Bab 17
"Cepat laksanakan perintahku, wanita pela-kor! Dan kamu, Mas, kita selesaikan urusan kita!"
Apa yang harus kulakukan? Bagaimana ini?
"Kamu tidak bisa memerintahku. Kamu pikir aku takut padamu dan bersedia menuruti perintahmu? Mimpimu ketinggian, wanita mandul! Aku sama sekali tidak takut pada ancamanmu. Apa yang bisa kamu lakukan? Gayanya selangit, tapi uang saja tidak punya! Bahkan aku lebih pintar darimu. Aku bisa membayar pengacara untuk menjebloskanmu ke penjara jika kamu masih berani mengusik ketenanganku, camkan itu! Andini balik mengancam, ia kelihatannya tak gentar menghadapi Mona.
Aduh … kenapa jadi seperti ini sih? Kedua istriku malah sibuk memperebutkan rumah itu.
Bab 18"Tunggu sebentar ya, Mas. Ada urusan yang harus aku selesaikan," ucap Mona pada lelaki yang memperkenalkan diri sebagai pengacara itu sambil menutup kembali pintu mobil.Tanganku mengepal, hatiku cemburu melihat Mona satu mobil dengan lelaki lain. Tapi biarlah, ada urusan yang lebih penting daripada mikirin siapa lelaki itu."Assalamualaikum, Bu, Hana! Mona punya kejutan buat kalian semua. Yuk, kita ke dalam," ucap Mona dengan ramah, seolah tidak terjadi apa-apa."Pak Galang … itu kan pak Galang, dosen Hana di kampus! Bu, ada Pak Galang, Bu." Hana lompat-lompat kegirangan, seperti anak kecil yang habis dikasih permen. Memalukan!"Hana, kamu apa-apanya sih? Malu-maluin aja," ucap Ib
Bab 19"Jadi benar, apa yang dikatakan Mona? Jawab!" Emosiku tidak bisa lagi dibendung, sungguh aku tidak terima ditipu dan dikhianati seperti ini.Andini tidak menjawab, hanya cairan bening yang mengalir deras dari kelopak matanya."Hapus air mata palsumu itu, Andini! Kamu tidak perlu bersandiwara lagi," bentak Ibu. Sama sepertiku, Ibu juga terlihat shock.Aku mengangkat tanganku lagi, tidak puas rasanya hanya menampar pipi kirinya."Jangan sakiti aku lagi, Mas. Aku tidak tahu siapa lelaki itu," sangkalnya, ia pikir mudah untuk mengelabuiku? Aku tidak bisa percaya setelah melihat bukti itu."Mona memfitnahku, Mas. Aku nggak tahu
Bab 20Ternyata aku telah salah menilainya. Bukan Andini, ternyata Mona lah penjahat yang sesungguhnya."Kurang aj-ar kamu Mona. Kembalikan semua uang Bayu. Kamu tidak berhak atas semua itu!" bentak Ibu, lalu berjalan beberapa langkah menghampiri Mona."Ternyata kamu seorang pencuri! Pantas saja penampilanmu berubah, kamu bahkan bisa membeli baju dan ponsel mahal, rupanya kamu mencuri uang anakku! Dasar menantu kurang aj-ar! Kembalikan uang itu atau nyawamu akan berakhir di tangan kami?""Kamu dengar perkataan Ibu, Mona? kamu tidak akan bisa keluar dari rumah ini sebelum menyerahkan sertifikat rumah Andini dan uang yang telah kamu ambil!" Aku mengancamnya. Jangan ia pikir bisa dengan mudah menipuku.
Bab 21 POV Andini Setelah mengetahui semua kebohongan Mas Bayu, tekadku untuk meninggalkannya semakin kuat. Tidak ada lagi yang bisa kuharap darinya. Sudah mandul, kere lagi! Tak mengapa meskipun aku harus kehilangan rumah. Yang jelas, ayah dari bayi ini masih bersedia menerima kami apa adanya. Selamat tinggal, Mas Bayu, aku akan memulai hidup baru bersama keluarga kecilku. Aku melangkah keluar, menunggu Bang Dika--Sang kekasih hatidatang menjemput. Sambil menunggunya, aku duduk di kursi rotan yang ada di teras. Sejenak, aku kembali teringat pada momen yang
Bab 22 POV Andini #Flashback Pesta pernikahan sederhana digelar di rumah kediaman tanteku. Hanya dihadiri oleh pak penghulu, para saksi beserta keluarga kedua belah pihak. Ibu dan juga Hana-adik iparku turut memberikan doa restu. Istri pertama Mas Bayu tidak tahu kalau suaminya sudah menikah lagi. Entah bagaimana perasaannya jika sampai ia mengetahuinya, pasti sangat menyakitkan. Tapi aku tidak peduli, yang jelas sekarang aku sudah mendapatkan apa yang aku inginkan. Setelah acaranya selesai, Mas Bayu langsung memboyongku ke rumah yang baru dibelinya itu. Mas Bayu memberikan rumah itu untukku sebagai kado pernikahan. Aku sangat bahagia karena Mas Bayu ternyata tidak main-main dengan janjinya.
Bab 23 POV Andini Dan yang lebih parah lagi, ternyata si Mona lah yang telah menyebabkan kekacauan atas semua ini. Ternyata Mona yang membobol ATM Mas Bayu, mengambil uang di toko, serta ia lah penyebab dari pertengkaran ku dengan Mas Bayu. Ia juga yang telah mencampur obat tidur ke minuman Mas Bayu hingga Mas Bayu ketiduran dan tidak datang ke acara akikahan itu. Ia mengakuinya di depan kami semua. Benar-benar wanita jahat! Aku marah dan benci sekali padanya. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Mona dilindungi oleh pengacaranya. Salah sedikit, bisa-bisa aku yang akan berakhir di balik jeruji besi. Mona mengungkap fakta bahwa selama ini ternyata
Bab 24(Kembali ke POV Mona)Akhirnya aku memutuskan keluar dari rumah itu setelah berhasil mengambil apa yang aku mau.Aku mengambil semua uang Mas Bayu yang ada di toko, juga di ATM, bahkan rumah yang ia beli untuk gundiknya itu berhasil aku rebut. Aku berhasil membuatnya bangkrut.Mungkin mereka pikir aku ini polos dan bo-doh, mereka tidak tahu bagaimana kekuatan dari seorang istri yang disakiti.Semua itu berkat bantuan Mas Gilang juga. Jika bukan karena bantuannya, mungkin aku tidak akan berhasil merebut rumah yang ditempati oleh gundiknya Mas Bayu itu.Saat memutuskan untuk minggat dari rumah, aku memilih untuk pulang ke rumah ora
Bab 25"Gilang, kenalin ini Mona, adiknya Mbak," ucap Kak Mila, ia mengenalkanku pada seorang lelaki."Hai, aku Gilang," sapanya ramah."Aku Mona."Kak Mila menjelaskan semuanya kepada lelaki yang bernama Galang itu, aku hanya duduk manis dan sesekali menjawab saat ditanya.Untunglah, lelaki yang bernama Gilang itu bersedia membantu. Ia mengajarkan padaku banyak hal, termasuk juga soal hukum. Dengan begitu, aku semakin berani untuk berhadapan dengan Mas Bayu dan gundiknya itu. Bahkan aku siap membawa mereka ke jalur hukum.Gilang bukan hanya sekadar pengacara saja, tapi ia juga sudah seperti sahaba