"Hussh vie. Ngeliatnya gitu banget" tegur kevin yang entah sejak kapan sudah berada di depanku.
Nih anak kapan munculnya sih ?
“Lagian ngomongin siapa sih ?, kepo gue” kata kevin.
Saat kevin akan membalikkan kepalanya, stevie lebih dulu menahannya.
“Apaan deh, gue kepo nih” kevin masih saja keras kepala
Dasar ini anak, kepo banget deh. Kayak cewek aja.
“Jangan. Bukan siapa-siapa kok” jawab stevie cepat
Kevin menatapnya dengan tatapan selidik.
“Ngeliatnya jangan gitu juga kali” cibir stevie.
Oh ya, kevin ini juga teman baru stevie. Sekelas dalam mata kuliah umum Akuntansi A. Jadi dia juga sekelas sama salsa.
"Duduk di depan aku aja, supaya enggak kelihatan” kata stevie“Maksudnya apa sih ?, aneh ni anak” kata kevin
“Ada alasannya. Lagian bantuin napa. Pelit banget” kata stevieKevin ini sepertinya asik diajak ngobrol.
"Aku tahu aku ganteng. Kalau mau ngelihat kegantengan aku bilang aja nggak usah malu gitu " jawab kevin enteng.
Cowok mah gitu. Percaya dirinya tinggi banget.
“Ihh, ganteng apaan, jijik iya” cibir stevie
“Jangan gitu dong” kata kevin
“Hehe maaf, becanda tadi.” Jelasku
“It’s okay. Lagian nggak perlu diakui aku juga sadar diri” kata kevin
“Sadar diri kenapa ?” tanya stevie
Jangan-jangan dia tersinggung
“Aku sadar aku ganteng. Jadi enggak usah dijelasin” jawabnya
Huffhh, kiraiin marah dia.
"Oke, sepertinya aku harus terbiasa" kataku
Tuh kan. Dibercandain aja dia nggak papa.
Asik nih kalau ketemu orang yang bisa diajak becanda.
"Pasti dong, kapan lagi coba disamperin cogan ?" tanya kevin.Sepertinya itu bukan pertanyaan, itu seperti pernyataan atau bisa dianggap pujian.
Dan stevie hanya menanggapinya dengan tertawa.
"Btw, ganteng juga itu cowok. Sejak masuk tadi ngeliatin lu mulu" kata kevin yang malah duduk disamping kiriku sehingga bisa melihat ke meja seberang juga.“Kan udah bilang disitu aja” kata stevie
“Ohh, kenal lo sama itu cowok. “ tebaknya
“Enggak kok, namanya aja enggak tauu” jawabku
“Awas, kalau enggak dendam berarti suka dia sama lo” ucap kevin.
Stevie memutar matanya malas.
“Lo kalau cogan number one emang” ledek stevie
“Seganteng itu lo anggurin ?, dasar cewek” ucap kevin lagi.
Stevie menatapnya kaget. Memangnya kenapa ?
"Dasar homo lu, tapi bentar. Mau pindah posisi duduk dulu" kataku lalu berpindah posisi agar membelakangi meja itu.“Tuh kan” kata kevin
“Apa ?” tanyaku bingung
Kevin menatapku dengan senyum mengejeknya.
“Udah jangan pindah-pindah lagi. Nanti dibilang cari muka lagi” kata stevie memberi penjelasan kepada kevin.
Mereka sedari tadi tidak bisa diam, apalagi tatapan cowok itu selalu saja mengarah pada mejanya.
"Tapi Bener kali ganteng. Lu aja yang enggak normal, di perhatiin cogan malah risih" ledek kevin“Enggak semua cewek suka kali sama cogan” kataku
Belum tahu aja kalau dia modus banget. Dan stevie sangat tidak suka dimodusi. Emang ini pelajaran matematika ada modusnya ?, sekalian aja sama mean median.
