Share

Fantarna
Fantarna
Penulis: Nagia Z. A.

Origin

Agak sulit awalnya menceritakan lebih jelas dalam buku catatan tentang para Warnarish, penghuni tempat yang memiliki pulau melayang di planet mereka. Untungnya Danil dan Falfayria tidak keberatan menjelaskan dan menceritakan kembali petualangan mereka. Cerita ini adalah salah satu dari petualangan mereka, dan ada juga teman-teman mereka, para Warnarish maupun Manusia. Banyak cerita menarik tentang mereka semua. Tapi kisah yang satu ini cocok untuk memulai kisah luar biasa mereka yang lainnya.

Pernakah kau berpikir warna-warna bisa jadi...Hidup?

Bagaimana mereka punya tempat tinggal di luar galaksi ini.

Di planet nan jauh di galaksi lain.

Mereka punya flora dan fauna yang berbeda.

Dan orang-orang yang tinggal disana berbeda dari kita.

Mungkin kau tak tahu, mungkin kau pikir mereka tak ada.

Apakah kau berpikir mereka hidup dengan damai atau memperebutkan wilayah kekuasaan?

Bagaimana jika mereka sampai ke Bumi?

Bagaimana jika mereka mencari sesuatu di Bumi?

Sang Maha Pencipta menciptakan seluruh alam dengan indah dan sempurna.  Ia menghidupkan yang mati dan membuat mereka kembali kepadanya. Manusia yang diciptakan oleh tanah, Para malaikat yang diciptakan oleh cahaya, Jin yang diciptakan oleh api, dan masih banyak lagi. Asalnya semua itu tidaklah hidup. Tapi Sang Maha Pencipta membuat itu semua hidup.

Tapi cerita kali ini sedikit berbeda. Kisah kali ini menceritakan tentang Planet Warnas yang ada di luar sana. Mungkin kalian pikir mereka tidak ada. Tapi cerita ini berkata  lain. Siapa tahu yang ada di luar sana, tapi Sang Maha Pencipta tahu segalanya.

Di suatu galaksi, terdapat sebuah planet yang sangat unik tapi juga aneh. Mereka hidup di pulau yang melayang. Tapi bukan itu saja. Mereka punya ciri khas, setiap pulau diisi satu warna dan ditinggali makhluk-makhluk yang sesuai dengan warna mereka.

Ya, mereka hanya menempati pulau satu warna. Pulau-pulau itu sangat berjauhan, tapi ke-enam matahari dan juga ke-enam bulan atau satelit planet itu mengitari pulau itu, jadi perhitungan  astronomi seperti hari,bulan dan tahun masih sama, hanya saja perbedaan menit di setiap pulau. Dan di planet itu ada 12 pulau warna. Warna-warna itu adalah Abu-abu, Biru, Coklat, Hijau, Hitam, Jingga, Kuning, Merah, Nila, Pink(Merah muda), Putih,dan Ungu.

Setiap warna mempunyai sifat yang berbeda, dan ada yang bilang mereka punya kekuatan, seperti elementalis atau pengendali elemen, dan juga—sihir. Mereka juga punya binatang dan tanaman yang berbeda, berbeda disini adalah warna, bentuk dan sifatnya. Warnarish, itulah penduduk di planet itu, kalau di Bumi mereka seperti manusia. Mereka hidup sangat damai dan sederhana, mereka kadang-kandang polos, dan kemampuan mereka berpikir dan berimajinasi, manusia masih bisa melampaui mereka. Mereka tidak pernah berperang dengan warna-warna yang berbeda dari mereka.

Dan jika kau berpikir kalau mereka pergi ke pulau dengan pesawat terbang atau roket, kau salah besar. Setiap pulau warna mempunyai portal kristal ajaib yang membuat mereka pergi ke warna yang lain, dan portal itu juga mengubah warna mereka, misalkan Warnarish ungu ingin pergi ke pulau nila, maka penampilannya langsung berubah. Dari rambut sampai sepatu mereka berubah sesuai pulau yang mereka tempati. Meskipun biasanya di cerita atau film fiksi ilmiah para makhluk asing atau biasa disebut alien mempunyai rupa yang sangat menyeramkan dan selalu ingin membunuh, atau ingin merebut atau menghancurkan planet yang ingin dikuasainya.

