan anak haram.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status