"Tatapannya itu loh vie, serasa membunuhku secara perlahan” kata nya“ Jangan gerak, mau berlindung gue" lanjut kevin.
Stevie menjitak kepalanya pelan
“lebay kan mulai” kata stevie
“Ishhh. Sakit kali” adu nya.
“Tapi beneran vie, dari tadi natap ke sini mulu. Mana mukanya kejam banget lagi”
Jika kevin saja merasa risih, apalagi stevie
“Lagian ngapain lu nengok kesana, udah dibilang jangan juga” kata stevie
“Katanya enggak usah pindah. Gimana sih” kata kevin
"Woi vin" teriak salsa yang baru saja datang membawa makanan kami.Dia berisik, walau tidak terlalu keras juga suaranya.
"nambah beban aja sih. Udah tahu nih tangan cuman dua. Pake acara nitip segala lagi" "Kaget loh mba, pelan-pelan bisa kan ?" tanya kevin“kaget lo telat” kata salsa
"Lagian gue enggak bisa pelan-pelan” balas salsa nggak kalah ketus "Udah sini duduk dulu" kata stevie seraya menarik salsa agar segera duduk. "Jangan berisik dong, gue belum mau ngeluarin jurus sekarang" canda stevie "Iya, bener tuh, lagian santai dong mba, kan saya cuman minta tolong" kata kevin "Minta tolong padahal bisa sendiri. Bagus" kata salsa "Iya-iya maap. Baru juga temenan pedasnya minta ampun" kata kevin "Bodo".Keesokan paginya, Ryan sudah bangun lebih dulu dibanding Yaya.“Tumben..” ucap Ryan saat melihat istrinya masih tertidur pulas.Biasanya, Yaya akan bangun lebih dulu dibanding Ryan. Tapi mengapa hari ini berbeda?Ryan berjalan mendekati Yaya, dan akan menciumnya. Namun..“Emm kak..” ucap yayaDia menjauhkan wajahnya dan itu membuat Ryan tidak bisa mencium istrinya.“Sayang. Kok gitu sih?” tanya Ryan“Jangan dekat-dekat aku.” Jawab YayaRyan menaruh tangannya di pinggang karena merasa aneh.“Kita ke dokter sekarang.” Kata Ryan“Nggak usah!” tolak yaya“Nggak ada penolakan.” Balas Ryan“Semalam aku disuruh tidur di sofa. Dan pagi ini, kamu nggak mau aku cium. Aku nggak tahan kalau jauh-jauh dari kamu sayang.” Jelas RyanYaya hanya tertawa mendengar itu. Walau begitu, dia tetap mengikuti perintah suami
Bukan hanya tentang siapa yang lebih dulu kau temui, karena segalanya bukan karena sudah waktunya, tapi karena memang dia orangnya.~Hari ini adalah hari pernikahan Yudha dan Ina.“Udah siap sayang ?, cepat udah ditelepon mama nih” itu teriakan ryan.“begini nih kalau udah dandan. Harus lama banget gitu” kata ryan pada sean yang berada di gendongannya.“Iya sayang, udah siap kok” jawab yaya.Dia berjalan menuruni tangga sembari memeriksa isi tasnya.“Sayang” tegur ryan“Apa aku terlihat cantik ?” tanya yaya“Apa kamu yakin ?” kata ryanAda apa lagi ini ?“Sayang, coba lihat. Apa itu mommy ?” tanya ryan pada sean“kenapa sih sayang ?” bingung yaya“Itu sangat cantik. Makanya aku bertanya apakah ini benar mommy-nya sean ?”Huffhh, yaya menghela napas lega. Untung saja gaunn