Tapi di planet Warnas berbeda. Mereka seperti yang biasa disebut peri, tapi mereka tidak bersayap. Rambut, mata, kuku, dan ujung telinga kerlap-kerlip mereka sesuai dengan warna mereka masing-masing. Dan jika mereka emosi kadang-kadang kulit mereka berubah warna sesuai warnanya, karena kulit warna aslinya seperti manusia, hanya kadang-kadang agak pucat. Kuku mereka berwarna pekat dan lumayan runcing meskipun bentuknya mirip dengan manusia. Pupil mata mereka hitam, dan kadang-kadang, 6 bulatan cahaya di kedua mata mereka menyala seperti bayangan lampu dikaca. Cahaya itu berwarna terang sesuai warna para Warnarish. Dan lucunya, setiap benda yang mereka sentuh akan berubah warna sesuai pulaunya. Mereka mempunyai hidung yang kecil yang kadang-kadang berkedut-kedut, terutama yang perempuan atau mereka menyebutnya Warnia, dan kalau pria mereka menyebutnya Warnos. Para Warnarish sangat menyukai alam, mereka semua suka dan selalu menjaga flora dan faunannya. Mereka selalu menjaga alam mereka dengan sangat baik, udara segar terhirup dimanapun kau pergi. Cakrawala mereka juga sangat indah terutama pada malam hari. Saat siang hari ke-enam matahari berputar seperti segi enam, awan sesuai warna pulau dan kadang-kadang disana terlihan putaran angin bebatuan.

Dan dimalam hari, bintang-bintang berdenyar di langit, dan bulanya terlihat juga berbaris seperti segi enam, mereka mengelompokkan kalau enam bulan dan matahari itu adalah warna gelap dan terang. Meskipun awalnya mereka tidak terlalu suka, tapi akhirnya mereka menerima itu. Konon, dulu Warnarish di pulau hitam dan putih selalu tidak akur. Tapi sekarang tidak lagi. Semua Warnarish di pulau mereka masing-masing hidup dengan damai dan tentram, meskipun beberapa bermimpi mereka bisa hidup bersama-sama dan tidak terpisah seperti ini. Mereka juga keyakinan tersendiri berbeda dengan manusia. Mungkin kau berpikir mereka mempunyai banyak dewa-dewa atau roh-roh yang mereka puja dan sembah, ataupun jika mereka menjumpai benda asing yang menyelamatkan mereka. Tapi mereka berbeda, mereka hanya menyambah Sang Maha Pencipta. Dan itu membuat mereka bahagia selamanya, sampai suatu hari ....

Warna-warni di planet itu begitu cerah dan indah, meskipun warna hitam mereka begitu cantik. Ada makhluk lain yang begitu aneh, dan bisa dibilang buruk. Ada beberapa Warnarish bilang mereka makhluk asing dari planet lain, atau warna-warna yang kusam dan tidak tercampur dengan baik. Mereka mungkin berpikir kalau semua makhluk diciptakan dari warna. Dan makhluk-makkluk itu bukan berasal dari warna. Mereka disambut dengan baik, dan mereka membolehkan makhluk itu tinggal di planet mereka. Tapi mereka tidak tahu kalau mereka itu benar-benar—jahat. Jika kau manusia kau akan menyembut mereka iblis, mungkin hampir sama, tapi mereka lebih menggangu lagi. Mereka bukan makhluk gaib seperti mereka, tapi sifat mereka sama-sama jahat, dan mereka umurnya lebih lama dari para Warnarish, jadi makhluk-makhluk ini seperti makhluk abadi. Para Warnarish menyebut mereka Waemon.

Awalnya mereka berpikir makhluk-makhluk itu tersesat dan terbuang di sana, terutama ke Pulau Ungu. Dan para Warnarish tidak curiga kepada mereka. Kerennya lagi, mereka bisa berkomunikasi satu sama lain. Beberapa waktu berlalu, mereka tahu kalau mereka punya sistem penerjemah ajaib di tubuh mereka. Meskipun ada yang agak ragu tentang hal ini. Dan di setiap pulau punya pemimpin masing-masing, seperti raja dan ratu atau perdana menteri, juga presiden, tapi yang paling umum raja dan ratu. Para pemimpin dan keluarganya tinggal di sebuah menara dan rakyatnya tinggal disebuah yang biasa kita sebut desa. Dan jika mau para Waemon tinggal diantara mereka. Para Waemon punya karakteristik yang agak berbeda dari Warnarish, mereka seperti kurcaci dan troll, warna kulit mereka lebih pucat dan kusam, dan mereka juga banyak cemong di sekujur badannya. Dan sebenarnya mereka dipimpin oleh raja dan selir jahat yang bisa menggunakan kekuatan, terutama kekuatan sihir jahat. Mereka juga diam-diam meneliti beberapa planet dari galaksi lain, dan sejauh ini galaksi yang mereka teliti adalah galaksi Bima Sakti. Dan ada planet disana yang warnanya tercampur dengan baik, dan mereka juga berpikir makhluk disana lebih pintar dari planet ini.

