Share

Bab 16 Gelisah

Rachel. Gadis berparas manis itu, mematut diri di depan cermin besar. Berputar beberapa kali. Dia sepertinya sangat bahagia. Kali pertama aku mendesain gaun untuk tunangan.

"Ah, suka sekali. Terima kasih, Mbak Kara," ucapnya. "Sempurna."

Gaun tulle biru muda dengan bordir bunga berwarna merah cocok dengan kulit Rachel yang putih dan pucat. Mata ini berpindah pada jam tangan. Aku ada jadwal pemotretan dengan majalah Woman.

Dari kemarin siang aku tidak melihat Pram. Mungkin dia masih tidur. Padahal nanti sore dia berjanji akan menemani aku melepas Nita. Kenapa aku jadi bergantung padanya? Kalau dia tidak bisa, aku bisa mengurus Nita sendiri.

"Dora, aku harus berangkat sekarang. Tolong kamu yang urus butik," ucapku.

"Baik, Mbak Kara," sahut Dora.

"Mbak Kara, Sayang!" Miranda masuk butik dengan sapaan yang menurutku lebay.

"Kesasar?" tanyaku, bercanda

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status