Share

70. Kenyataan Pahit Bag. 3

“Apa Mas gila?”

“Mas suruh laki-laki asing datang ke rumah, sementara di rumah nggak ada orang lain!

Mas mikir apa, sih?”

“Astaga, dek, tenang. Dia cuma Ali. Bukan penjahat.”

“Cuma, Mas bilang?”

“Ya. Ali, Om kamu, ‘kan?”

“Tapi, Mas, Ali itu—“ Kalimat Nadya terjeda, dan setelahnya Pram tak pernah bertanya apa kelanjutannya dan kenapa Nadya semarah itu. (Bab 12. Kemarahan Nadya)

Pramono memejamkan mata ketika terngiang kembali percakapannya dengan Nadya siang itu. Bagaimana marahnya perempuan itu ketika tahu kedatangan Ali adalah atas suruhannya, yang sebenarnya adalah bentuk perhatian Pramono untuk istrinya yang sedang sakit.

Pramono bukan tak berusaha menghubungi sang ibu. Siang itu Dinar mengatakan belum bisa datang karena sang ayah pun sedang sakit, hingga pada tahap ekstrem Pram memilih meminta tolong pada Ali, orang yang dia anggap saudara sendiri.

Maju ke berapa tahun yang lalu, Pramono pun akhirnya tahu apa arti huruf ‘A' yang dia lihat tergantung di dompet Nadya pada kali perta
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status