Sebelum itu karena mereka terjebak di dimensi antar ruang dan waktu yang menyebabkan mereka terpental dan harus tinggal di planet Warnas. Mereka berencana untuk menaklukan planet Warnas dan menguasai setiap pulaunya. Mereka juga iri karena penampilan mereka dan sifat mereka yang sepertinya tidak pernah sedih. Di sisi lain, para Warnarish mempelajari kristal portal itu, dan menemukan hal-hal lain yang membuat mereka lebih berpengetahuan. Mereka juga memperoleh buku—seperti kitab tentang masa depan, yang mereka belum mengerti, tapi ada tanda-tanda di planet mereka yang mereka temukan, dan beberapa peneliti dan penerawang ikut serta dalam hal ini. Mereka juga mengetahui tentang planet yang diteliti oleh Waemon, mereka menyebutnya Bumi.

Dan mulai saat itu para Waemon memulai rencana jahatnya. Pertama mereka mengambil batu kristal dari portal kristal disetiap pulau warna. Mereka lalu menimpanya menjadi jimat, berbentuk lingkaran. Pola kristalnya seperti roda, berputar dari ujung, ke ujungnya—dan mereka berhasil, menyatukan warna disebuah jimat. Raja dan selir menunjukkan diri mereka ke negeri ungu, mereka tekesan. Dengan cara ini, Raja Waemon ingin mereka jadi pemimpin mereka, ia juga pergi ke setiap pulau warna. Tapi setiap warga di pulau menolaknya. Ia jadi agak marah, banyak Warnarish yang masih ragu akan hal ini. Tapi ia mencobanya saja, dengan kekuatan sihirnya ia mencoba menyatukan warna-warna. Tapi, itu tidak berhasil. Malahan jadi lebih—buruk. Mereka merusak portal kristal para warna, dan pulau-pulau melayang itu tidak bisa melihat warna-warna lain dari kejauhan karena kabut dan debu bebatuan dari setiap warna menyelubungi setiap pulau, dan mereka sepertinya dilindungi pelindung ajaib membuat mereka terjebak selamanya di pulau itu.

Raja dari Negeri Ungu sangat marah dengan hal ini. Ia menyuruh penjaga istana untuk mengurung  Raja dan selirnya, ia juga mengusir  para Waemon. Jauh dari mereka semua, ketempat yang kusam seperti bekas kebakaran atau gunung meletus. Tempat mereka akhirnya tinggal. Dan bukan kristal portal ungu saja yang rusak, kristal portal lain pun rusak, sekarang mereka tidak bisa melihat warna-warna yang lain.

Waktu pun berlalu, mereka tinggal di Negeri satu warna, kadang-kadang mereka berperang melawan para Waemon, terutama negeri ungu. Di pulau warna-warna lain para Waemon juga tidak disukai lagi, mereka suka menggangu dan merusak barang-barang dan bangunan disana. Mereka tinggal di daerah yang jauh dari warna-warna yang indah, tempat kerusakan keseimbangan warna yang disebabkan oleh Raja Waemon—Raja Syayt, dan selirnya yang juga jahat, Murghoana. Dan makhluk-makhluk yang mereka pimpin menjadi anak buah mereka sangatlah menyeramkan dan jelek. Ada yang berbadan batu, kecil seperti kurcaci, beberapa penyihir, tuyul, dan beberapa monster yang tidak disukai para Warnarish.

Tapi ada rumor yang berkata; ada kristal portal lain yang bisa membawa pergi ke planet lain. Ada putri yang berhasil ke planet itu, tapi ia harus kembali ke negeri ungu karena kerajaan masih membutuhkannya. Dan bagaimana dengan Jimat Warna yang dibuat Waemon? Ada putri pemberani (atau nekat) yang pergi ke planet itu, untuk membawa jimat itu kembali dari planet yang dijumpai neneknya. Ia terus mencarinya, dan tiada yang tahu apa yang dilakukanya.

Masih banyak hal lagi yang harus dijabarkan....

Masih banyak misteri yang belum terungkap....

Masih banyak keburukan Waemon yang akan terungkap....

Masih banyak yang harus ditemukan oleh para Warnarish....

Masih banyak pelajaran dan pengalaman yang harus diambil oleh putri ungu planet Warnas....

Dan dari sinilah petualanganya dimulai....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status