Share

74. Musibah

Hampir dua hari sejak Nadya pergi dari rumah, dia tidak bisa makan dengan benar. Bukan cuma akibat hilangnya selera makan, tapi juga kram yang dia rasakan sejak keluar dari rumah Pramono malam itu.

Setelah mengucapkan permintaan maaf, Nadya menyeret kopernya sepanjang perjalanan yang cukup jauh. Malamnya, setiba di motel dia merasakan kram di perut bawahnya. Berbeda dengan kehamilan pertama yang cukup lancar, kehamilannya kali ini batinnya dipenuhi tekanan.

Merasa tak sanggup lagi, Nadya meraih ponsel lalu menggulirkan ibu jari pada daftar kontaknya, bermaksud menghubungi seseorang. Namun tangannya berhenti karena sadar, tak ada orang yang cukup dia kenal untuk dimintai bantuan. Terutama setelah dia mengakui kesalahannya, dunia seakan mengutuk. Nadya merasa terkucil dari lingkar keluarga sendiri, meski dia yakin Pramono bukan manusia pengecut yang akan menyebar aib keluarganya sendiri.

Sembari menahan tekanan dari perutnya, Nadya melangkah keluar kamar. Sempoyongan dia berjalan samb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status