Share

Bab 19

Aku muak mendengar Syakila bicara, jadi lebih baik aku matikan saja sambungan teleponnya. Daripada kesehatanku yang jadi imbasnya. Ya, aku harus mengingat kembali kesehatan yang sudah hampir pulih ini.

Kuletakkan ponsel milik papaku kembali, lalu berbaring ke arah kanan. Kemudian, Papa datang bersama Haris.

"Papa," sapaku setelah melihat papa melangkah.

"Laki-laki itu masih beruntung diberikan kesempatan untuk bicara. Seharusnya Tuhan azab saja dia!" Papa nampak kesal saat baru saja datang.

"Mungkin kasihan Pah, Syakila pun berniat meninggalkannya," jawabku.

"Biar tahu rasa Danu itu. Biar melek mata, salah sendiri menipu wanita demi perempuan brengsek kayak Syakila. Coba setelah ini dia sadar nggak!" Papa semakin emosi ketika membicarakan Syakila dan Mas Danu.

"Pak, sabar. Jangan emosi ya," pesan Haris menasehati.

Papa terlihat menghela napas kasar, ia berdecak kesal juga sambil mengambil kursi dan mendudukinya.

"Kata Rasul memang gitu, Pah. Jika kita marah, maka duduklah untuk mered
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Imanuel Nuel
lanjutkan ceritanya bos
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status