“Oh iya, pada belum makan kan ?, ke resto dulu yuk” ajak papa“Emm, yaya balik duluan aja yah pa, kasian Sean udah lapar sama ngantuk banget” kata yaya“Yaudah sayang. Kalian balik duluan aja” kata mama“maaf yah ma, pa” kata ryan“iya enggak papa” jawab papa“yaudah balik duluan aja, kasian cucu oma” kata tante sofieYaya mengangguk. Mereka segera memasuki mobil dan lainnya menuju ke restoran.“ayo sayang” ajak ryan. Saat dia ingin menyentuh yaya, yaya lebih dulu berjalan meninggalkannya.“Sean mau minum susu dulu” yaya mulai menyusui sean“Kok duduknya di belakang sih sayang ?” tanya ryan tidak sukaYaya menatap sekitar lalu menepuk jidatnya.“kok malah duduk di belakang yah, lagian udah terlanjur juga, kasian Sean udah nyusu” jawab yaya.Begini nih kebiasaan yaya kalau seda
Yaya memilih gaun dengan bentuk sebelah lengan, dan sebelahnya lagi kosong. Gaun kekinian yang tidak terlalu terbuka.Gaun itu tidak begitu saja dipilihnya, dia harus berdebat dengan ryan dulu tadi. karena merasa gaunnya terlalu terbuka.“Sayang” panggil ryan saat yaya sedang berada di depan cermin.Yaya sedang mencoba gaun tanpa lengan.“Kok gaunnya kebuka gini sih ?” tanya ryan menilai gaun yang sedang dikenakan yaya.Dia mengangkat-angkat gaun tersebut dan memberi penilaian layaknya juri fashion.“Ini itu kebuka banget. Udah punya anak juga.” Cibir ryanSalah, sepertinya dia bukan juri fashion. Tapi emak-emak tukang nyinyir. Entahlah apa sebutannya.“ini enggak kebuka sayang, tanpa lengan doang” kata yaya. Memang menurutnya dress ini aman-aman saja.“ganti sayang” perintah ryan“Tap-“Enggak ada penolakan” kata ryan final.
“Dek!” panggil ryan saat yaya sedang berada di dapur“Hmm ?” yaya hanya bergumam sebagai jawaban“Lagi ngapain ?” tanya ryanDia berjalan mengampiri yaya dan memeluk pinggang istrinya dari belakang.“Ngapain sih ?” kata ryan mengulangp ertanyaannya“Aku cuman lagi nyuci piring aja.” Jawab yaya“Nggak usah dicuci. Dikit gitu doang.” Kata ryanYaya meneruskan kegiatannya mencuci beberapa peralatan makan yang tersisa.“Sayang.” Panggil ryan“Iyaa ?” tanya yaya“Kita nggak usah fitting baju hari ini yah ? Aku lagi males banget.” Ujar ryan“Bohong. Bilang aja kalau kamu nggak mau pergi.” Balas yaya“Bukan gitu. Aku tahu kalau kamu kesana, mama pasti ngajak kamu kesana kemari. Aku kan maunya sama kamu sayang.” Jelas ryan“Tuh kan. Kita kan fittingnya nggak lam
“Kak!” panggil yayaDia sudah siap dengan pakaian rapinya saat ini.“Hmm ?” balas ryan“"Aku mau kerumah mama dulu. Mau bantuin mama ngurus acara pernikahan" ucap yaya pada ryan.Dia meminta izin agar suaminya itu bisa membiarkan dirinya pergi ke rumah mama.“Kok gitu sih sayang ?” tanya ryanYaya yang mendengar itu, hanya menaikkan sebelah alisnya bingung.“Maksudnya gimana ?” ujar yayaRyan yang sedang fokus dengan laptopnya, langsung meletakkan itu di meja."kok bahasanya gitu sih sayang ?" Ulang ryanApa yang terjadi dengan suaminya itu ?. Yaya masih merasa bingung saat mendengar itu."Memangnya ada yang salah ?" tanya yayaRyan mengangguk sebagai jawaban."Iyaa. Kayak aneh gitu" jawab ryanEntahlah. Padahal yaya merasa tidak ada yang aneh dengan ucapannya barusan. Kenapa suaminya malah bersikap seperti itu ?"Coba d